2.4 Peraturan Daerah
Peraturan daerah adalah naskah dinas yang terbentuk peraturan perundang- undangan yang mengatur urusan otonomi daerah dan tugas perbantuan untuk
mewujudkan kebijakan baru, melaksanakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinngi dan menetapkan suatu organisasi dalam lingkungan pemerintah
daerah yang ditetapkan oleh kepala daerah dengan persetujuan dewan perwakilan rakyat daerah.
Susunan peraturan daerah terdiri atas susunan peraturan daerah yang memuat tulisan “Peraturan Daerah”, nomor dan tahun, nama peraturan daerah. Isi
peraturan daerah memuat tentang bab-bab dan pasal-pasal. Bab-bab dapat dibagi menjadi bagian-bagian, dan bagian-bagian dapat dibagi menjadi paragraf. Pasal-
pasal dapat di bagi menjadi ayat-ayat. Penandatanganan otentik dan penggunaan kop naskah dinas melalui tahap
yaitu, peraturan daerah ditandatangani oleh gubernur. Setelah itu otentikasi peraturan daerah propinsi dilakukan oleh kepala biro hukum sekretariat daerah
propinsi. Peraturan daerah propinsi dibuat diatas kertas ukuran folio dengan lambang Negara dan menggunakan kop naskah dinas gubernur
www.arsipjatim.go.idwebupload.
2.5 Berita Mengenai Perda No 5 Tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok
Masyarakat Surabaya yang masih memiliki kebiasaan merokok akan kehilangan kebebasan saat merokok. Peraturan daerah Perda Anti Rokok No 5
Tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok KTR dan Kawasan Terbatas Merokok KTM akan segera diberlakukan di Surabaya pada Kamis 22 Oktober
2009. Dalam isi Perda tersebut, menjelaskan ada 5 kawasan yang dilarang untuk
merokok jika dilanggar akan dikenakan hukuman penjara selama tiga bulan atau denda uang. Lima kawasan yang masuk dalam KTR yakni, kawasan belajar
mengajar seperti sekolahan, sarana kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas maupun pelayanan kesehatan lainnya. Tempat bermain anak-anak, tempat ibadah,
dan angkutan umum. Sedangkan tempat untuk para perokok, akan disediakan ruangan khusus seperti bilik-bilik atau ruang khusus lainnya di beberapa tempat
seperti, perkantoran pemerintahan atau swasta, terminal, mall dan tempat umum lainnya. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Esty Martiana mengatakan,
Perda Nomor 5 tahun 2008 digedok DPRD Kota Surabaya pada 22 Oktober 2008 lalu. Kemudian, didukung dengan Peraturan Walikota Surabaya Perwali nomor
25 tahun 2009. Esty menerangkan, perda tentang KTR dan KTM tersebut, mulai berlaku efektif satu tahun setelah disahkan. Kita sudah sosialisasi selama 1 tahun,
dimana pelaksanaan implementasi Perda itu perlu Perwali Nomor 25 Tahun 2009 yang disahkan Mei 2009. Dengan adanya Perda, Perwali dan sosialisasi, kita
berharap 22 Oktober 2009 semua sudah siap, ujarnya Jawa Pos, 21 Oktober 2009.
Wali kota Bambang D.H. memastikan pemkot akan konsisten melaksanakan Perda No 5 Tahun 2008 tentang KTR dan KTM. Menurut dia, esensi perda
Antirokok adalah membangun perilaku sehat warga metropolis. Terutama
melindungi mereka yang tidak merokok. Sebab nikotin atau racun pada rokok lebih berbahaya jika tersiap perokok pasif. Cukai rokok secara nasional hanya Rp
44 triliun, anggaran kesehatan untuk mengobati masyarakat yang sakit karena rokok mencapai Rp 125 triliun. “Sudah saatnya kita berubah,” tegasnya. Perda
anti rokok, lanjut Bambang, tidak bermaksud melanggar hak asasi perokok. Tapi mengatur agar aktivitas merokok dilakukan di tempat-tempat yang telah
disediakan Jawa Pos, 20 Oktober 2009.
2.6 Surat Kabar Harian sebagai Media Massa