Area Rumah Tangga Model-model Pembelajaran Anak Usia Dini

26 Kompetensi Pengembangan Fisik: a Memperkuat pengontrol motorik yang baik dengan menggunakan pasir membuat angka delapan di atas pasir b Mengembangkan gerakan mata dan tangan memperhatikan gerakan pasir melalui saringan c Meningkatkan koordinasi kemahiran mengisi cangkir ukur dan sendok

5. Area Rumah Tangga

Area rumah tangga house corner merupakan sebuah area pada ruang kelas yang diperuntukkan untuk “bermain rumah-rumahan.” Pekerjaan yang anak-anak lakukan di area rumah tangga dinamakan permainan aksi, permainan berpura- pura, atau khayalan; hal ini melibatkan pengambilan peran dan terlibat dalam perilaku meniru. Permainan aksi-sosial, permainan dengan level yang lebih tinggi, menggabungkan interaksi verbal dengan paling tidak seorang anak yang lain dalam sebuah episode permainan. Anak-anak menggunakan area rumah tangga untuk mengambil peran jauh lebih luas di balik adegan keluarga yang familiar dan untuk menciptakan lingkungan seasing dan semenarik ruang angkasa atau setipe dengan gudang sepatu. Meskipun lingkungan rumah familiar adalah sebuah tema yang masuk akal untuk permainan aksi, anak-anak juga melakukan peran karakter nyata dan imajinasi. Dinosaurus dan setan dapat ditemukan di area rumah tangga semudah menemukan peran ibu, ayah, dokter, dan penjaga toko. Anak-anak suka bermain “khayalan.” Kami telah melihat kesenangan anak ketika berakting sebagai orang tua, memperlihatkan perbuatan super seperti pahlawan di televisi, atau menjadi bayi. Kenyataannya, anak-anak terlihat sangat membutuhkan aktivitas ini. Pada satu penelitian mengenai topik ini, peneliti menghilangkan area rumah tangga dari sebuah kelas pra sekolah dan mengamati bagaimana reaksi anak-anak. Dalam tiga hari, anak-anak telah membentuk area mereka sendiri untuk permainan aksi menggunakan kubus-kubus, meja, dan benda-benda kelas lain untuk menciptakan sebuah seting untuk permainan berpura-pura. Anak-anak sangat merindukan area rumah tangga yang mereka hilangkan hingga mereka sendiri membangunnya kembali. Mengapa permainan aksi sangat penting bagi anak-anak kecil? Ketika anak-anak mengambil sebuah peran di area rumah tangga, mereka mengembangkan banyak ketrampilan baru. Mereka belajar mengenai diri mereka sendiri, keluarga mereka, dan masyarakat di sekitar mereka. Dengan ikut serta dalam permainan aksi, mereka mengumpulkan dan menampilkan pengalaman masa lalu mereka. Mereka belajar untuk memutuskan dan memilih informasi yang relevan dalam memainkan sebuah episode permainan. Ini adalah sebuah ketrampilan esensial untuk pengembangan intelektual. Anak-anak juga belajar satu sama lain ketika mereka berinteraksi dalam permainan aksi-sosial. Mereka belajar untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dan bekerja sama untuk memecahkan persoalan. Mereka mengembangkan kemampuan mereka untuk konsentrasi ketika mereka mengambil tema permainan yang sama dalam periode waktu yang terus meningkat. Area rumah tangga mengandung banyak kesempatan untuk pengembangan sosio-emosional. Permainan aksi menawarkan anak-anak sebuah forum untuk menunjukkan peran takut dengan aman dan menghidupkan pengalaman hidup. Melalui permainan aksi, anak-anak dapat mengambil peran yang mereka takuti dan belajar mengendalikan kecemasan mereka. Sebagai contoh, seorang anak yang takut pergi ke rumah sakit untuk melakukan operasi 27 dapat berpura-pura menjadi dokter. Dengan mengira-ngira peran seorang dokter, ia dapat merasakan secara langsung dan menampilkan kesannya menjadi seorang dokter. Dengan cara ini anak tersebut memperoleh kontrol untuk mengendalikan ketakutan mereka yang sebenarnya. Anak-anak juga belajar menjadi fleksibel dan bekerja sama dengan yang lain dengan merundingkan peran dan bermain bersama. Tahu bagaimana berpura-pura membantu anak menjadi perencana yang lebih baik. Itu membolehkan mereka untuk mengantisipasi bagaimana mereka akan merasa dan bertingkah laku di situasi kehidupan nyata. Kompetensi pembelajaran dalam permainan area rumah tangga adalah keuntungan anak-anak dari permainan mereka di house corner ketika anak-anak menset dugaan realistis bagi mereka didasarkan pada tingkat perkembangan mereka. Ketika guru ikut serta dalam permainan peran anak-anak, permainan khayalan, dan permainan aksi-sosial, mereka dapat memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Kompetensi bagi Perkembangan Sosio-Emosional: a Berinteraksi satu sama lain mengambil peran dan berakting b Mengekspresikan individualitas dan kreativitas mengembangkan tema permainan berdasarkan rujukan dan pengalaman individual c Bermain kerja sama dengan yang lain saling menukar dan berbagi material. d Menunjukkan sebuah pemahaman dari dugaan dan sikap sosial bagi yang lain bermain peran dan beraksi pengalaman hidup. e Mengantisipasi bagaimana harus bertingkah dalam situasi baru mengembangkan kemampuan berimajinasi. f Mengendalikan ketakutan dan kecemasan mencoba peran dan memainkan pengalaman sulit dan menakutkan. g Menunjukkan empati kepada yang lain mengembangkan peran lebih kompleks dan menunjukkan perhatian bagi yang lain dalam peran tersebut. Kompetensi bagi Perkembangan Kognitif: a Menggunakan simbol untuk mewakili benda-benda dan situasi nyata menggunakan kotak untuk mewakili telepon atau sebuah tali untuk menggantikan selang pemadam. b Mengidentifikasi dan merencanakan episode permainan dengan yang lain. “Ayo bermain toko-tokoan. Kamu yang jadi penjaga toko, saya yang akan berbelanja.” c Menampilkan informasi dan pengalaman masa lalu untuk memecahkan masalah. “Apa yang akan kita lakukan untuk memberi makan bayi ini? Tidak ada sereal di dalam rumah Kita harus pergi ke toko.” d Mengelompokkan properti menurut karakteristik umum. “Kamu simpan peralatan memasak dan saya menyimpan perlengkapan makan.” e Menyusun benda-benda menurut ukurannya membereskan properti dan mengembalikannya ke tempat yang berlabel. f Bertekun dalam tugas memainkan keterlibatan dalam episode permainan dalam jangka waktu yang terus bertambah. Kompetensi bagi Perkembangan Fisik: a Meningkatkan kontrol otot kecil mengenakan pakaian, mengancing, dan meresleting. b Menggunakan koordinasi mata-tangan memakaikan pakaian pada boneka dan mencocokkan panci-panci dengan tempat cetakkan pada rak di mana benda tersebut disimpan. 28 c Menggunakan keterampilan membedakan secara visual mencocokkan dan mengelompokkan benda-benda seperti peralatan dan perlengkapan makan.

6. Area Perpustakaan