Pembaca Sebagai Khalayak Pembaca Pengertian Berita

b. Dampak Afektif Dampak Afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, dan dibenci khalayak. Disini komunikator bukan hanya sekedar komunikan tahu, tetapi juga tergerak hatinya. c. Dampak konatif Dampak konatif merujuk pada behavioural atau perilaku nyata yang dapat diamati, meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku. Rakhmat, 2005 :219.

2.2 Pembaca Sebagai Khalayak Pembaca

Surat kabar sebagai alat komunikasi memiliki ciri khas, yakni berkemampuan untuk memikat khalayak secara serempak dan serentak Effendy, 1993:313. Maka dalam hal ini khalayak yang dimaksud adalah pembaca surat kabar. Pembaca sebagai khalayak media massa merupakan khalayak yang paling banyak meminta perhatian, karena jumlahnya yang banyak serta sifatnya heterogen dan anonim, sedangkan mereka pembaca harus dapat dicapai seraya menerima setiap pesan secara indrawi dan secara rohani. Dimaksudkan secara indrawi disini ialah diterimanya suatu pesan secara jelas oleh indra mata, sedangkan yang dimaksud dengan rohani ialah sebagai terjemahan dari bahasa asing ”accepted”, yaitu diterimanya suatu pesan yang sesuai dengan kerangka referensinya, paduan dari usia, agama, pendidikan, kebudayaan dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Kerangka referensi tertentu menimbulkan kepentingan dan minat tertentu Effendy, 1993:315.

2.3 Pengertian Berita

Banyak definisi berita atau news yang dapat diketahui dari berbagai literatur yang satu sama lain berbeda disebabkan sudut pandang yang berlainan. Dari sekian banyak definisi berita yang dapat dibaca dalam berbagai buku atau berkala, disini hanya akan diketengahkan definisi saja yang dapat dinilai sebagai hal penting. Definisi tersebut adalah yang dikemukakan oleh Prof. Mitchel V. Charm dalam bukunya Reporting, yang berbunyi berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal-hal yang menarik minat atau penting atau keduanya, bagi sejumlah besar penduduk Effendy, 1993:66-67. Sehubungan dengan itu seorang penulis jurnalistik kenamaan bernama Frank Luther Mott dalam bukunya, News Survey of Journalism, menyatakan bahwa paling sedikit ada delapan konsep berita sebagai berikut : a. Berita sebagai laporan tecepat Konsep ini menitikberatkan pada segi newness baru terjadi sebagai faktor yang terpenting dari sebuah berita. Akan tetapi dengan adanya radio dan televisi yang juga menyiarkan berita, faktor timelyness ini menjadi relatif. b. Berita sebagai rekaman Berita yang tercetak disurat kabar merupakan bahan dokumentasi. c. Berita sebagai fakta obyektif Sebuah berita harus aktual dan obyektif. Tetapi nilai obyektif untuk suatu fakta merupakan hal yang membingungkan karena tidaklah mungkin ada obyektivitas yang mutlak. Bagi para wartawan, berita obyektif adalah laporan mengenai suatu fakta yang diamatinya tanpa pandangan sebelah, ini berarti laporan yang jujur. d. Berita sebagai interpretasi Dalam suatu situasi yang kompleks yang menyangkut bidang politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan, suatu fakta perlu dijelaskan agar pembaca mengerti. Mengenai sebab-sebabnya, latar belakangnya, akibatnya, situasinya, dan hubungannya dengan hal-hal lain untuk menggali dan menyajikannya diperlukan kepandaian dan kejujuran. Tetapi bahayanya dalam interpretive reporting seperti itu ialah timbulnya faktor prasangka terhadap suatu soal atau seseorang. e. Berita sebagai sensasi Terdapat unsur subyektif, yakni bahwa sesuatu yang mengejutkan dan yang menggetarkan dan mengharukan bagi pembacanya yang satu akan berlainan dengan yang lain. Biasanya dari pemberitaan yang serius mengenai kejadian penting seperti bencana atau perang dan yang lain lebih ringan seperti skandal. f. Berita sebagai minat insani Disini menariknya berita bukan karena pentingnya peristiwa yang dilaporkan tetapi karena sifatnya menyentuh perasaan insani, menimbulkan perasaan iba, terharu, gembira, prihatin, dan sebagainya. g. Berita sebagai ramalan Wartawan cenderung untuk menaruh perhatian kepada masa depan dari masa kini dan masa lalu. Sebabnya ialah karena minat pembaca terutama terletak pada masa depan. Pada umumnya kita harapkan dari berita, disamping yang merupakan informasi mengenai kejadian ini, juga ramalan yang masuk akal mengenai masa depan. h. Berita sebagai gambar Gambar-gambar yang disajikan dalam halaman surat kabar jumlahnya semakin banyak. Ilustrasi halaman surat kabar selain sifatnya semata-mata hiburan, juga mengandung nilai berita. Banyak kejadian yang dilaporkan dalam bentuk gambar yang sering kali lebih efektif dari pada kalau diterangkan dengan kata-kata Effendy, 1993:68-69. Sebuah berita menjadi menarik untuk dibaca, didengar atau ditonton, jika berita tersebut memiliki nilai atas bobot yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Nilai berita tersebut sangat tergantung pada pertimbangan seperti berikut : a. Timeliness Timeliness berarti waktu yang tepat, artinya memiliki berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat pemirsa atau pembaca. b. Proximity Proximity artinya kedekatan. Kedekatan disini maknanya sangat bervariasi yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi, pertalian, ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan, maupun kepentingan, terkait yang lainnya. c. Prominince Prominince artinya adalah orang yang terkemuka. Semakin seseorang itu terkenal maka akan semakin menjadi bahan yang menarik pula. d. Concequence Concequence artinya konsekuensi atau akibat. Pengertian yaitu, segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan, dan lain-lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak merupakan bahan berita yang menarik. e. Conflict Konflik memiliki berita yang sangat tinggi karena konflik adalah bagian dalam kehidupan. Disisi lain berita adalah sangat berhubungan dengan peristiwa kehidupan. f. Development Development atau pembangunan merupakan materi berita yang cukup menarik apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya dengan baik. g. Weather Weather cuaca di Indonesia atau di negara-negara yang berada di sepanjang garis khatulistiwa memang tidak banyak terganggu. h. Sport Berita olahraga sudah lama daya tariknya bagi peminat yang gemar akan menonton atau melihat berita olahraga. i. Human Interest Human Interest kisah-kisah yang dapat membangkitkan emosi manusia seperti lucu, sedih, dramatis, aneh dan ironis merupakan peristiwa dari segi human interest Muda, 2003:29-39.

2.4 Peraturan Daerah

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25