penelitian ini, karena penelitian ini dilakukan pada tahun 2009 dengan menggunakan data berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba
rugi dan neraca periode januari 2005 sampai dengan desember 2008.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan 2.2.1.1.Definisi Laporan Keuangan
Definisi Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan 2007: 1 adalah: ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat
disajikan dalam berbagai cara, seperti laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
Riyanto 1995: 327 “Laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan dimana neraca, mencerminkan nilai
aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu waktu tertentu dan laporan rugi laba mencerminkan hasi-hasil yang dicapai selama suatu periode
tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun”.
Munawir 2007: 6 “Laporan keuangan adalah bersifat histories serta menyeluruh dan sebagai suatu progres report, laporan keuangan
terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam
akuntansi dan pendapatan pribadi”. Munawir 2007: 2 “Laporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”. Berdasarkan definisi-definisi tersebut laporan keuangan disusun dengan
tujuan sebagai penghubung antara perusahaan dengan pihak-pihak lain yang membutuhkan laporan keuangan tersebut dan melalui laporan
keuangan dapat dinilai struktur modal perusahaan, distribusi aktiva, efektivitas penggunaan aktiva, kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek, pendapatan yang telah diperoleh, beban-beban yang harus dibayar, serta nilai buku tiap lembar saham.
2.2.1.2.Tujuan Laporan Keuangan
Mengenai tujuan pelaporan keuangan dapat kita lihat melalui beberapa pendapat antara lain : Menurut SAK 2007: 3 “tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Menurut Harahap 1999: 133 menjelaskan bahwa APB Statement No.4 AICPA, menggambarkan tujuan laporan keuangan yang dibagi
menjadi 2 tujuan yaitu: 1.
Tujuan Umum Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi
keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima. 2.
Tujuan Khusus Memberikan informasi tentang kekayaan kewajiban, kekayaan bersih,
proyeksi laba, perubahan kekayaan, serta informasi lainnya yang relevan.
Menurut Prastowo 2005: 5 “Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi:
a. Aktiva
b. Kewajiban
c. Ekuitas
d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
e. Arus kas”.
2.2.1.3.Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Harahap 1999: 4 “Laporan keuangan terdiri dari : 1. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan harta,
utang, dan modal pada satu tanggal tertentu. 2. LabaRugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama
suatu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya.
3. Laporan dan sumber penggunaan dana, sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode dana bisa diartikan kas atau modal
kerja. 4. Laporan arus kas merupakan ikhtisar arus kas masuk dan arus kas
keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok- kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan
pembiayaan. Sedangkan jenis laporan keuangan menurut Darsono 2005: 18
menjelaskan bahwa PSAK NO.1, laporan keuangan dibagi menjadi 5 yang terdiri dari:
1. Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca. 2.
Laporan labarugi atau untuk lembaga non profit disebut laporan Sisa Hasil Usaha merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan
pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
3. Laporan arus kas, laporan ini menggambarkan perputaran uang kas
dan bank selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan arus kas terdiri dari kas untuk kegiatan operasional, kas untuk
kegiatan investasi, dan kas untuk kegiatan pendanaan. 4.
Laporan perubahan ekuitas menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agiodisagio. Laporan ini menggambarkan saldo dan
perubahan hak si pemilik yang melekat pada perusahaan. 5.
Catatan atas laporan keuangan, isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan
tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Apabila penjelasan tiap akun neraca dan laba rugi masih perlu dirinci, maka dijabarkan dalam
lampiran.
2.2.1.4.Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi pengguna. Terdapat
empat karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan 2007: 5 diuraikan sebagai berikut:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pengguna.
Maksudnya pengguna laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut
terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu. 2.
Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi bersifat relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pengguna dengan membantu mereka dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu. Informasi posisi keuangan dan kinerja masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk
memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan. 3.
Keandalan Agar bermanfaat informasi juga harus andal reliable. Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan penggunanya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur faithful representation dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Penyajian jujur
Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan. Misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk asset,
kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.
5. Kelengkapan
Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam bacasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dank arena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi
relevansi. 6.
Dapat dibandingkan Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Pengguna juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta posisi keuangan secara
relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara
konsisten untuk perusahaan tersebut, antarperiode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.2.1.5.Pengguna Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK 2007: 2 “Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan
keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:
a. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang
mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi
tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar deviden. b.
Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili, mereka
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. e.
Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena
itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan
pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan
dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan tren dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat
umum, dan tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pengguna.
2.2.1.6.Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Munawir 2007: 9 keterbatasan laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya
merupakan interim report laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara dan terdapat pendapat-pendapat pribadi
personal judgment yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan, serta bukan merupakan laporan yang
final. 2.
Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap
dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar
akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku book value yang
belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya. 3.
Laporan keuangan yang disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu,
dimana daya beli purchasing power uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan
volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar,
mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Jadi suatu
analisa dengan membandingkan data beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh
kesimpulan yang keliru mislending. 4.
Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena
faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang dikwantifisir; misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya
beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak- kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan
serta integritas manajernya dan sebagainya.
Keterbatasan laporan keuangan menurut Darsono 2005: 25 antara lain:
1. Penyajian dikelompokkan pada akun-akun yang material, tidak bisa
rinci sekali. 2.
Laporan keuangan sering disajikan terlambat, sehingga informasinya kadaluarsa. Keterlambatan sebenarnya tergantung pada keterlibatan
administrasinya, jika sistemnya baik, maka akan cepat tersaji apalagi menggunakan komputerisasi.
3. laporan keuangan menekankan pada harga historis harga perolehan,
sehingga jika terjadi perubahan nilai perlu dilakukan penyesuaian. 4.
Penyajian laopran keuangan dilakukan dengan bahasa teknis akuntansi, sehingga bagi orang awam perlu belajar dulu, tetapi bagi pelaku bisnis
akan mudah karena menggunakan bahasa bisnis. 5.
Laporan keuangan mengikuti satandar SAK yang mungkin terjadi perubahan aturan setiap tahun.
2.2.2. Analisis Laporan Keuangan
2.2.2.1.Definisi dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari 2 kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Ini berarti juga bahwa analisis laporan keuangan
merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Pengertian analisis laporan keuangan menurut Prastowo
2005: 56 yaitu: “Suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke
dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri”.
Agar analisis yang dilakukan bersifat efisien dan terarah, maka tujuan analisis harus ditentukan terlebih dahulu. Hal ini penting karena
masing-masing tujuan memerlukan data yang berbeda. Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan antara lain:
1. Screening, Untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari
laporan keuangan tanpa terjun langsung ke lapangan. 2.
Understanding, Untuk memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
3. Forecasting, Untuk meramalkan kondisi dan kinerja keuangan di masa
mendatang. 4.
Diagnosis, Untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasional, keuangan atau masalah
lain dalam perusahaan. 5.
Evaluation, Untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.
Menurut Tulasi 2006: 369 “Analisis laporan keuangan perusahaan pada hakekatnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan stakeholders”. Manajemen beerkepentingan untuk
mengetahui efisiensi dan profitabilitas operasi, efektifitas penggunaan
sumber daya perusahaan, serta sebagai langkah dimulainya perencanaan kegiatan bagi peningkatan kinerja pada masa yang akan datang. Bagi
investor, dapat menilai dan memprediksi profitabilitas, deviden, dan peningkatan kekayaan. Kreditur berkepentingan untuk mendapatkan
gambaran tentang prospek pengembalian pokok pinjaman, bunga dan proteksi resiko. Pemerintah membutuhkan informasi untuk pembayaran
pajak, karyawan untuk kesejahteraan gaji dan keberlanjutan pekerjaan, serta masyarakat berkepentingan dengan kewajiban social perusahaan dan
tanggungjawabnya terhadap lingkungan. Maka secara umum analisis laporan keuangan bertujuan untuk:
a. mengestimasi kondisi perusahaan pada masa yang akan datang sebagai alat forecasting.
b. menetapkan alternatif investasi dan meger alat screening awal. c. mendiagnosis masalah-masalah manajemen, terutama financial
distress dan operasionalisasinya alat diagnosis masalah. d. mengevaluasi kinerja manajemen secara keseluruhan.
2.2.2.2.Metode Analisis Laporan Keuangan
Untuk membantu dalam menganalisis laporan keuangan, tersedia beragam teknik yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik.
Menurut Wild dkk 2005: 30 ada lima metode penting untuk analisis laporan keuangan, yaitu:
1. Analisis laporan keuangan komparatif comparative financial
statement analysis atau disebut juga analisis horizontal. Saldo akun dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri.
2. Analisis laporan keuangan berukuran sama common-size financial
statement disebut juga analisis vertikal. 3.
Analisis rasio rasio analysis 4.
Analisis arus kas 5.
Penilaian Menurut Harahap 1999: 20 teknik yang dapat digunakan dalam
menganalisis laporan keuangan antara lain: 1.
Metode komparatif 2.
Analisa trend 3.
Laporan keuangan bentuk Commond Size 4.
Metode index time series 5.
Analisa Rasio 6.
Teknik analisa lain seperti : analisa sumber dan penggunaan dana, analisa break even, analisa gross profit, dupont analysis
7. Model analisa
Menurut Jumingan 2006: 242 berdasarkan tekniknya analisis keuangan dapat dibedakan mejadi beberapa analisis antara lain:
1. Analisis perbandingan laporan keuangan, merupakan teknik analisis
dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih
dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah absolut maupun dalam presentase relatif.
2. Analisis tren tendensi posisi, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.
3. Analisis presentase per komponen common size, merupakan teknik
analisis untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktiva seluruhnya.
4. Analisis sumber penggunaan modal kerja, merupakan teknik analisis
untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.
5. Analisis sumber penggunaan kas, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan pada suatu periode waktu tertentu.
6. Analisis rasio keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk
mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.
7. Analisis perubahan laba kotor, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. 8.
Analisis Break Even, merupakan teknik analisis antuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami
kerugian, tetapi pada tingkat penjualan tersebut perusahaan belum memperoleh keuntungan.
2.2.2.3. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
Keterbatasan analisa laporan keuangan menurut Harahap 1999: 201 yaitu:
1. Laporan keuangan dapat bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas
kejadian yang telah lewat. 2.
Laporan keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini.
3. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 4.
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternatif dari
berbagai pilihan yang ada dan sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun asset.
5. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material.
6. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi
ketidakpastian. 7.
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi
dan sifat dari informasi yang dilaporkan. 8.
Akuntansi didominasi informasi kuantitatif. 9.
Perubahan dalam tenaga beli uang jelas ada akan tetapi hal ini tidak tergambar dalam laporan keuangan.
2.2.3. Analisis Rasio Keuangan
2.2.3.1.Definisi Analisis Rasio Keuangan
Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuangan. Menurut Jumingan 2006: 242 “Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos
dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik
dalam neraca maupun laporan laba rugi”. Menurut Harahap 1999: 297 “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu
pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti seperti antara hutang dan modal,
antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya”. Teknik analisa rasio keuangan sangat lazim
digunakan para analisa keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.
2.2.3.2.Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Sawir 2001: 44 Keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain adalah:
1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan
yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
2. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh
cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
3. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan. Sedangkan menurut Harahap 1999: 298 keterbatasan analisa
rasio ini antara lain: 1.
Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainnya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik ini yaitu : 3.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama. Sehingga jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
2.2.3.3.Penggolongan Rasio Keuangan
Pada dasarnya angka-angka rasio dapat dikelompokkan menjadi dua golongan. Galongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang
didasarkan pada sumber data keuangan dari mana unsur-unsur angka tersebut diperoleh, dan golongkan yang kedua adalah angka-angka rasio
yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan. Menurut Jumingan 2006: 120-121 berdasarkan sumber
datanya, dari mana rasio itu dibuat maka rasio itu dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1. Rasio-rasio neraca balance sheet ratio, yaitu rasio yang disusun dari
data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar current ratio, ratio tunai quick ratio, rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio
tetap dengan utang jangka dan sebagainya. 2.
Rasio-rasio laporan laba rugi income statement ratios, yaitu rasio- rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba
rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha dengan penjualan neto, operating ratio, dan sebagainya.
3. Rasio-rasio antar laporan inter-statement ratio, yaitu rasio-rasio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio penjualan
kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata dan sebagainya.
Menurut Riyanto 1995: 330 penggolongan ratio berdasarkan tujuan analis dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan antara lain sebagai berikut: 1.
Rasio-rasio likuiditas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan current ratio, acid test ratio dan
lainnya. 2.
Rasio-rasio leverage, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan lainnya. 3.
Rasio-rasio aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam
mengerjakan sumber-sumber dananya inventory turnover, average collection period dan lainnya.
4. Rasio-rasio profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil
akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan profit margin on sales, return on total assets, return on net worthi dan
lainnya. Banyak pendapat yang menggolongkan jenis-jenis rasio yang
cocok untuk memahami perusahaan. Umumnya rasio yang dikenal dan popular adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas. Namun
masih banyak lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan yang dapat memberikan informasi bagi penelitian, seperti: rasio leverage,
produktivitas, rasio pasar modal, rasio pertumbuhan, dan sebagainya. Adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah:
a. Likuiditas