Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD wajib menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP kepada Bupati sebagai
perwujudan kewajiban
suatu Instansi
Pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP dibuat dalam rangka
perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan yang dipercayakan kepada Instansi
Pemerintah berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. LAKIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja, dan alat pendorong
terwujudnya good governance serta berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.
E. Penelitian Terdahulu
1. Anisa 2011 melakukan penelitian tentang
“Evaluasi Kinerja Keuangan Dinas Kesehatan Kota Makassar Melalui Pendekatan Value For Money
”. Penelitian Anisa 2011 bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan Dinas
Kesehatan Kota Makassar, melalui pengukuran 3E ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Penelitian ini menunjukkan tingkat ekonomi dan efisiensi Dinas
Kesehatan Kota Makassar mampu mencapai hasil yang cukup baik. Tetapi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tingkat efektivitasnya masih kurang karena didasari tingkat kepuasan masyarakat yang belum maksimal. Penelitian Anisa 2011 menggunakan tiga
metode pengumpulan data yaitu 1 wawancara untuk mengetahui tingkat kinerja dari aspek ekonomi; 2 dokumentasi untuk mengetahui tingkat kinerja
dari aspek efisiensi; dan 3 kuesioner dengan sampel 100 orang untuk mengetahui tingkat kinerja dari aspek efektivitas. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian Dian Anisa 2011 yaitu sama-sama meneliti kinerja organisasi sektor publik menggunakan analisis value for money, sedangkan
perbedaannya yaitu terletak pada objek penelitian dan metode pengumpulan data. Penelitian terdahulu dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Makassar dan
menggunakan tiga metode pengumpulan data, sedangkan penelitian ini dilakukan di Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta dan hanya
menggunakan metode dokumentasi dalam pengumpulan datanya. 2.
Kuswanti 2014 melakukan penelitian tentang Analisis Kinerja Keuangan Melalui Pendekatan Value For Money. Penelitian ini dilakukan pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul yang diukur
menggunakan pendekatan Value For Money ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Nilai ekonomi membandingkan realisasi dana yang digunakan
dengan dana yang dianggarkan dari data Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP, nilai efisiensi menggunakan perbandingan
output dan input dari data Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung kidul dan nilai efektivitas
dihitung berdasarkan perbandingan nilai outcome dan output, dimana nilai outcome berisi tingkat kepuasan masyarakat. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil data yang dibutuhkan dengan cara melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait dari instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul,
dokumentasi yaitu dengan cara mengutip arsip-arsip dan catatan-catatan yang ada di dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP
Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul tahun anggaran 2012, metode penelitian kepustakaan yaitu dengan cara mengambil data dari buku-buku,
makalah, dan jurnal yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Selain itu, peneliti juga mengumpulkan data dengan cara menyebarkan kuesioner
sebanyak 100 ekslempar kepada masyarakat pengguna puskemas untuk memperoleh data outcome atau penilaian dari masyarakat Kabupaten Gunung
Kidul. 3.
Nugrahani 2007 melakukan penelitian tentang “Analisis Penerapan Konsep
Value for Money Pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta”. Nugrahani
2007 bermaksud menyederhanakan penilaian kinerja sektor publik dalam hal ini Pemda DIY dengan menggunakan konsep Value for Money yang
difokuskan pada ekonomis, efisien, dan efektivitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan Pemda DIY cukup ekonomis, dan
efisien, tetapi kurang efektif. Pengumpulan data penelitian menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari Biro Pusat Statistik Pemda DIY berupa data tentang APBD dan realisasi APBD periode 2002-2004, sedangkan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah APBD dan realisasi APBD Pemda DIY periode 4 empat tahun. Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis
kualitatif dan kuantitatif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Nugrahani 2007 yaitu
sama-sama meneliti mengenai kinerja sektor publik menggunakan konsep value for money. Perbedaan penelitian terletak pada metode analisis data dan
objek penelitian. Penelitian terdahulu dilakukan pada Pemda DIY dengan metode analisis data yang digunakan yaitu metode analisis kualitatif dan
kuantitatif, sedangkan penelitian ini akan dilakukan pada Dinas Pertanian DIY dengan metode analisis deskriptif sebagai teknik analisis datanya.
4. Ayuningtyas 2012, melakukan penelitian tentang
“Analisis Value For Money Dalam Pengukuran Kinerja Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota
Yogyakarta Periode Tahun 2009- 2011”. Penelitian Ayuningtyas 2012
bertujuan untuk menilai kinerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
dengan dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data yang didapat
dari metode ini adalah data mengenai rencana dan realisasi program pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, sedangkan dokumen
sumber yang digunakan adalah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
periode tahun 2009-2011. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa kinerja Dinas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta periode tahun 2009-2011 telah berjalan dengan ekonomis, efisien, dan efektif.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama melakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis value for
money. Perbedaannya terletak pada tempat penelitian yang mengambil pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, sedangkan untuk
penelitian yang sekarang mengambil tempat pada Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta.
F. Kerangka Konseptual