BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dispepsia merupakan sindrom atau kumpulan gejala yang terdiri dari rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa
cepat kenyang, perut rasa penuhbegah. Semua keluhan tersebut tidak harus selalu ada pada tiap pasien. Ditemukan bahwa pada satu pasien pun
keluhan dapat berganti-ganti tergantung pada jenis keluhan maupun kualitasnya Djojoningrat, 2009.
Keluhan dispepsia sering dijumpai dalam praktek praktis sehari- hari. Diperkirakan bahwa hampir 30 kasus pada praktek umum dan 60
pada praktek gastroenterologist merupakan kasus dispepsia ini Djojoningrat, 2009. Mahadeva dan Goh 2006 juga menyatakan bahwa
secara global, prevalensi dari dispepsia bervariasi antara 7 - 45, tergantung pada definisi yang digunakan dan lokasi geografis. Untuk
prevalensi di Asia, Ghoshal et al. 2011 memperoleh data sekitar 8 - 30. Namun, di Indonesia hingga saat ini belum ada data epidemiologi
yang jelas Djojoningrat, 2009. Menurut Mahadeva dan Goh 2006 serta Ghoshal et al. 2011,
prevalensi dari dispepsia sendiri berhubungan dengan berbagai macam faktor: usia, jenis kelamin, suku, kebiasaan pola makan, merokok, minum
alkohol, infeksi H.pylori, pengaruh obat tertentu, hubungan sosial- ekonomi, dan hubungan psikologis. Dari berbagai faktor tersebut,
diperoleh kebiasaan sehari-hari seperti status sosial-ekonomi yang rendah, merokok, konsumsi kafein yang tinggi, dan penggunaan NSAID sebagai
faktor yang paling memengaruhi terjadinya dispepsia. Berbeda dengan Mapel et al. 2012 yang menyebutkan bahwa jenis kelamin wanita, usia
Universitas Sumatera Utara
yang lebih tua, dan keturunan Amerika Selatan yang memiliki insidensi tinggi untuk memengaruhi kejadian sindroma dispepsia.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Li et al. 2014, namun uniknya mereka lebih menitikberatkan subyek penelitian mereka pada
kalangan mahasiswa. Mereka beranggapan bahwa mahasiswa dapat mewakili populasi dari anggota masyarakat yang maju dan produktif serta
hidup dalam lingkungan stress yang tinggi dengan akses dan pemahaman tentang kesehatan yang lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor utama yang memengaruhi terjadinya sindroma
dispepsia di kalangan mahasiswa, khususnya pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Alasan penentuan populasi
penelitian antara lain karena subyek mendapatkan perlakuan atau aktivitas yang seragam jadwal perkuliahan, praktikum, dan ujian yang sama.
Selain itu, belum ada penelitian serupa yang pernah dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
1.2 Rumusan Masalah