kadang masih belum bisa tepat sasaran dengan semestinya. Hal ini disebabkan benda yang digunakan berbentuk kubus. Kekurangan inilah yang akan diperbaiki dengan mengubah
bentuk benda sebagai prototipe sampah. Alat ini juga dilengkapi dengan HMI sebagai
interface
antara alat dan orang yang akan menjalankan alat ini. HMI ini akan berfungsi sebagai pengganti tombol,
monitoring
proses,
monitoring
jumlah benda yang sudah dipilah dan masukan waktu berjalannya sistem.
Penggunaan HMI akan lebih mempermudah operator dalam menjalankan alat. Penggunaan HMI sebagai pengganti tombol bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya
konsleting listrik yang sering terjadi pada tombol – tombol
hardware
atau panel
hardware. Monitoring
proses akan membantu operator untuk mengetahui sampai di mana proses bekerja dan apabila terjadi kerusakan bisa diketahui posisi kerusakan.
Monitoring
jumlah benda akan membantu operator mengetahui jumlah benda yang sudah terpilah pada saat itu
dan membantu
user
untuk mengambil data melalui
data base.
HMI juga akan membantu keamanan dalam pengoperasian alat karena akan difasilitasi dengan adanya
login
.
Login
berfungsi sebagai pengaman sehingga alat tidak bisa dijalankan sembarangan. Selain penambahan HMI perbaharuan dari sistem yang sudah ada adalah dengan
menggunakan benda berbentuk silinder, karena benda berbentuk silinder akan mudah untuk berputar karena adanya gesekan antara benda dan penghalan serta bantuan
conveyor
untuk pergeseran menuju ke tempat pemilah.
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pemilah sampah otomatis yang dikendalikan dengan PLC yang dilengkapi dengan HMI sehingga sistem mempunyai
kinerja yang lebih baik, serta adanya pemilah yang mempermudah pengelompokan benda. Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Sebagai alat pemilah benda yang bisa meringankan kerja pemilahan benda
secara manual. b.
Terbantunya operator dalam menggunakan dan mengoperasikan alat ini, serta bisa memantau mesin dengan lebih mudah dari segi
maintenance
maupun
monitoring.
c. Dengan adanya pemilah dengan sistem yang baik maka akan mempermudah
pemilahan benda.
1.3. Batasan Masalah
Agar Tugas Akhir ini bisa mengarah pada tujuan dan untuk menghindari kompleksnya permasalahan yang muncul, maka diperlukan adanya batasan-batasan
masalah yang sesuai dengan judul dari tugas akhir ini. Adapun batasan masalah adalah: 1.
Memperbarui benda kerja menjadi silinder 2.
Menggunakan PLC OMRON SYSMAC CP1E 12
input
dan 8
output
sebagai pengendali kerja sistem.
3. Menggunakan HMI sebagai
monitoring
posisi keberadaan benda,
monitoring
jumlah sampah yang sudah dipilah, pemisah antara user dan operator, dan pengambilan data..
4. Komunikasi PLC ke HMI menggunakan kabel RS232.
1.4. Metodologi Penelitian
Berdasar pada tujuan yang akan dicapai metode-metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:
1. Studi literatur, yaitu mempelajari dan membaca tentang sensor, aktuator, motor, PLC
dan HMI yang akan diinstal dan sudah ada pada mesin pemilah benda berdasarkan jenis.
2. Menguji dan melihat kembali alat yang sudah ada pada lantai 4 lab. Teknik Elektro
Universitas Sanata Dharma. 3.
Modifikasi, yaitu merancang ulang bentuk benda kerja menjadi silinder. 4.
Pembuatan
hardware
, meliputi modifikasi bentuk benda menjadi silinder. 5.
Pembuatan
software
ulang. Tahap ini bertujuan untuk mensikronkan alat yang sudah ada dan perubahan
– perubahan baru dengan alaur kerja alat pemilah sampah. 6.
Perancangan isi HMI. Tahap ini adalah tahap pembuatan isi dari HMI dengan menggunakan
software
HMI. Pembuatan isi HMI ini akan mengacu pada batasan –
batasan maslah tentang isi dari HMI. 7.
Eksperimen, yaitu dengan langsung melakukan praktek maupun pengujian terhadap hasil pembuatan alat dalam pengerjaan tugas akhir ini.
8. Proses pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengamati sistem
apakah sudah sesuai dengan proses yang inginkan dan mengambil data dari jumlah barang yang sudah diletakkan pada tempat atau wadahnya masing-masing.
9. Analisis dan penyimpulan hasil percobaan.
Analisis dapat dilakukan dengan melihat proses berjalannya sistem setelah di
upgrade
dan sebelum di
upgrade
, apakah sudah sesuai dengan yang dirancang dan apakah meningkatkan kinerja sistem.
Penyimpulan hasil percobaan, dapat diambil dengan membandingkan kinerja sistem setelah di
upgrade
dan sebelum di
upgrade
.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detil peralatan yang digunakan. Hal yang akan dibahas adalah
Programmable Logic Controller
PLC,
Human Machine Interface
HMI,
software
PLC dan HMI, kabel RS232, dan silinder benda kerja.
2.1.
Programmable Logic Controller
PLC [4]
PLC adalah sebuah bentuk khusus dari pengendali berbasis mikroprosesor yang menggunakan memori program untuk menyimpan instruksi dan mengimplementasikan
fungsi logika urutan proses,
timing, counting,
dan fungsi aritmatika. Pertama kali dikembangkan pada tahun 1969. Keuntungan utama penggunaan PLC ialah sistem kendali
dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan tanpa harus mengubah komponen dasar pengendalinya. Dikarenakan sangat fleksibel terhadap variasi sistem kendali maka menjadi
hemat biaya. Kelebihan PLC yang lain ialah : 1.
Tahan terhadap lingkungan kerja yang keras serta suhu, getaran, dan kebisingan yang dinamis.
2.
Input output
sudah tersedia di
unit
PLC. 3.
Bahasa program dan pemrograman mudah dipahami. Sekarang ini sistem PLC banyak digunakan karena memiliki beberapa keunggulan, antara
lain: 1.
Kokoh dan dirancang untuk tahan terhadap getaran, suhu, kelembaban, dan kebisingan.
2. Antarmuka untuk
input
dan
output
telah tersedia secara built-in di dalamnya. 3.
Mudah diprogram dan menggunakan sebuah bahasa pemprograman yang mudah dipahami, yang sebagian besar berkaitan dengan operasi-operasi logika dan
penyambungan. 4.
Relatif mudah untuk dipelajari. 5.
Standarisasi sistem kontrol lebih mudah diterapkan. 6.
Mudah dalam hal
maintenance
. Dari ukuran dan kemampuannya, PLC dapat dibagi menjadi jenis-jenis berikut [5]:
5
1. Tipe
Compact
Gambar 2.1 merupakan contoh PLC c
ompact
.Ciri-ciri PLC tipe
compact
adalah: 1.
Seluruh komponen
power supply
, CPU, modul
input-output
, mudul komunikasi menjadi satu.
2. Umumnya berukuran kecil
compact
. 3.
Mempunyai jumlah
input output
relatif sedikit dan tidak dapat diekspan, 4.
Tidak dapat di tambah modul-modul kusus
.
Gambar 2.1. PLC
compact
OMRON CP1E.
2. Tipe
Modular
Gambar 2.1 merupakan contoh PLC
modular
. Ciri-ciri PLC tipe
modular
[5]: 1.
Komponen-komponennya terpisah ke dalam modul-modul. 2.
Berukuran besar. 3.
Memungkinkan untuk ekspansi jumlah
inputoutput
sehingga jumlah lebih banyak
4. Memungkinkan penambahan modul-modul khusus.
Gambar 2.2. PLC
modular
OMRON.
Untuk memprogram suatu PLC, hal pertama yang harus dilakukan adalah program ditulis di PC dengan menggunakan program khusus PLC, setelah itu program yang sudah
selesai dibuat di
download
ke PLC dengan menggunakan kabel serial yang merupakan sarana komunikasi antara PC dengan PLC seperti pada gambar 2.4. Setelah itu PLC yang
sudah diprogram dapat bekerja sebagai pengontrol yang
independent
.[5]
Gambar 2.3. Komunikasi PC dengan PLC untuk pemrograman.
Gambar 2.4. Kabel komunikasi PC dengan PLC.
Cara kerja dari suatu PLC adalah dengan cara memeriksa
input
sinyal dari suatu proses dan melakukan suatu fungsi logika terhadap sinyal yang masuk, mengeluarkan
sinyal
output
untuk mengontrol mesin atau suatu proses.
Interface
standar yang terdapat pada PLC memungkinkan PLC untuk dihubungkan secara langsung dengan suatu sensor
tanpa membutuhkan suatu rangkaian perantara. Di samping itu penggunaan PLC memungkinkan untuk mengubah suatu sistem
kontrol tanpa harus terlebih dahulu mengubah instalasi yang sudah ada sebelumnya. Jika ingin mengubah jalannya proses, maka yang harus diubah hanyalah program yang ada
dalam memori PLC saja tanpa harus mengubah
hardware
yang telah digunakan. Penggunaan PLC akan memudahkan pemakai dalam melakukan instalasi sekaligus dapat
mempersingkat waktu untuk mengubah jalanya proses kontrol. PLC dapat bekerja pada lingkungan industri dengan kondisi yang cukup berat, seperti temperatur yang tinggi dan
bekerja selama 10-12 jam sehari
non stop
[6].
2.1.1. Perangkat Keras PLC
Gambar 2.5. Sistem PLC. [4].
Biasanya sistem PLC memiliki komponen fungsional
Central Processing Unit
CPU, memori,
unit
catu daya
power supply unit
, bagian
input output
antarmuka, komunikasi antarmuka dan perangkat pemrograman seperti pada gambar 2.5. Sebuah PLC
terdiri dari : 1.
Unit
prosesor atau CPU adalah
unit
yang mengandung mikroprosesor untuk menafsirkan sinyal
input
dan melakukan tindakan kontrol,sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori, serta mengkomunikasikan sinyal tindakan untuk
output
. 2.
Unit
catu daya
power supply
yang dibutuhkan untuk mengubah listrik AC ke DC 5 V yang diperlukan untuk prosesor.
3. Perangkat pemrograman
programming devices
yang digunakan untuk memasukkan program ke memori prosesor. Program yang akan dimasukkan
terlebih dahulu dibuat menggunakan perangkat lunak
software,
dan kemudian dipindahkan ke
unit
memori PLC. 4.
Unit
memori
memory unit
adalah tempat menyimpan program. Program tersebut digunakan untuk melakukan kontrol yang akan dilakukan oleh mikroprosesor.
5.
Input
and
output
berfungsi mengkomunikasikan informasi dari luar. Perangkat
input
and
output
memberikan sinyal diskrit maupun digital. Perangkat digital dapat dianggap perangkat dasarnya diskrit yang memberikan urutan
on-off
sinyal gambar 2.6. Perangkat analog memberikan sinyal yang ukurannya sebanding dengan
ukuran variabel yang sedang dipantau. Sebagai contoh, sensor suhu dapat memberikan tegangan sebanding dengan temperatur.
Gambar 2.6. Sinyal : a diskrit, b digital, c analog. [4].
2.1.2. Arsitektur Internal
Gambar 2.7 menunjukkan arsitektur internal dasar sebuah PLC. Arsitektur internal itu terdiri dari CPU yang berisi sistem mikroprosesor, memori, dan sirkuit
input output
. Operasi proses di dalam CPU dilengkapi
clock
dengan kisaran frekuensi 1 MHz sampai dengan 8 MHz. Besarnya frekuensi
clock
menentukan kemampuan kecepatan operasi sebuah PLC. Sinyal informasi yang diolah di dalam PLC berbentuk sinyal digital. Jalur
internal yang berfungsi untuk mengalirkan informasi digital ini disebut
bus
. Dalam arti fisik,
bus
adalah sejumlah konduktor yang mengalirkan sinyal elektrik ke beberapa elemen di dalam arsitektur internal PLC.
Gambar 2.7. Arsitektur Internal PLC. [4].
2.1.3.
Central Processing Unit
CPU
Struktur internal yang terdapat pada CPU tergantung dari jenis mikroprosesor yang terpasang di dalamnya. Umumnya terdapat :
a.
Arithmetic and Logic Unit
ALU yang bertugas melakukan manipulasi data dan menghasilkan data operasi penjumlahan dan perkalian, serta operasi logika AND,
OR, NOT, dan EXCLUSIVE OR. b.
Memori, disebut juga dengan
register
yang terletak di dalam mikroprosesor dan digunakan untuk menyimpan informasi atau data yang akan digunakan dalam
pelaksanaan program.
Unit
pengendali, berfungsi untuk mengendalikan waktu operasi.
2.1.4. Instruksi Dasar PLC
Semua instruksi perintah program yang ada dibawah merupakan instruksi paling dasar pada PLC Omron
sysmac
C-series. Menurut aturan pemrograman, setiap akhir program harus ada instruksi dasar
END
yang oleh PLC dianggap sebagai batas akhir dari program. Instruksi ini tidak ditampilkan pada tombol operasional
programming console
, akan tetapi berupa sebuah fungsi yaitu
FUN 01
. Jadi jika kita mengetik
FUN 01
pada programming
console
, maka pada layar
programming console
akan tampil
END 01
.
1.
LOAD
Mempunyai simbol bahasa pemrograman LD. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja
sequence
pada suatu sistem kontrol hanya membutuhkan satu kondisi
logic
saja dan sudah dituntut untuk mengeluarkan satu
output
. Logikanya seperti
contact
NO relay. Simbol
ladder
diagram ditunjukkan pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8. Simbol
ladder diagram
untuk
LOAD
LD.
2.
LOAD NOT
Mempunyai simbol bahasa pemrograman LD NOT. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja
sequence
pada suatu sistem kontrol hanya membutuhkan satu kondisi
logic
saja dan sudah dituntut untuk mengeluarkan satu
output
. Logikanya seperti
contact
NC relay. Simbol
Ladder
diagram ditunjukkan pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9. Simbol
ladder diagram
untuk
LOAD NOT
.
3.
AND
Mempunyai simbol bahasa pemrograman AND. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja
sequence
pada suatu sistem kontrol membutuhkan lebih dari satu kondisi
logic
yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu
output
. Logikanya seperti
contact
NO relay. Simbol
ladder
diagram ditunjukkan pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10. Simbol
ladder
diagram untuk
AND
.
4.
AND NOT
Mempunyai simbol bahasa pemrograman AND NOT. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja
sequence
pada suatu sistem kontrol membutuhkan lebih dari satu kondisi
logic
yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu
output.
Logikanya seperti
contact
NC
relay
. Simbol
ladder
diagram ditunjukkan pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11. Simbol
ladder diagram
untuk
AND NOT
.
5.
OR
Mempunyai simbol bahasa pemrograman OR. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja
sequence
pada suatu sistem kontrol hanya membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logika untuk mengeluarkan satu
output.
Logikanya seperti
contact
NO
relay
. Simbol
Ladder
diagram ditunjukkan pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12. Simbol
ladder diagram
untuk
OR
.
6.
OR NOT
Mempunyai simbol bahasa pemrograman OR NOT. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja
sequence
pada suatu sistem kontrol hanya membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logika untuk mengeluarkan satu
output
. Logikanya seperti
contact
NC relay. Simbol
Ladder
diagram ditunjukkan pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13. Simbol
ladder diagram
untuk
OR NOT
.
7.
OUT
Mempunyai simbol bahasa pemrograman OUT. Instruksi ini berfungsi untuk mengeluarkan
output
jika semua kondisi logika
ladder
diagram sudah terpenuhi. Logikanya seperti
contact
NO relay. Simbol
Ladder
diagram ditunjukkan pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14. Simbol
ladder diagram
untuk
OUT
.
8.
OUT NOT
Mempunyai simbol bahasa pemrograman OUT NOT. Instruksi ini berfungsi untuk mengeluarkan
output
jika semua kondisi logika
ladder
diagram sudah terpenuhi.
Logikanya seperti
contact
NC relay. Simbol
Ladder
diagram ditunjukkan pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15. Simbol
ladder diagram
untuk
OUT NOT
. 9.
Set
dan
Reset
Intstruksi SET adalah seperti intruksi OUT, akan tetepi intruksi SET, bit yang menjadi operandnya akan bersifat latching mempertahankan kondisinya. Artinya bitnya
akan tetap dalam kondisi on walaupun kondisi
input
nya sudah kondisi off. Untuk mengembalikannya ke kondisi off harus digunakan intruksi Reset. Intruksi ini hanya
berlaku untuk sytemac C serise tipe baru seperti CQM1,C200H, C200HS, C200HXHEHG,CV-Serise.
10.
AND LOAD
Mempunyai simbol bahasa pemrograman AND LD. Untuk kondisi logika
ladder
diagram yang khusus seperti pada Gambar 2.16 dibawah ini.
Gambar 2.16. Simbol
ladder diagram
untuk
AND LOAD
.
11.
OR LOAD
Mempunyai simbol bahasa pemrograman OR LD. Untuk kondisi logika
ladder
diagram yang khusus seperti pada Gambar 2.17.
Gambar 2.17. Simbol
ladder diagram
untuk
OR LOAD
.
12.
Differentiate Up
dan
Differentiate Down
Mempunyai simbol bahasa pemrograman DIFU 13 untuk Instruksi
Differentiate Up
dan DIFD 14 untuk Instruksi
Differentiate Down
.
Differentiate up
dan
Differentiate Down
berfungsi untuk mengubah kondisi logika operan dari Off menjadi On selama 1 scan time. 1 scan time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh PLC untuk menjalankan
program dimulai sari alamat program 00000 sampai instruksi END 01. DIFU 13 sifatnya mendeteksi transisi naik dari
input
dan DIFD 14 mendeteksi transisi turun dari
input
. Simbol
Ladder
diagram ditunjukkan pada Gambar 2.18.
Gambar 2.18. Simbol
ladder diagram
untuk DIFU013 dan DIFD014.
13.
Timer
dan
Counter
Mempunyai simbol bahasa pemrograman TIM untuk instruksi
Timer
dan CNT untuk instruksi
Counter
.
Timer
atau
Counter
pada PLC berjumlah 512 buah yang bernomor TC 000 sampai dengan TC 511 tergantung tipe PLC nya. Jika suatu nomer sudah
dipakai sebagai
Timer
atau
Counter
, maka nomer tersebut tidak boleh dipakai lagi sebagai
Timer
ataupun sebagai
Counter
. Jadi dalam satu program tidak boleh ada nomor
Timer
atau
Counter
yang sama. Nilai Time atau
Counter
pada PLC bersifat
count down
menghitung mundur dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan mundur tersebut mencapai angka nol maka
contact
NO
Timer
atau
Counter
akan ON.
Timer
mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk BCD dan dalam orde 100ms. Sedangkan
Counter
mempunyai orde angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999. Simbol
ladder
diagram untuk
Timer
ditunjukkan pada Gambar 2.19 sedangkan untuk
Counter
ditunjukkan pada Gambar 2.18.
Gambar 2.19. Simbol
ladder diagram
untuk
Timer
.
Gambar 2.20. Simbol
ladder diagram
untuk
Counter
.
14.
Move
Mempunyai simbol bahasa pemrograman MOV 21. Instruksi MOV 21 berfungsi untuk memindahkan data
channel
16 bit data dari alamat memori asal ke alamat memori tujuan atau untuk mengisi suatu alamat memori yang ditunjuk dengan data bilangan
hexadecimal atau BCD [6] Simbol
ladder
diagram ditunjukkan pada Gambar 2.21. instruksi terdapat pada tabel 2.1.
Gambar 2.21. Simbol
ladder diagram
untuk
Move
021.
Tabel 2.1. Tabel intruksi PLC [4]. Kode
Intruksi Mnemonic
Fungsi 21
Move MOV
Mengkopy sebuah konstanta isi dari sebuah word ke word lain.
83 Movd
MOVD Mengkopy sebuah konstanta isi dari
sebuah digit 56
Mull MULL Mengali sebuah konstanta isi dari
sebuah word 32 bit 55
Subl SUBL
Menambah sebuah konstanta isi dari sebuah word 32 bit
- PID control
PID__12 Melakukan kontrol PID berdasar pada
parameter tertentu 24
Binary to
BCD BCD
Mengubah data biner 4-digit ke data BCD 4-digit.
15. Data
Memory
DM Data memori berfungsi untuk menyimpan data-data program karena isi DM tidak
akan hilang
reset
walaupun sumber tegangan PLC telah OFF. Ada beberapa macam data rmemori, diantaranya:
a. DM
readwrite
: DM ini dapat dihapus dan ditulis oleh program yang dibuat. Jadi sangat berguna untuk manipulasi data program.
b. DM
special
IO
unit
: DM ini berfungsi untuk menyimpan dan mengolah hasil dari special IO
unit
, mengatur dan mendefinisikan sistem kerja spesial IO
unit
. c.
DM
history Log
: DM ini dapat menyimpan informasi-informasi penting pada saat PLC terjadi kegagalan sistem operasionalnya.
d. DM
Link Test Area
: DM ini berfungsi untuk menyimpan informasi-informasi yang menunjukkan status dari sistem
link
PLC. e.
DM setup: berfungsi untuk setup kondisi default kondisi kerja saat PLC aktif.
Gambar 2.22. Spesifikasi DM area.
2.2.
Human Machine Interface
HMI
Human Machine Interface
HMI adalah
unit
kontrol terpusat untuk fasilitas manufaktur yang dilengkapi dengan penerima data,
event logging
,
video feed
, dan pemicu. HMI dapat digunakan untuk mengakses sistem setiap saat untuk berbagai tujuan, misalnya
untuk menampilkan kesalahan mesin, menampilkan status proses, menampilkan jumlah produk, dan tempat dimana operator melakukan pengendalian mesin. Penggunaan HMI
memiliki beberapa keuntungan, misalnya penggunaan kode warna sehingga memudahkan identifikasi, penggunaan ikon atau gambar sehingga mudah dikenali, dan layar yang dapat
dirubah-rubah sehingga memungkinkan untuk pembuatan level akses masuk ke sistem. Pada sistem manufaktur HMI harus bekerja secara terintegrasi dengan
Programmable Logic Controller
PLC. PLC akan mengambil informasi dari sensor, dan mengubahnya ke aljabar Boolean [4].
2.2.1.
Programmable Terminal
NT-30
Programmable terminal PT NT30 merupakan salah satu piranti yang dapat digunakan sebagai masukan ataupun keluaran dalam sistem pengendalian yang
menggunakan PT [7]. PT berupa layar sentuh
Touch Screen
. Tampilan dari PT dibuat dengan bantuan
Software
NT sup
port Tool
pada sebuah
personal computer
PC. Pembuatan program tampilan pada PT disusun berdasar pengalamatan pada
program yang terdapat pada CPU PLC. Komunikasi hubungan PT dengan sebuah CPU PLC, merupakan hubungan antarmuka menggunakan adapter RS
– 232.
Gambar 2.23. Contoh tampilan pada PT NT30 [7].
PT dapat menampilkan elemen-elemen dengan banyak variasi seperti karakter, angka, lampu, touch switch dan graph pada layar. Gambar 2.23. menunjukkan contoh
tampilan pada PT.
Gambar 2.24. Dots LCD HMI.
Ukuran pixel pada HMI NT30 terlihat pada gambar 2.24. Ukuran dihitung dari besar layar yaitu 320dot x 240 dot.
HMI NT30C dapat menampilkan seluruh elemen layar seperti karakter dan grafis dalam delapan warna berbeda. NT30 tidak mampu menampilkan banyak warna
dikarenakan keterbatasan fasilitas. Berikut ini adalah delapan warna dapat dipilih yaitu hitam, biru, merah, magenta, hijau, cyan, kuning, dan putih.
Kombinasi dari dua warna ORed eksklusif berarti bahwa warna elemen layar sama dengan latar belakang. Pada kondisi ini layar akan ditampilkan dalam warna yang berbeda.
Kuning misalnya eksklusif ORed dengan biru. Merah eksklusif ORed dengan cyan hijau, . cyan hijau eksklusif ORed dengan magenta biru, magenta biru eksklusif ORed dengan
kuning putih, kuning putih eksklusif ORed dengan hitam. [11]
Tabel 2.2. Pembagian karakter
2.2.1a. Karakter
text
Gambar dan karakter
text
dapat tertulis secara langsung pada layar, maka tidak perlu tabel memori untuk menampilkannya. Karakter
text
biasanya digunakan sebagai keterangan untuk memudahkan pengguna. Pembagian kerakter terdapat pada tabel 2.2.
2.2.1b. Karakter
character string memory table
Karakter string disimpan di dalam tabel memori karakter string yang dapat ditampilkan. Tampilan karakter dapat diubah dengan mengubah data yang disimpan di
dalam tabel memori karakter string.
2.2.1c. Angka
numeral memory table
Angka-angka disimpan di dalam tabel memori angka dan dapat ditampilkan. Tampilan angka dapat diganti dengan mengganti data yang disimpan di dalam tabel
memori angka. Nilai hexadesimal juga dapat ditampilkan.
2.2.1d. Lampu
Lampu dapat digunakan untuk indikator status pengoperasian. Tampilan Persegi, lingkaran dan segi banyak dapat digunakan untuk indikator. Semua dikontrol oleh PC dan
dapat dinyalakan atau dibuat sebagai pemberitahuan.
2.2.1e.
Touch Switches
Touch switch
dapat diatur dimanapun pada layar. Menekan tombol pada layar mempunyai beberapa fungsi antara lain: pemberitahuan bahwa tombol telah ditekan untuk
PC, masukan angka atau karakter string fungsi tombol masukan, menyalin angka atau karakter string fungsi tombol penyalin dan lain sebagainya.
2.2.1f.
Graphs
Bar graphs, trend graphs dan broken line graphs dapat ditampilkan menurut angka yang disimpan pada tabel memori angka.
2.3. RS 232 [8]
Rs 232 adalah standar komunikasi serial yang didefinisikan sebagai antarmuka antara terminal data menggunakan pertukaran data biner secara serial. Dalam bahasa
Inggris tersebut DTE adalah perangkat komputer dan DCE sebagai modem walaupun pada kenyataannya tidak semua produk antarmuka adalah DCE yang sesungguhnya.
Komunikasi RS-232 diperkenalkan pada 1962 dan pada tahun 1997,
Electronic Industries
Association
mempublikasikan tiga modifikasi pada standar RS-232 dan menamainya menjadi EIA-232.
Standar RS-232 mendefinisikan kecepatan 256 kbps atau lebih rendah dengan jarak kurang dari 15 meter, namun belakangan ini sering ditemukan jalur kecepatan tinggi
pada komputer pribadi dan dengan kabel berkualitas tinggi, jarak maksimum juga ditingkatkan secara signifikan. Dengan susunan pin khusus yang disebut
null modem cable
, standar RS-232 dapat juga digunakan untuk komunikasi data antara dua komputer secara
langsung. Gambar 2.25 adalah bentuk
hardware
dari RS 232.
Gambar 2.25. Kabel Rs-232.
2.4. USB