6. Penentuan dosis asam asetat
Larutan asam asetat 1 digunakan sebagai senyawa penginduksi rasa nyeri pada mencit. Menurut Gunawan 2010, Andini 2010, Tokiman
2011 dan Sidebang 2011, larutan asam asetat 1 diberikan pada 3 kelompok mencit dengan dosis berbeda, yaitu 25, 50 dan 75 mgKgBB. Dari
ketiga dosis tersebut dicari dosis optimum yang dapat menimbulkan respon nyeri berupa geliat yang dapat diamati sehingga memudahkan pengamatan.
7. Penentuan waktu pemberian rangsang
Selang waktu pemberian asam asetat ditentukan untuk mengetahui waktu dimana senyawa uji telah terabsorbsi dengan optimal sehingga dapat
segera menimbulkan efek. Andini 2010 telah melakukan penelitian mengenai penentuan selang waktu dengan menggunakan asetosal
91 mgKgBB dengan variansi selang waktu adalah 5, 10 dan 15 menit. Dari
ketiga selang waktu tersebut dicari selang waktu optimum yang dapat menimbulkan respon nyeri berupa geliat yang dapat diamati sehingga
memudahkan pengamatan.
8. Penetapan dosis asetosal
Kontrol positif yang digunakan adalah asetosal sehingga asetosal harus memberikan respon pengurangan geliat. Dosis asetosal yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dosis lazim, yaitu 0,5 g atau 500 mg yang kemudian dikonversikan pada mencit sehingga dosisnya dapat dihitung
sebagai berikut.
Berat badan manusia Indonesia adalah 50 kg. Faktor konversi dengan pedoman manusia Eropa adalah 70 Kg adalah 70:50x 500 g= 700 mg.
Konversi dari manusia 70 Kg ke mencit 20 g adalah 0,0026 x 700 = 1,82 mg. Maka dosis asetosal adalah 1,82 mg: 20 g = 0,091 mggBB atau 91KgBB
diperoleh dosis 91 mgKgBB. Menurut penelitian terdahulu Handara 2006; Riadiani 2006 danTusthi 2007 penetapan dosis asetosal 91 mgKgBB.
9. Perlakuan hewan uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih betina galur Swiss yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan antara 20-30
g. Semua mencit dipelihara dengan kondisi yang sama meliputi: pakan, minum, kandang dan alasnya. Sebelum diperlakukan mencit terlebih dahulu
dipuasakan selama 24 jam dengan tetap diberi minum, hal ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh makanan terhadap hasil uji. Mencit yang digunakan
sebanyak 30 mencit yang terbagi secara acak dalam 6 kelompok.Kelompok I adalah kontrol negatif aquades dosis 25 gkgBB, kelompok II adalah
kontrol positif asetosal dosis 91 mgKgBB dan kelompok III, IV, V dan VI berturut-turut adalah kelompok perlakuan bunga telang, dengan peringkat
dosis 327,5, 655, 1310 dan 2620 mgKgBB yang diberikan secara per oral. Setelah selang waktu tertentu hasil orientasi, mencit diberikan rangsang
kimia berupa asam asetat 1 secara intraperitonial dengan dosis hasil orientasi kemudian respon geliat diamati dan dicatat selang waktu 5 menit
selama 1 jam.
Sebanyak 30 ekor mencit dibagi secara acak dalam 6 kelompok
kontrol kontrol
infusa infusa infusa
infusa negatif
positif B. telang
B. telang B. telang
B. telang aquades asetosal
dosis 327,5 dosis 655
dosis 1310 dosis 2620
91mgkgBB mgkgBB
mgkgBB mgkgBB
mgkgBB
Diberi larutan asam asetat 1 dosis 50 mg.kgBB secara i.p
Dihitung jumlah geliat tiap 5 menit selama 1 jam
Hitung proteksi
AnalisisdenganujiSaphiroWilk, dilanjutkandenganKruskal WallisdanMann Whitney
Gambar 4. Pemilihan dan Pengelompokan Hewan Uji
10. Penetapan kriteria geliat