Temuan Pokok Pembahasan PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) DALAM PENGEMBANGAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA TAWANGSARI KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI

commit to user XC Berdasar tabel 5.8 dapat dilihat bahwa peningkatan pendapatan petani sebesar Rp400.000 sampai Rp600.000 per 3500m 2 . Peningkatan tersebut dibandingkan dengan pendapatan petani ketika mengusahakan padi biasa. Peningkatan pendapatan tersebut didapat karena berkurangnya biaya dalam usahatani, sehingga pendapatan petani dapat meningkat. Selain itu peningkatan pendapatan tersebut juga disebabkan adanya perbedaan harga gabah dari panen petani, pada gabah dari hasil bertani biasa dijual dengan harga Rp3200,- akan tetapi pada gabah hasil dari bertani organik dijual dengan harga Rp3500,-. Adanya selisih dari harga jual tersebut cukup berpengaruh dalam peningkatan pendapatan petani.

B. Temuan Pokok

Berdasarkan penelitian dilapang, didapat beberapa temuan pokok yaitu sebagai berikut : 1. Petani mempunyai ciri sendiri dalam pengawasan yaitu dengan melakukan pengawasan sendiri antar petani organik di satu desa yang bernama ICS internal control system . 2. Kurangnya kepercayaan petani terhadap Gapoktan sehingga mempengaruhi kuantitas petani dalam mengakses Gapoktan. 3. Gapoktan tidak hanya menangani dalam bidang pertanian saja akan tetapi juga dalam unit usaha lain sehingga Gapoktan tidak terlalu fokus dalam pengembangan usahatani di Desa Tawangsari.

C. Pembahasan

Lembaga swadaya masyarakat LSM di Desa Tawangsari melakukan pengawasan dan kontroling di desa atau lahan petani dengan cara yang sedikit berbeda. Pengawasan dan kontroling tersebut diserahkan langsung kepada petani, yang disebut dengan ICS internal control system. Petani diberikan pelatihan oleh LSM dalam teknik budidaya, setelah itu petani diberi pembekalan oleh LSM berupa SOP dalam berusahatani organik. Adanya ICS tersebut petani saling mengingatkan petani satu sama lain ketika ada kesalahan atau perlakuan diluar prosedur yang ada, selain itu petani juga saling memberi masukan. Apabila ada commit to user XCI kesulitan dilahan atau ada masalah dalam berbudidaya maka hal tersebut dikonsultasikan ke pihak LSM, dan pihak LSM memberikan masukan dan solusi untuk masalah tersebut. Adanya ICS tersebut maka pengawasan dan pengontrolan dapat dilakukan setiap hari di lahan petani. Hal tersebut senada dengan pernyataan Hagul 1992 tenaga dari LSM banyak menggunakan tenaga dari masyarakat yang biasanya secara sukarela membantu tercapainya tujuan dari pendampingan. Penguatan kapasitas petani dalam ranah individu dilakukan LSM dengan memberi pelatihan dan pembekalan dalam hal yang berkaitan dengan budidaya padi organik. Pelatihan tersebut diberikan langsung kepada petani secara langsung di lahan petani, pelatihan dilakukan dalam 12 kali pertemuan dengan semua biaya ditanggung oleh LSM. Pelatihan tersebut diberikan dari pembibitan sampai dengan panen, sedangkan untuk pembekalan diberikan LSM dengan melakukan penyuluhan kepada petani terkait dengan cara-cara berbudidaya padi organik. Pembekalan juga diberikan terkait dengan penanganan paska panen yang ditujukan untuk menjaga kemurnian produk. Hal tersebut sesuai dengan Suharto E 2009 Penguatan kapasitas masyarakat dapat berupa pendidikan dan pelatihan. Pelatihan-pelatihan dapat diberikan kepada masyarakat dampingan untuk meningkatkan kapasitasnya. Hal-hal tersebut adalah upaya dalam rangka penguatan kapasitas masyarakat. Penguatan kapasitas kelompok dilakukan LSM dengan membentuk kelompok baru dan memberi arahan kepada kelompok. Arahan-arahan yang diberikan LSM hanya diberikan kepada petani ketika ada pertemuan kelompok dan ada masalah yang dihadapi petani. LSM tidak melakukan penguatan kapasitas kelompok dalam beberapa tahapan sehingga penguatan kapasitas kelompok tersebut kurang sesuai dengan yang dikatakan oleh Hagul P 1992 Pengembangan kelompok-kelompok dapat dilakukan melalui beberapa tahapan dan proses, tahapan dan proses tersebut antara lain adalah tahap penggalian atau penggugahan minat dan proses penyadaran kelompok, tahap pembentukan organisasi commit to user XCII dan pemahaman prinsip-prinsip swadaya dan prinsip kerjasama, tahap konsoloidasi dan stabilisasi organisasi, tahap peningkatan ketrampilan berusaha dan kewiraswastaan, tahap lepas landas. Sedangkan untuk penguatan kapasitas organisasi, LSM memberikan bantuan kepada Gapoktan dan memberikan informasi- informasi kepada Gapoktan terkait dengan lembaga diluar desa. Tidak ada penguatan organisasi dalam kemampuan bekerjasama dan mengorganisisr petani. Sehingga penguatan kapasitas organisasi yang dilakukan oleh LSM tersebut belum sesuai dengan pernyataan Mardikanto 2009 kapasitas organisasi lokal berkaitan dengan kemampuan bekerjasama, mengorganisir warga masyarakat, serta memobilisasi sumberdaya untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi. Pendampingan yang dilakukan LSM dalam hal pengorganisasian adalah memberi saran dan arahan kepada petani terkait dengan pembagian unit kecil, pembagian kerja, penentuan garis kewenangan dan staffing. Pendampingan dalam hal pengorganisasian yang hanya melakukan arahan dan masukan tersebut kurang sejalan dengan yang dikatakan Kartono K 2002 tugas-tugas pokok dalam suatu pengorganisasian adalah pembagian tugas kerja, membentuk unit-unit kecil dan penentuan tingkat otoritas sehingga memunculkan kewibawaan dan kekuasaan bertindak. Gapoktan Marsudi Mulyo yang ada di Desa Tawangsari tidak hanya membantu petani dalam bidang pertanian khususnya pertanian organik saja. Gapoktan juga mempunyai unit usaha di bidang non pertanian yang membantu warga di Desa Tawangsari, unit usaha tersebut adalah dalam bidang tenun lidi dan pembayaran listrik. Tenun commit to user XCIII lidi adalah kerjasama antara Gapoktan dengan PT Swastama yang melibatkan wanita yang ada di desa untuk membuat kain tenun dengan lidi. Kain yang sudah jadi dihargai oleh gapoktan sebesar Rp.1000,-m 2 , kemudian dari PT Swastama membeli dari Gapoktan Rp.900,-m 2 sehingga keuntungan yang didapat oleh Gapoktan adalah Rp.100,-m 2 . Selain Gapoktan, wanita yang ikut membuat kain tenun lidi ini juga mendapat keuntungan karena secara langsung pendapatan mereka menjadi bertambah. Hal tersebut juga tidak lepas dari informasi- informasi yang diberikan oleh LSM ke Gapoktan, sehingga Gapoktan mendapat pemasukan lain dari non pertanian. Hal tersebut sesuai dalam pernyataan Maryono 1993 Diperlukan sumbangan pemikiran dari LSM dalam hal kriteria kemandirian kelompok. LSM dapat memfasilitasi untuk pengembangan usaha dengan menambah dana dari sumber lain yang bersifat internal Maryono E, 1993. Pengawasan dan kontrol dari LSM dilakukan oleh petani yang yang sudah dilakukan pembekalan sebelumnya. Pengawasan tersebut ditujukan untuk menjaga kualitas dan kemurnian produk padi organik, sehingga kedepannya diharapkan ada sertifikasi produk yang akan menambah harga produk dan secara langsung dapat menambah pendapatan petani. Penjualan padi organik tersebut lewat Gapoktan yang akan didistribusikan ke Pasar Tani untuk dijual konsumen. Sampai sekarang petani yang mengakses Gapoktan hanya sekitar 200 dari 600 petani. Hal tersebut dikarenakan kurang adanya kepercayaan petani ke Gapoktan terkait dengan manajemen didalam Gapoktan. Pada kepengurusan ini Gapoktan menunjukkan manajemen yang bagus dengan melayani jasa alsinta, penjualan pupuk dan penjualan produk pertanian serta usaha diluar pertanian. Peran pihak lain dalam pengembangan usahatani padi organik juga dimainkan di Desa Tawangsari, pihak tersebut ada PPL, media massa dan Pasar Tani selaku pelaku bisnis. PPL selaku penyuluh lapang dari pemerintah belum berperan optimal dalam pengembangan usahatani padi commit to user XCIV organik, PPL mendatangi pertemuan kelompok untuk memberi masukan dan saran kepada petani dan memberi sampel pupuk organik cair untuk petani hal tersebut belum sesuai dengan yang dikatakan oleh Sutanto 2002 penyuluh pertanian yang disini adalah petugas penyuluh lapang PPL berperan penting dalam pengembangan pertanian organik. Peran tersebut adalah sebagai pendamping petani dan memasyarakatkan pertanian organik. Pendampingan petani ini nanti juga akan dibantu oleh pihak LSM dan petani itu sendiri sebagai pelaku utama. Media massa yang ada adalah berupa radio komunitas, akan tetapi radio tersebut belum sepenuhnya digunakan untuk pengembangan usahatani padi organik. Kerusakan alat pada perangkat radio menyebabkan fungsi radio belum berjalan optimal. Selain itu, kurangnya personel dalam kepengurusan radio menyebabkan acara radio kurang termanaje dengan baik sehingga siaran radio kurang berjalan dengan baik. Hal tersebut menyebabkan radio belum bisa memberikan informasi terkait dengan semua hal yang berkaitan dengan usahatani padi organik kepetani lain. Jadi peran radio dalam pengembangan usahatani padi organik di Desa Tawangsari belum sesuai dengan pernyataan Sutanto 2002 media massa yang didalamnya termasuk media cetak dan elektronik turut berperan dalam pengembangan pertanian organik. Media cetak dan elektronik berperan dalam membantu menginformasikan kepada petani terkait dengan hal-hal yang menyangkut pertanian organik. Selain hal tersebut media cetak dan elektronik juga berperan serta dalam mempromosikan produk-produk organik yang telah dihasilkan petani. Pelaku bisnis yang berperan dalam usahatani padi organik tersebut adalah pihak pemasar produk organik yaitu Pasar Tani. Pasar Tani sebagai pihak pemasar produk tidak hanya menjualkan produk dari petani kekonsumen, akan tetapi Pasar Tani juga memberikan informasi kebutuhan pasar dan informasi harga kepada petani. Selain itu pasartani juga menginformasikan dan mempromosikan kepada konsumen terkait commit to user XCV dengan produk organik dari petani, sehingga petani terbantu dalam promosi ke konsumen. Pasar Tani juga memberikan informasi kebutuhan pasar saat itu kepada petani di desa Tawangsari, sehingga apa yang diinginkan konsumen dapat dipenuhi petani. Pasar Tani memberikan informasi kepada konsumen terkait dengan harga beras yang dijual, informasi tersebut berisi tentang biaya yang dikeluarkan petani untuk memproduksi beras organik selama satu musim. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sutanto 2002 pelaku bisnis dalam pengembangan pertanian organik dapat berperan dalam mempromosikan dan penyalur atau penjual produk organik. Promosi produk-produk organik dapat dilakukan oleh toko-toko produk organik, sedangkan untuk memasarkannya dapat dilakukan oleh pasar tradisional dan swalayan yang ada. commit to user XCVI VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan