1. Analgetika berkhasiat lemah Analgetika non-narkotik
Obat-obat ini meringankan rasa nyeri tanpa menurunkan kesadaran dan tidak menyebabkan ketergantungan seperti penggunaan analgetika
narkotik. Penggunaan obat ini banyak pada nyeri ringan sampai sedang, yang penyebabnya beraneka ragam, misalnya nyeri kepala, gigi, otot atau sendi,
perut, nyeri haid, nyeri akibat benturan, atau kecelakaan trauma Tjay dan Rahardja, 2002.
Analgetika non-narkotik terdiri dari senyawa golongan salisilat, non- salisilat seperti asetaminophen, dan nonsteroid anti-inflamatory drugs
NSAIDs. Obat ini digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang Roach, 2004.
Mekanisme kerja analgesik adalah menghambat secara langsung dan selektif enzim-enzim pada SSP yang mengkatalis biosintesis prostaglandin,
seperti siklooksigenase, sehingga mencegah sensitasi reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator
rasa sakit, seperti bradikinin, histamin, serotonin,
prostasiklin, prostaglandin, ion-ion kalium dan hidrogen, yang dapat merangsang rasa sakit secara mekanik atau kimiawi Siswandono dan
Soekarjdo, 2000. Mekanisme ini dapat dilihat pada gambar 1.
Traumaluka pada sel
Gangguan pada membran sel
Fofolipid dihambat kortikosteroid
Asam arakhidonat
Dihambat obat AINS Hidroperoksid
Endoperoksid PGG
2
PGH
Leukotrien PGE
2,
PGF
2,
PGD
2
Prostasiklin
Tromboksan A
2
Gambar 1. Biosintesis prostaglandin Wilmana, 1995 Asam asetilsalisilat asetosal sebagai prototip nonsteroidal anti-
inflammatory drugs NSAID merupakan analgetika non-steroid, non-narkotik.
Kerja utama asam asetilsalisilat dan kebanyakan obat anti radang nonsteroid lainnya sebagai penghambat enzim siklooksigenase
yang mengakibatkan penghambatan sintesis senyawa endoperoksida siklik PGG
2
PGH. Kedua senyawa ini merupakan zat semua senyawa prostaglandin mediator nyeri, dengan
demikian sintesis prostaglandin akan terhenti Campbell, 1991. Enzim Fosfolipase
Enzim siklooksigenase Enzim lipoksigenase
2. Analgetika berkhasiat kuat Analgetika narkotik
Analgetika narkotik disebut juga opioida, adalah zat yang bekerja terhadap reseptor opioid khas di sistem saraf pusat, hingga persepsi nyeri dan
respons emosional terhadap nyeri berkurang Tjay dan Rahardja, 2002. Dalam penggunaan obat analgesik narkotik harus mempertimbangkan
banyak hal, karena obat analgesik narkotik memiliki banyak efek samping yang tidak diinginkan, misalnya depresi pernafasan,dan adiksi ketagihan.
Akan tetapi obat analgesik golongan narkotik memiliki kemampuan analgesik yang cukup kuat untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri derajat sedang
keatas Kusuma, 2007.
C. Bunga Telang Clitoria ternatea 1. Sistematika tanaman telang