commit to user
XLIII juga akan dibantu oleh pihak LSM dan petani itu sendiri sebagai
pelaku utama Sutanto, 2002.
B. Kerangka Berpikir
Pertanian organik tidak sebatas hanya meniadakan penggunaan bahan kimia, tetapi juga pemanfaatan sumber-sumber alam secara
berkelanjutan, produksi makanan sehat dan menghemat energi. Aspek ekonomi dapat berkelanjutan bila produksi pertaniannya mampu
mencukupi kebutuhan dan memberikan pendapatan yang cukup untuk melaksanaan keberlanjutan penghidupan. Begitu juga dengan keterlibatan
organisasi lokal yang mampu memfasilitasi pengembangan kegiatan pertanian organik akan sangat membantu terciptannya kemitraan yang baik
antara petani dan pihak LSM yang nantinya akan terjadi suatu bentuk kerjasama yang bersifat mutualisme atau saling menguntungkan.
Dampingan yang diberikan LSM kepada kelompok tani antara lain dalam hal perkreditan, peningkatan kapasitas petani dan dalam
pengorganisasian serta dalam kegiatan budidaya. Dampimgan yang dilakukan LSM dalam pengembangan usahatani padi organik tersebut
haruslah didukung juga kelompok tani sebagai wadah dari petani yang merupakan pelaku utama dalam pertanian organik. Selain itu juga harus
didukung oleh pihak-pihak lain seperti PPL Petugas Penyuluh lapang, media massa dan pelaku bisnis.
Peran LSM di Desa Tawangsari memang harus benar-benar diimbangi dengan peran petani dalam kelompok tani di Desa Tawangsari
sebagai pelaku utama dalam pertanian organik di wilayahnya. Karena kedepannya, harapan dari dampingan LSM tersebut adalah dapat
mengembangkan usahatani padi organik di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.
commit to user
XLIV Sistematis kerangka berpikir dari penelitian ini adalah:
Gambar 1. Skema kerangka berpikir
C. Dimensi Penelitian
1. LSM Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga swadaya masyarakat yang merupakan salah satu
pendamping petani juga harus mempunyai kondisi kelembagaan yang baaik sehingga dapat menunjang kinerjanya dalam mendampingi
petani. Kondisi kelembagaan yang dimaksud adalah struktur, visi misi dan program kerja.
2. Peran LSM dalam pendampingan petani Lembaga swadaya masyarakat merupakan organisasi non
pemerintah yang bergerak menurut bidangnya masing-masing, seperti sosial, ekonomi, pertanian dan lain-lain. LSM biasanya memilliki
tenaga-tenaga ahli yang lebih termotivasi dalam memenuhi kebutuhan
Peran LSM dalam mendampingi petani:
1.
Kegiatan Budidaya
2. Perkreditan 3. Penguatan Kapasitas
Petani 1 Individu
2 Kelompok 3 Organisasi
4. Pengorganisasian
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
Pihak Terkait
1. Pelaku Bisnis 2. Media Massa
3. PPL
GAPOKTAN Manfaat Usahatani
Padi Organik
commit to user
XLV orang-orang yang menjdi mitra atau dampingannnya. Peran LSM Di
Desa Tawangsari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dapat sebagai pendamping dari kelompok tani yang ada, pendampingan yang
diberikan LSM untuk kelompok tani di Desa tersebut adalah menyangkut perkreditan, peningkatan kapasitas petani dan
pengorganisasian serta dampingan dalam kegiatan budidaya padi organik.
3. Gapoktan Gapoktan adalah kumpulan petani dalam suatu wilayah.
Gapoktan sebagai wadah petani dapat berguna untuk menunjang keberhasilan pengembangan usahatani padi organik, sehingga dalam
Gapoktan dapat dilihat dari dinamika Gapoktan tersebut.
4. Pihak-pihak Terkait Pihak yang terkait dalam pertanian organik tidak hanya LSM,
akan tetapi juga ada pihak-pihak lain yang juga mendukung. Pihak- pihak lain yang terkait dalam pertanian organik adalah PPL, pelaku
bisnis dan media massa, sehingga dapat dilihat sejauh mana peran PPL, pelaku bisnis dan media massa dalam kelompok tani dan
pengembangan padi organik secara langsung yaitu dari segi pemupukan, pestisida, pemasaran dan perkreditan.
5. Kebijakan Pemerintah Pemerintah sebagai pembuat peraturan mengeluarkan kebijakan-
kebijakan yang dapat mempengaruhi pengembangan usahatani padi organik. Sehingga dapat dilihat sejauh mana kebijakan pemerintah
mempengaruhi dalam pemupukan, pestisida, pemasaran dan perkreditan.
6. Manfaat Usahatani Padi Organik Manfaat usahatani dapat dilihat dari peningkatan pendapatan.
commit to user
XLVI III.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian