4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik.
5. Meningkatkan kesadaran akan uang publik public costs awareness sebagai
akar pelaksanaan akuntabilitas publik Mardiasmo 2009: 7. Dari berbagai manfaat yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa penerapan value for money dalam pengukuran kinerja organisasi sektor publik sangat membantu suatu instansi pemerintah agar dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat dengan tepat dan sesuai sasaran sehingga terciptanya mutu pelayanan yang baik dengan penggunaan sumber daya yang
ekonomis dan efisien.
4. Langkah-langkah Pengukuran Value for Money
1. Pengukuran Ekonomi
Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang digunakan. Ekonomi merupakan ukuran relatif. Pertanyaan yang diajukan berkaitan
dengan pengukuran ekonomi adalah: a
Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh organisasi
b Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang
sejenis yang dapat diperbandingkan? c
Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara optimal? Mardiasmo 2009: 133
Mardiasmo 2009: 4 menyebutkan bahwa ekonomi merupakan perbandingan antara input dengan input value. Input dalam hal ini adalah
target anggaran, sedangkan input value adalah realisasi anggaran. Indra Bastian 2006: 280 mencontohkan biaya pembangunan rumah sakit dapat
dikatakan ekonomis jika biaya yang digunakan dalam pembangunan lebih rendah dari yang sesungguhnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu kinerja
dikatakan ekonomis apabila realisasi anggaran lebih kecil daripada target anggaran dan dapat mencapai output sesuai dengan yang ditetapkan.
Dari penjelasan tersebut, secara matematis pengukuran ekonomi dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:
Ekonomi=
x
100
2. Pengukuran Efisiensi
Efisiensi dapat diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar rasio tersebut maka semakin efisien suatu organisasi Indra Bastian
2006: 280. Mardiasmo 2009: 133 merumuskan efisiensi sebagai berikut:
Keterangan: Output : keluaran yang dicapai dari suatu kegiatanprogram
Input : segala sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan suat kegiatan atau program
Pengukuran efisiensi tidak bersifat absolut tetapi bersifat relatif. Karena efisiensi diukur dengan membandingkan keluaran dan masukan, maka
perbaikan efisiensi dapat dilakukan dengan: a
Meningkatkan output pada tingkat input yang sama. b
Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi peningkatan input.
c Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
d Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
penurunan output Mardiasmo 2009: 134. 3.
Pengukuran Efektivitas Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Efektivitas tidak menyatakan tentang seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Suatu organisasi sektor publik
dapat dikatakan efektif apabila organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan Mardiasmo, 2009: 134. Jadi secara matematis, efektivitas
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Efektivitas
x
100 Semakin tinggi nilai rasio efektivitas, maka suatu kegiatanprogram dikatakan
lebih efektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Pengukuran Outcome
Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output hanya mengukur
hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan outcome mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan Smith, 1996.
Pengukuran outcome memiliki dua peran, yaitu peran retrospektif dan prospektif. Peran retrospektif terkait dengan penilaian kinerja masa lalu,
sedangkan peran prospektif terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang.
C. Standar Pelayanan Minimal SPM