Pemeriksaan Pohon Induk Uraian Materi

137 dengan cara vegetatif dilakukan terhadap kebenaran dan atau kesehatan pohon indukmateri induknya pada tahapan pertumbuhan tertentu. Kriteria kesehatan pohon biasanya dikaitkan dengan adanya serangan hama dan penyakit pada pohon. Penilaian biasa didasarkan pada tanda- tanda serangan yang terjadi pada pohon. Misalnya pada daun, batang, akar dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut, apakah ada daun-daun dari pohon yang memiliki tanda-tanda serangan hama ataukah ada rayap yang menyerang akar atau batang pohon. Kemudian apakah terdapat tanda-tanda serangan penyakit seperti jamur, bercak daun dan lain-lain. Pohon induk untuk sumber mata tunas entres harus diregistrasi terlebih dahulu oleh petugas Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih BPSB. Dasar dari Sertifikasi benih adalah: a Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tanaman. b Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 tahun 1995,Tentang Perbenihan Tanaman. c Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintah Daerah. Tujuan registrasi pohon induk adalah untuk menjamin kebenaran bibit yang dihasilkan dari pohon induk yang bersangkutan secara hukum yuridis sehingga konsumen tidak dirugikan. Tujuan lainnya adalah untuk menjamin kebenaran suatu varietas. Prosedur melakukan pemeriksaan pohon induk 1 Tujuan Peserta diklat mampu melakukan pemeriksaan pohon induk durian sebagai batang atas entres apabila disediakan alat dan bahan. 2 Keselamatan Kerja  Gunakan pakaian lapangan 138  Hati-hati dalam menggunakan alat dan bahan  Simpan kembali alat yang sudah digunakan dalam kondisi bersih dan rapi 3 Alat dan Bahan  Loop kaca pembesar  Alat tulis  Pohon induk durian 4 Prosedur Kerja a Tentukan pohon induk durian yang akan dilakukan pemeriksaan. b Lakukan pemeriksaan terhadap kesehatan pohon induk tersebut dengan mengamati ada tidaknya tanda serangan hama atau penyakit. c Lakukan pemeriksaan terhadap kebenaran varietas tanaman. Bila perlu bandingkan dengan diskripsi varietas yang ada. d Catat nama varietas dan umur tanaman.

e. Identifikasi Pohon Induk

Untuk menentukan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif yang tepat pada suatu jenis tanaman, dapat dilihat dari struktur morfologi dari pohon induknya. Secara umum, bagian tanaman yang banyak dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah batang. Dilihat dari jenis batangnya, tanaman dapat dibedakan menjadi tanaman berbatang lunak herbaceous dan tanaman berkayu. Terdapat tiga macam tanaman berkayu yaitu berkayu keras hardwood, berkayu setengah keras semi-hardwood dan berkayu lunak softwood. Pohon induk pada umumnya dipilih dari bibit-bibit unggul. Bibit unggul adalah tanaman muda yang memiliki sifat unggul yaitu mampu menunjukkan sifat asli induknya dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta tidak mengandung hama dan penyakit. Pada tanaman buah sifat unggul ini terutama nilai dari 139 kualitas buahnya. Bila semakin banyak sifat yang disukai konsumen terkumpul dalam satu buah, maka semakin tinggi pula nilai ekonomi harga buah tersebut. Buah demikian dapat digolongkan sebagai buah unggul. Gambar 52. Struktur morfologi tanaman dikotil Pohon induk mempunyai bagian yang berbeda-beda fase perkembangannya. Bagian pangkal pohon merupakan bagian yang tertua menurut umurnya, tetapi karena terbentuk pada masa awal pertumbuhan pohon tersebut maka sel-selnya bersifat sederhana, muda juvenile dan sangat vegetatif. Semakin ke arah ujung ranting, semakin muda menurut umurnya, tetapi sel-sel yang terbentuk paling akhir ini justru bersifat lebih kompleks, dewasa mature dan siap untuk memasuki masa berbunga dan berbuah generatif. Pengambilan entres dari pucuk tajuk pohon akan tetap membawa sifat dewasa atau generatif. Penyambungan entres dengan batang bawah akan menghasilkan bibit yang sudah membawa sifat dewasa tersebut. Hal ini menyebabkan bibit hasil penyambungan atau okulasi lebih cepat berbuah daripada tanaman yang berasal dari biji.