Kurangnya Minat Baca Siswa Siswi SD Sebagai Perlombaan

74 Pelaksanaan kegiatan lomba pada tanggal 20 Agustus 2016 dilaksanakan di ruang kelas 5 SDN Abangsongan pukul 9.00 WITA. Tabel 3.19 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No. Tanggal Waktu Kegiatan 1 25 Juli 2016 9.00-11.00 Sosialisasi kegiatan lomba baca puisi ke SDN Abangsongan 2 30 Juli 2016 10.00-12.00 Sosialisasi lomba puisi dan pemberian contoh teks puisi pada murid SDN Abangsongan 3 6 Agustus 2016 9.30-11.30 Mendata nama-nama murid SDN Abangsongan kelas 5 dan 6 sebagai peserta lomba 4 10 Agustus 2016 10.00-13.00 Menyiapkan hadiah lomba 5 19 Agustus 2016 9.00- 12.00 Rapat teknis pelaksanaan lomba di SDN Abangsongan 6 20 Agustus 2016 9.00-12.00 Pelaksanaan kegiatan 7 21 Agustus 2016 12.00-17.00 Mendesain piagam untuk pemenang 8 25 Agustus 2016 14.00-18.00 Penyerahan hadiah pada pemenang lomba 9 22 agustus 2016 19.00-21.00 Pembuatan laporan pertanggungjawaban  Hasil Kegiatan Hasil kegiatan lomba membaca puisi untuk siswa – siswi SD di desa Abangsongan terangkum dalam tabel berikut. 75 Tabel 3.20 Hasil Kegiatan Sasaran Murid SDN Abangsongan kelas 5 dan 6 Pihak Terlibat Kepala Sekolah, Guru, Siswa-siswi, Mahasiswa KKN Hasil Dari 34 siswa yang terdaftar 23 siswa mengikuti perlombaan Deskripsi Kegiatan Program dilaksanakan untuk meningkatkan minat baca siswa-siswi SD di Desa Abangsongan.  Kendala Kegiatan Dalam melaksanakan kegiatan ini kendala yang dihadapi adalah keberanian beberapa siswa yang kurang sehingga kegiatan yang diselenggarakan memakan waktu yang lebih banyak dari waktu estimasi.

11. Pemberian Vaksin dan Eliminasi Anjing Rabies

 Pelaksanaan Kegiatan Seperti yang kita ketahui bersama masyarakat Bali memiliki suatu kebiasaan memelihara anjing ataupun kucing, yang sebenarnya memiliki suatu resiko yang cukup fatal bagi kehidupan terutama dalam bidang kesehatan yakni berkaitan dengan penularan penyakit Rabies. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Bali, kasus Rabies di bali memang telah mengalami penurunan. Berdasarkan data yang ada, sepanjang 2011, di mana jumlah korban meninggal sebanyak 26 orang, turun drastis sejak tahun 2010 sebanyak 83 orang. Angka itu setidaknya sudah kembali seperti saat dua tahun pertama Rabies menyerang Bali, di mana korban meninggal pada 2009 76 sebanyak 22 orang dan tahun 2008 hanya 4 orang. Begitu juga angka gigitan anjing, telah menurun pada 2011 sebanyak 50.628 kasus dibandingkan tahun 2010 mencapai 67.021 kasus. Sementara tahun 2009, tercatat 21.806 kasus gigitan. Sutedja mengakui masih banyak korban gigitan anjing yang belum memperoleh vaksin. Pada 2011 dari 50.628 warga yang digigit anjing, hanya 47.827 yang mendapat VAR. Sementara tahun 2010, tercatat 9.586 dari 67.021 warga digigit anjing tidak memperoleh vaksin dan pada 2009 ada 3.181 warga yang tidak mendapat vaksin dari 21.806 orang yang digigit anjing. Hasil pemantauan petugas lapangan, menunjukkan saat ini tinggal empat desa yang masih masuk dalam kategori desa penularan Rabies di Bali, terdiri atas 2 desa di Jembrana, 1 desa di Bangli,dan 1 desa lagi di Kabupaten Klungkung. Padahal hingga akhir November 2011, kasus Rabies masih menyebar di 239 desa dari 722 desa yang ada di Bali. Meskipun angka KLB Rabies sudah mengalami penurunan, namun kita sebagai masyarakat harus tetap waspada untuk mencegah maupun menangani kasus Rabies. Untuk mengantisipsi penyakit rabies maka perlu diadakannya vaksinasi Rabies, untuk menurunkan resiko adanya penularan penyakit rabies. Di Desa Abangsongan, rata-rata masyarakat memelihara anjing di rumahnya, serta banyak anjing yang berkeliaran di jalan-jalan Desa Abangsongan. Dari hal-hal tersebut maka dilakukan program vaksinasi rabies yang diadakan pada hari Jumat, 19 Agustus 2016. Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Darat Kabupaten Bangli. Mengingat jarak antara rumah-rumah dan banjar yang cukup jauh, maka kegiatan pemberian vaksin ditargetkan pada rumah-rumah warga yang memelihara anjing sepanjang jalan utama Desa Abangsongan.