RSUD Kabupaten Temanggung menduduki peringkat ketiga, sebagai penyakit tidak menular yang banyak terjadi Pemerintah Kabupaten Temanggung, 2012.
G. Landasan Teori
Diabetes melitus merupakan salah satu sindrom metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa pada darah. Hal ini disebabkan karena
berkurangnya kualitas insulin resistensi insulin, sekresi insulin ataupun keduanya Munadi dan Ardinata, 2008. Resistensi insulin adalah berkurangnya
kemampuan dari insulin untuk menghambat pengeluaran glukosa dari hati serta menurunnya kemampuan insulin dalam pengambilan glukosa pada lemak dan otot
Park, et al., 2006. Orang dengan diabetes melitus tipe 2 cenderung mengalami obesitas
sentral. Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak berlebih pada daerah perut sebagai lemak viseral yang biasanya disebut penumpukan lemak di daerah
abdominal. Penumpukan lemak di daerah abdomen berisiko mengalami sindrom metabolik salah satunya diabetes melitus Haris dan Tambunan, 2009.
Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul merupakan pengukuran antropometri sebagai indikator distribusi lemak pada daerah
abdomen, yang dapat mengetahui obesitas sentral WHO, 2008. Menurut IDF 2
006, risiko dapat meningkat pada lingkar pinggang ≥90 cm pada pria dan ≥80 cm pada wanita. Menurut WHO 2008, peningkatan risiko terjadi pada rasio
lingkar pinggang- panggul ≥0,90 pada pria dan ≥0,85 pada wanita.
Menurut International Diabetes Federation IDF tahun 2006, peningkatan kadar glukosa plasma Fasting Plasma Glucose
≥ 100 mgdL merupakan salah satu faktor seseorang dikatakan mengalami sindroma metabolik.
Glukosa darah puasa merupakan kadar glukosa pada darah setelah puasa lebih kurang 8-10 jam sebelum dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah tetapi
diperbolehkan untuk minum air putih Departemen Kesehatan, 2008.
H. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar
glukosa darah puasa pada penyandang Diabetes Melitus Tipe 2.
19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional potong lintang. Penelitian observasional
analitik merupakan penelitian yang mencoba untuk menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan itu dapat terjadi. Kemudian dilakukan analisis
dinamika korelasi antar suatu fenomena. Pada rancangan penelitian cross sectional
dilakukan analisis korelasi antara faktor efek dan faktor risiko. Faktor risiko merupakan suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek atau
pengaruh, sedangkan faktor efek merupakan suatu akibat yang disebabkan karena adanya faktor risiko Notoatmojo, 2005.
Analisis korelasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah lingkar pinggang LP dan rasio lingkar pinggang-panggul RLPP sebagai faktor risiko
terhadap kadar glukosa darah puasa sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh, diolah dengan statistika untuk mengetahui korelasi dari faktor risiko
dan faktor efek.
B. Variabel Penelitian 1.
Variabel bebas
Ukuran lingkar pinggang cm dan rasio lingkar pinggang-panggul
2. Variabel tergantung
Kadar glukosa darah puasa mgdL