Tujuan dan Manfaat Penelitian Batasan Masalah RS 232 [8]

kadang masih belum bisa tepat sasaran dengan semestinya. Hal ini disebabkan benda yang digunakan berbentuk kubus. Kekurangan inilah yang akan diperbaiki dengan mengubah bentuk benda sebagai prototipe sampah. Alat ini juga dilengkapi dengan HMI sebagai interface antara alat dan orang yang akan menjalankan alat ini. HMI ini akan berfungsi sebagai pengganti tombol, monitoring proses, monitoring jumlah benda yang sudah dipilah dan masukan waktu berjalannya sistem. Penggunaan HMI akan lebih mempermudah operator dalam menjalankan alat. Penggunaan HMI sebagai pengganti tombol bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya konsleting listrik yang sering terjadi pada tombol – tombol hardware atau panel hardware. Monitoring proses akan membantu operator untuk mengetahui sampai di mana proses bekerja dan apabila terjadi kerusakan bisa diketahui posisi kerusakan. Monitoring jumlah benda akan membantu operator mengetahui jumlah benda yang sudah terpilah pada saat itu dan membantu user untuk mengambil data melalui data base. HMI juga akan membantu keamanan dalam pengoperasian alat karena akan difasilitasi dengan adanya login . Login berfungsi sebagai pengaman sehingga alat tidak bisa dijalankan sembarangan. Selain penambahan HMI perbaharuan dari sistem yang sudah ada adalah dengan menggunakan benda berbentuk silinder, karena benda berbentuk silinder akan mudah untuk berputar karena adanya gesekan antara benda dan penghalan serta bantuan conveyor untuk pergeseran menuju ke tempat pemilah.

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pemilah sampah otomatis yang dikendalikan dengan PLC yang dilengkapi dengan HMI sehingga sistem mempunyai kinerja yang lebih baik, serta adanya pemilah yang mempermudah pengelompokan benda. Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Sebagai alat pemilah benda yang bisa meringankan kerja pemilahan benda secara manual. b. Terbantunya operator dalam menggunakan dan mengoperasikan alat ini, serta bisa memantau mesin dengan lebih mudah dari segi maintenance maupun monitoring. c. Dengan adanya pemilah dengan sistem yang baik maka akan mempermudah pemilahan benda.

1.3. Batasan Masalah

Agar Tugas Akhir ini bisa mengarah pada tujuan dan untuk menghindari kompleksnya permasalahan yang muncul, maka diperlukan adanya batasan-batasan masalah yang sesuai dengan judul dari tugas akhir ini. Adapun batasan masalah adalah: 1. Memperbarui benda kerja menjadi silinder 2. Menggunakan PLC OMRON SYSMAC CP1E 12 input dan 8 output sebagai pengendali kerja sistem. 3. Menggunakan HMI sebagai monitoring posisi keberadaan benda, monitoring jumlah sampah yang sudah dipilah, pemisah antara user dan operator, dan pengambilan data.. 4. Komunikasi PLC ke HMI menggunakan kabel RS232.

1.4. Metodologi Penelitian

Berdasar pada tujuan yang akan dicapai metode-metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah: 1. Studi literatur, yaitu mempelajari dan membaca tentang sensor, aktuator, motor, PLC dan HMI yang akan diinstal dan sudah ada pada mesin pemilah benda berdasarkan jenis. 2. Menguji dan melihat kembali alat yang sudah ada pada lantai 4 lab. Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma. 3. Modifikasi, yaitu merancang ulang bentuk benda kerja menjadi silinder. 4. Pembuatan hardware , meliputi modifikasi bentuk benda menjadi silinder. 5. Pembuatan software ulang. Tahap ini bertujuan untuk mensikronkan alat yang sudah ada dan perubahan – perubahan baru dengan alaur kerja alat pemilah sampah. 6. Perancangan isi HMI. Tahap ini adalah tahap pembuatan isi dari HMI dengan menggunakan software HMI. Pembuatan isi HMI ini akan mengacu pada batasan – batasan maslah tentang isi dari HMI. 7. Eksperimen, yaitu dengan langsung melakukan praktek maupun pengujian terhadap hasil pembuatan alat dalam pengerjaan tugas akhir ini. 8. Proses pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengamati sistem apakah sudah sesuai dengan proses yang inginkan dan mengambil data dari jumlah barang yang sudah diletakkan pada tempat atau wadahnya masing-masing. 9. Analisis dan penyimpulan hasil percobaan. Analisis dapat dilakukan dengan melihat proses berjalannya sistem setelah di upgrade dan sebelum di upgrade , apakah sudah sesuai dengan yang dirancang dan apakah meningkatkan kinerja sistem. Penyimpulan hasil percobaan, dapat diambil dengan membandingkan kinerja sistem setelah di upgrade dan sebelum di upgrade . BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detil peralatan yang digunakan. Hal yang akan dibahas adalah Programmable Logic Controller PLC, Human Machine Interface HMI, software PLC dan HMI, kabel RS232, dan silinder benda kerja. 2.1. Programmable Logic Controller PLC [4] PLC adalah sebuah bentuk khusus dari pengendali berbasis mikroprosesor yang menggunakan memori program untuk menyimpan instruksi dan mengimplementasikan fungsi logika urutan proses, timing, counting, dan fungsi aritmatika. Pertama kali dikembangkan pada tahun 1969. Keuntungan utama penggunaan PLC ialah sistem kendali dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan tanpa harus mengubah komponen dasar pengendalinya. Dikarenakan sangat fleksibel terhadap variasi sistem kendali maka menjadi hemat biaya. Kelebihan PLC yang lain ialah : 1. Tahan terhadap lingkungan kerja yang keras serta suhu, getaran, dan kebisingan yang dinamis. 2. Input output sudah tersedia di unit PLC. 3. Bahasa program dan pemrograman mudah dipahami. Sekarang ini sistem PLC banyak digunakan karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 1. Kokoh dan dirancang untuk tahan terhadap getaran, suhu, kelembaban, dan kebisingan. 2. Antarmuka untuk input dan output telah tersedia secara built-in di dalamnya. 3. Mudah diprogram dan menggunakan sebuah bahasa pemprograman yang mudah dipahami, yang sebagian besar berkaitan dengan operasi-operasi logika dan penyambungan. 4. Relatif mudah untuk dipelajari. 5. Standarisasi sistem kontrol lebih mudah diterapkan. 6. Mudah dalam hal maintenance . Dari ukuran dan kemampuannya, PLC dapat dibagi menjadi jenis-jenis berikut [5]: 5 1. Tipe Compact Gambar 2.1 merupakan contoh PLC c ompact .Ciri-ciri PLC tipe compact adalah: 1. Seluruh komponen power supply , CPU, modul input-output , mudul komunikasi menjadi satu. 2. Umumnya berukuran kecil compact . 3. Mempunyai jumlah input output relatif sedikit dan tidak dapat diekspan, 4. Tidak dapat di tambah modul-modul kusus . Gambar 2.1. PLC compact OMRON CP1E. 2. Tipe Modular Gambar 2.1 merupakan contoh PLC modular . Ciri-ciri PLC tipe modular [5]: 1. Komponen-komponennya terpisah ke dalam modul-modul. 2. Berukuran besar. 3. Memungkinkan untuk ekspansi jumlah inputoutput sehingga jumlah lebih banyak 4. Memungkinkan penambahan modul-modul khusus. Gambar 2.2. PLC modular OMRON. Untuk memprogram suatu PLC, hal pertama yang harus dilakukan adalah program ditulis di PC dengan menggunakan program khusus PLC, setelah itu program yang sudah selesai dibuat di download ke PLC dengan menggunakan kabel serial yang merupakan sarana komunikasi antara PC dengan PLC seperti pada gambar 2.4. Setelah itu PLC yang sudah diprogram dapat bekerja sebagai pengontrol yang independent .[5] Gambar 2.3. Komunikasi PC dengan PLC untuk pemrograman. Gambar 2.4. Kabel komunikasi PC dengan PLC. Cara kerja dari suatu PLC adalah dengan cara memeriksa input sinyal dari suatu proses dan melakukan suatu fungsi logika terhadap sinyal yang masuk, mengeluarkan sinyal output untuk mengontrol mesin atau suatu proses. Interface standar yang terdapat pada PLC memungkinkan PLC untuk dihubungkan secara langsung dengan suatu sensor tanpa membutuhkan suatu rangkaian perantara. Di samping itu penggunaan PLC memungkinkan untuk mengubah suatu sistem kontrol tanpa harus terlebih dahulu mengubah instalasi yang sudah ada sebelumnya. Jika ingin mengubah jalannya proses, maka yang harus diubah hanyalah program yang ada dalam memori PLC saja tanpa harus mengubah hardware yang telah digunakan. Penggunaan PLC akan memudahkan pemakai dalam melakukan instalasi sekaligus dapat mempersingkat waktu untuk mengubah jalanya proses kontrol. PLC dapat bekerja pada lingkungan industri dengan kondisi yang cukup berat, seperti temperatur yang tinggi dan bekerja selama 10-12 jam sehari non stop [6].

2.1.1. Perangkat Keras PLC

Gambar 2.5. Sistem PLC. [4]. Biasanya sistem PLC memiliki komponen fungsional Central Processing Unit CPU, memori, unit catu daya power supply unit , bagian input output antarmuka, komunikasi antarmuka dan perangkat pemrograman seperti pada gambar 2.5. Sebuah PLC terdiri dari : 1. Unit prosesor atau CPU adalah unit yang mengandung mikroprosesor untuk menafsirkan sinyal input dan melakukan tindakan kontrol,sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori, serta mengkomunikasikan sinyal tindakan untuk output . 2. Unit catu daya power supply yang dibutuhkan untuk mengubah listrik AC ke DC 5 V yang diperlukan untuk prosesor. 3. Perangkat pemrograman programming devices yang digunakan untuk memasukkan program ke memori prosesor. Program yang akan dimasukkan terlebih dahulu dibuat menggunakan perangkat lunak software, dan kemudian dipindahkan ke unit memori PLC. 4. Unit memori memory unit adalah tempat menyimpan program. Program tersebut digunakan untuk melakukan kontrol yang akan dilakukan oleh mikroprosesor. 5. Input and output berfungsi mengkomunikasikan informasi dari luar. Perangkat input and output memberikan sinyal diskrit maupun digital. Perangkat digital dapat dianggap perangkat dasarnya diskrit yang memberikan urutan on-off sinyal gambar 2.6. Perangkat analog memberikan sinyal yang ukurannya sebanding dengan ukuran variabel yang sedang dipantau. Sebagai contoh, sensor suhu dapat memberikan tegangan sebanding dengan temperatur. Gambar 2.6. Sinyal : a diskrit, b digital, c analog. [4].

2.1.2. Arsitektur Internal

Gambar 2.7 menunjukkan arsitektur internal dasar sebuah PLC. Arsitektur internal itu terdiri dari CPU yang berisi sistem mikroprosesor, memori, dan sirkuit input output . Operasi proses di dalam CPU dilengkapi clock dengan kisaran frekuensi 1 MHz sampai dengan 8 MHz. Besarnya frekuensi clock menentukan kemampuan kecepatan operasi sebuah PLC. Sinyal informasi yang diolah di dalam PLC berbentuk sinyal digital. Jalur internal yang berfungsi untuk mengalirkan informasi digital ini disebut bus . Dalam arti fisik, bus adalah sejumlah konduktor yang mengalirkan sinyal elektrik ke beberapa elemen di dalam arsitektur internal PLC. Gambar 2.7. Arsitektur Internal PLC. [4]. 2.1.3. Central Processing Unit CPU Struktur internal yang terdapat pada CPU tergantung dari jenis mikroprosesor yang terpasang di dalamnya. Umumnya terdapat : a. Arithmetic and Logic Unit ALU yang bertugas melakukan manipulasi data dan menghasilkan data operasi penjumlahan dan perkalian, serta operasi logika AND, OR, NOT, dan EXCLUSIVE OR. b. Memori, disebut juga dengan register yang terletak di dalam mikroprosesor dan digunakan untuk menyimpan informasi atau data yang akan digunakan dalam pelaksanaan program. Unit pengendali, berfungsi untuk mengendalikan waktu operasi.

2.1.4. Instruksi Dasar PLC

Semua instruksi perintah program yang ada dibawah merupakan instruksi paling dasar pada PLC Omron sysmac C-series. Menurut aturan pemrograman, setiap akhir program harus ada instruksi dasar END yang oleh PLC dianggap sebagai batas akhir dari program. Instruksi ini tidak ditampilkan pada tombol operasional programming console , akan tetapi berupa sebuah fungsi yaitu FUN 01 . Jadi jika kita mengetik FUN 01 pada programming console , maka pada layar programming console akan tampil END 01 . 1. LOAD Mempunyai simbol bahasa pemrograman LD. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja sequence pada suatu sistem kontrol hanya membutuhkan satu kondisi logic saja dan sudah dituntut untuk mengeluarkan satu output . Logikanya seperti contact NO relay. Simbol ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.8. Gambar 2.8. Simbol ladder diagram untuk LOAD LD. 2. LOAD NOT Mempunyai simbol bahasa pemrograman LD NOT. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja sequence pada suatu sistem kontrol hanya membutuhkan satu kondisi logic saja dan sudah dituntut untuk mengeluarkan satu output . Logikanya seperti contact NC relay. Simbol Ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.9. Gambar 2.9. Simbol ladder diagram untuk LOAD NOT . 3. AND Mempunyai simbol bahasa pemrograman AND. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja sequence pada suatu sistem kontrol membutuhkan lebih dari satu kondisi logic yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu output . Logikanya seperti contact NO relay. Simbol ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.10. Gambar 2.10. Simbol ladder diagram untuk AND . 4. AND NOT Mempunyai simbol bahasa pemrograman AND NOT. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja sequence pada suatu sistem kontrol membutuhkan lebih dari satu kondisi logic yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logikanya seperti contact NC relay . Simbol ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.11. Gambar 2.11. Simbol ladder diagram untuk AND NOT . 5. OR Mempunyai simbol bahasa pemrograman OR. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja sequence pada suatu sistem kontrol hanya membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logika untuk mengeluarkan satu output. Logikanya seperti contact NO relay . Simbol Ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.12. Gambar 2.12. Simbol ladder diagram untuk OR . 6. OR NOT Mempunyai simbol bahasa pemrograman OR NOT. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja sequence pada suatu sistem kontrol hanya membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logika untuk mengeluarkan satu output . Logikanya seperti contact NC relay. Simbol Ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.13. Gambar 2.13. Simbol ladder diagram untuk OR NOT . 7. OUT Mempunyai simbol bahasa pemrograman OUT. Instruksi ini berfungsi untuk mengeluarkan output jika semua kondisi logika ladder diagram sudah terpenuhi. Logikanya seperti contact NO relay. Simbol Ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.14. Gambar 2.14. Simbol ladder diagram untuk OUT . 8. OUT NOT Mempunyai simbol bahasa pemrograman OUT NOT. Instruksi ini berfungsi untuk mengeluarkan output jika semua kondisi logika ladder diagram sudah terpenuhi. Logikanya seperti contact NC relay. Simbol Ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.15. Gambar 2.15. Simbol ladder diagram untuk OUT NOT . 9. Set dan Reset Intstruksi SET adalah seperti intruksi OUT, akan tetepi intruksi SET, bit yang menjadi operandnya akan bersifat latching mempertahankan kondisinya. Artinya bitnya akan tetap dalam kondisi on walaupun kondisi input nya sudah kondisi off. Untuk mengembalikannya ke kondisi off harus digunakan intruksi Reset. Intruksi ini hanya berlaku untuk sytemac C serise tipe baru seperti CQM1,C200H, C200HS, C200HXHEHG,CV-Serise. 10. AND LOAD Mempunyai simbol bahasa pemrograman AND LD. Untuk kondisi logika ladder diagram yang khusus seperti pada Gambar 2.16 dibawah ini. Gambar 2.16. Simbol ladder diagram untuk AND LOAD . 11. OR LOAD Mempunyai simbol bahasa pemrograman OR LD. Untuk kondisi logika ladder diagram yang khusus seperti pada Gambar 2.17. Gambar 2.17. Simbol ladder diagram untuk OR LOAD . 12. Differentiate Up dan Differentiate Down Mempunyai simbol bahasa pemrograman DIFU 13 untuk Instruksi Differentiate Up dan DIFD 14 untuk Instruksi Differentiate Down . Differentiate up dan Differentiate Down berfungsi untuk mengubah kondisi logika operan dari Off menjadi On selama 1 scan time. 1 scan time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh PLC untuk menjalankan program dimulai sari alamat program 00000 sampai instruksi END 01. DIFU 13 sifatnya mendeteksi transisi naik dari input dan DIFD 14 mendeteksi transisi turun dari input . Simbol Ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.18. Gambar 2.18. Simbol ladder diagram untuk DIFU013 dan DIFD014. 13. Timer dan Counter Mempunyai simbol bahasa pemrograman TIM untuk instruksi Timer dan CNT untuk instruksi Counter . Timer atau Counter pada PLC berjumlah 512 buah yang bernomor TC 000 sampai dengan TC 511 tergantung tipe PLC nya. Jika suatu nomer sudah dipakai sebagai Timer atau Counter , maka nomer tersebut tidak boleh dipakai lagi sebagai Timer ataupun sebagai Counter . Jadi dalam satu program tidak boleh ada nomor Timer atau Counter yang sama. Nilai Time atau Counter pada PLC bersifat count down menghitung mundur dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan mundur tersebut mencapai angka nol maka contact NO Timer atau Counter akan ON. Timer mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk BCD dan dalam orde 100ms. Sedangkan Counter mempunyai orde angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999. Simbol ladder diagram untuk Timer ditunjukkan pada Gambar 2.19 sedangkan untuk Counter ditunjukkan pada Gambar 2.18. Gambar 2.19. Simbol ladder diagram untuk Timer . Gambar 2.20. Simbol ladder diagram untuk Counter . 14. Move Mempunyai simbol bahasa pemrograman MOV 21. Instruksi MOV 21 berfungsi untuk memindahkan data channel 16 bit data dari alamat memori asal ke alamat memori tujuan atau untuk mengisi suatu alamat memori yang ditunjuk dengan data bilangan hexadecimal atau BCD [6] Simbol ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.21. instruksi terdapat pada tabel 2.1. Gambar 2.21. Simbol ladder diagram untuk Move 021. Tabel 2.1. Tabel intruksi PLC [4]. Kode Intruksi Mnemonic Fungsi 21 Move MOV Mengkopy sebuah konstanta isi dari sebuah word ke word lain. 83 Movd MOVD Mengkopy sebuah konstanta isi dari sebuah digit 56 Mull MULL Mengali sebuah konstanta isi dari sebuah word 32 bit 55 Subl SUBL Menambah sebuah konstanta isi dari sebuah word 32 bit - PID control PID__12 Melakukan kontrol PID berdasar pada parameter tertentu 24 Binary to BCD BCD Mengubah data biner 4-digit ke data BCD 4-digit. 15. Data Memory DM Data memori berfungsi untuk menyimpan data-data program karena isi DM tidak akan hilang reset walaupun sumber tegangan PLC telah OFF. Ada beberapa macam data rmemori, diantaranya: a. DM readwrite : DM ini dapat dihapus dan ditulis oleh program yang dibuat. Jadi sangat berguna untuk manipulasi data program. b. DM special IO unit : DM ini berfungsi untuk menyimpan dan mengolah hasil dari special IO unit , mengatur dan mendefinisikan sistem kerja spesial IO unit . c. DM history Log : DM ini dapat menyimpan informasi-informasi penting pada saat PLC terjadi kegagalan sistem operasionalnya. d. DM Link Test Area : DM ini berfungsi untuk menyimpan informasi-informasi yang menunjukkan status dari sistem link PLC. e. DM setup: berfungsi untuk setup kondisi default kondisi kerja saat PLC aktif. Gambar 2.22. Spesifikasi DM area. 2.2. Human Machine Interface HMI Human Machine Interface HMI adalah unit kontrol terpusat untuk fasilitas manufaktur yang dilengkapi dengan penerima data, event logging , video feed , dan pemicu. HMI dapat digunakan untuk mengakses sistem setiap saat untuk berbagai tujuan, misalnya untuk menampilkan kesalahan mesin, menampilkan status proses, menampilkan jumlah produk, dan tempat dimana operator melakukan pengendalian mesin. Penggunaan HMI memiliki beberapa keuntungan, misalnya penggunaan kode warna sehingga memudahkan identifikasi, penggunaan ikon atau gambar sehingga mudah dikenali, dan layar yang dapat dirubah-rubah sehingga memungkinkan untuk pembuatan level akses masuk ke sistem. Pada sistem manufaktur HMI harus bekerja secara terintegrasi dengan Programmable Logic Controller PLC. PLC akan mengambil informasi dari sensor, dan mengubahnya ke aljabar Boolean [4]. 2.2.1. Programmable Terminal NT-30 Programmable terminal PT NT30 merupakan salah satu piranti yang dapat digunakan sebagai masukan ataupun keluaran dalam sistem pengendalian yang menggunakan PT [7]. PT berupa layar sentuh Touch Screen . Tampilan dari PT dibuat dengan bantuan Software NT sup port Tool pada sebuah personal computer PC. Pembuatan program tampilan pada PT disusun berdasar pengalamatan pada program yang terdapat pada CPU PLC. Komunikasi hubungan PT dengan sebuah CPU PLC, merupakan hubungan antarmuka menggunakan adapter RS – 232. Gambar 2.23. Contoh tampilan pada PT NT30 [7]. PT dapat menampilkan elemen-elemen dengan banyak variasi seperti karakter, angka, lampu, touch switch dan graph pada layar. Gambar 2.23. menunjukkan contoh tampilan pada PT. Gambar 2.24. Dots LCD HMI. Ukuran pixel pada HMI NT30 terlihat pada gambar 2.24. Ukuran dihitung dari besar layar yaitu 320dot x 240 dot. HMI NT30C dapat menampilkan seluruh elemen layar seperti karakter dan grafis dalam delapan warna berbeda. NT30 tidak mampu menampilkan banyak warna dikarenakan keterbatasan fasilitas. Berikut ini adalah delapan warna dapat dipilih yaitu hitam, biru, merah, magenta, hijau, cyan, kuning, dan putih. Kombinasi dari dua warna ORed eksklusif berarti bahwa warna elemen layar sama dengan latar belakang. Pada kondisi ini layar akan ditampilkan dalam warna yang berbeda. Kuning misalnya eksklusif ORed dengan biru. Merah eksklusif ORed dengan cyan hijau, . cyan hijau eksklusif ORed dengan magenta biru, magenta biru eksklusif ORed dengan kuning putih, kuning putih eksklusif ORed dengan hitam. [11] Tabel 2.2. Pembagian karakter 2.2.1a. Karakter text Gambar dan karakter text dapat tertulis secara langsung pada layar, maka tidak perlu tabel memori untuk menampilkannya. Karakter text biasanya digunakan sebagai keterangan untuk memudahkan pengguna. Pembagian kerakter terdapat pada tabel 2.2. 2.2.1b. Karakter character string memory table Karakter string disimpan di dalam tabel memori karakter string yang dapat ditampilkan. Tampilan karakter dapat diubah dengan mengubah data yang disimpan di dalam tabel memori karakter string. 2.2.1c. Angka numeral memory table Angka-angka disimpan di dalam tabel memori angka dan dapat ditampilkan. Tampilan angka dapat diganti dengan mengganti data yang disimpan di dalam tabel memori angka. Nilai hexadesimal juga dapat ditampilkan. 2.2.1d. Lampu Lampu dapat digunakan untuk indikator status pengoperasian. Tampilan Persegi, lingkaran dan segi banyak dapat digunakan untuk indikator. Semua dikontrol oleh PC dan dapat dinyalakan atau dibuat sebagai pemberitahuan. 2.2.1e. Touch Switches Touch switch dapat diatur dimanapun pada layar. Menekan tombol pada layar mempunyai beberapa fungsi antara lain: pemberitahuan bahwa tombol telah ditekan untuk PC, masukan angka atau karakter string fungsi tombol masukan, menyalin angka atau karakter string fungsi tombol penyalin dan lain sebagainya. 2.2.1f. Graphs Bar graphs, trend graphs dan broken line graphs dapat ditampilkan menurut angka yang disimpan pada tabel memori angka. 2.3. RS 232 [8] Rs 232 adalah standar komunikasi serial yang didefinisikan sebagai antarmuka antara terminal data menggunakan pertukaran data biner secara serial. Dalam bahasa Inggris tersebut DTE adalah perangkat komputer dan DCE sebagai modem walaupun pada kenyataannya tidak semua produk antarmuka adalah DCE yang sesungguhnya. Komunikasi RS-232 diperkenalkan pada 1962 dan pada tahun 1997, Electronic Industries Association mempublikasikan tiga modifikasi pada standar RS-232 dan menamainya menjadi EIA-232. Standar RS-232 mendefinisikan kecepatan 256 kbps atau lebih rendah dengan jarak kurang dari 15 meter, namun belakangan ini sering ditemukan jalur kecepatan tinggi pada komputer pribadi dan dengan kabel berkualitas tinggi, jarak maksimum juga ditingkatkan secara signifikan. Dengan susunan pin khusus yang disebut null modem cable , standar RS-232 dapat juga digunakan untuk komunikasi data antara dua komputer secara langsung. Gambar 2.25 adalah bentuk hardware dari RS 232. Gambar 2.25. Kabel Rs-232.

2.4. USB