Hasil Analisis Bivariat Hasil Penelitian

dibagi lagi ke dalam tiga jenis: Postprandial distress syndrome PDS, Epigastric pain syndrome EPS, dan mixed dyspepsia. Jumlah respondennya secara berturut-turut yaitu 88 orang 31.7, 16 orang 5.8, dan 71 orang 25.5. Untuk jenis-jenis makanan minuman yang menginduksi keluhan dispepsia pada responden dapat dilihat pada tabel 5.3. Dari tabel tersebut, kopi merupakan jenis minuman yang paling banyak menginduksi keluhan dispepsia dengan jumlah responden 52 orang 71.2.

5.1.3. Hasil Analisis Bivariat

Tahap selanjutnya untuk melihat hubungan antara faktor independen usia, jenis kelamin, suku, gangguan pola makan, kebiasaan merokok, riwayat konsumsi NSAID, dan stress dengan faktor dependen dispepsia adalah analisis bivariat. Pada penelitian ini digunakan uji statistik chi-square. Berikut ini adalah hasil analisis bivariat terhadap faktor risiko dispepsia yang tertera pada tabel 5.4. Tabel 5.4 Analisis Bivariat Terhadap Faktor Risiko Dispepsia Variabel Dispepsia Total P value Ya Tidak n USIA 18-19 tahun 65 63.7 37 36.3 102 100 0.971 20-21 tahun 99 62.7 59 37.3 158 22-23 tahun 11 61.1 7 38.9 18 JENIS KELAMIN Laki-laki 79 56.4 61 43.6 140 100 0.023 Perempuan 96 69.6 42 30.4 138 SUKU Aceh 5 2.9 4 3.9 9 0.408 Batak Karo 18 10.3 8 7.8 26 Batak Mandailing 10 5.7 8 7.8 18 Batak Simalungun 3 1.7 3 2.9 6 Batak Toba 63 36.0 37 35.9 100 Universitas Sumatera Utara Jawa 10 5.7 12 11.7 22 Manado 1 0.6 1 Melayu 12 6.9 1 1.0 13 Minang 17 9.7 7 6.8 24 Nias 1 0.6 1 1.0 2 Tiong Hoa 25 14.3 18 17.5 43 India 10 5.7 4 3.9 14 TOTAL 175 100 103 100 GANGGUAN POLA MAKAN Ya 102 74.5 35 25.5 137 100 0.000 Tidak 73 51.8 68 48.2 141 KEBIASAAN MEROKOK Perokok Aktif 7 87.5 1 12.5 8 100 0.323 Pernah Merokok 10 66.7 5 33.3 15 Tidak Merokok 158 62.0 97 38.0 255 RIWAYAT KONSUMSI NSAID Ya 55 67.1 27 32.9 82 100 0.522 Tidak 116 61.7 72 38.3 188 Tidak tahu 4 50.0 4 50.0 8 STRESS Ya 111 74.5 38 25.5 149 100 0.000 Tidak 64 49.6 65 50.4 129 Tabel 5.5 Nilai P-Value Analisis Bivariat Terhadap Faktor Risiko Dispepsia Variabel P-value Usia 0.971 Jenis Kelamin 0.023 Suku 0.408 Gangguan Pola Makan 0.000 Kebiasaan Merokok 0.323 Riwayat Konsumsi NSAID 0.522 Stress 0.000 Dari tabel 5.4 diatas didapatkan penderita dispepsia yang paling banyak berasal dari kelompok usia 18-19 tahun 63.7, berjenis kelamin Universitas Sumatera Utara perempuan 69.6, berasal dari suku Batak Toba 36, mengalami gangguan dalam pola makan 74.5, perokok aktif 87.5, memiliki riwayat konsumsi NSAID 67.1, dan memiliki faktor stress 74.5. Selain itu yang harus diperhatikan dari tabel 5.4 tersebut adalah nilai p-value untuk setiap variabel. Jika nilai p-value 0.05 maka variabel independen dinyatakan memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel dependen. Untuk nilai p-value 0.01 dikatakan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang sangat signifikan. Lain halnya bila nilai p-value 0.05 yang berarti variabel independen tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel dependen. Dari kriteria itulah dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel dependen pada penelitian ini antara lain: jenis kelamin 0.023, gangguan pola makan 0.000, dan stress 0.000. Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan nilai p-value pada variabel independen, hanya tiga variabel yang memenuhi kriteria p-value 0.25 untuk dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu analisis multivariat. Empat variabel tersebut antara lain: jenis kelamin 0.023, gangguan pola makan 0.000, dan stress 0.000.

5.1.4. Hasil Analisis Multivariat