memperlihatkan pada usia prapubertas terjadi hiperleptinemia, hiperadiposit, dan peningkatan kadar kortikosteron, penurunan berat testis, jumlah sel sertoli dan sel
leydig per testis, serta penurunan kadar Luteinizing Hormone LH, Folicle Stimulating Hormone FSH, Thyroid T, dan Free T4 FT4. Sementara pada saat
dewasa memperlihatkan hiperleptimia yang lebih tinggi dan penurunan dar FSH dan LH dan tidak nampak perubahan pada struktur testis Miskowiak, dkk., 1993.
2.3 Siklofosfamida
Siklofosfamid sebagai agen alkilasi bekerja lewat timbulnya efek sitotoksik melalui pemindahan gugus alkilnya ke berbagai unsur sel. Alkilasi DNA di dalam
nukleus merupakan interaksi utama yang menyebabkan kematian sel. Tempat alkilasi utama di dalam DNA adalah posisi N7 guanin. Sistem sitokrom P450 mixed function
axidase mikrosoma hati mengubah siklofosfamid menjadi 4- hidroksisiklofosfamid yang seimbang dengan aldofosfamid. Metabolit-metabolit aktif
ini dibawa aliran darah ke jaringan tumor dan jaringan sehat, dimana pemecahan nonenzimatik dari aldofosfamid menjadi bentuk sitotoksik fosforamid mustard dan
akrolein. Hati terlindung oleh adanya pembentukan 4-ketosiklofosfamid dan karboksifosfamid, metabolit inaktif yang terbentuk secara enzimatik Salmon, 1998.
Rumus molekul siklofosfamida dapat dilihat pada gambar 2.2:
Gambar 2.2 Siklofosfamida
Universitas Sumatera Utara
Deskripsi: a.
Nama dan Struktur kimia: 2-[Bis2-kloroetilamino]tetrahidro-2H-1,3,2- oksazafosforin 2-oksida monohidrat [6055-19-2].
b. Sifat fisikokimia: Serbuk hablur, putih, pada penghabluran terbentuk molekul air. Larut dalam air
dan dalam etanol. c.
Sediaan : Siklofosfamid tersedia dalam bentuk kristal 100, 200, 500 mg dan 1,2 gram untuk
suntikan, dan tablet 25 dan 50 mg untuk pemberian per oral. d.
Mekanisme kerja: Siklofosfamid merupakan obat yang dalam tubuh mengalami konversi oleh enzim
sitokrom P-450 menjadi 4-hidroksisiklofosfamid dan aldofosfamid yang merupakan obat aktif. Aldofosfamid selanjutnya mengalami perubahan non
enzimatik menjadi fosforamid dan akrolein. Efek siklofosfamid dipengaruhi oleh penghambat atau perangsang enzim metabolismenya. Sebaliknya, siklofosfamid
sendiri merupakan perangsang enzim mikrosom, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas obat lain Depkes, 1995.
2.4 Histologi Organ Penting 2.4.1 Sistem Saraf Pusat Otak
Menurut Dellmann dan Eurell 1998, parenkhim jaringan saraf terdiri dari neuron dan sel penunjang yang disebut neuroglia. Jaringan saraf dalam bentuk sistem
saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat SSP atau Central Nerovus System CNS dan susunan saraf perifertepi SST atau Peripheral Nervous System PNS. SSP
Universitas Sumatera Utara
terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan SST terdiri dari nervus cranialis dan spinalis yang dihubungkan dengan saraf nervus dan ganglia yang berupa syaraf
motorik dan syaraf sensorik Lu, 1995.
a. Neuron