6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Nyeri
Nyeri adalah
perasaan sensoris
dan emosional
yang tidak
menyenangkandan berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri bersifat individu dan ambang nyeri pada setiap orang berbeda-beda Roach, 2004.
Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkat atau level saat nyeri dirasakan pertama kali atau intensitas rangsang yang terendah saat seseorang merasakan
nyeri. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang adanya gangguan pada jaringan, seperti
peradangan, infeksi, dan kejang otot Tjay dan Rahardja, 2002.
1. Penggolongan nyeri
Berdasarkan waktu dan lama kejadian, nyeri dibedakan menjadi nyeri akut dan kronik. Nyeri akut memiliki onset yang jelas dan seringkali
berkaitan dengan tanda-tanda hiperaktifitas sistem saraf autonom seperti takikardi, hipertensi dan pucat. Nyeri akut biasanya mempunyai penyebab
yang jelas dan berfungsi sebagai protektif, yaitu memberi peringatan terhadap gangguan internal maupun eksternal. Rasa nyeri yang terjadi lebih dari 6 bulan
dikategorikan sebagai nyeri kronik Cragg dan Newman, 2002. Berdasarkan mekanismenya, nyeri dibedakan menjadi 2 yaitu nyeri
superfisial dan nyeri viseraldeep pain. Nyeri superfisial adalah nyeri yang berasal dari kulit melalui serabut jenis A yang merasakan nyeri panas dan
kemudian disusul slow delayed pain Serabut C. Nyeri viseraldeep pain adalah jenis nyeri yang sangat terpengaruh dengan sistem saraf otonom yang
berkaitan dengan dermatoma yang disebut sebagai reffered pain Satyanegara, 2010.
2. Mekanisme nyeri
Proses penghantaran nyeri terdiri dari 4 tahap, yaitu stimulasi, transmisi, persepsi nyeri dan modulasi.
a. Stimulasi Sensasi nyeri dimulai dengan pembebasan reseptor nyeri akibat
rangsangan mekanis, panas, dan kimia. Adanya rangsangan tersebut nozius stimuli
akan menyebabkan lepasnya bradikinin, K
+
, prostaglandin, histamine, leukotrien, serotonin dan substansi P. Aktivasi reseptor
menimbulkan aksi potensial yang ditransmisikan sepanjang serabut saraf aferen menuju sumsum tulang belakang.
b. Transmisi Transmisi rangsang nyeri terjadi di serabut aferen Aδ dan C. Serabut
saraf aferen tersebut merangsang serabut nyeri di berbagai lamina spinal cord’s dorsal horn melepaskan berbagai neurotransmitter termasuk
glutamate, substansi P, dan kalsitonin. c. Persepsi nyeri
Persepsi nyeri adalah titik utama transmisi impuls nyeri. Otak akan mengartikan sinyal nyeri dengan batas tertentu, sedangkan fungsi kognitif
dan tingkah laku akan memodifikasi nyeri sehingga tidak menjadi lebih
parah. Relaksasi, pengalihan, meditasi dan berkhayal dapat mengurangi rasa nyeri.Sebaliknya, perubahan biokimia saraf yang terjadi pada keadaan
seperti sepresi dan stress dapat memperburuk rasa nyeri. d. Modulasi
Modulasi nyeri melalui sejumlah proses yang kompleks. Diketahui bahwa sistem opiate endogen terdiri dari berbagai neurotransmitter seperti
µ, δ, dan k yang ditemukan dalam sistem saraf pusat. Opioid endogen berikatan dengan reseptor opioid dan mengantarkan transmisi rangsang
nyeri DiPiro, Tabert, Yee, Matzke, Wells, and Posey, 2008.
3. Klasifikasi nyeri