197
Seels, B. Barbara dan Rickey, Rita C. 2002. Teknologi Pembelajaran Terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, dkk. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
AECT 1986. Definisi Teknologi Pendidikan Terjemahan Yusufhadi Miarso. Jakarta: Rajawali Pers.
D. PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR ANAK USIA DINI
Lingkungan merupakan hal yang penting bagi perkembangan anak usia dini karena dapat mempengaruhi perkembangan anak melalui perasaan yang terbentuk, kenyamanan yang
dirasakan, kesempatan untuk berinteraksi yang diberikan oleh lingkungan yang dirancang sedemikian rupa. Lingkungan membantu pengaktualisasian potensi anak yang telah dibawa
sejak lahir. Berbagai komponen yang terdapat pada lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan anak, mulai dari ukuran ruangan atau tempat yang tersedia, ketersediaan area
bermain di luar, warna dinding yang digunakan, tipe perabot dan lantai serta jumlah jendela yang tersedia dapat mempengaruhi proses anak belajar.
SETTING LINGKUNGAN
Adapun lingkungan pendidikan yang dihadapi seseorang dalam proses perkembangannya sebagai berikut:
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan pertama karena sejak anak masih ada dalam kandungan dan lahir berada dalam
keluarga. Dikatakan utama karena keluarga merupakan yang sangat penting dalam proses pendidikan untuk membentuk pribadi yang utuh. Suasana yang ada dalam keluarga
memungkinkan berkembangnya kreativitas. Semua sifat dan sikap itu dapat ditanamkan pada anak dalam upaya mengembangkan kreativitasnya Adanya bermacam-macam alat
permainan menyebabkan anak-anak senang bermain.
2. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang kedua. Pada lingkungan ini kreativitas anak sebaiknya dikaitkan dengan pelajaran. Guru mempunyai dampak yang
besar tidak hanya prestasi pendidikan anak tetapi juga pada sikap anak terhadap sekolah dan terhadap belajar pada umumnya. Guru dapat melumpuhkan kemelitan rasa ingin tahu
alamiah, merusak, motivasi, harga diri dan kreativitas anak, namun juga sebaliknya guru dapat melatih ketrampilan bidang pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam bidang
khusus, seperti bahasa, matematika, atau seni. Pada umumnya orang melihat ini sebagai pekerjaan dan tugas guru. Sampai batas tertentu, guru juga dapat mengajarkan ketrampilan
kreatif cara berpikir menghadapi masalah secara kreatif, atau teknik teknik untuk memunculkan gagasan-gagasan orisinal. Keterampilan seperti ini dapat diajarkan secara
langsung, tetapi paling baik disampaikan melalui contoh.
Sekolah yang bagus dan ideal adalah sekolah yang tenang dan menyenangkan bagi anak usia dini. Tingkat kreativitas akan selalu meningkat sesuai dengan tingkat pendidikan anak,
hal ini seiring dengan tingkat kematangan, kecerdasan dan pengalaman anak.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat lebih luas dan kompleks, sehingga agak sulit mengawasinya. Namun demikian lingkungan ini memberi kesempatan yang sangat luas bagi anak untuk
198
mengembangkan kreativitasnya. Pada lingkungan masyarakat dibedakan menjadi 4 macam:
a. Tempat tinggal
b. Tempat Kerja
c. Organisasi
d. Tempat Bergaul
ALAT PERMAINAN BAHAN PERMAINAN
Sumber belajar bagi anak adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk belajar anak baik dalam bentuk alat maupun bahan yang mengembangkan semua kemampuan anak dengan
cara bermain. Salah satu sumber belajar yang menjadi media pembelajaran anak usia dini adalah Alat Permainan Edukatif atau APE. Media belajar anak atau APE bisa berupa apa saja
yang dipergunakan untuk bermain. Berdasarkan bahannya APE dapat digolongkan menjadi: APE buatan, APE alami, APE bahan campuran. APE buatan adalah APE yang
pembentukannya di buat oleh manusia, baik dengan cara manual maupun dibuat oleh pabrik. APE alami adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yaitu air, pasir, tanah liat, daun,
pantai. Hal-hal yang syarat utama media yang sesuai dengan kebutuhan anak :
a. Aman.
APE harus aman artinya bahan maupun bentuknya tidak berbahaya bagi anak, misalnya : bahan cat tidak beracun, tidak lancip, tidak tajam.
b. Mengembangkan kemampuan anak.
APE harus mengembangkan kemampuan anak yaitu meliputi 8 jenis kecerdasan: kecerdasan logika, kecerdasan matematika, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik,
kecerdesan musik, kecerdasan naturalistik, intrapersonal, interpersonal, linguistik, dan spiritual.
c. Sesuai bentuk dan ukuran
Bentuk dan ukuran APE yang digunakan untuk anak harus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini yaitu tidak terlalu besar tinggi, atau tidak terlalu kecil sesuai
dengan usia anak.
d. Menarik
APE sebaiknya didesain sedemikiam rupa sehingga anak tertarik untuk mengambil, dan kemudian memainkannya. Pada umumnya APE dibuat dengan warna-warni yang
mencolok, kemudian pada bentuk dan kemudian pada cara bermain bahan tersebut.
e. Tidak bertentangan dengan nilai sosial dan agama
Mendidik anak tidak semata-mata mengembangkan kemampuan anak saja, tetapi juga membentuk anak menjadi anak yang bertakwa juga membentuk anak yang memiliki jiwa
sosial yang tinggi. Sehingga APE yang digunakan anakpun sebaiknya tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat dimana anak
bertempat tinggal. Di mana untuk memperoleh media tersebut adalah:
Memanfatkan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar.
Membeli dari pabrikan atau buatan.
Membuat sendiri oleh tenaga pendidik.
Area Drama, yang di dalamnya mencakup peralatan perlengkapan dapur, kursi dan
meja, telepon, perlengkapan kebersihan, rak pakaian untuk menyimpan kostum
199
Area seni, terdiri dari: variasi warna, menggambar, krayon, kertas gambar
Area musik, terdiri dari: peralatan musik piano, gitar, drum, angklung
Area menulis, mendengar, dan perpustakaan, yang terdiri dari: buku-buku cerita,
majalah anak, tape recorder, kertas, variasi warna, alat tulis, dll
Area balok, yang terdiri dari: aneka bentuk balok mainan, lego, mainan jenis-jenis alat transportasi
Area sains, yang terdiri dari: aquarium, piring, gelas, alat pengukur, magnet, bak dan
ember plastik
Area permainan games matematika manipulasi, yang terdiri dari: puzzle, boneka tangan,
Area pekerjaan, yang terdiri dari: perlengkapan mainan berbagai profesi, misalnya:
perlengkapan dokter suntikan, stetoskop, tabung infus, dll, perlengkapan petani cangkul, caping, sabit, dll.
Area air dan pasir, yang terdiri dari: bak air dan pasir, gelas plastik, sendok pasir,
ember, alat cetak kue, dll.
Area olah raga, terdiri dari: bola besar, bola kecil, tali skipping, raket, meja pingpong, kaos olah raga, dll.
Area ruang konseling, terdiri dari: televisi, video, cermin besar, sofa, tempat tidur, dll.
Area penyimpanan gudang, terdiri dari: peralatan dan perlengkapan yang sudah tidak
terpakai.
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
Penyediaan lingkungan sebagai pendukung dalam proses pengembangan potensi anak usia dini membutuhkan kaidah-kaidah yang tepat, sehingga apa yang telah direncanakan dapat
direalisasikan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pengembangan tersebut memiliki beberapa prinsip:
- Anak harus dapat bebas bergerak di dalam kelas
- Masing-masing anak harus mampu diamati satu persatu
- Anak sering menggunakan alat yang telah disediakan untuk mereka
- Yakin bahwa masing-masing anak melihat atau mudah menemukan alat atau material
yang memang disediakan untuk mereka. Proses pengembangan sarana dan prasarana pada lembaga PAUD dilakukan melalui
tahapan-tahapan yang dijelaskan pada penjabaran di bawah ini.
Perencanaan Sebelum menyiapkan sarana dan prasarana, perlu dibuat sebuah perencanaan yang
matang dan terprogram. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana dapat berupa perencanaan kebutuhan sarana yang perlu diadakan, perencanaan mengganti sarana yang
sudah tidak layak, perencanaan perbaikan jika masih memungkinkan untuk digunakan kembali, perencanaan budget, serta perencanaan waktu untuk merealisasikannya.
Pengadaan dan Pengorganisasian
Menyiapkan suatu kegiatan sekolah untuk pendidikan anak usia dini, dapat diumpamakan bila akan main sandiwara, guru mempunyai tugas mempersiapkan panggung, tempat
pertunjukan akan dilakukan. Ruang kelas harus dipersiapkan, semua perabotan, peralatan dan perlengkapan harus di susun sedemikian rupa yang akan diperuntukan kegiatan belajar
mengajar sepanjang tahun ajaran yang akan datang. Lingkungan fisik diatur agar dapat menarik bagi anak untuk bisa berkreativitas, hal ini dapat diatur dengan adanya tempat buku,
seni, meja-meja untuk kepentingan permainan anak. Lingkungan kelas mempunyai nilai tertentu bagi anak didik. Ruangan yang tidak rapih akan memberikan kesan kepada anak
bahwa tidak apa-apa kalau ia meninggalkan kertas di sembarang tempat. Sehari-hari di
200
sekolah, kegiatan anak dapat dilakukan dalam kelompok besar, kecil atau individual. Untuk hal tersebut, setiap kali guru harus mengorganisasikan ruang dan material sesuai dengan
kegiatan yang akan dilakukan.
Ruang kelas hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga mudah dipergunakan untuk melaksanakan program. Bila memungkinkan lantai ruang diberi alas sehingga bersih. Dinding
harus ditata agar lebih menarik. Berikan ruang di dinding untuk menempel berita yang aktual dan menarik bagi anak. Papan tulis dan kapur perlu bergantung pada sebagian dinding.
Jendela ruang dapat membantu penyinaran di dalam ruang. Apabila memungkinkan sebaiknya ada kran air diperlukan apabila anak mencuci tangan atau untuk membersihkan ruang. Kamar
mandi atau kamar kecil perlu di dalam sarana ruang kelas.
Ruang kelas anak usia dini biasanya merupakan kelas yang di organisasikan sesuai dengan pusat-pusat kegiatan. Masing-masing pusat kegiatan memiliki program tertentu. Pusat
kegiatan tersebut selalu berorientasi pada anak sebagai pusat bukan orang dewasa. Setiap kali diharapkan agar anak selalu aktif dalam mengikuti kegiatan baik yang bersifat kelompok-
kelompok besar, kecil ataupun dalam kegiatan individual. Pengadaan ruang tenang juga diperlukan oleh anak agar anak yang ingin menyendiri, dapat memisahkan diri dari kelompok
dan teman. Tempat tersebut dapat berubah kursi goyang bantal besar yang ada di lantai, kotak karton besar yang dipotong atau sisinya sehingga anak dapat masuk ke dalamnya.
Setelah direncanakan, harus segera direalisasikan dengan baik. Kepala lembaga PAUD atau koordinator dapat menunjuk orang yang dapat diamanatkan dalam pengadaan sarana ini.
Penempatan sarana dan prasarana yang sudah tersedia atau dimiliki disesuaikan dengan kebutuhan dan rencana awal. Anak-anak perlu disosialisasikan dan diberi pengertian akan
penggunaannya, kemudian mereka pun dibiasakan untuk merasa memiliki sarana yang sudah disediakan, baik yang berupa media, alat peraga, alat permainan, sumber belajar dan lain
sebagainya
Pengawasan
Selama anak-anak menggunakan sarana dan prasarana tersebut para tutor ataupun pendidik wajib melakukan pengawasan kepada mereka. Anak-anak diajak untuk bertanggung
jawab dan memperlakukan sarana pembelajaran tersebut dengan baik. Di samping itu, guru juga selalu memerhatikan beberapa sarana yang mudah rusak sehingga segera ada tindak
lanjut untuk mengganti atau memperbaikinya.
Pemeliharaan
Setiap sarana dan prasarana perlu dirawat dan dipelihara, terutama pada alat-alat permainan dan media pembelajaran perlu ada wadah atau tempat penyimpanannya. Setiap
benda yang telah digunakan harus dikembalikan ke tempat semula. Guru dan anak-anak harus terbiasa berdisiplin dalam merawat berbagai sarana yang digunakan. Penggunaan alat
sebaiknya sesuai dengan fungsinya, tidak dirusak. Jika anak berimajinasi untuk menggunakan sarana di luar kebiasaan fungsinya, tetap diperkenankan dengan catatan tidak membahayakan
diri, orang lain dan juga alatnya.
Evaluasi
Setiap guru ataupun pengelola dapat mengevaluasi setiap sarana dan prasarana pembelajaran yang telah tersedia atau digunakan oleh anak. Sejauh mana sarana tersebut
dapat membantu menstimulasi perkembangan anak. Keamanan dari sarana tersebut pada saat digunakan oleh anak. Observasi juga dapat dilakukan oleh guru dalam mengidentifikasi
fungsi sarana dan prasarana dari segi estetika atau kemenarikannya. Serta menjadi acuan
201
dalam melakukan revisi, perbaikan, penggantian, atau bahkan peniadaan jika sarana tersebut tidak memberi pengaruh positif dan memberi dampak negatif bagi anak.
Untuk memastikan keefektifan ruang bermain anak, anda harus mengamati dan mengevaluasi bagaimana anak menggunakan ruang-ruang tersebut. Anda dapat melakukannya
selama bekerja atau proses pembelajaranbermain, ketika anak memilih sendiri aktivitas bermain kesukaan mereka. Pengamatan yang berlangsung memungkinkan anda mengetahui
benda-benda yang selalu di pilih anak, bagaimana benda tersebut digunakan, dan bagaimana anak berhubungan dengan teman sepermainannya. Berikut beberapa contoh yang dapat
dijadikan acuan dalam mengevaluasi keefektifan sarana dan prasarana lingkungan:
Bagaimana Anak Memilih Ruang Bermain untuk Pengembangan Potensi
Ruang mana yang jarang digunakan saat bekerja?
Ruang dan benda apa yang biasanya dipilih?
Apakah area dan alat permainan memungkinkan anak bermain dengan aman?
Apakah anak memilih benda yang sama, mirip atau berbeda setiap hari?
Dapatkah anak menemukan benda dan menaruhnya kembali dengan sendirinya?
Apakah anak menunjukkan adanya pemilihan benda atau mainan yang sesuai dengan jenis kelamin atau latar budaya?
Bagaimana Anak Menggunakan Benda
Apa yang sebenarnya mereka lakukan dengan benda-benda yang mereka pilih?
Apakah anak memiliki kemampuan untuk menggunakan benda tersebut dengan baik?
Apakah anak menggunakan benda dengan tepat dan kreatif?
Jenis benda apa yang merangsang permainan drama? Permainan kelompok?
Apakah anak yang berbeda bermain dengan cara berbeda dengan benda yang sama
Benda mana yang paling lama menarik minat anak?
Bagaimana pemilihan benda berubah dalam satu tahun ajaran?
Apakah ada benda yang cukup sehingga anak tetap terlibat dengan serius?
Apakah benda yang ada menggambarkan latar belakang anak dan kehidupan keluarga?
Apakah anak memelihara benda dan mengembalikan kembali pada tempatnya?
E. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN UNTUK ANAK USIA DINI CREATING ENVIRONMENT FOR CHILDREN