Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara

dengan penyelenggaraan negara s e s u a i d e n g a n k e t e n t u a n peraturan perundang-undangan yang berlaku. Uraian di atas, jelas bahwa penyelenggaraan negara merupakan aktivitas dari seluruh lembaga negara, baik eksekutif, legislatif, yudikatif maupun lembaga negara lainnya, seperti halnya pengertian administrasi n e g a r a d a l a m a r t i l u a s sebagaimana telah diuraikan terdahulu. Dengan demikian d a p a t d i k a t a k a n S i s t e m Penyelenggaraan Negara adalah SANKRI dalam arti luas. Dalam hal ini SANKRI merupakan s i s t e m p e n y e l e n g g a r a a n kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya, dengan m e n d a y a g u n a k a n s e g a l a kemampuan seluruh Aparatur Negara beserta rakyat dan dunia u s a h a s w a s t a u n t u k memanfaatkan segenap sumber daya yang tersedia secara nasional, demi tercapainya tujuan dan terlaksananya tugas nasionalnegara sebagaimana diamanatkan di dalam UUD 1945.

b. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara

Berdasarkan Pasal 4 ayat 1 Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara UUD 1945 dinyatakan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang k e k u a s a a n p e m e r i n t a h a n m e n u r u t U n d a n g - U n d a n g Dasar. Dari ketentuan UUD 1945 tersebut, terkandung pengertian sebagai berikut: 1 I s t i l a h k e k u a s a a n pemerintahan negara tidak lain adalah kekuasaan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 UUD 1945, yang hanya m e n g e n a i l e m b a g a eksekutif; 2 P e n y e l e n g g a r a a n pemerintahan negara adalah p e n y e l e n g g a r a a n pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden selaku Kepala P e m e r i n t a h a n K e p a l a lembaga eksekutif. Oleh karena itu, sistem penyelenggaraan pemerintahan negara merupakan SANKRI dalam arti sempit, sebagaimana pengertian tentang administrasi negara yang telah diuraikan di muka. Dalam konteks good governance, SANKRI sebagai s i s t e m p e n y e l e n g g a r a a n pemerintahan negara adalah keseluruhan penyelenggaraan k e k u a s a a n p e m e r i n t a h a n povoir executif, executive p o w e r d e n g a n mendayagunakan kemampuan p e m e r i n t a h d a n s e g e n a p a p a r a t u r n y a d a r i s e m u a perangkat pemerintahan di wilayah NKRI, serta dengan memanfaatkan pula segenap sumber daya yang tersedia s e c a r a n a s i o n a l , d e m i Administratur, Vol. 1, No. 3, Agustus 2007 ISSN 1907 - 5502 58 tercapainya tujuan negara dan terwujudnya cita-cita bangsa s e b a g a i m a n a d i m a k s u d Pembukaan UUD 1945. Wilayah NKRI dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan daerah tersebut dibagi atas Kabupaten dan Kota yang masing-masing mempunyai p e m e r i n t a h a n d a e r a h . D i samping itu, dalam kerangka Sistem Pemerintahan Nasional, di wilayah KabupatenKota dibentuk pula Desa atau yang disebut dengan nama lain. Desa dimaksud merupakan kesatuan m a s y a r a k a t h u k u m y a n g memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan m a s y a r a k a t s e t e m p a t , berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan d i h o r m a t i d a l a m s i s t e m Pemerintahan NKRI. Termasuk dalam pengertian Desa ini antara lain adalah: Nagari di Sumatera Barat, Gampong di Provinsi NAD; Lembang di Sulawesi S e l a t a n ; K a m p u n g d i Kalimantan Selatan dan Papua; dan Negeri di Maluku. B e r d a s a r k a n u r a i a n tentang Sistem Penyelenggaraan Negara dan Sistem Pemerintahan Negara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara merupakan bagian i n t e g r a l d a r i s i s t e m p e n y e l e n g g a r a a n n e g a r a . Karena, sistem penyelenggaraan pemerintahan negara merupakan bagian yang sangat dominan dalam operasionalisasi semua ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945, kecuali yang telah secara khusus dan jelas menjadi kewenangan lembaga-lembaga negara di luar eksekutif.

2.5 Asas-Asas Umum Penyelenggaraan