Rasio ini menunjukkan hubungan antara laba sebelum bunga dan pajak laba operasi dengan bunga utang jangka panjang. Rasio ini
menggambarkan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang, atau dengan kata lain rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga.
c. RentabilitasProfitabilitas
Rasio rentabilitas atau disebut juga dengan profitabilitas menggambarakan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio
profitabilitas yang umum digunakan adalah: 1.
Marjin Laba Profit Margin
Harahap, 1999: 304 Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih
yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup tinggi.
Pendapatan Bersih Marjin Laba =
Penjualan
2. Daya Laba Dasar Basic Earning PowerRentabilitas Ekonomi
Laba Sebelum Bunga dan Pajak Daya Laba Dasar =
Total Aktiva
Harahap, 1999: 305 Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba
diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin
baik. 3.
Hasil Pengembalian atas Total Aktiva Return On InvesmentROI
Munawir, 2007: 89 Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Laba Bersih ROI =
Total Aktiva
4. Hasil Pengembalian atas Ekuitas Return On EquityROE
Laba Bersih ROE =
Rata-rata
Harahap, 1999: 305 Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila
diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus. 5.
Hasil Pengembangan atas Total Aktiva Retu On Assetn ROA
Laba Bersih ROA =
Total Aktiva
Munawir, 2007: 89 Rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola
aktiva secara efektif. Semakin besar angka rasio ini maka akan semakin baik, karena hal tersebut menunjukkan bahwa aktiva
perusahaan dimanfaatkan secara efektif dalam menghasilkan laba.
d. Analisis Aktivitas Perusahaan
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya.
Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan adalah:
1. Rasio Perputaran Persediaan Inventory Turnover
Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan =
x 100 Rata-rata Persediaan
Darsono, 2005: 60 Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
mengelola persediaan, dalam arti beberapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan. Semakin tinggi rasio
perputaran persediaan maka semakincepat persediaan diubah menjadi penjualan.
2. Periode Penagihan Rata-rata Average Collection Period
Piutang Periode Penagihan Rata-rata =
x 360 Penjualan per hari
Sawir, 2001: 16 Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, rata-
rata jangka waktu penagihan adalah rata-rata jangka waktu lamanya perusahaanharus menunggu pembayaran setelah
melakukan penjualan. 3.
Rasio Perputaran Modal Kerja Working Capital Turnover
Penjualan Rasio Perputaran Modal Kerja =
Modal Kerja Bersih
Sawir, 2001: 16 Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar.
Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya
penjualan dalam rupiah yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Semakin besar rasio ini maka
menunjukkan perusahaan tersebut sudah memanfaatkan modal kerja dengan efisien dan efektif.
4. Rasio Perputaran Aktiva Tetap Fixed Assets Turnover
Penjualan Rasio Perputaran Aktiva Tetap =
Aktiva Tetap
Sawir, 2001: 17 Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan
menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan
pendapatan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan yang tinggi.
5. Rasio Perputaran Total Aktiva Total Assets Turnover
Penjualan Rasio Perputaran Total Aktiva =
Total Aktiva
Sawir, 2001: 17 Rasio ini merupakan efektivitas penggunaan seluruh harta
perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin
baik.
2.2.4. Penilaian Kinerja Keuangan
Helfert, 1996: 52 dalam Tulasi 2006: 366 Kinerja perusahaan diartikan sebagai “hasil proses pengambilan keputusan secara kontinue
oleh manajemen”. Pengambilan keputusan bisa menyangkut bidang manajerial dan operasional perusahaan baik jangka panjang maupun
jangka pendek. Pada bidang keuangan, keputusan-keputusan pokok mencakup: keputusan investasi yaitu keputusan tentang penanaman dana
ke dalam bentuk aktiva tertentu aktiva lancar atau tetap, keputusan pendanaan yaitu keputusan tentang penentuan sumber pembiayaan
aktivitas perusahaan dan investasi, dan kebijakan deviden yaitu keputusan
tentang berapa jumlah dana yang dibagikan kepada pemilik modal baik dalam bentuk cash devidend atau stock devidend. Hasil keputusan akan
terdeskripsi pada laporan keuangan perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi, arus kas dan perubahan laba Prastowo, 1995: 53 dalam Tulasi
2006: 366. Maka untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan analisis atas laporan keuangan perusahaan karena laporan
keuangan merefleksikan efek kumulatif keputusan strategik, operasi pendanaan perusahaan Weston dan Copeland, 1992: 191 dalam Tulasi
2006: 366. Menurut Meriewaty dan Yuli 2005: 106 kinerja keuangan
perusahaan adalah pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen yang
kompleks dan sulit, karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal, efisiensi, dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Laba merupakan salah
satu indikator kinerja dalam suatu perusahaan. Salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan adalah
berupa rasio-rasio keuangan perusahaan untuk periode tertentu. Dengan rasio-rasio keuangan tersebut akan tampak jelas berbagai indikator
keuangan yang dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk periode tertentu.
Menurut Helfert 1996: 68 hubungan antara analisa rasio dengan kinerja adalah agar dapat menunjukkan perubahan dalam kondisi
keuangan atau kinerja operasi, dan dapat membantu menggambarkan
kecenderungan serta pola perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat menunjukkan kepada analisis rasio dan peluang bagi perusahaan yang
sedang ditelaah. Ukuran-ukuran kinerja akan mengidentifikasi efektifitas penggunaan aktiva oleh perusahaan, dan berbagai rasio yang digunakan
untuk mengukur kinerja akan memberikan gambaran yang memadai Helfert, 1996: 345.
Menurut Munawir 2007: 31 tujuan penilaian kinerja yaitu: 1.
Untuk mengetahui tingkat likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi
atau kemampuan untuk memenuhi kewajiban saat ditagih. 2.
Untuk mengetahui tingkat solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
dilikuidasi baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. 3.
Untuk mengetahui tingkat rentabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu.
4. Untuk mengetahui stabilitas usaha yaitu kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali
pokok hutangnya dengan tepat waktu, serta kemaampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada pemegang saham tanpa
mengalami hambatan atau krisis keuangan.
2.2.5. Pengaruh Rasio Lancar Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Pada rasio aktiva lancar kemampuannya untuk menutup hutang lancar juga disebut sebagai modal kerja. Karena modal kerja merupakan
selisih lebih antara aktiva lancar di atas hutang lancar. Manajer akan melihat kinerja perusahaan berdasarkan keuntungan atau laba dari setiap
kegiatan operasi yang dilakukan Meriewaty dan Yuli, 2005: 115. Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber
likuiditas. Dalam melihat rasio lancar, analisis juga harus memperhatikan kondisi dan lingkungan perusahaan seperti rencana manajemen, sektor
industri dan kondisi ekonomi makro secara umum Darsono, 2005: 52.
2.2.6. Pengaruh Rasio ROA Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
ROA merupakan rasio yang menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan net operating income dengan
jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut net operating assets Munawir, 2007: 89.
Return on assets memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola aktiva secara efektif. ROA diperoleh dari hasil membagi laba bersih
dangan total aktiva. Semakin besar angka rasio ini maka akan semakin baik, karena hal tersebut menunjukkan dahwa aktiva perusahaan
dimanfaatkan secara efektif dalam menghasilkan laba. Dengan
menggunakan rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan
Darsono, 2005: 57.
2.2.7. Pengaruh Rasio Perputarn Total Aktiva Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan
Rasio perputaran total aktiva merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan
atau menunjukkan berapa kali operating assets berputar dalam suatu periode tertentu selama satu tahun Munawir, 2007: 88. Perputaran total
aktiva adalah penjualan bersih dibagi rata-rata total aktiva. Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan
penjualan digambarkan dalam rasio ini. Dengan melihat rasio ini, kita bisa mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan
Darsono, 2005: 60. Rasio perputaran adalah salah satu dari beberapa petunjuk yang secara bersama-sama dapat menunjukkan kinerja yang baik
atau kurang baik Helfert, 1996: 78.
2.2.8. Pengaruh Rario Debt To Total Assets Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan
Debt to total assets yaitu rasio total kewajiban terhadap asset. Rasio ini menekankan pentingnya pandanaan hutang dengan jalan
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang.
Rasio ini juga menyediakan informasi tenteng kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa
mengurangi pembayaran bunga pada kredito. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko pada kreditor berupa
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan
pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran dividen. Untuk menilai rasio ini faktor lain yang perlu
dipertimbangkan adalah stabilitas laba perusahaan. Pada perusahaan yang memiliki catatan laba yang stabil, peningkatan dalam hutang lebih bisa
ditoleransi dari pada perusahaan yang memiliki catatan laba yang tidak stabil Darsono, 2005: 54. Ukuran-ukuran kinerja akan
mengidentifikasikan efektifitas penggunaan aktivitas oleh perusahaan, dan berbagai rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja akan memberikan
gambaran yang memadai.
2.2.9. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Hubungan antara analisis rasio dengan kinerja adalah agar dapat menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan
dapat membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat menunjukkan kepada analisis risiko
dan peluang bagi perusahaan yang ditelaah Helfert, 1996: 68.
Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu parameter kinerja
tersebut adalah laba. Laba bagi perusahaan sangat diperlukan karena untuk kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memperolah laba, perusahaan
harus melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional ini dapat terlaksana jika perusahaan mempunyai sumber daya sumber daya
perusahaan tercantum di dalam neraca, dan hubungan antara unsur-unsur yang membentu necara dapat ditunjukkan oleh rasio keuangan. Rasio
keuangan adalah perbandian antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu.
Dengan demikian, rasio keuangan bermanfaat untuk menentukan kekuatan hubungan rasio keuangan dengan fenomena ekonomi Meriewaty dan
Yuli, 2005: 107. Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek
perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya pertumbuham laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan
memberiakan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan Meriewaty dan Yuli, 2005: 107. Ukuran-ukaran kinerja akan mengindikasikan
efektifitas penggunaan aktiva oleh perusahaan dan berbagai rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja akan memberikan gambaran yang
memadai.
2.3. Kerangka Pemikiran