Hasil Uji Asumsi Klasik

61 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai VIF hanya pada variabel Jumlah Anggota X 1 saja yang mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 yaitu sebesar 1,979. Berarti bahwa hanya variabel Jumlah Anggota X 1 saja yang terbebas dari penyimpangan multikolinier. Sedangkan pada variabel Jumlah Simpanan X 2 dan Modal Kerja X 3 mempunyai nilai VIF lebih besar dari 10. Berarti kedua variabel tersebut terjadi multikolinieritas.

4.2.2. Analisis Dengan Menghilangkan Variabel Modal Kerja X

3

4.2.2.1. Hasil Uji Asumsi Klasik

Dalam analisis sebelumnya digunakan tiga variabel bebas dengan satu variabel terikat terjadi multikolinieritas. Maka salah satu cara untuk mengobatinya adalah dengan menghilangkan salah satu atau beberapa variabel bebasnya [Ghozali : 2001]. Dengan demikian dalam analisis selanjutnya variabel bebas yang tidak diuji dalam penelitian ini adalah variabel Modal Kerja X 3 . a. Multikolinieritas Multikollinieritas berarti terjadi korelasi mendekati sempurna antar variabel bebas. Menurut Ghozali [2001] cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieritas antara lain dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance, apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 62 Berdasarkan pengolahan dengan SPSS diperoleh data VIF sebagai berikut : Tabel 4.7: Hasil Uji Multikolinieritas Dua Variabel Bebas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 5.486E8 1.658E8 3.309 .030 X1 = Jumlah Anggota -85277.444 15824.583 -.142 -5.389 .006 .997 1.003 X2 = Jumlah Simpanan .012 .000 .980 37.210 .000 .997 1.003 a. Dependent Variable: Y = SHU Sumber : Lampiran 4 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai VIF pada variabel bebas mempunyai nilai VIF lebih kecil daripada 10. Pada variabel Jumlah Anggota X 1 sebesar 1,003 dan variabel Jumlah Simpanan X 2 sebesar 1,003. Nilai Tolerance pada variabel bebas juga mempunyai nilai lebih besar dari 0,1 , yaitu masing-masing pada variabel Jumlah Anggota X 1 sebesar 0,997 dan variabel Jumlah Simpanan X 2 sebesar 0,997. Hal ini menunjukkan bahwa pengujian asumsi klasik pada penelitian ini sudah terbebas dari penyimpangan multikoliner. Maka selanjutnya dilakukan penelitian dengan satu variabel terikat dan dua variabel bebas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 63 b. Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi antara dua observasi yang diurutkan berdasarkan waktu urut time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross sectorial. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya [Ghozali, 2006 : 95]. Uji untuk pendeteksian autokorelasi adalah uji Durbin-Watson. Nilai Durbin-Watson dapat dilihat pada output Regression pada tabel Model Summary kolom Durbin Watson. Tabel 4.8: Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .999 a .997 .996 1.393E7 3.431 a. Predictors: Constant, X2 = Jumlah Simpanan, X1 = Jumlah Anggota b. Dependent Variable: Y = SHU Sumber : Lampiran 4 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 3,431. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data n = 7 , serta k = 2 k adalah jumlah variabel bebas diperoleh nilai dl sebesar 0,467 dan du sebesar 1,896 Lampiran 6. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 64 Gambar 4.1: Kurva Durbin Watson T idak ada aut okorelasi posit if dan t idak ada aut okorelasi negat if dL dU 4 - dU 4 - dL 4 ad a au to ko re la si p os iti f daerah keragu raguan ad a au to ko re la si n eg at if daerah keragu raguan 0,467 1,896 2,103 3,532 3,431 DW Berdasarkan kurva Durbin Watson di atas menunjukkan bahwa nilai d yang dihasilkan berada di antara 4-du 2,103 sampai dengan 4- dl 3,532 atau berada di daerah keragu-raguan. Hal ini dapat diartikan bahwa pengujian asumsi klasik pada penelitian ini sudah terbebas dari penyimpangan autokorelasi. c. Heterokedastisitas Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastistas, digunakan korelasi Rank Sperman antara residual dengan variabel independen Ghozali, 2006 : 105 . Menurut Santoso 2002 : 231, apabila nilai signifikan hitung sig dari tingkat signifikan α = 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastistas. Sedangkan apabila nilai signifikan hitung sig dari tingkat signifikan α = 0,05 berarti terjadi heteroskedastistas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 65 Tabel 4.9: Hasil Uji Heterokedastisitas Correlations X1 = Jumlah Anggota X2 = Jumlah Simpanan Unstandardized Residual Spearmans rho X1 = Jumlah Anggota Correlation Coefficient 1.000 -.143 -.179 Sig. 2-tailed . .760 .702 N 7 7 7 X2 = Jumlah Simpanan Correlation Coefficient -.143 1.000 .071 Sig. 2-tailed .760 . .879 N 7 7 7 Unstandardized Residual Correlation Coefficient -.179 .071 1.000 Sig. 2-tailed .702 .879 . N 7 7 7 Sumber : Lampiran 4 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa korelasi variabel Jumlah Anggota X 1 dengan Unstandardized Residual nilai signifikansi sebesar 0,702 dan variabel Jumlah Simpanan X 2 dengan Unstandardized Residual nilai signifikansi sebesar 0,879. Karena signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa pengujian asumsi klasik pada penelitian ini sudah terbebas dari penyimpangan heterokedastisitas. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik tersebut, maka model regresi yang diperoleh merupakan model yang menghasilkan estimasi linear yang tidak bias yang baik yang artinya bahwa koefisien regresi pada persamaan tersebut linear dan tidak bias, karena memenuhi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 66 beberapa asumsi yaitu tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi autokorelasi, serta tidak terjadi heterokedastitas.

4.2.2.2. Hasil Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN PENGARUH MODAL, JUMLAH ANGGOTA DAN PROMOSI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI HARAPAN KENDAL.

0 1 11

PENGARUH MODAL, JUMLAH ANGGOTA DAN PROMOSI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PENGARUH MODAL, JUMLAH ANGGOTA DAN PROMOSI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI HARAPAN KENDAL.

0 1 14

Pengaruh jumlah modal, jumlah anggota dan jumlah pinjaman anggota terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi Pedagang Bhakti Pati tahun 1992 - 2013.

4 20 145

Pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) studi kasus di BUMN/BUMD koperasi primer anggota PKPRI kota Madiun.

0 13 97

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH PINJAMAN, JUMLAH SIMPANAN DAN TAMBAHAN MODAL DENGAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI WARGA TP WACHID HASYIM SURABAYA.

0 0 79

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI MINA PUTRA BAHARI KABUPATEN ENDE.

8 17 97

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN SERTA JUMLAH PINJAMAN TERHADAP BESAR KECILNYA PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KARYAWAN “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO.

3 6 86

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN, JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) YANG BERNAUNG DI BAWAH DINAS KOPERASI DAN UMKM KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2011-2014.

8 33 124

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI KARYAWAN TIMAH MITRA MANDIRI PANGKALPINANG

0 0 18

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI MINA PUTRA BAHARI KABUPATEN ENDE

0 1 18