Pengelolaan Pohon Induk Uraian Materi

135 Terdapat dua sistem penanaman kebun pohon induk. Pertama kebun pohon induk sekaligus sebagai kebun produksi. Kedua, kebun pohon induk dengan jarak tanam lebih rapat, contohnya pada pohon durian. Pada kebun produksi jarak tanam pohon durian adalah 10x10 m, sedangkan untuk kebun pohon induk dapat berjarak tanam 3x3 m sehingga dapat diperoleh lebih banyak pohon induk untuk areal yang relatif tidak luas. Persyaratan lahan yang dapat digunakan sebagai kebun pohon induk antara lain adalah: 1 Relatif datar 2 Dekat dengan sumber air 3 Dekat dengan kebun produksi, 4 Mudah dalam pengangkutan transportasi, dan 5 Relatif bebas dari serangan atau gangguan hamapenyakit.

c. Cara memperoleh Pohon Induk

Pohon induk yang akan dipergunakan sebagai sumber perbanyakan tanaman harus memiliki sifat unggul. Untuk memperolah pohon induk tersebut dapat dilakukan beberapa cara. Selain dengan cara menangkarkan sendiri dengan melakukan persilangan, dapat juga dilakukan dengan cara eksplorasi, promosi, atau dengan cara introduksi. Eksplorasi adalah kegiatan pencarian pohon induk dengan cara melacak suatu tanaman ke daerah sentra budidayanya sampai yang tumbuh liar di hutan. Semisal daerah sentra durian di perbukitan Desa Brongkol di Ambarawa Jawa Tengah, Desa Rancamaya dan Cimahpar Bogor, Jawa Barat. Tempat tersebut mempunyai ribuan pohon durian yang tumbuh secara alami dan di antara tanaman durian tersebut terdapat bebera pa varietas yang mempunyai sifat-sifat unggul walaupun merupakan tanaman 136 dari biji serta tumbuh setengah liar di alam. Sebagai contoh eksplorasi durian Matahari di Desa Cimahpar, Kecamatan Kedunghalang, Bogor. Promosi adalah kegiatan pencarian pohon induk dengan cara mengadakan kejuaraan buah unggul, dari lomba tersebut muncul durian unggul baru yang berpotensi sebagai pemenang lomba. Contoh yang paling terkenal adalah durian Petruk. Durian ini adalah juara lomba buah di Jepara dan sekarang sudah ditetapkan pemerintah sebagi durian unggul nasional. Introduksi adalah kegiatan pencarian pohon induk dengan cara mendatangkan atau mengenalkan jenis buah yang terbukti unggul dari daerah atau negara lain. Cara ini merupakan jalan pintas untuk mempercepat perolehan bahan tanaman yang telah diketahui sifat keunggulannya. Hal yang harus diperhatikan adalah kesesuaian keadaan iklim, tanah dan cara budidaya pada tempat tumbuh asalnya dengan keadaan tempat tanam yang baru, agar kualitasnya tetap baik. Masalah lain yang muncul adalah adanya hama dan penyakit yang sebelumnya tidak diketahui di daerah asalnya, tetapi muncul setelah tanaman tersebut ditanam di tempat yang baru. Sebagai contoh adalah durian Bangkok dari Thailand yang diintroduksi ke Indonesia seperti Chanee dan Monthong. Jenis ini rata-rata tidak tahan terhadap penyakit busuk akar dan busuk leher batang atau kanker batang.

d. Pemeriksaan Pohon Induk

Pemeriksaan pohon induk bertujuan untuk mengetahui kebenaran sumber benih, dan benih sumber atau pohon induk, ada atau tidak terjadinya persilangan liar, dan untuk mengetahui tercampurnya pertanaman dengan tanaman varietas lain atau pertanaman blok lain. Pemeriksaan lapangan untuk perbanyakan benih dengan biji dilakukan terhadap morphologi tanaman, sedangkan pemeriksaan lapangan untuk perbanyakan benih