Analisis value for money dalam pengukuran kinerja pada Dinas Pertanian Perkebunan Dan Kehutanan Kabupaten Banyumas periode tahun 2014 2016

(1)

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA PADA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN BANYUMAS Periode tahun 2014-2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gerlar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Laurensia Koen Indriaswari NIM : 132114025

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA PADA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN BANYUMAS Periode tahun 2014-2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gerlar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Laurensia Koen Indriaswari NIM : 132114025

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

Motto dan Persembahan

“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; Terjadilah padaku

seturut kehendak-Mu”

(Lukas 1:38)

“Do the best and pray. God will take care of the rest” “Dan apa saja yang kamu minta dengan penuh kepercayaan,

kamu akan menerimanya” (Matius 22:21)

Skripsi ini saya persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas kasih yang melimpah dan hidup ini, Bapakku Matheus Kuncono yang sudah dipanggil Tuhan dan Ibuku Elisabeth Sri Indrijati yang selalu memberikan dukungan dan doa tiada henti, Kakakku Fransisca serta adik-adikku Paskalis dan Petrus.


(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA

PADA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANYUMAS

Periode tahun 2014-2016

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 15 Juni 2017 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Laurensia Koen Indriaswari

Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 132114025

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Santa Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA PADA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN BANYUMAS Periode tahun 2014-2016

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan seharusnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2017 Yang Menyatakan


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulisan mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Selaku Rektor Univesitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis. 2. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak selaku Dosen Pembimbing yang

selalu memberikan arahan, dukungan, serta masukkannya kepada penulis. 3. Dosen Penguji yang memberikan arahan dan masukkan kepada penulis. 4. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi yang memberikan ilmu kepada

penulis selama kuliah.

5. Ir.Tjutjun Sunarti Rochidie, M.Si selaku Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian.

6. Ir.Udiarto, MT selaku Kepala Bagian Bina Program yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data penelitian.

7. Bapakku Matheus Kuncono dan Ibuku Elisabeth Sri Indrijati tercinta, terimakasih atas segala cinta dan doa yang selalu kalian berikan untukku, terimakasih atas dukungan dan semangat yang tiada henti.

8. Untuk kakakku Fransisca Ayu Krisnasari , adikku Paskalis Indriato Kuncono dan Petrus Krisologus Surya Kuncono yang aku sayangi, terimakasih untuk semangat yang selalu diberikan.

9. Untuk teman-temanku Tata, Filli, Voni, Linda, Dhita, Yovita, Feli, Mba Tira, dan Bella terimakasih atas doa dan selalu memberikan semangat serta dukungan yang diberikan.


(9)

viii

11.Teman-teman satu perjuangan MPAT Pak Anto yang memberikan semangat serta masukan bagi penulis.

12.Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Yogyakarta, 31 Juli 2017


(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRAC ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Kinerja ... 7

1. Pengertian Kinerja ... 7

2. Indikator Kinerja ... 8

3. Syarat-syarat Indikator Kinerja ... 9

4. Pengertian Pengukuran Kinerja... 11

5. Tujuan Pengukuran Kinerja ... 11

6. Manfaat Pengukuran Kinerja ... 13

B. Value for Money ... 14


(11)

x

2. Indikator Value for Money ... 15

3. Manfaat Value for Money... 16

C. Value for Money dalam Pengukuran Kinerja ... 17

D. Standar Pelayanan Minimal ... 21

E. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban ... 23

F. Penelitian Terdahulu ... 25

G. Kerangka Berfikir... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 31

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

D. Sumber Data ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Teknik Analisa Data ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 37

A. Visi Misi Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan ... 37

B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan ... 38

C. Strategi dan Kebijakan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan ... 41

D. Struktur Organisasi ... 50

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Data ... 51

B. Analisis Data ... 52

C. Pembahasan ... 94

BAB VI KESIMPULAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Keterbatasan Penelitian ... 97

C. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

LAMPIRAN ... 100

Lampiran 1 Izin Penelitian ... 100

Lampiran 2 LKPJ Tahun 2014 ... 102

Lampiran 3 LKPJ Tahun 2015 ... 112


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran ... 37

Tabel 2 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan ... 43

Tabel 3 Perhitungan Ekonomi tahun 2014 ... 50

Tabel 4 Perhitungan Ekonomi tahun 2015 ... 54

Tabel 5 Perhitungan Ekonomi tahun 2016 ... 58

Tabel 6 Perhitungan Efisiensi tahun 2014 ... 64

Tabel 7 Perhitungan Efisiensi tahun 2015 ... 68

Tabel 8 Perhitungan Efisiensi tahun 2016 ... 72

Tabel 9 Perhitungan Efektivitas tahun 2014 ... 78

Tabel 10 Perhitungan Efektivitas tahun 2015 ... 82


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Value for money ... 28 Gambar 2 Struktur Organisasi ... 47


(14)

xiii ABSTRAK

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA PADA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN BANYUMAS Periode tahun 2014-2016

Laurensia Koen Indriaswari NIM: 132114025 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 yang diukur dengan menggunakan metode value for money.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa dokumentasi dan wawancara. Dalam penelitian ini, pengukuran nilai ekonomi membandingkan realisasi dana yang digunakan dengan dana yang dianggarkan. Nilai efisiensi menggunakan perbandingan output dan

input dari data Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas, sedangkan nilai efektivitas dihitung berdasarkan perbandingan outcome dan output dimana nilai outcome

adalah dampak yang ditimbulkan atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas dari seluruh kegiatan pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 menunjukan kinerja yang cukup ekonomis, kurang efisien, dan kurang efektif.


(15)

xiv ABSTRACT

AN ANALYS VALUE FOR MONEY IN PERFORMANCE MEASUREMENT IN THE DEPARTEMENT OF AGRICULTURE

ESTATE CROPS AND FORESTRY REGENCY OF BANYUMAS Period year 2014-2016

Laurensia Koen Indriaswari NIM: 132114025 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

The aim of this research is to assess the performance of the Departement of Agriculture Estate Crops and Forestry Regency of Banyumas from 2014 to 2016 using value for money method.

The type of this research is a case study in the Departement of Agriculture Estate Crops and Forestry Regency of Banyumas. This study obtaines the data by documentation and interview. In this research, researcher compares the realization of budget with the budget to measuring economic value. The efficiency value is measured by comparing the output and the input obtained from Public Accountability Report on Budget (Indonesian term “LKPJ”), while the value effectiveness is measured by comparing outcomes and outputs. The value of the outcomes is the activities that have been implemented.

The result of this study indicated that the performance of Departement of Agriculture Estate Crops and Forestry of Banyumas for all activities from 2014 to 2016 was reasonably economic, less efficient and less effective.


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kini kinerja instansi pemerintah menjadi sorotan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik. Masyarakat sering menilai instansi pemerintah sebagai sarang inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi. Citra buruk yang masih melekat pada sebagian besar pelayanan publik di Indonesia salah satunya disebabkan masih kurangnya professionalisme petugas pada instansi pemerintah dalam memberikan pelayanan. Kenyataan ini menyadarkan akan pentingnya perhatian khususnya pada peran petugas langsung dalam pelayanan publik. Masyarakat yang semakin cerdas dan kritis juga menuntut dilakukannya transparansi dan akuntabilitas publik oleh instansi pemerintah. Dengan adanya tuntutan untuk transparansi dan melakukan akuntabilitas publik maka instansi pemerintah perlu melakukan pengukuran kinerja.

Pengukuran kinerja sangat diperlukan untuk menilai akuntabilitas organisasi dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik dan tepat sasaran. Adapun pengukuran kinerja instansi pemerintah merupakan alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas dalam rangka menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran


(17)

kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap instansi pemerintah mengenai kegiatan atau program yang telah dilaksanakan berdasarkan tolok ukur yang telah dibuat (standar minimum pelayanan publik) atau berdasarkan basis regular dan pelayanan publik dalam rangka meningkatkan akuntabilitas publik. Pengukuran kinerjapada instansi pemerintah dilakukan untuk memenuhi tiga maksud. Pertama, untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberian pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan membantu dalam pembuatan atau pengambilan keputusan. Ketiga, untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

Tuntutan akan kualitas dan profesionalisme pada instansi pemerintah dapat dinilai dengan menggunakan konsep value for money dalam menjalankan aktivitasnya. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi

output yang dihasilkan saja, tetapi secara terintegrasi harus mempertimbangkan input,output, dan outcome secara bersama-sama. Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang berdasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Ekonomi berarti pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Efisien berarti pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu, sedangkan efektivitas berarti tingkat pencapaian hasil


(18)

program dengan target yang ditetapan. Prinsip value for money dalam rangka pengukuran kinerja dipengaruhi oleh kemampuan pemerintah daerah dalam melaksanakan mekanisme manajemen pemerintahannya yang bertumpu pada perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang baik.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Demi (2014), Nindy (2014), dan Niken (2014) menunjukan bahwa kinerja keuangan memenuhi kriteria ekonomi, efisien dan efektivitas yang baik. Namun, menurut Tri (2011) dan Sutrimin (2013) menunjukan kinerja keuangan memenuhi kriteria efisien, efektivitas namun tidak ekonomis.

Dengan memperhatikan kinerja instansi pemerintah yang kian menjadi sorotan, maka penulis tertarik untuk mengemukakan masalah dalam menganalisis kinerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 dengan menggunakan metode Value for money. Semua masalah inilah yang menjadi latar belakang penulisan skripsi, sehingga penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Value for Money dalam Pengukuran Kinerja pada Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas pada tahun 2014 sampai dengan 2016.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan bagaimana value for money dalam pengukuran kinerja pada Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas pada tahun 2014 sampai dengan 2016?


(19)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan adanya penelitian ini adalah mengetahui kinerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas dengan menggunakan pendekatan value for money.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan acuan pustaka atau bahan acuan, sehingga dapat memberikan masukan-masukan bagi pihak-pihak yang berminat untuk mendalami topik yang sama.

2. Bagi Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sekaligus umpan balik mengenai pengukuran kinerja kepada Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas sehingga dalam melaksanakan program atau kegiatan di masa depan dapat berjalan secara ekonomis, efisien, dan efektif.

3. Bagi penulis

Hasil penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan menjadi wahana dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari khususnya mengenai akuntansi sektor publik.


(20)

E.

Sistematika Penulisan

Dalam penelitan ini terdapat enam bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini, seperti kajian pustaka, kerangka pemikiran serta teori-teori dan pemikiran ahli yang mendukung pembahasan masalah dalam penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan secara singkat mengenai metode penelitian, jenis dan sumber data, metode analisis, dan sistematika pembahasan. Bab IV : Gambaran umum

Bab ini menguraikan secara singkat mengenai objek penelitian dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupeten Banyumas.

BAB V : Pembahasan

Bab ini membahas mengenai analisis perhitungan hasil kuisioner atas kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas berdasarkan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dengan


(21)

pendekatan Value For Money, serta menganalisis serta deskriptif hasil dari perhitungan rasio keuangannya tersebut.

Bab VI : Penutup

Bab ini menggambarkan tentang kesimpulan atas pembahasan masalah serta saran-saran yang diberikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas berdasarkan hasil penelitian.


(22)

7 BAB II

LANDASAN TEORI A.Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu (Bastian, 2006: 274).

Menurut Mahsun (2006: 25), kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam

strategic planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa hanya diketahui jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan program dalam mewujudkan visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi.


(23)

2. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitaif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan (BPKP 2000 dalam Mahsun, 2006: 71). Sementara Lohman (dalam Mahsun 2006: 71), indikator kinerja (performance indicator)

adalah suatu variable yang digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitaif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan organisasi. Sehingga jelas bahwa indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu.

Menurut Bastian (2006: 267), indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat

(benefit), dan dampak (impacts).

a. Indikator masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan.

b. Indikator keluaran (outputs) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan/atau nonfisik. Indikator keluaran digunakan untuk mengukur keluaran yang


(24)

dihasilkan dari suatu kegiatan. Dengan membandingkan keluaran, suatu organisasi dapat menganalisis ketercapaian kegiatan terlaksana sesuai rencana.

c. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Pegukuran indikator outcome seringkali rancu dengan indikator

output. Indikator outcome lebih utama dari sekedar output. Meskipun kegiatan telah dicapai dengan baik, namun belum tentu outcome

kegiatan telah dicapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak. Dengan indikator outcome, suatu organisasi dapat mengetahui hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunakaan yang besar bagi penggunanya.

d. Indikator manfaat (benefits) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator manfaat menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil.

e. Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif terhadap setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

3. Syarat- syarat Indikator Kinerja

Indikator kinerja dapat berbeda untuk setiap organisasi, namun ada persyaratan umum untuk terwujudnya suatu indikator yang ideal. Menurut


(25)

Palmer (dalam Mahsun 2006: 74), syarat-syarat indikator kinerja yang ideal harus mencakup sebagai berikut:

1) Consitency. Berbagai definisi yang digunakan untuk merumuskan indikator kinerja harus konsisten, baik antara periode waktu maupun antar unit-unit organisasi.

2) Comparibility. Indikator kinerja harus mempunyai daya banding secara layak.

3) Clarity. Indikator kinerja harus sederhana, didefinisikan secara jelas dan mudah dipahami.

4) Controllability. Pengukuran kinerja terhadap seorang manajer publik harus berdasarkan pada area yang dapat dikendalikan.

5) Contingency. Perumusan indikator kinerja bukan variabel yang independen dari lingkungan internal dan eksternal. Struktur organisasi, gaya manajemen, ketidakpastian dan kompleksitas lingkungan.

6) Comprehensiveness. Indikator kinerja harus merefleksikan semua aspek perilaku yang cukup penting untuk pembuatan keputusan manajerial.

7) Boundedness. Indikator kinerja harus difokuskan pada faktor-faktor utama yang merupakan keberhasilan organisasi.

8) Relevance. Berbagai penerapan membutuhkan indikator spesifik sehingga relevan untuk kondisi dan kebutuhan tertentu.


(26)

9) Feasibility. Target-target yang digunakan sebagai dasar perumusan indikator kinerja harus merupakan harapan yang realistik dan dapat dicapai.

4. Pengertian Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan (Robert dalam Mahsun, 2006: 25)

Sementara menurut Lohman (dalam Mahsun 2006: 25), pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi.

Whittaker (BPKP 2000 dalam Mahsun 2006: 25) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat atau menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.


(27)

5. Tujuan Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja bertujuan untuk menilai sukses atau tidaknya suatu organisasi, program, atau kegiatan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk menilai tingkat besarnya penyimpangan antara kinerja aktual dan kinerja yang diharapkan. Hal yang mendasari pentingnya pengukuran kinerja sektor publik terkait dengan tanggung jawabnya dalam memenuhi akuntabilitas dan harapan masyarakat. Menurut Mahmudi (2005: 97) pengukuran kinerja pada sektor publik memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

a. Menciptakan akuntabilitas publik.

Penilaian kerja menunjukan seberapa besar kinerja dicapai yang menjadi dasar penilaian dalam akuntabilitas. Kinerja tersebut diukur dan dilaporkan dalam bentuk laporan kinerja sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja organisasi dan berguna untuk pihak internal maupun eksternal organisasi.

b. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi.

Penilaian kinerja berfungsi sebagai tonggak yang menunjukan tingkat ketercapaian tujuan dan menunjukan apakah organisasi berjalan sesuai dengan arah tujuan atau menyimpang dari tujuan organisasi.

c. Memperbaiki kinerja periode – periode berikutnya.

Penerapan penilaian kinerja dalam jangka panjang bertujuan untuk membentuk budaya berprestasi di dalam organisasi dengan


(28)

menciptakan keadaan dimana setiap orang dalam organisasi dituntut untuk berprestasi.

d. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

Penilaian kinerja merupakan sarana untuk pembelajaran pegawai tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak dan memberikan dasar dalam perubahan perilaku, sikap, ketrampilan, atau pengetahuan kerja yang harus dimiliki pegawai untuk mencapai hasil kerja terbaik. e. Memotivasi pegawai.

Dengan adanya penilaian kinerja yang dihubungkan dengan manajemen kompensasi, maka pegawai yang berkinerja tinggi atau baik akan memperoleh penghargaan.

6. Manfaat Pengukuran Kinerja

Sektor publik tidak bisa lepas dari kepentingan umum sehingga kinerja mutlak diperlukan untuk mengetahui seberapa berhasil misi sektor publik tersebut dapat dicapai penyedia jasa dan barang publik. Sementara dari perspektif internal organisasi, pengukuran kinerja juga sangat bermanfaat untuk membantu kegiatan manajerial keorganisasian. Adapun manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal maupun eksternal organisasi sektor publik ( Bastian 2006: 275):

1) Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian kerja.


(29)

3) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dean membandingkan dengan skema kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.

4) Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas kinerja yang dicapai setelah dibandingkan dengan skema indikator kinerja yang telah disepakati.

5) Menjadikan alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi.

6) Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. 7) Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

8) Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif. 9) Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan.

10) Mengungkapkan permasalahan yang terjadi. B.Value for Money

1. Pengertian Value for Money

Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan saja, melainkan harus mempertimbangkan input, output, dan

outcome bersama-sama (Mardiasmo 2002: 127).

Menurut Mardiasmo et al (2009: 4) menjelaskan bahwa value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisien dan efektivitas.


(30)

Berdasarkan dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

value for money adalah suatu konsep pengukuran kinerja sektor publik yang memiliki tiga elemen yaitu ekonomis, efisien, dan efektivitas dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia, dimana pengertian dari masing-masing elemen tersebut adalah:

1) Ekonomi

Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan input dimana barang dan jasa dibeli pada kualitas yang diinginkan pada harga terbaik yang dimungkinkan (Bastian 2006: 280). Di sisi lain, ekonomi hanya menekankan pada input. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.

2) Efisien

Efisien adalah hubungan antara input dan output dimana barang dan jasa yang dibeli oleh organisasi digunakan untuk mencapai output tertentu (Bastian 2006: 280). Semakin besar rasio tersebut semakin efisien suatu organisasi.

3) Efektivitas

Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan, dimana efektivitas diukur seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Bastian 2006: 280). Dengan kata lain efektivitas adalah keberhasilan dalam


(31)

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas hanya menekankan pada sisi output saja.

2. Indikator Value for Money

Tuntutan masyarakat dalam value for money adalah ekonomis (hemat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien dalam arti bahwa penggunaan atau pengorbanannya diminimilkan dan hasilnya dimaksimalkan, serta efektif (berhasil guna) dalam arti pencapaian tujuan dan sasaran. Peranan indikator kinerja pada value for money adalah untuk menyediakan informasi sebagai pertimbangan untuk pembuatan keputusan. Indikator value for money dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Indikator alokasi biaya (ekonomis dan efisiensi)

Ekonomis artinya pembelian barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik (spending less).

Efisiensi artinya output tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang serendah-rendahnya (spending well).

b. Indikator kualitas pelayanan (efektivitas)

Efektivitas artinya kontribusi output terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan (spending wisely).

3. Manfaat Value for Money

Menurut Halim (2002:14) konsep value for money sangat penting bagi pemerintah sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat karena pemakaian konsep tersebut akan memberikan manfaat berupa :


(32)

a. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan publik yang diberikan tepat sasaran.

b. Meningkatkan mutu pelayanan publik.

c. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunaan input.

d. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik. e. Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs

aweareness), sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik.

Dari berbagai manfaat diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan

value for money dalam pengukuran kinerja organisasi sektor publik sangat membantu suatu instansi pemerintah agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tepat dan sesuai sasaran sehingga terciptanya mutu pelayanan yang baik dengan penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.

C.Value for Money dalam Pengukuran Kinerja

Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Secara teknis kinerja yang baik bagi suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien dan efektif sesuai dengan konsep value for money. Langkah-langkah pengukuran value for money dalam pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:


(33)

1. Pengukuran Tingkat Ekonomi

Ekonomis (kehematan) sebagai tingkat biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan suatu kegiatan atau memperoleh sesuatu. Ekonomi berhubungan dengan biaya operasi (cost of operational). Untuk melihat seberapa besar tingkat ekonomis sebuah anggaran dapat dilihat dari pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan organisasi sektor publik. Pengukuran tingkat ekonomi memerlukan data-data anggaran pengeluaran dan realisasinya. Berikut formula untuk mengukur tingkat ekonomi:

Tingkat Ekonomi menurut Mahmudi (2010: 84) :

Ekonomi =

Input Nilai

Input

x 100%

Keterangan :

Input : Realisasi anggaran Nilai input : Anggaran

Menurut Mardiasmo (2002: 5) input adalah sumber daya yang digunakan untuk suatu pelaksanaan kebijakan program dan aktivitas. Input

tersebut dapat berupa kas, bahan baku, infrastruktur dan masukan lainnya. Maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan input adalah realisasi anggaran, dimana realisasi anggaran merupakan sejumlah dana yang diterima oleh organisasi yang kemudian digunakan untuk memenuhi kepentingan organisasi.

Nilai input merupakan sejumlah dana yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh suatu organisasi untuk memenuhi kepentingan organisasinya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan nilai input


(34)

adalah anggaran atau dapat dikatakan sebagai target. Anggaran merupakan perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya mencakup waktu selama satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter (Mahsun 2014: 145).

Kriteria Ekonomi menurut Mahsun (2006: 186) adalah :

a. Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x<100%) berarti ekonomis. b. Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (x=100%) berarti ekonomi

berimbang.

c. Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x>100%) berarti tidak ekonomis. 2. Pengukuran Tingkat Efisiensi

Menurut Mardiasmo (2002: 4), efisiensi adalah pencapaian output

yang dimaksimumkan dengan input tertentu atau penggunaan input

terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output dengan input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.

Tingkat Efisiensi menurut Mahmudi (2010: 85) :

Efisiensi =

Input Output

x 100%

Keterangan :

Output : Presentase hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan

Input : Presentase nilai ekonomi

Output merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas, dan kebijakan. Dalam penelitian yang dimaksud dengan output adalah presentase hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan.


(35)

Input yang akan dibandingkan dengan output untuk menentukan tingkat efisiensi adalah presentase nilai ekonomi, yaitu hasil yang diperoleh atas perbandingan antara realisasi anggaran dengan anggaran. Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). Kinerja organisasi dikatakan efisien apabila output yang dihasilkan lebih besar dari inputnya. Kriteria Efisiensi menurut Mahsun (2006: 187) adalah:

a. Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x<100%) berarti tidak efisien. b. Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (x=100%) berarti efisiensi

berimbang.

c. Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x>100%) berarti efisien. 3. Pengukuran Tingkat Efektivitas

Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan ( Mardiasmo 2002: 4). Efektivitas (hasil guna) adalah ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Tingkat Efektivitas menurut Mahmudi (2010: 187) :

Efektivitas =

Outp ut Outcome

x 100%

Keterangan :

Outcome : presentase dampak yang ditimbulkan dari suatu kegiatan.


(36)

Outcome merupakan persentase dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat, sedangkan output adalah hasil yang dicapai dari suatu program yang dilakukan oleh organisasi. Kinerja suatu organisasi dapat dikatakan efektivitas apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kriteria Efektivitas menurut Mahsun (2006: 187) adalah:

a. Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x<100%) berarti tidak efektif. b. Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (x=100%) berarti efektif

berimbang.

c. Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x>100%) berarti efektif. D.Standar Pelayanan Minimal

Desain sistem manajemen kinerja sektor publik tidak dapat dipisahkan dari penentuan standar pelayanan publik. Standar pelayanan publik merupakan standar kinerja minimal yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik. Dalam rangka memenuhi standar pelayanan publik tersebut, setiap unit pelayanan harus menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Standar pelayanan minimal merupakan suatu istilah dalam pelayanan publik yang menyangkut kualitas dan kuantitas pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Standar pelayanan minimal mencakup kewenangan wajib instansi penyedia pelayanan publik, jenis pelayanan, indikator dan nilai. Kewenangan


(37)

wajib adalah bentuk kewenangan instansi penyedia pelayanan publik yang penyelenggaraannya diwajibkan oleh pemerintah untuk menjamin terlaksananya pelayanan dasar kepada masyarakat. Jenis pelayanan berisi tentang bentuk-bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh instansi sebagai bentuk pelaksanaan kewenangan wajib. Jenis pelayanan tersebut kemudian ditentukan indikatornya berdasarkan indikator tersebut, selanjutkan ditentukan nilainya. Nilai inilah yang menjadi standar pelayanan minimal yang harus dipenuhi.

Standar pelayanan minimal memiliki nilai yang sangat strategis baik bagi instansi pemerintah maupun bagi masyarakat. Adapun nilai strategis tersebut yaitu: Pertama, standar pelayanan minimal dapat dijadian sebagai tolak ukur dalam menentukan biaya yang diperlukan untuk membiayai penyediaan pelayanan. Kedua, standar pelayanan minimal dapat dijadikan sebagai acuan kualitas dan kuantitas suatu pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan wajib yang didesentralisasikan perlu diatur dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM). Peraturan lebih rinci Standar Pelayanan Minimal termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal. Tujuan dari Standar Pelayanan Minimal adalah:

1. Akan menjamin kualitas minimum dari suatu pelayanan publik yang dapat dinikmati oleh masyarakat, sekaligus akan terjadi pemerataan pelayanan publik dan menghindari kesenjangan pelayanan antar daerah.


(38)

2. Standar pelayanan minimum sangat didesak untuk disusun, khususnya bagi kabupaten/kota yang memang secara langsung merupakan penyedia pelayanan publik.

3. Posisi provinsi yang dalam pelaksanaan kewenangan daerah lebih banyak bertindak sebagai pendukung, fasilitator, atau koordinator bagi pelaksanaan kewenangan lintas kabupaten/kota, maka sebaiknya dalam penyusunan standar pelayanan minimal tidak melepaskan diri dari posisi dan peran tersebut, sehingga lebih mendorong daerah kabupaten/kota untuk lebih berinisiatif melaksanakan kewenangan daerah.

4. Kemampuan seorang pemimpin daerah dalam mendelegasikan wewenang ke unit-unit organisasi juga menentukan keberhasilan daerah dalam melaksanakan standar pelayanan minimal.

E.Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

LKPJ disusun berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran tahunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. LKPJ dimaksud disampaikan kepada DPRD sebagai representasi kedaulatan rakyat, yang berhak untuk mengetahui sejauh mana kinerja pemerintahan dalam usahanya untuk merealisasikan visi dan misi kepala daerah sebagaimana telah menjadi kontrak sosial pada saat mencalonkan diri sebagai kepala daerah, dan telah dituangkan di dalam RPJMD, termasuk didalamnya adalah Renstra transisi. Dengan demikian, secara teoritis dan normatif, maka LKPJ lebih berada dalam domain


(39)

pertanggungjawaban publik yang bersifat politis, bukan semata-mata pertanggungjawaban birokratis yang bersifat administratif. LKPJ sekurang-kurangnya menjelaskan :

1. Arah kebijakan umum pemerintahan daerah Arah kebijakan umum

pemerintahan daerah memuat visi, misi, strategi, kebijakan dan prioritas daerah.

2. Pengelolaan keuangan daerah secara makro, termasuk pendapatan dan belanja daerah; Pengelolaan keuangan daerah memuat: (a) Pengelolaan pendapatan daerah meliputi intensifikasi dan ekstensifikasi, target dan realisasi pendapatan asli daerah, permasalahan dan solusi; dan (b) Pengelolaan belanja daerah meliputi kebijakan umum anggaran, target dan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah, permasalahan dan solusi.

3. Penyelenggaraan urusan desentralisasi Penyelenggaraan urusan

desentralisasi memuat penyelenggaraan urusan wajib dan urusan pilihan, yang meliputi: (a) Program dan kegiatan serta realisasi pelaksanaan program dan kegiatan; dan (b) Permasalahan dan solusi

4. Penyelenggaraan tugas pembantuan Penyelenggaraan tugas pembantuan

meliputi tugas pembantuan yang diterima dan tugas pembantuan yang diberikan.

5. Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan. Penyelenggaraan tugas


(40)

kegiatan serta realisasi pelaksanaan kegiatan; dan (b) Permasalahan dan solusi.

Penyusunan LKPJ bertujuan untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan Kepala Daerah dalam menjalankan tugasnya selama periode tertentu dalam peningkatan efisiensi, efektivitas, produktivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah Daerah melalui pengawasan DPRD. Hasil pembahasan DPRD atas LKPJ Kepala Daerah ditetapkan dalam keputusan DPRD berupa catatan-catatan yang sifatnya strategis untuk dipedomani oleh Kepala Daerah dalam pelaksanaan tugasnya. LKPJ dari Kepala Daerah kepada DPRD bersifat informatif, dengan demikian tidak ada opsi menerima atau menolak LKPJ. Apabila ada hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan kebijakan yang telah disepakati, DPRD dapat menggunakan hak interpelasi/meminta keterangan dan atau hak angket. Materi yang dibahas oleh DPRD adalah mengenai berbagai kegiatan untuk dilihat kesesuaiannya antara kebijakan yang telah disetujui bersama baik dalam bentuk Rencana Strategis/RPJMD maupun yang tertuang dalam APBD, termasuk dampak langsung yang nampak maupun dampak yang tidak segera nampak.

F. Penelitian Terdahulu

Dian (2011) meneliti dengan judul evaluasi kinerja keuangan Dinas Kesehatan Kota Makasar melalui pendekatan value for money. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Dinas Kesehatan Kota Makasar melalui pengujuran 3E (ekonomi, efisiensi, dan efektivitas). Dalam penelitian ini, pengkuran nilai ekonomi menggunakan teknik wawancara, nilai


(41)

efisiensi menggunakan perbandingan output dan input dari data LAKIP Dinas Kesehatan Kota Makasar, sedangkan nilai efektivitas dihitung berdasarkan perbandingan nilai outcome dan output. Hasil penelitian ini menunjukan untuk tingkat ekonomi dan efisiensi mencapai hasil yang cukup baik. Namun, untuk tingkat efektivitasnya masih kurang baik karena didasari oleh tingkat kepuasaan masyarakat yang belum maksimal.

Penelitian yang dilakukan oleh Afsita (2013) yang berjudul analisis value for money dan akuntabilitas dalam menigkatkan pelayanan publik pada PDAM Tirta Musi Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Value for Money dan Akuntabilitas dapat Meningkatkan Pelayanan Publik. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik survei, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menganalisis value for money dengan menggunakan data anggaran perusahaan dari tahun 2010 sampai 2012. Dan akuntabilitas untuk menilai akuntabilitas perusahaan dengan menggunakan data rekapitulasi pelanggan dari tahun 2010 sampai 2012. Hasil menunjukkan bahwa value for money pada perusahaan tidak berjalan dengan baik karena tidak ekonomis, tidak efisien, dan tidak efektif. Sedangkan akuntabilitas perusahaan sudah cukup baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Demi (2014) dengan judul analisis value for money dalam pengukuran kinerja Dinas Pertanian DIY. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kinerja Dinas Pertanian DIY periode tahun 2011-2012 ditinjau dari elemen ekonomi, efisien, dan efektivitas berdasarkan dari data Realisasi Pencapaian Keuangan Dinas Pertanian DIY yang terdapat pada


(42)

LAKIP Dinas Pertanian DIY periode tahun 2011-2012. Metode pengumpulan data yang digunakan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan tingkat ekonomis, efisien, dan efektivitasnya mampu mencapai hasil yang baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Niken (2014) dengan judul analisis kinerja keuangan melalui pendekatan value for money Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Dinas Kesehatab Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 yang diukur menggunakan pendekatan value for money. Jenis penelituan yang digunakan adalah studi kasus pada Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja Dinas Kesehata Gunungkidul pada tahun 2012 untuk kegiatan Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat menunjukan kinerja yang ekonomis, cukup efisien, dan sangat efektif. Pada kegiatan Pengadaan obat-obatan dan Perbekalan Kesehatan menunjukan kinerja yang sangat ekonomis, sangat efisien, dan cukup efektif. Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 mampu mencapai hasil yang cukup baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Nindy (2014) dengan judul penelitian analisis pengukuran kinerja Pemerintah Daerah dengan menggunakan prinsip

value for money pada Kabupaten Sumenep. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah Kabupaten Sumenep dengan menggunakan prinsip value for money. Hasil penelitian menunjukkan bahwa


(43)

kinerja pemerintah daerah Kabupaten Sumenep periode tahun 2010-2013 secara keseluruhan adalah baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Isna (2015) yang berjudul analisis kinerja keuangan dengan pendekatan value for money pada Pengadilan Tinggi Tebing Tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi dengan pendekatan value for money, yaitu dengan pengukuran 3E (ekonomis, efesiensi, dan efektivitas). Hasil penelitian menunjukan untuk tingkat ekonomis selama 4 tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 102,27%, tetapi peningkatan yang terjadi membuat rasio tidak memenuhi standar ekonomis value for money. Tingkat efesiensi selama 4 tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 107,69%, rasio berada di atas 100% sehingga untuk rasio efesiensi tidak memenuhi standar efesien value for money. Rasio efektivitas selama 4 tahun terakhir sudah memenuhi standar sehingga menunjukan bahwa Pengadilan Negeri Tebing Tinggi sudah efektif dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat, tetapi tetap diperlukan adanya peningkatan pelayanan agar efektivitas Pengadilan Negeri Tebing Tinggi tercapai lebih baik lagi.


(44)

G.Kerangka Berfikir

Gambar 1. Value for money

Sumber: Mardiasmo (2002)

Tolak ukur dalam anggaran belanja suatu organisasi, baik organisasi yang berorientasi laba (swasta) maupun organisasi nonprofit (sektor publik) adalah kinerja keuangan dengan melalui pendekatan value for money yang mempertimbangkan ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Ekonomi merupakan perbandingan antara masukan yang terjadi (input) dengan nilai masukan yang seharusnya (input value). Dalam konteks organisasi pemerintahan, ukuran ekonomi berupa anggaran yang dialokasikan untuk membiayai aktivitas tertentu. Apabila sumber daya yang dikeluarkan berada di bawah anggaran maka terjadi penghematan, ssebaliknya apabila di atas anggaran maka terjadi pemborosan. Efisiensi merupakan perbandingan antara barang dan jasa (output) yang dihasilkan sebuah kegiatan/aktivitas dengan sumber daya (input)

KINERJA

VALUE FOR MONEY

INPUT VALUE INPUT OUTPUT OUTCOME

EFISIENSI EFEKTIVITAS


(45)

yang digunakan. Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dan keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program. Semakin kontribusi output yang dihasilkan berperan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai kegiatan yang telah ditetapkan.


(46)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati objek tertentu dan dengan waktu yang telah ditentukan untuk mengetahui secara mendalam bagaimana kinerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas dan oleh sebab itu hasil dan kesimpulan penelitian ini hanya berlaku untuk Pemerintah Kabupaten Banyumas.

B.Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang terkait dalam penelitian. Mereka memberikan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas, Sub Bagian Umum, Sub Bagian Perencanaan, dan Sub Bagian Administrasi.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah kinerja keuangan yang diukur melalui pendekatan

value for money. Penelitian dilakukan dengan melihat kinerja keuangan daerah melalui perhitungan dan analisis terhadap data Penyelenggaraan


(47)

Urusan Pemerintah Daerah pada Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutan Kabupaten Banyumas

C.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas yang beralamat di Jalan. Prof. Suharso No.45 Purwokerto. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2017.

D. Sumber Data 1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer, yaitu sumber data penelitian yang berasal dan diperoleh secara langsung. Data tersebut adalah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas.

b. Data Sekunder, yaitu data dari hasil penelitian lapangan pada instansi Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas. E.Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Studi Pustaka. Pengumpulan data melalui studi pustaka dilakukan dengan mengkaji buku-buku atau literatur dan jurnal ilmiah untuk memperoleh landasan teoritis yang kuat dan menyeluruh tentang mengukur kinerja keuangan pemerintah dengan menggunakan prinsip value for money. 2. Wawancara yaitu suatu cara untuk mendapatkan informasi dengan


(48)

dari Instansi Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas maupun pihak lain yang dianggap kompeten dalam memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ini. Dari metode ini diharapkan dapat memperoleh informasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung pelaksanaan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas

3. Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang ditujukan pada pengukuran dan penjelasan, melalui sumber-sumber dokumen. Dalam hal ini mengutip arsip-arsip dan catatan-catatan yang ada di Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas. Dari metode ini diharapkan diperoleh data tentang perkiraan kinerja keuangan yang diukur dari tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

F. Teknik Analisa Data

Untuk menjawab permasalahan yang ada, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif komparatif yaitu menganalisa suatu organisasi dengan teknik perbandingan antara elemen yang sama untuk beberapa periode waktu yang berurutan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan year-to-year change analysis dimana peniliti akan membandingkan laporan keterangan pertanggungjawaban yang ada untuk melihat setiap perubahanyamg terjadi. Teknik ini bertujuan utuk memperoleh gambaran


(49)

tentang arah perubahan yang terjdi dan juga untuk memprediksi tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang.

2. Analisis pengukuran kinerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas dengan menggunakan metode value for money

yang mengukur suatu kinerja organisasi dengan tiga elemen yaitu, ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Dalam penelitian ini, guna untuk mengetahui kinerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas yang akan dinilai dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, maka dilakukan pengukuran sebagai berikut:

a. Tingkat Ekonomi menurut Mahmudi (2010: 84)

Ekonomi =

Input Nilai

Input

x 100%

Keterangan:

Input : Realisasi Anggaran Harga Input : Anggaran

Kriteria Ekonomi menurut Mahsun (2006: 186) adalah:

1) Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x<100%) berarti ekonomis. 2) Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (x=100%) berarti ekonomi

berimbang.

3) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x>100%) berarti tidak ekonomis.


(50)

b. Tingkat Efisiensi menurut Mahmudi (2010: 85)

Efisiensi =

Input Output

x 100%

Keterangan:

Output : Persentase hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan.

Input : Persentase nilai ekonomi.

Dalam penelitian ini, nilai output dapat diketahui dengan meghitung rata-rata persentase capaian pada indikator output, sedangkan nilai

input sendiri merupakan persentase nilai ekonomi yaitu perbandingan antara realisasi anggaran dengan anggaran.

Kriteria Efisiensi menurut Mahsun (2006:187) adalah:

1) Jika nilai kurang dari 100% (x<100%) berarti tidak efisien.

2) Jika diperoleh nilai sama dengn 100% (x=100%) berarti efisien berimbang.

3) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x>100%) berarti efisien. c. Tingkat Efektivitas menurut Mahmudi (2010: 187)

Efektivitas =

Outp ut Outcome

x 100%

Keterangan:

Outcome : Persentase dampak yang ditimbulkan dari suatu kegiatan.

Output : Persentase hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan.

Dalam penelitian ini, nilai outcome dapat diketahui dengan menghitung rata-rata persentase capaian pada indiktor outcome,


(51)

sedangkan untuk mengetahui nilai output dengan menghitung rata-rata persentase capaian pada indikator output.

Kriteria Efektivitas menurut Mahsun (2006: 187) adalah

1) Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x<100%) berarti tidak efektif.

2) Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (x=100%) berarti efektif berimbang.


(52)

37 BAB IV

GAMBARAN UMUM

DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANYUMAS

A.Visi dan Misi Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan. 1. Visi

Visi Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas merupakan penjabaran dari Visi Kabupaten Banyumas. Visi Kabupaten Banyumas tahun 2013-2018 adalah terwujudnya Pemerintah Banyumas yang bersih dan adil menuju masyarakat yang sejahtera, berdaya saing dan berbudaya berlandaskan pada iman dan taqwa. Visi tersebut dijabarkan menjadi visi Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan, yaitu: terwujudnya Pertanian Perkebunan dan Kehutanan yang produktif, efisien,berdaya saing dan lestari berwawasan lingkungan, serta berpotensi investasi, didukung pemerintahan yang bersih dan adil menuju kesejahteraan petani.

2. Misi

Dalam mewujudkan visi tersebut disusun misi Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas, sebagai berikut:

a. Mengembangkan pertanian perkebunan dan kehutanan yang maju, berkeadilan, merata, berkelanjutan, berkerakyatan, berdaya saing, berwawasasan lingkungan dan berpotensi investasi melalui pemberdayaan masyarakat.


(53)

b. Mengembangkan teknologi dan informasi serta penyediaan sarana prasarana produksi guna mewujudkan ketersediaan pangan dan kesejahteraan masyarakat.

c. Menyelenggarakan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan dan hutan, pemanfaatan sumberdaya pertanian, kebun dan hutan secara lestari.

d. Memberdayakan kelompok tani dan meningkatkan pendapatan dan peran serta masyarakat sekitar lahan dan hutan.

e. Meningkatkan intensifikasi dan diversifikasi produksi pertanian perkebunan dan kehutanan.

B.Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan.

1. Tujuan

Tujuan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas dalam pengelolaan sumberdaya lahan dan hutan adalah:

a. Meningkatkan produksi dan efisiensi usaha, kesempatan kerja dan kesenpatan berusaha yang efisien melalui pengembangan usaha pertanian, perkebunan dan kehutanan yang berorientasi agribisnis. b. melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi sederhana dan

ramah lingkungan dalam peningkatan produksi hasil pertanian perkebunan dan hutan yang berdaya saing.

c. meningkatkan pendapatan petani, nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat dalam pembangunan pertanian perkebunan dan kehutanan.


(54)

d. Melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan sehingga sumberdaya hutan dapat berfungsi dalam pengendalian bahaya banjir, erosi, sedimentasi dan bahaya kekeringan.

e. Meningkatkan kemampuan SDM dan kelembagaan serta pemberdayaan petani.

2. Sasaran

Sasaran Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas dalam pengelolaan sumberdaya lahan dan hutan adalah:

a. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan dan kehutanan, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha pada sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan yang berorientasi pada agribisnis.

b. Terlaksananya kajian dan uji terap teknologi sederhana dan ramah lingkungan dalam peningkatan produksi hasil pertanian perkebunan dan kehutanan yang berdaya saing.

c. Meningkatkan pendapatan petani, nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat dalam pembangunan pertanian perkebunan dan kehutanan. d. terlaksananya rehabilitasi hutan dan lahan guna mengurangi luasan lahan dan hutan kritis, sehingga sumberdaya hutan dapat berfungsi dalam pengendalian bahaya banjir, erosi, sedimentasi dan bahaya kekeringan.

e. Meningkatnya kemampuan SDM dan kelembagaan serta pemberdayaan petani.


(55)

Keterkaitan antara tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Tujuan Sasaran dan Indikator Sasaran

No. Tujuan Sasaran Indikator Sasaran 1 Meningkatkan

produksi dan efisiensi usaha, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang efisien melalui pengembangan usaha pertanian, perkebunan dan kehutanan yang berorientasi agribisnis.

Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan dan kehutanan, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha pada sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan yang berorientasi agribisnis.

Peningkatan

produktivitas komoditas pertanian

Peningkatan

produktivitas komoditas perkebunan

Peningkatan produksi komoditas pertanian Peningkatan produksi komoditas perkebunan 2 Melaksanakan

pengkajian dan penerapan teknologi sederhana dan ramah lingkungan dalam peningkatan produksi hasil pertanian perkebunan dan hutan yang berdaya saing.

Terlaksananya kajian dan uji terap teknologi sederhana dan ramah lingkungan dalam peningkatan produksi hasil pertanian perkebunan dan hutan yang berdaya saing.

Terlaksananya aplikasi teknologi pertanian, perkebunan dan kehutanan

Pengembangan pertanian ramah lingkungan Penggunaan produk teknologi mekanisasi 3 Meningkatkan

pendapatan petani, nilai tambah dan kesejahteraan

masyarakat dalam pembangunan

pertanian perkebunan dan kehutanan

Meningkatnya

pendapatan petani, nilai tambah dan kesejahteraan petani

Peningkatan pendapatan petani.

Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP)

4 Melaksanakan

rehabilitasi hutan dan lahan sehingga sumber daya hutan dapat berfungsi dalam pengendalian bahaya banjir, erosi, sedimentasi dan

Terlaksananya

rehabilitasi hutan dan lahan guna mengurangi luasan lahan dan hutan kritis, pengendalian bahaya banjir, erosi, sedimentasi dan bahaya kekeringan

Pelaksanaan rehabilitasi lahan dan hutan

Menurunnya lahan dan hutan kritis

Tersedianya bangunan pengendali erosi

Pelaksanaan gerakan penanaman pohon


(56)

bahaya kekeringan Konservasi sumber daya hutan dan lahan

5 Meningkatkan

kemampuan SDM dan kelembagaan serta pemberdayaan petani

Meningkatnya

kemampuan SDM dan kelembagaan serta pemberdayaan petani

Pembinaan kelompok tani dan kelompok masyarakat

Cakupan kelompok tani dan kelompok masyarakat

Sumber: Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas C.Strategi dan Kebijakan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

1. Strategi

Strategi yang akan dilakukan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan dalam pencapaian tujuan pembangunan pertanian di Kabupaten Banyumas adalah:

a) Peningkatan produktifitas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan kehutanan.

b) Pengamanan produksi dan pengurangan kehilangan hasil panen. c) Pengembangan komoditas unggul daerah dan pengembangan sentra

komoditas.

d) Peningkatan ketrampilan sumber daya ,amusia dan klembagaan pertanian, perkebunan, dan kehutanan berbasis agribisnis.

e) memfasilitasi akses modal, pemasaran dan investasi komoditas pertanian, perkebunan dan kehutanan.

f) Peningkatan kemitraaan usaha antara petani dengan pengusaha.

g) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan mutu produk hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan.


(57)

h) Pengembangan informasi berbasis data dan teknologi melalui pengembangan sistem informasi pertanian.

i) Pengembangan teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan. j) Meningkatkan pemberdayaan dan pendapatan masyarakat sekitar

hutan, kebun dan lahan.

k) meningkatkan rehabilitasi hutan dan lahan untuk mengurangi lahan kritis dan meningktkan produktivitas lahan.

l) Pembinaan kelembagaan pertanian dan kehutaan 2. Kebijakan

Kebijakan yang dilakukan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan dalam pencapaian tujuan pembangunan pertanian di Kabupaten Banyumas adalah:

a) Meningkatkan ketersediaan dan kualitas input produksi, antara lain benih/ bibit, pupuk, dan sarana produksi.

b) Meningkatkan dukungan ilmu pengetahuan, teknologi terapan serta penyuluhan pertanian, perkebunan dan kehutanan.

c) Meningkatkan efektivitas pengendalian organisme pengganggu tanaman.

d) Mencegah/mengurangi terjadinya alih fungsi lahan pertanian secara luas ke non pertanian serta konservasi sumber daya lahan dan air. e) Memperluas areal lahan pertanian, perkebunan dan kehutanan baru

serta mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering, lahan basah, dan lahan terlantar.


(58)

f) Mengharmonisasikan peraturan perundangan untuk menjamin kepastian hukum atas lahan pertanian.

g) Mengembangkan infrastruktur pertanian, perkebunan, kehutanan seperti jalan produksi/ usaha tani, jaringan irigrasi, dan infrastruktur pedesaan lainnya seperti alat trasportasi.

h) Mengembangkan sarana dan prasarana pemasaran dan pengamanan produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan.

i) Meningkatkan kajian terhadap peluang pengembangan potensi lokal dan pengembangan plasma nutfah serta pengembangan sentra-sentra komoditas produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan secara terpadu.

j) Meningkatkan kemandirian kelembagaan petani melalui peningkatkan manajerial dan pemupukan modal usaha.

k) Meningkatkan dukungan kelembagaan perbankan dan lembaga pengkreditan yang berpihak pada sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan.

l) Memperpendek rantai pemasaran melalui membangun kedekatan aksesbilitas petani dan pengusahan dan membangun kemitraan usaha antara petani sebagai plasma dan pengusaha sebagai inti.

m) Meningkatkan mutu produk pertanian, perkebunan, dan kehutanan, serta efisiensi produksi, dan mengembangkan industri pengolahan (agroindustri) hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan serta jasa pendukung.


(59)

n) Mendorong investasi bidang pertanian, perkebunan, kehutanan dan industri berbasis produkl lokal.

o) Mengembangkan mekanisasi pertanian perkebunan dan kehutanan. p) Membangun dan mengembangkan kemitraan antara petani dan

pengusaha/lembaga perkreditan dan perbankkan.

q) Meningkatkan dukungan kemampuan ilmu pengetahuan, dan teknologi informasi sumber daya manusia pertnian, perkebunan, dan kehutanan dan meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana informasi pertanian, perkebunan, dan kehutanan di pedesaan.

r) Meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar hutan akan manfaat hutan dan lahan serta resiko hutan dan lahan kritis melalui penyuluhan, sosialisasi dan pelatihan melalui membangun kemitraan dan kerjasama antara masyarakat sekitar hutan dengan pemangku hutan. s) Mengembangkan bidang usaha pendukung sektor krhutanan dan

meningkatkan ketersediaan input produksi, antara lain benih/bibit, pupuk, dan sarana produksi.

t) Memperluas areal lahan hutan melalui pengembangang hutan rakyat serta mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering dan lahan marginal. u) Gerakan rehabilitasi lahan kritis melalui peningkatan dan

penganekaragaman tanaman kehutanan.

v) Meningkatkan pengawasan dan pembinaan terhadap industri dan peredaran hasil hutan.


(60)

w) Melaksanakan perlindungan, konservasi dan rehabilitas sumber daya alam hutan dan lahan.


(61)

Tabel 2 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

No. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan 1 Meningkatkan produksi

dan efisiensi usaha, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang efisien melalui pengembangan usaha pertanian, perkebunan dan kehutanan yang berorientasi agribisnis

Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan dan kehutanan, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha pada sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan yang berorientasi agribisnis

Peningkatan

produktifitas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan

Meningkatkan ketersediaan dan kualitas input produksi, antara lain benih/bibit, pupuk, dan sarana produksi;

Meningkatkan efektivitas pengendalian organisme pengganggu tanaman

Mencegah/mengurangi terjadinya alih fungsi lahan pertanian secara luas ke non pertanian serta konservasi sumber daya lahan dan air; Memperluas areal lahan pertanian, perkebunan dan kehutanan baru serta mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering, lahan basah, dan lahan terlantar;

Mengharmonisasikan peraturan perundangan untuk menjamin kepastian hukum atas lahan pertanian;

Mengembangkan infrastruktur pertanian, perkebunan, kehutanan, seperti jalan produksi/usaha tani, jaringan irigasi, dan infrastruktur pedesaan lainnya seperti alat trasnportasi.

Pengamanan produksi dan pengurangan kehilangan hasil

Mengembangkan teknologi pasca panen pertanian, perkebunan, kehutanan.


(62)

panen

Mengembangkan sarana dan prasarana pemasaran dan pengamanan produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan

Pengembangan

komoditas unggulan daerah dan pengembangan sentra komoditas

Meningkatkan kajian terhadap peluang pengembangan potensi local dan pengembangan plasma nutfah, serta pengembangan sentra-sentra komoditas produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan secara terpadu

2 Melaksanakan

pengkajian dan penerapan teknologi sederhana dan ramah lingkungan dalam peningkatan produksi hasil pertanian perkebunan dan hutan yang berdaya saing.

Terlaksananya kajian dan uji terap teknologi sederhana dan ramah lingkungan dalam peningkatan produksi hasil pertanian perkebunan dan hutan yang berdaya saing

Pengembangan

teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan

Memperpendek rantai pemasaran melalui membangun kedekatan aksessibilitas petani dan pengusaha dan membangun kemitraan usaha antara petani sebagai plasma dan pengusaha sebagai inti

Mengembangkan mekanisasi pertanian, perkebunan dan kehutanan

Pengembangan

informasi berbasis data dan teknologi melalui

pengembangan system informasi pertanian dan pangam

Meningkatkan dukungan kemampuan ilmu pengetahuan, dan teknologi informasi sumber daya manusia pertanian, perkebunan dan kehutanan dan meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana informasi pertanian, perkebunan, dan kehutanan di pedesaan.

3 Meningkatkan

pendapatan petani, nilai tambah dan nilai kesejahteraan masyarakat dalam pembangunan

Meningkatnya pendapatan petani, nilai tambah dan kesejahteraan petani

Memfasilitasi akses modal, pemasaran dan investasi, komoditas pertanian, perkebunan dan kehutanan

Mendorong investasi bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan dan industry yang berbasis produk lokal


(63)

pertanian, perkebunan dan kehutanan

Peningkatan

kemitraan usaha antara petani dengan pengusaha

Membangun dan mengembangkan kemitraan antara petani dan pengusaha/lembaga perkreditan dan perbankkan

Meningkatkan dukungan lembaga perbankkan dan lembaga perkreditan yang berpihak pada sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan Peningkatan nilai

tambah, daya saing dan mutu produk hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan

Meningkatkan mutu produk pertanian, perkebunan dan kehutanan, serta efisiensi produksi, dan mengembangkan industri pengolahan (agroindustry) hasil pertanian, perkebunan, dan kehutanan, serta jasa pendukungnya.

4 Melaksanakan

rehabilitasi hutan dan lahan sehingga sumberdaya hutan dapat berfungsi dalam pengendalian bahaya banjir, erosi, sedimentasi, dan bahaya kekeringan

Terlaksananya rehabilitasi hutan dan lahan guna mengurangi luasan lahan dan hutan kritis, pengendalian bahaya banjir, erosi sedimentasi dan bahaya kekeringan.

Peningkatan

pemberdayaan dan pendapatan

masyarakat sekitar hutan, kebun dan lahan

Meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar hutan akan manfaat hutan dan lahan serta resiko hutan dan lahan kritis melalui penyuluhan, sosialisasi dan pelatihan melalui membangun kemitraan dan kerjasama antara masyarakat sekitar hutan dengan pemangku hutan.

Mengembangkan bidang usaha pendukung sektor kehutanan dan meningkatkan ketersediaan input produksi, antara lain benih/bibit, pupuk dan sarana produksi

Peningkatan

rehabilitasi hutan dan lahan untuk mengurangi lahan kritis dan meningkatkan

Memperluas areal lahan hutan melalui pengembangan hutan rakyat serta mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering dan lahan marginal

Gerakan rehabilitasi lahan kritis melalui peningkatan dan penganekaragaman tanaman


(64)

produktivitas lahan kehutanan

Meningkatkan pengawasan dan pembinaan terhadap industry dan peredaran hasil hutan Melaksanakan perlindungan, konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam hutan dan lahan 5 Meningkatkan

kemampuan SDM dan kelembagaan serta pemberdayaan petani

Meningkatnya

kemampuan SDM dan kelembagaan serta pemberdayaan petani

Peningkatan

keterampilan sumber daya manusia pertanian, perkebunan dan kehutanan

Meningkatkan kemandirian kelembagaan petani melalui peningkatan manajerial dan pemupukan modal usaha

Meningkatkan dukungan ilmu pengetahuan, teknologi, dan teknologi terapan serta penyuluhan pertanian, perkebunan dan kehutanan

Pembinaan kelembagaan

pertanian, perkebunan dan kehutanan

Meningkatkan dukungan lembaha perbankan dan lembaga perkreditan yang berpihak pada sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan


(65)

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KEPALA DINAS

KABID STATISTIK, PERLINDUNGAN DAN BINA USAHA

SUBAG BINA SEKRETARI

S SUBAG

KEUANGAN SUBAG UMUM

KABID KEHUTAN AN KABID PERKEBUNAN KASI STATISTIK KASI PERLINDUN KASI KONSERVASI DAN SUMBER DAYA ALAM KASI TANAMAN TAHUNAN KASI REHABILITASI KASI BINA USAHA KASI TANAMAN SEMUSIM DAN REMPAH KABID PERTANIAN KASI TANAMAN PANGAN UPT KBP UPT BBP UPT BBH KASI HORTIKUL TURA


(66)

51 BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data sekunder, yaitu berupa Laporan Kegiatan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Laporan tersebut berkaitan dengan program-program yang dimiliki oleh Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas yang akan dianalisis oleh peneliti. Program-program tersebut antara lain adalah program rehabilitasi hutan dan lahan, yang terdiri dari pembinaan pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan, peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan; program perlindungan dan konservasi sumber daya hutan, yang terdiri dari pemeliharaan satwa yang dilindungi, gerakan hari menanam pohon Indonesia dan bulan menanam nasional; program pembinaan dan penertiban industry hasil hutan, yang terdiri dari pengendalian peredaran dan penatausahaan hasil hutan; program pelayanan administrasi perkantoran, yamg terdiri dari ketatausahaan, pengelolaan UPT balai benih hortikultura, pengelolaan UPT balai benih padi dan palawija, optimalisasi pengelolaan kebun bibit permanen; program peningkatan kesejahteraan petani, yang terdiri dari penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis, peningkatan kemampuan lembaga petani, pendukungan kegiatan TNI untuk kegiatan pertanian; program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan, yang terdiri dari penelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan; program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan, yang terdiri


(67)

dari pemuktahiran data dan pengembangan system informasi, pengembangan teknologi pertanian tanaman pangan, pengembangan mekanisme pertanian perkebunan dan kehutanan; program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, yang terdiri dari penyusunan kebijakan pencegahan alih fungsi lahan pertanian, monitoring evaluasi dan pelaporan, peningkatan produktivitas tanaman tahunan perkebunan, perlindungan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman, pengembangan infrastrutur pertanian, pengembangan perkebunan tanaman semusim dan rempah, pengembangan pertanian hortiultura, peningkatan produksi pertanian organic, pembinaan lingkungan sosial.

B.Analisis Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode value for money, yaitu suatu metode pengukuran kinerja suatu organisasi dengan menggunakan 3 (tiga) aspek yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

1. Perhitungan tingkat ekonomi tahun 2014 dan pengklasifikasian.

Analisis mengenai pengukuran ekonomi seluruh kegiatan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:


(68)

Tabel 3 Perhitungan Ekonomi Kegiatan Tahun 2014

No Uraian Kegiatan Input

(Rp) (1)

Harga Input (Rp)

(2)

Tingkat Ekonomi (%) = (1) : (2)

Keterangan

A Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

1 Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan

341,871,748 398,000,000 85.9 Ekonomis B Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

2 Pemeliharaan dan Konservasi Sumber Daya Hutan 78,036,800 100,000,000 78.04 Ekonomis 3 Gerakan Hari Menanam Pohon Indonesia dam Bulan

Menanam Nasional

65,643,800 75,000,000 87.53 Ekonomis C Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan

4 Pengendalian peredaran dan Penatausahaan Hasil Hutan 71,487,948 75,000,000 95.32 Ekonomis D Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

5 Ketatausahaan 1,351,185,026 1,399,000,000 96.58 Ekonomis 6 Optimalisasi Pengelolaan Kebun Bibit Permanen 46,215,500 50,000,000 92.43 Ekonomis 7 Pengelolaan UPT Balai Benih Hortikultura 98,250,000 100,000,000 98.25 Ekonomis 8 Pengelolaan UPT Balai Benih Padi dan Palawija 84,826,150 85,000,000 99.80 Ekonomis Sumber: Data diolah


(69)

Tabel 3 Perhitungan Ekonomi Kegiatan Tahun 2014 (lanjutan)

No Uraian Kegiatan Input

(Rp) (1)

Harga Input (Rp)

(2)

Tingkat Ekonomi

(%) = (1) : (2)

Keterangan

E Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

9 Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agrobisnis

2,311,000 185,000,000 1.25 Ekonomis 10 Pendukungan Kegiatan TNI (TMMD) untuk Kegiatan

Pertanian

91,357,830 100,000,000 91.36 Ekonomis 11 Peningkatan Kemampuan Kelembagaan Petani 48,286,550 75,000,000 64.38 Ekonomis F Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan

12 Penelitian dan Pengembangan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan

61,907,050 75,000,000 82.54 Ekonomis G Program Peningkatan Penerapan Teknologi

Pertanian/Perkebunan

13 Pemutakhiran Data dan Pengembangan Sistem Informasi

60,870,000 75,000,000 81.16 Ekonomis 14 Pengembangan Teknologi Pertanian Tanaman Pangan 298,403,727 496,000,000 60.16 Ekonomis 15 Pengembangan Mekanisasi Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan

1,149,632,650 1,327,000,000 86.63 Ekonomis Sumber: Data diolah


(70)

Tabel 3 Perhitungan Ekonomi Kegiatan Tahun 2014 (lanjutan)

No Uraian Kegiatan Input

(Rp) (1)

Harga Input (Rp)

(2)

Tingkat Ekonomi

(%) = (1) : (2)

Keterangan

H Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

16 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan 63,758,000 90,000,000 70.84 Ekonomis 17 Peningkatan Produktivitas Tanaman Tahunan

Perkebunan

1,301,979,491 1,350,000,000 96.44 Ekonomis 18 Perlindungan dan Pengendalian Organisme Pengganggu

Tanaman

328,377,150 354,250,000 92.70 Ekonomis 19 Pengembangan Infrastruktur Pertanian (DAK Bid.

Pertanian)

4,233,858,850 5,123,750,000 82.63 Ekonomis 20 Pembinaan Lingkungan Sosial 515,103,763 570,000,000 90.37 Ekonomis 21 Peningkatan Produksi Pertanian Organik 59,677.40 75,000,000 0.08 Ekonomis 22 Penyusunan Kebijakan Pencegahan Alih Fungsi Lahan

Pertanian

180,007,000 380,000,000 47.37 Ekonomis 23 Pengembangan Perkebunan Tanaman Semusim dan

Rempah

223,137,398 300,000,000 74.38 Ekonomis 24 Pengembangan Pertanian Hortikultura 196,118,650 225,000,000 87.16 Ekonomis 25 Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan 0 202,000,000 0.00 - 26 Pengembangan Infrastruktur Pertanian (Sisa DAK

Bid.Pertanian Tahun 2013)

2,556,849,000 3,190,000,000 80.15 Ekonomis TOTAL 13,449,534,758 16,475,000,000 81.64 Ekonomis Sumber:Data diolah


(71)

2. Perhitungan tingkat ekonomi tahun 2015 dan pengklasifikasian.

Analisis mengenai pengukuran ekonomis seluruh kegiatan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:


(72)

Tabel 4 Perhitungan Ekonomi Kegiatan Tahun 2015

No Uraian Kegiatan Input

(Rp) (1)

Harga Input (Rp)

(2)

Tingkat Ekonomi (%) = (1) : (2)

Keterangan

A Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

1 Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

88,529,280 1,867,270,000 4.74 Ekonomis 2 Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Rehabilitasi

Hutan dan Lahan

0 25,000,000 0 -

B Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

3 Pemeliharaan Satwa yang Dilindungi 19,197,900 100,000,000 19.20 Ekonomis 4 Gerakan Hari Menanam Pohon Indonesia dam Bulan

Menanam Nasional

47,689,182 50,000,000 95.38 Ekonomis C Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan

5 Pengendalian peredaran dan Penatausahaan Hasil Hutan 37,003,230 50,000,000 74.01 Ekonomis D Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

6 Ketatausahaan 1,085,533,134 1,316,997,500 82.42 Ekonomis 7 Optimalisasi Pengelolaan Kebun Bibit Permanen 57,087,250 60,000,000 95.15 Ekonomis 8 Pengelolaan UPT Balai Benih Hortikultura 93,878,500 100,000,000 93.88 Ekonomis 9 Pengelolaan UPT Balai Benih Padi dan Palawija 79,778,775 80,000,000 99.72 Ekonomis Sumber: Data diolah


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)