Instrumen yang dibuat di atas telah melalui tahap validasi ahli adapun hasil validasi dari ahli sebagai berikut:
Validasi instrumen guru Total skor keseluruhan : 24
Jumlah komponen yang dinilai: 8
Skor terbobot X =
�� � ℎ
�ℎ �� � �
=
24 8
=
Validasi instrumen siswa Total skor keseluruhan : 24
Jumlah komponen yang dinilai: 8
Skor terbobot X =
�� � ℎ
�ℎ �� � �
=
24 8
=
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi dengan pengamatan langsung ketika guru mengajar di kelas, serta mencatat peristiwa ketika
pembelajaran sedang berlangsung dan jawab narasumber ketika melaksanakan wawancara. Wawancara yang dikumpulkan peneliti adalah wawancara terstruktur
kepada guru dan siswa. Observasi dan wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data awal mengenai kebutuhan modul pembelajaran IPA untuk mengembangkan
sikap peduli siswa terhadap lingkungan. Kuisioner digunakan untuk mengetahui kualitas modul yang dikembangkan. Peneliti juga menyerahkan kuisioner kualitas
modul kepada dosen ahli untuk divalidasi dan dinilai kualitas modul yang dikembangkan.
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, wawancara kepada guru, wawancara kepada siswa serta saran dan komentar pada hasil validasi modul yang
diperoleh dari dua dosen ahli yaitu ahli bahasa dan ahli IPA, serta penilaian dari siswa setelah melakukan implementasi. Data dianalisis secara deskriptif sebagai
pedoman untuk memperbaiki kelayakan modul yang dihasilkan.
3.6.2 Data Kuantitatif
Data kuantiatif pada penelitian ini berupa skor penilaian dari kuesioner validasi modul dari validator ahli. Kuesioner digunakan untuk melakukan validasi
modul pembelajaran IPA. Data kuantitatif juga didapatkan pada hasil kuesioner persepsi siswa terhadap modul pembelajaran yang digunakan untuk mengukur
kualitas modul pembelajaran. Data yang diperoleh di ubah menjadi data interval. Peneliti menggunakan skala likert untuk menghitung hasil validasi modul. Ada 3
alternatif model skala likert yaitu, model tiga pilihan skala tiga, empat pilihan skala empat, lima pilihan skala lima Widoyoko, 2015:104. Dari ketiga model
skala likert peneliti menggunakan skala empat untuk menghitung hasil validasi modul. Peneliti menggunakan skala empat untuk mengantisipasi responden
bersikap netral. Skala emapat itu meliputi 4 sangat baik, 3 baik, 2 tidak baik, 1 sangat tidak baik. Untuk menentukan jarak interval diggunakan rumus :
�� � �
= �� −
�ℎ �ℎ
� �
= −
= ,7 Berdasarkan perhitungan interval dapat diperoleh konversi data kuantitatif
menjadi data kualitatif sebagai berikut:
Tabel 3.9 Skala Likert Skor
Klasifikasi
3,25 sd 4,0 Sangat Baik SB
2,5 sd 3,25 Baik B
1,75 sd 2,5 Tidak Baik TB
1 sd 1,75 Sangat Tidak Baik STB
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas hasil penelitian yang meliputi 1 proses pegembangan modul pembelajaran IPA, 2 kualitas pengembangan modul
Pembelajaran IPA, dan 3 pengaruh penggunaan modul.
4.1 Hasil penelitian
4.1.1 Proses Pengembangan Modul Pembelajaran IPA
Salah satu penggiat PSL melihat bahwa segala tindakan manusia selalu berhubungan dengan lingkungan, karena manusia merupakan bagian dari
lingkungan. Cara menjaga lingkungan agar tetap lestari menurut beliau melalui PSL ini adalah dengan mengajarkan pada orang lain mengenai lingkungan. Misalnya
seperti kegiatan yang pernah dilakukan beliau, yaitu menanam pohon, mengadakan pelatihan cara merawat tanaman, menyediakan lahan untuk berkebun, mengadakan
pasar legawa yang bertujuan untuk mengundang masyarakat sekitar untuk datang ke PSL, dan melakukan penelitian pada kerusakan lingkungan. Selain itu, cara agar
lingkungan tetap terjaga dan tidak dirusak oleh manusia maka pihak negara juga ikut andil dalam menjaga lingkungan, yaitu melalui peraturan perundang-
undangan. Sehingga melalui kegiatan tersebut secara sederhana dapat mengajak masyarakat untuk cinta terhadap lingkungan, karena di dalamnya dikenalkan
tentang tumbuhan dan bagaimana cara merawatnya. Sehingga diibaratkan jika seseorang semasa kecilnya sudah mengenal lingkungan yang asri dan sejuk, maka
ketika dewasa ia merasa bahwa lingkungan tidak seperti yang dulu lagi asri dan sejuk, maka ia akan mencoba untuk menjaganya agar bisa merasakan seperti yang
dulu lagi.
Proses pengembangan modul pembelajaran IPA kelas IV untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan dimulai dengan menganalisis kebutuhan di
sekolah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara terhadap guru dan siswa keals IV SD BOPKRI Gondolayu. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui
situasi dan kondisi pembelajaran di kelas khususnya pada pelajaran matematika. Selain itu juga analisis kebutuhan berguna untuk mengetahui kebutuhan atau
permasalahan para guru dan siswa sehingga peneliti dapat mencari solusi yang tepat.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi mengenai situasi dan kondisi pembelajaran di sekolah yang menjadi subjek penelitian. Terkait
dengan situasi pembelajaran maka peneliti dapat menemukan permasalahan serta kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan di sekolah dasar. Dari hal tersebut, peneliti
menemukan solusi untuk mengembangkan modul yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi masalah di sekolah dasar.
1. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan didapatkan dengan observasi dan wawancara kepada guru dan siswa. Observasi dan wawancara dilakukan untuk menentukan materi
pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang tepat bagi siswa. Peneiti juga menyebarkan kuesioner kepada siswa kelas IV.2 sebanyak 29 siswa. Kuesioner
digunakan untuk mengetahui apakah siswa memerlukan modul pembelajaran IPA dalam pembelajaran. Data hasil observasi, wawancara dan kuesioner akan peneliti
jelaskan sebagai berikut:
a. Observasi
Peneliti melakukan observasi pembelajaran di kelas IV SD BOPKRI Gondolayu saat guru melakukan proses pembelajaran. Peneliti menemukan
permasalahan Saat mengikuti pelajaran, guru pada waktu itu mengajar tidak dengan modul melainkan dengan buku paket dan LKS, interaksi antara siswa dengan guru
sangat kurang, interasi hanya terjadi satu arah saja yaitu guru yang menjelaskan materi di depan kelas. Kegiatan siswa cenderung pasif mereka hanya duduk
mendengarkan guru. Penampilan siswa ada yang sudah lusuh akibat bermain bola pada waktu istirahat. Pada laci meja terdapat kertas dan buku buku yang ditinggal
sehingga mengakibatkan sarang nyamuk. Ruang kelas yang dipakai terdapat kertas dan sampah tissu di lantai ruang kelas yang dibiarkan saja hingga akhir kegiatan
pembelajaran. Peneliti juga melakukan observasi di luar kelas pada saat kegiatan jumat bersih, peneliti menemukan siswa yang tidak mau ikut melakukan kegiatan
bersih-bersih lingkungan sekolah pada saat jumat bersih. Siswa hanya duduk melihat temannya melakukan kegiatan bersih-bersih. Setelah peneliti bertaya
dengan guru kelas ternyata siswa itu memang tidak mau karena takut kotor. Guru kelas sudah pernah mengajaknya namun siswa tetap tidak mau ikut bersih bersih.
Di sisi lain peneliti juga menemukan siswa yang bermain air setelah melakukan kegatan Jumat bersih.
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV.2 SD BOPKRI Gondolayu. Hasil dari wawancara guru menunjukkan bahwa untuk menumbuhkan
sikap peduli siswa terhadap lingkungan guru masih mengalami kesulitan. Guru pernah menggunakan modul pembelajaran IPA di kelas namun belum ada modul
pembelajaran IPA yang menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan. Guru mengatakan bahwa sikap peduli lingkungan siswa kelas IV.2 masih kurang dan
perlu ditingkatkan. Karena masih ada siswa yang tidak mau melaksanakan kegiatan piket dan kegiatan membersihkan lingkungan sekolah.
Peneliti juga melakukan wawancara kepada empat siswa kelas IV.2 pada saat pulang sekolah sehabis melaksanakan piket. Dari empat siswa yang peneliti
wawancarai didapatkan hasil wawancara bahwa siswa kadang-kadang malas untuk melaksanakan piket karena teman satu kelompok piketnya tidak mau melaksanakan
piket meskipun sudah diingatkan oleh temannya. Siswa lebih memilih untuk bermain dibandingkan membantu temannya untuk piket kelas.
Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Guru
No. Pertanyaan
Jawaban guru 1 Jawaban guru 2
1 Bagaimana latar
belakang siswa di keals IV ini?
Bermacam-macam mas latar belakangnya, ada
yang orang tuanya jadi PNS, Dosen, Pedagang,
swasta, dan guru. Latar belakang siswa
kebanyakan dari kalangan menengah ke atas.
Orangtuanya bekerja sebagai guru, PNS,
Wiraswasta, Dosen, dan pedagang.
2 Bagaimana
proses pembelajaran
IPA di kelas? Untuk proses
pembelajaran, kebanyakan dilakukan di
kelas menggunakan buku dan LKS yang sudah ada.
Proses pembelajarannya biasanya di kelas
menggunakan buku dan LKS yang sudah ada.
3 Bagaimana cara
BapakIbu untuk mengatasi
kesulitan itu? Saya mencoba untuk
mendekati siswa dan memberi bimbingan
khusus untuk siswa yang susah untuk memahami
materi. Untuk mengatasi kesulitan
itu saya memberikan soal latihan agar siswa berlatih.
Lalu saya dampingi siswa yang mas ih kurang
memahami materi.
No. Pertanyaan
Jawaban guru 1 Jawaban guru 2
4 Bagaimana
penanaman sikap pada
kegiatan belajar yang telah
BapakIbu lakukan?
Saya biasanya mengikuti indikator sikap yang
telah ada di buku. Seperti kerjasama dan percaya
diri. Saya menanamkan sikap
sesuai indikator yang ada di buku.
5 Menurut
BapakIbu penanaman
sikap terhadap siswa itu bisa
dilakukan melalui apa
saja? Banyak mas, bisa melalui
keigatan pembelajaran di dalam kelas dan di luar
kelas. Kalau pembelajaran di dalam
kelas bisa menggunakan buku paket, LKS dan
modul. Kalau dengan praktik siswa bisa
mengalami langsung dan dapat menyimpulkan
sendiri kegiatan yang telah mereka lakukan.
Sikap bisa ditanamkan melalui pengalaman siswa
itu sendiri mas, sehingga siswa tahu apa yang
mereka lakukan. Contohnya sikap percaya
diri, siswa di ajak untuk maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan
kelas itu akan menjadi pengalaman yang menarik
bagi siswa.
6 Apakah
BapakIbu pernah
menggunakan modul
pembelajaran untuk
menanamkan sikap peduli??
Saya pernah menggunakan modul
untuk kegiatan pembelajaran, namun
saya belum pernah menemui modul yang
dapat menanamkan sikap peduli siswa.
Saya pernah menggunakan modul. Namun kalau
untuk penanaman sikap peduli lingkungan saya
belum pernah menemukan modulnya.
7 Bagaimana
pendapat BapakIbu jika
ada modul pembelajaran
yang dapat untuk
menanamkan Mnurut saya bagus,
siswa dapat berperan aktif, siswa juga dapat
belajar dengan mengalami secara
langsung. Bagus mas, jadi siswa
dapat belajar dan mengalami sendiri
bagaimana peduli dengan lingkungan itu. Sehingga
mereka tahu apa yang harus mereka lakukan
No. Pertanyaan
Jawaban guru 1 Jawaban guru 2
sikap peduli siswa?
untuk menjaga lingkungan.
8 Menurut
BapakIbu bagaimana sikap
peduli lingkungan
siswa kelas IV ini?
Menurut saya sikap peduli lingkungan di
kelas IV ini masih kurang dan perlu di
tingkatkan. Karena begini mas, pada waktu
itu pernah ada siswa saat melaksanakan kegiatan
membersihkan lingkungan sekolah siswa
itu hanya duduk melihat temannya melakukan
kegiatan bersih-bersih. Saya sudah mencoba
untuk mengajak siswa itu mengikuti kegiatan
bersih-bersih namun siswa itu tetap tidak mau.
Pada waktu piket kelas juga ada siswa yang tidak
mau melaksanakan piket. Menurut saya sikap peduli
lingkungan di kelas IV ii masih perlu untuk di
tingkatkan. Karena begini mas, masih ada siswa yang
menyimpan sampah di laci dan banyak kertas yang
tercecer di lantai hingga sepulang sekolah.
Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru, peneliti mengambil beberapa poin penting yang akan digunakan untuk analisis kebutuhan. Poin hasil
wawancara dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Wawancara
No Topik Pertanyaan
Hasil Wawancara 1
Latar belakang siswa kelas IV
Siswa berasal dari keluarga menengah keatas, orangtuanya bekerja sebagai PNS, Guru,
Wiraswasta, dosen dan ada juga yang berasal dari kalangan ekonomi bawah.
No Topik Pertanyaan
Hasil Wawancara 2
Penanaman sikap pada kegiatan belajar
Guru dalam menanamkan sikap berdasarkan indikator sikap yang sudah tertulis pada buku.
Penanaman sikap dapat dilakukan dengan kegiatan pembelajaran secara langsung dan tidak langsung.
Pembelajaran secara sangsung siswa mengalami sendiri kegiatan tersebut, seperti kegiatan praktek.
Pembelajaran secara tidak langsung siswa belajar dengan buku atau ilustrasi seperti gambar, bermain
peran, dan melihat video. Untuk penanaman sikap peduli guru belum menemukan modulnya.
3 Pendapat bapakibu
guru dalam penggunaan modul
pembelajaran untuk penanaman sikap
peduli. Guru mengatakan bahwa dengan adanya modul
pembelajaran untuk penanaman sikap peduli itu bagus. Modul pembelajaran bisa membuat siswa
untuk belajar mandiri dan mengetahui bagaima peduli dengan lingkungan secara langsung melalui
kegiatan praktek dan disertakan ilustrasi dan gambar untuk memantapkan pemahaman siswa.
4 Kepedulian siswa
terhadap lingkungan sekitar.
Sikap peduli lingkungan di kelas IV masih perlu untuk ditigkatkan karena kesadaran siswa untuk
membuang sampah pada tempatnya masih kurang. Masih ada siswa yang membuang sampah di laci
meja, memilih untuk bermain dengan temannya dibandingkan piket membersihkan kelas dan pada
waktu jumat bersih tidak mau membantu temannya meski sudah diajak gurunya.
Dari hasil wawancara pada tabel 4.2, diketahui bahwa latar belakang siswa beragam. Penanaman sikap pada siswa bisa dilakukan dengan kegiatan langsung
dan tidak langsung. Kegiatan langsung siswa diajak untuk mengalami langsung seperti kegiatan praktik. Kegiatan tidak langsung siswa belajar dengan buku atau
iustrasi seperti gambar, bermain peran, dan melihat video dengan modul pembelajaran juga bagus untuk mengembangkan kemampuan siswa. Modul
pembelajaran dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri. Namun guru belum menemukan modul yang bisa menumbuhkan sikap peduli lingkungan. Guru
mengatakan bahwa sikap peduli lingkungan siswa kelas IV masih kurang dan perlu
ditingkatkan. Karena masih ada siswa yang tidak mau melaksanakan kegiatan piket dan kegiatan membersihkan lingkungan sekolah.
Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Siswa No Siswa
Hasil Wawancara 1
A Siswa senang belajar dengan menggunakan media seperti
mengamati bunga, dan bagian-bagian tumbuhan. Siswa selalu melaksanakan piket kelas sehabis sekolah, namun tidak berani
untuk mengajak temannya yang tidak melaksanakan piket takut dimusuhi.
2 B
Siswa senang belajar dengan jalan-jalan mengamati bentuk daun. Dalam kegiatan piket kelas siswa selalu melaksanakannya. Siswa
juga pernah mengajak tenannya untuk melaksanakan piket namun temannya menolak dan memilih untuk bermain dengan temannya.
3 C
Siswa senang belajar dengan perconaan karena asik. Dalam hal piket kelas siswa kadang-kadang melaksanakan piket karena
ditunggui guru di kelas.
4 D
Siswa senang belajar menggunaan media karena seru. Dalam hal piket kelas siswa jarang melaksanakan piket karena lebih suka
bermain dengan temannya daripada melaksanakan piket.
Dari hasil wawancara empat siswa berpendapat bahwa pembelajaran yang menarik itu dengan media dan percobaan. Dalam hal kepedulian siswa terhadap
lingkungan terutama lingkungan kelas siswa kelas IV perlu untuk ditumbuhkan karena masih ada siswa yang malas untuk piket kelas meskipun sudah di ingatkan
temannya namun tetap saja memilih bermain. Dari permasalahan itu peneliti kemudian mencari solusi untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan siswa. Hal
ini sependapat dengan Desmita, 2009:35 bahwa pada usia SD anak senang
bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Peneliti juga menyebarkan kuesioner untuk mengetahui analisis kebutuhan siswa. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
Responden Item
Jumla h
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
9 2
1 1
1 1
1 1
1 1
8 3
1 1
1 1
1 1
1 8
4 1
1 1
1 1
1 1
1 8
5 1
1 1
1 1
1 1
8 6
1 1
1 1
1 7
7 1
1 1
1 1
1 1
1 8
8 1
1 1
1 1
1 6
9 1
1 1
1 1
1 6
10 1
1 1
1 1
1 1
1 8
11 1
1 1
1 1
1 7
12 1
1 1
1 1
1 1
1 1
9 13
1 1
1 1
1 1
1 1
1 9
14 1
1 1
1 1
1 6
15 1
1 1
1 1
1 1
7 16
1 1
1 1
1 1
7 17
1 1
1 1
4 18
1 1
1 1
1 1
1 1
8 19
1 1
1 1
1 1
1 1
9 20
1 1
1 1
1 1
8 21
1 1
1 1
1 5
22 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 10
23 1
1 1
1 1
1 1
1 1
9 24
1 1
1 1
1 1
1 8
25 1
1 1
1 1
1 1
1 8
26 1
1 1
1 1
1 1
1 1
9 27
1 1
1 1
1 1
1 8
28 1
1 1
1 1
1 1
1 9
29 1
1 1
1 1
1 1
1 8
Jumlah 29
24 16
12 24
22 17
21 18
29 Persentase
10 82,7
6 55,1
7 41,3
8 82,7
6 75,8
6 58,6
2 72,4
1 62,0
7 10
Keterangan: 1= Ya atau jawaban positif 0 = tidak atau jawaban negatif
Berdasarkan hasil kuesioner peneliti mengambil beberapa poin penting yang akan digunakan untuk analisis kebutuhan. Poin pertanyaan akan peneliti tuliskan
pada tabel rekapitulasi kuesioner sebagai berikut:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Siswa No Pertanyaan
Persentase Jawaban 1
Saya senang belajar dengan cara praktik langsung 100
2 Saya senang belajar dengan menggunakan media.
82,76 7
Saya menjadi lebih mandiri dalam belajar menggunakan modul.
58,62 8
Dengan modul pembelajaran saya menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
72,41 10 Saya perlu mempelajari materi tentang menjaga
lingkungan agar menjadi lebih baik. 100
Berdasarkan hasil kuesioner dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa SD BOPKRI Gondolayu khususnya kelas IV.2 senang belajarn dengan cara praktik
langsung, senang belajar menggunakan media , selain itu siswa juga pernah menggunakan modul pembelajaran, dengan modul pembelajaran siswa menjadi
lebih akti, dan mandiri, dan siswa perlu mempelajari materi tentang menjaga lingkugan agar menjadi lebih baik.
2. Desain modul
Dalam mendesain modul pembelajaran IPA dilakukan beberapa tahapan yaitu, menentukan Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD yang bisa
menumbuhkan sikap peduli lingkungan. Kompetensi Inti yang dipiih adalah KI 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Kompetensi Dasar KD 5.2 Mendeskripsikan hubungan antara makhuk hidup dengan lingkungannya. Pengumpulan materi dilakukan dengan
mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan materi, serta gambar-gambar
yang berkaitan dengan materi. Peneliti kemudian membuat indikator yang disesuaikan nilai-nilai Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. Pada Paradigma
Pedagogi Reflektif PPR terdapat tiga nilai yaitu: Cempetence, Conscience, dan Compassion.
Indikator yang peneliti buat sesuai dengan nilai-nilai tersebut adalah: Mengidentifikasi lingkungan sekolah, Menyebutkan 3 jenis pencemaran
lingkungan dengan benar melalui pengamatan, Menjelaskan kondisi lingkungan di sekolah, Menjelaskan dampak negatif pencemaran lingkugan, Menganalisis cara
menanggulangi pencemaran lingkungan, Melaporkan hasil pengamatan kondisi lingkungan di sekitar siswa dengan, Melakukan eksperimen pencemaran air
indikator tersebut termasuk dalam Competence. Memilih tindakan yang benar untuk lingkungan yang baik dan sehat, Menunjukkan rasa tanggung jawab dalam
kerja kelompokterasuk dalam Conscience, Sedangkan indikator Compassion adalah Menunjukkan kerjasama dalam kelompok, Menunjukkan kepedulian terhadap
lingkungan, Melibatkan diri secara nyata dalam aksi peduli lingkungan. Berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang telah dibuat kemudian
peneliti mulai untuk membuat modul pembelajaran. Desain modul pembeajaran IPA dibuat dengan desain yang menarik dan kegiatan-kegiatan yang menarik
seperti pengamatan, diskusi kelompok, dan percobaan. Dalam membuat modul pembelajaran peneliti menggunakan kriteria modul dari Tomlinsson. Kriteria
tersebut diantaranya: Kriteria yang pertama materi pembelajaran semestinya memiliki pengaruh
yang kuat kepada peserta didik. modul pembelajaran dikemas untuk menciptakan rasa ingin tahu peserta didik sehingga peserta didik tertarik untuk mempelajarinya.
Pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 berikut ini adalah bukti bahwa Modul pembelajaran IPA memiliki pengaruh bagi siswa.
Gambar 4.1 Eksperimen
Gambar 4.2 Lembar Aksi
Kriteria kedua yaitu materi pembelajaran harus membantu peserta didik merasa mudah belajar. Materi pembeajaran dikemas dengan bahasa yang sederhana
dan mudah untuk dipahami. Hal ini dibuktikan pada saat siswa melakukan eksperimen dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ada. siswa mengikuti
langkah-langkah eksperimen dengan lancar dan setelah melakukan eksperimen siswa dapat mengerjakan lembar hasil pengamatan eksperimen.
Kriteria ketiga yaitu materi pembelajaran harus membantu peserta didik untuk berkembang dengan penuh percaya diri. materi pembelajaran dikemas dalam
berbagai kegiatan yang melibatkan peserta didik secara langsung. Seperti kegiatan pengamatan lingungan dan percobaan. Dari kegiatan-kegiatan tersebut peserta didik
dilatih untuk percaaya diri lihat gambar 4.3
Gambar 4.3 Siswa melakukan eksperimen Kriteria keempat yaitu materi pembelajaran harus menyediakan dan
memfasilitasi peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri. Materi pembelajaran dikemas dengan petunjuk pada setiap kegiatan. Hal itu bertujuan untuk membantu
siswa memahami langkah kegiatan yang harus mereka lakukan dengan mandiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya petunjuk pada setiap kegiatan dan eksperimen lihat
gambar 4.1
Kriteria kelima yaitu materi pembelajaran semestinya tersedia sesuai dengan fokus pembelajaran yang diajarkan. Materi pembelajaran dalam bentuk
modul pembelajaran juga terdapat materi untuk memperkuat pemahaman peserta didik sehingga peserta didik yakin dengan jawabannya.
Gambar 4.4 uraian materi Kriteria keenam yaitu materi pembelajaran harus memperhitungkan bahwa
peserta didik berbeda dalam gaya belajar. Materi pembelajaran disesuaikan dengan siswa kelas IV SD BOPKRI Gondolayu. Sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran
dengan baik. Keriteria ketujuh yaitu materi pembelajaran harus memaksimalkan potensi
belajar dengan mendorong intelektual, estetika dan keterlibatan emosional yang menstimulasi aktivitas otak kanan dan kiri. Materi pembelajaran dilengkapi dengan
kegiatan praktik langsung, membandingkan gambar dan menceritakan gambar tersebut. Sehingga peserta didik dapat melatih emosional otak kanan dan otak kiri.
Hal ini dapat di lihat pada gambar 4.5
Gambar 4.5 Mengamati Gambar
Kriteria kedelapan yaitu materi pembelajaran harus menyediakan kesempatan untuk pemberian umpan balik. Materi pembelajaran juga dilengkapi
denga soal latihan, refleksi, evaluasi dan aksi untuk mengetahui umpan balik yang diberikan oleh siswa. Hal ini dibuktikan bahwa di dalam modul yang di buat
terdapat soal latihan, lembar pengamatan, refleksi, evaluasi lihat gambar 4.5 dan gambar 4.6.
Gambar 4.6 Lembar evaluasi siswa
4.1.2 Kualitas Pengembangan Modul Pembelajaran
a. Validasi Modul