commit to user
XV yang sama yaitu menjaga kesehatan lingkungan dan pengembangan usahatani
padi organik.
B. Perumusan Masalah
Pertanian organik tidak hanya menekankan pada kuantitas produk usahataninya akan tetapi kemajuan pertanian organik juga akan ditentukan
oleh kualitas produk dan kemajuan dari petani itu sendiri, karena dengan tingginya kualitas dan kuantitas yang diikuti oleh tingginya pendapatan petani
maka pertanian organik benar-benar akan dirasakan manfaatnya oleh semua kalangan dan dapat tercapai pertanian berkelanjutan.
Pengembangan usahatani padi organik akan mempengaruhi tingkat kualitas, kuantitas dan efisiensi produk yang diharapkan mampu
meningkatkan pendapatan petani. Peran LSM dalam pengembangan usahatani ini adalah untuk memfasilitasi kelompok tani yang ada di Desa Tawangsari.
Fasilitas dari LSM yang dapat diberikan kepada kelompok tani antara lain dalam hal permodalan, peningkatan kapasitas petani, standarisasi mutu
produk dan membantu petani dalam pemasaran hasil pertanian. Bentuk fasilitas yang diberikan LSM kepada petani terdapat beberapa kegiatan yang
disalurkan melalui kelompok tani. Dari fasilitasi kelompok tani tersebut diharapkan kedepannya ada swadaya masyarakat dalam pengelolaan
kelompok tani untuk mencukupi kebutuhan petani yang ada didalamnya.
Peran LSM di Desa Tawangsari harus diimbangi dengan peran petani di Desa Tawangsari sebagai pelaku utama dalam pertanian organik di
wilayahnya. Karena kedepannya, harapan dari LSM untuk petani padi organik di Desa Tawangsari yaitu petani dapat menjadi petani yang mandiri, yang
dimaksud mandiri adalah berani dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disusun suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keorganisasian LSM yang mendampingi petani di Desa Tawangsari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali?
2. Bagaimana peran LSM dalam pengembangan usahatani padi organik di Desa Tawangsari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali?
3. Bagaimana pengaruh pihak-pihak lain Pelaku bisnis, media massa dan PPL dalam dalam pengembangan usahatani padi organik di Desa
Tawangsari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali? 4. Bagaimana manfaat usahatani padi organik bagi petani di Desa
Tawangsari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
commit to user
XVI Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengkaji keorganisasian LSM yang mendampingi petani di Desa Tawangsari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali
2. Mengkaji peran LSM dalam pengembangan usahatani padi organik di Desa Tawangsari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali
3. Mengkaji pengaruh pihak-pihak lain Pelaku bisnis, media massa dan PPL dalam dalam pengembangan usahatani padi organik di Desa Tawangsari
Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali 4. Mengkaji manfaat usahatani padi organik bagi petani di Desa Tawangsari
Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini untuk menambah wawasan peneliti serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian UNS 2. Bagi Pemerintah dan instansi terkait, sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan selanjutnya mengenai pengembangan usahatani padi organik di Indonesia.
3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
Bagi Petani, sebagai bahan pembelajaran bagi petani untuk lebih mengembangkan pertanian organik sehingga bisa mempertahankan keseimbangan lingkungan.
commit to user
XVII II.
LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
1. Penyuluhan Pertanian Penyuluhan adalah suatu pemberdayaan petani dan keluarganya
beserta masyarakat pelaku agrobisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri
baik di bidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan dapat dicapai Daniel et all, 2006.
Pengertian penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan dengan sistem pendidikan nonformal untuk mengubah perilaku orang dewasa agar
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik, sehingga sasaran dapat memilih dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif
pengetahuan yang ada untuk menyelesaikan permasalahan dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya. Konsep-konsep penting terkait dengan
penyuluhan adalah proses pendidikan dengan sistem pendidikan nonformal dan pendidikan orang dewasa, proses perubahan menuju
perilaku yang lebih baik, sesuai yang diinginkan, dan proses pemberdayaan memiliki pengetahuan dan kemampuan baru Puslata UT,
2008.
Penyuluhan merupakan “ujung tombak” dalam pembangunan pertanian di Indonesia, dalam penyuluhan pertanian akan dapat
memanajemen sumberdaya manusia yang di Indonesia merupakan sumberdaya manusia yang masih lemah dalam finansial, pendidikan,
ketrampilan, teknologi dan rendahnya semangat untuk maju. Pengelolaan sumberdaya manusia yang ada akan mempermudah dalam pengelolaan
sumberdaya yang lain, sehingga sumberdaya yang ada akan teroptimalkan untuk kegiatan pertanian dalam menuju pembangunan pertanian
Mardikanto, 2009.
Penyuluhan pertanian mempunyai beberapa pengertian yang merupakan gambaran peran dari penyuluhan itu sendiri, beberapa
pengertian tersebut adalah penyuluhan pertanian sebagai proses penyebarluasan informasi, penyuluhan pertanian sebagai proses
penerangan, penyuluhan pertanian sebagai proses perubahan perilaku, penyuluhan pertanian sebagai proses pendidikan, penyuluhan pertanian
sebagai proses rekayasa sosial Mardikanto, 1993.
Menurut Mardikanto 1993 penyuluhan pertanian sebagai proses penyebarluasan informasi, proses penyebarluasan informasi yang
berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi tercapainya peningkatan produktifitas, pendapatan petani dan perbaikan
kesejahteraan keluarga yang diupayakan melalui kegiatan pembangunan pertanian. Maksud dari proses penyebaran informasi didalam penyuluhan
pertanian adalah sebenarnya tidak hanya sekedar penyampaian informasi akan tetapi terkandung maksud yang lebih jauh, yakni untuk dipahami,
dikaji, dianilisis dan diterapkan oleh semua pihak yang terkait dengan 6
commit to user
XVIII pembangunan pertanian, sampai terwujudnya tujuan-tujuan yang ingin
dicapai dari pembangunan pertanian itu sendiri. Penyuluhan merupakan sebuah jembatan bagi petani dalam
memperoleh sebuah informasi-informasi tentang persoalan baru. Selain itu petani juga akan mendapat pengetahuan baru dari hasil para ahli. Petani
juga bisa mendapat pemecahan dari sebuah masalah yang ada Kartasapoetra, 1991
Menurut Van Den Ban dan Hawkins 1999 dari penyuluhan petani juga dapat memperoleh informasi-informasi untuk pengelolaan
usahataninya yaitu hasil penemuan dan teknologi terbaru, pengalaman dari petani lain, situasi mutakhir dan perkembangan yang mungkin terjadi
dipasaran input dan hasil-hasil produksi, kebijakan pemerintah.
Penyuluhan merupakan media dalam penyampaian informasi- informasi terbaru didunia pertanian. Informasi-informasi terbaru tersebut
tidak hanya diwacanakan akan tetapi dikaji dan diterapkan sesuai dengan keadaan wilayahnya masing-masing sehingga dapat membawa petani pada
kesejahteraan.
Penyuluhan pertanian sebagai proses penerangan, proses untuk memberikan penerangan kepada masyarakat petani tentang segala
sesuatu yang belum diketahui dengan jelas untuk dilaksanakan atau diterapkan dalam rangka peningkatan produksi dan pendapatan
keuntungan yang ingin dicapai melalui proses pembangunan pertanian Mardikanto, 1993.
Penerangan diarahkan untuk meningkatkan peran serta masyarakat secara misal dalam meningkatkan produksi dan pendapatan petani dengan
memanfaatkan sarana penerangan secara optimal, yaitu dalam media, pameran, tatap muka, dan media massa tradisional pertunjukan rakyat
Soetriono et all, 2006.
Penyuluh Pertanian sebagai pemeran utama penyuluhan pertanian secara kelembagaan berada di bawah subordinasi dari Dinas Pertanian
dan Dinas Perikanan dan Peternakan lebih berperan sebagai tenaga teknisi yang menawarkan jasa pelayanan teknis yang bersifat parsial komoditi
sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi TUPOKSI dinasnya masing- masing. Pelayanan yang diberikan yakni berupa pelayanan teknis budidaya
dan penerangan kepada petani Sinar Tani, 2010.
Penyuluhan juga disebut sebagai penerangan yang berarti bahwa penyuluhan memberikan sesuatu hal yang belum dimengerti sebelumnya.
Dari penyuluhan tersebut diharapkan masyarakat bisa mengetahui hal-hal yang sebelumnya belum dimengerti sehingga bisa meningkatkan kualitas
dan kuantitas usahataninya.
Menurut Mardikanto 1993 penyuluhan pertanian sebagai proses perubahan perilaku, proses merubah perilaku pengetahuan, sikap dan
ketrampilan agar menjadi tahu, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam usahataninya demi tercapainya peningkatan
produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang dicapai melalui pembangunan pertanian. Menurut Sastraatmaja 1993 tujuan
commit to user
XIX jangka pendek dari sebuah penyuluhan adalah dimana konsep ini
mengharapkan adanya perubahan perilaku sikap, tindakan dan pengetahuan masyarakat tani ke arah yang lebih baik.
Penyuluhan pertanian bertujuan untuk mengubah perilaku petani menjadi lebih professional dalam berusahatani sehingga dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Serta dapat mencapai kemandirian usahatani yang berkelanjutan
Soetriono et all, 2006.
Penyuluhan yang dilakukan dimasyarakat ditujukan untuk merubah perilaku para petani menuju kearah yang lebih baik. Perubahan perilaku
ini dapat merubah pula ketrampilan petani dalam mengelola usahataninya sehingga pendapatan petani akan meningkat dan kesejahteraan akan
tercapai.
Penyuluhan pertanian sebagai proses pendidikan, suatu sistem pendidikan bagi masyarakat petani untuk membuat mereka tahu, mau dan
mampu berswadaya melaksanakan upaya peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraannya Mardikanto, 1993.
Menurut Sastraatmaja 1993 proses penyuluhan sebagai media pendidikan dapat mengangkat harkat martabat petani untuk menjadi hidup
lebih layak, karena dengan pendidikan tersebut petani dapat hidup mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Kemudian menurut Van Den Ban
dan Hawkins 1999 petani dapat dididik dengan dua cara yang berbeda yaitu mengajari mereka bagaimana cara memecahkan masalah yang
spesifik, mengajari mereka proses pemecahan masalah.
Penyuluhan merupakan pendidikan non formal yang dilakukan oleh petani. Pendidikan ini membuat para petani menjadi tahu, mau dan
mampu mandiri khususnya dalam pengelolaan usahataninya. Dengan kemandirian tersebut petani secara tidak langsung akan mencapai
kesejahteraan.
Penyuluhan pertanian sebagai proses rekayasa sosial. Proses rekayasa sosial untuk tercapainya perubahan perilaku dari anggota-
anggotanya, seperti yang dikehendaki demi upaya peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraannya Mardikanto, 1993.
Berdasarkan status dan lembaga tempat penyuluhannya dalam UU no.16 tahun 2006 Penyuluh dapat dibedakan menjadi tiga :
a. Penyuluh Pegawai Negeri Sipil, pegawai negeri yang ditetapkan dengan status jabatan fungsional sebagai penyuluh. Yang sudah
dikenal sejak tahun 1970an. Sedangkan untuk kelembagaannnya, penyuluh pertanian pemerintah dibagi dalam beberapa tingkatan:
1 Tingkat pusat dibentuk badan penyuluhan dan komisi penyuluhan nasional.
2 Tingkat provinsi dibentuk badan koordinasi penyuluhan provinsi dan komisi penyuluhan provinsi.
commit to user
XX 3 Tingkat kabupaten, dibentuk badan pelaksana penyuluh kabupaten
dan komisi penyuluhan pertanian kabupaten. 4 Tingkat kecamatan dibentuk BPP.
5 Tingkat desa dibentuk pos pennyuluhan desa. b. Penyuluh swasta, yaitu penyuluh pertanian yang berstatus sebagai
karyawan perusahaan swasta produsen pupuk, pestisida, perusahaan benih, dll termasuk dalam penyuluh swasta adalah penyuluh dari
lembaga swadaya masyarakat LSM. c. Penyuluh swadaya, petani atau warga masyarakat yang secara sukarela
melakukan kegiatan penyuluhan dilingkungannya. Termasuk dalam kelompok ini adalah penyuluh yang diangkat dan atau memperoleh
imbalan dari dan oleh masyarakat di lingkungannya. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh LSM biasanya dilakukan melalui
pengorganisasian masyarakat
lokal, pemberian
advokasi, penyelenggaraan pelatihan, pendampingan dan pelaksanaan demplot
Mardikanto, 2009. Upaya pembinaan kelompok tani diselaraskan dengan tingkat
kemampuan kelompok tani yang diukur dengan lima jurus kemampuan berikut: 1 kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan
produktivitas usahatani dengan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal; 2 kemampuan melaksanakan dan menaati perjanjian dengan
pihak lain; 3 kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional; 4 kemampuan meningkatkan hubungan yang
melembaga; 5 Kemampuan menerapkan teknologi dan pemanfaatan informasi, serta kerjasama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat
produktivitas usahatani para anggota kelompok Soetriono et all, 2006.
2. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Pembangunan pertanian adalah suatu pembangunan dalam bidang
pertanian yang meliputi bidang-bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan kelautan.
Pembangunan pertanian harus dilakukan secara seimbang dan disesuaikan dengan daya dukung ekosistem sehingga kontinuitas produksi dapat
dipertahankan dalam jangka panjang dengan menekan tingkat kerusakan lingkungan sekecil mungkin Salikin K, 2003.
Pembangunan pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membentuk kebutuhan
manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam. Namun ada juga
commit to user
XXI definisi lain yang lebih luas dan menilai pertanian bisa dikatakan pertanian
berkelanjutan jika mencakup hal-hal berikut : Reijntjes, 1992 a. Mantap secara ekologis, berarti bahwa kualitas sumberdaya alam
dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan manusia, hewan, tanaman sampai organisme tanah ditingkatkan.
Kedua hal ini akan terpenuhi jika tanah dikelola dan kesehatan tanaman, hewan serta masyarakat dipertahankan melalui proses
biologis regulasi sendiri. Sumberdaya lokal dipergunakan sedemikian rupa sehingga kehilangan unsur hara, biomassa dan energi bisa ditekan
serendah mungkin serta mampu mencegah pencemaran, b. Berlanjut secara ekonomis, yang berarti bahwa petani bisa cukup
menghasilkan untuk
pemenuhan pemenuhan
kebutuhan dan
pendapatan sendiri, serta mendapatkan penghasilan yang mencukupi untuk mengembalikan tenaga dan biaya yang dikeluarkan.
Keberlanjutan ekonomis ini bisa diukur bukan hanya dalam hal produk usaha tani yang langsung namun juga dalam hal fungsi seperti
melestarikan sumberdaya alam dan meminimalkan resiko. c. Adil, berarti bahwa sumberdaya dan kekuasaan didistribusikan
sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar semua semua anggota masyarakat terpenuhi dan hak-hak mereka dalam penggunaan lahan,
modal yang memadai, bantuan teknis serta peluang pemasaran terjamin. Semua orang memiliki kesempatan untuk berperan serta
dalam pengambilan keputusan, baik di lapangan maupun di dalam masyarakat. Kerusuhan sosial bisa mengancam sistem sosial secara
keseluruhan, termasuk sistem pertaniannya. d. Manusiawi, berarti bahwa semua bentuk kehidupan tanaman, hewan
dan manusia dihargai. Martabat dasar semua makhluk hidup dihormati dan hubungan serta institusi menggabungkan nilai
kemanusiaan yang mendasar, seperti kepercayaan, kejujuran, harga diri, kerjasama dan rasa sayang. Intregritas budaya dan spiritualitas
masyarakat dijaga dan dipelihara.
commit to user
XXII e. Luwes,
yang berarti
bahwa masyarakat
pedesaan mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi usahatani yang berlangsung terus, misalnya pertumbuhan penduduk, kebijakan,
permintaan pasar, dan lain-lain. Hal ini meliputi bukan hanya pengembangan teknologi yang baru dan sesuai, namun juga inovasi
dalam arti sosial budaya. Pertanian berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai suatu sistem
yang terintregasi dari praktek produksi tanaman dan atau hewan yang diaplikasikan pada lokalitas tertentu dan dalam jangka panjang yaitu
memuaskan kebutuhan pangan manusia dan serat-seratan, terkait dengan mutu lingkungan dan sumberdaya alam yang berbasis pada ketergantungan
ekonomi pertanian, efisiensi penggunaan sumberdaya tak terbaharukan, sumber daya pertanian dan terpadu yang pengendalian daur biologis secara
tepat, menjamin kelayakan ekonomi dari kegiatan pertanian yang dilakukan, terkait dengan mutu hidup petani dan masyarakat secara utuh
Sutanto, 2002.
Pengertian berkelanjutan mengandung makna pemeliharaan, yang terus menerus harus didukung untuk jangka panjang. Dengan demikian,
pertanian berkelanjutan dapat dijelaskan sebagai pertanian yang memiliki kemampuan untuk memelihara produktivitasnya dan kemanfaatannya bagi
masyarakat yang tak pernah berhenti, sistem tersebut harus diarahkan pada konservasi sumberdaya, dukungan masyarakat, memiliki keunggulan
secara komersial dan perlindungan lingkungan Sutanto, 2002.
Pertanian berkelanjutan mengacu pada kemampuan usahatani dalam memproduksi pangan untuk waktu yang tak terbatas, tanpa
berakibat pada kerusakan kesehatan lingkungan yang permanen. Hal ini mengandung dua kata kunci yaitu biofisik pengaruh jangka panjang dari
beragam praktek pengelolaan lahan dan proses produksi tanaman, dan sosial ekonomi kemampuan jangka panjang dari petani sebagai jurutani
untuk memanfaatkan input dan mengelola sumberdaya Mardikanto, 2009.
Pembangunan pertanian yang berkelanjutan tersebut tidak memperhatikan dan memfokuskan pada kegiatan operasionalnya demi
kenaikan produktifitas sektor pertanian saja. Akan tetapi pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk lebih secara mandiri dan berkelanjutan
menjamin keamanan pangan baik secara nasional maupun masing-masing keluarga dari negara-negara yang bersangkutan Soetrisno, 1998.
Pertanian berkelanjutan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Selain itu juga untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani secara luas melalui peningkatan produksi pertanian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas dengan tetap memperhatikan
kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Pembangunan pertanian
commit to user
XXIII berkelanjutan juga mempunyai tujuan untuk meningkatkan keamanan
bahan pangan yang ada Salikin K, 2003. Keberhasilan pembangunan pertanian yang berkelanjutan
ditentukan oleh 4 aspek yaitu aspek pemanfaatan dan kelestarian sumberdaya, penguasaan dan pemanfaatan teknologi, peningkatan peranan
kelembagaan dan pemanfaatan budaya Soekartawi, 1991.
3. Pertanian Organik Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-
produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup
sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi food
safety attributes, kandungan nutrisi tinggi nutritional attributes dan ramah lingkungan eco-labelling attributes. Preferensi konsumen seperti
ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2004
Menurut IFOAM International Federation of Organik Agriculture Movements Pertanian organik di definisikan sebagai “sistem produksi
pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga
menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Lebih lanjut IFOAM menjelaskan pertanian organik adalah
sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah.
Pertanian yang organik adalah suatu metoda produksi yang mengatur lahan dan lingkungannya sebagai sistem yang tunggal. Dalam
pengolahannya menggunakan kedua-duanya pengetahuan ilmiah dan tradisional untuk tingkatkan kesehatan dari agro-ecosystem dalam
berproduksi. Lahan organik menggunakan dari sumber alam lokal dan manajemen dari ekosistem dibanding menggunakan input luar dalam
pengelolaannya seperti pupuk mineral dan bahan kimia. Pertanian organik oleh karena itu menolak bahan-kimia buatan dan gen masukan yang
dimodifikasi. Pertanian organik mempromosikan pertanian tradisional yang dapat mempraktekkan dan memelihara kesuburan lahan FAO,
2008.
Menurut Sutanto 2002 pertanian organik merupakan himpunan seluruh imajinasi petani dan konsumen yang secara serius dan
bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Usaha yang lain adalah menghasilkan
produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah menggunakan sumberdaya alami seperti mendaur ulang limbah
pertanian. Pertanian organik memberikan banyak keuntungan ditinjau dari gatra peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan produksi tanaman dan
commit to user
XXIV ternak, serta dari gatra lingkungan yang mempertahankan keseimbangan
ekosistem, disamping itu dari gatra ekonomi akan lebih meningkatkan devisa negara untuk mengimport pupuk, bahan kimia pertanian dan
memberi kesempatan banyak untuk lapangan perkerjaan serta peningkatan pendapatan petani. Pada prinsipnya pertanian organik sejalan dengan
pengembangan pertanian dengan masukan teknologi rendah dan upaya menuju pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Menurut USDA Nasional Standard yang organik NOSB, pertanian yang organik digambarkan sebagai suatu sistem manajemen
produksi yang ekologis yang mempromosikan dan tingkatkan biodiversas, siklus biologi, dan aktivitas biologi lahan. Pertanian organik didasarkan
pada penggunaan minimal tentang off-farm masukan dan pada manajemen mempraktekkan yang kembali, memelihara, atau tingkatkan keselarasan
ekologis. Tujuan yang utama dari pertanian yang organik adalah untuk mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas dari masyarakat yang saling
tergantung pada lahan, tumbuhan, binatang dan orang-orang. Delate, 2009.
Secara teknis sistem pertanian organik merupakan suatu sistem produksi pertanian dimana bahan organik, baik makhluk hidup maupun
yang sudah mati, menjadi faktor penting dalam proses usahatani tanaman, perkebunan, peternakan perikanan dan kehutanan. Penggunaan pupuk
organik dan pupuk hayati serta pemberantasan hama, penyakit dan gulma secara biologis adalah contoh-contoh aplikasi sistem pertanian organik.
Kriteria sistem pertanian organik yang diberikan oleh IFOAM international Federation of Organik Agriculture Movement setidaknya
harus memenuhi enam prinsip standar yaitu lokalita, pertanian yang menggunakan input dari sekitarnya atau daerahnya, sehingga benar-benar
pemanfaatan potensi lokal; perbaikan tanah, merupakan upaya untuk menjaga, merawat, dan memperbaiki kualitas kesuburan tanah melalui
tindakan pemupukan organik; meredam polusi, meredam terjadinya polusi polusi air dan udara, kualitas produk, menghasilkan produk-produk
pertanian yang bermutu; memenuhi standart mutu gizi, dan aman bagi lingkungan serta kesehatan; pemanfaatan energi, menghindarkan sejauh
mungkin penggunaan energi dari luar yang berasal dari bahan bakar fosil yang berupa pupuk kimia, pestisida, dan bahan bakar minyak; kesempatan
kerja, para petani mampu menghargai pekerja lainnya dengan upah yang layak.Sutanto, 2002.
Menurut Salikin 2003, Sistem pertanian organik memiliki tujuh keunggulan dan keutamaan sebagai berikut :
a. orisinil, maksudnya adalah dalam pertanian organik tetap tidak menolak teknologi-teknologi baru akan tetapi tetap memperhatikan
keselarasan dan keseimbangan dengan alam.
commit to user
XXV b. rasional, bahwa hukum keseimbangan alamiah adalah ciptaan Tuhan,
dan manusia mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan tersebut.
c. Global, pertanian organik adalah sudah menjadi wacana yang mendunia karena pertanian organik adalah penting untuk kepentingan
manusia di dunia. d. Aman, merupakan hasil produk petanian yang aman baik untuk
kesehatan manusia ataupun bagi lingkungan. e. Netral, petani tidak lagi tergantung pada salah satu pihak pelaku dalam
pertanian, petani dapat berdiri secara mandiri dan hubungan dengan pelaku yang lain bersifat simbiosis mutualisme.
f. Internal, pertanian organik berupaya mendayagunakan potensi sumberdaya alam internal dengan maksimal.
g. Kontinuitas, pertanian organik merupakan langkah yang berorientasi pada keberlanjutan dan mempertimbangkan jangka panjang untuk
generasi kedepan. Perbandingan biaya produksi usahatani padi organik dan non
organik sangat berbeda, hal ini diketahui dari penelitian empiris usahatani padi organik pada kelompok tani “rukun” Desa Sendangrejo, Kecamatan
Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Salikin 2003 hasilnya antara lain sebagai berikut yaitu struktur biaya
usahatani padi organik lebih tinggi dari pada biaya usahatani padi non organik, karena komponen biaya pengolahan lahan dan penggunaan sarana
produksi serta benih relatif lebih besar, sementara komponen biaya yang lain tetap sama; Hasil produksi usaha tani padi anorganik lebih tinggi yaitu
7,6 tonHa dibanding produksi padi organik akan tetapi beras yang dihasilkan sama yaitu 4,2 ton, hal ini disebabkan karena kulit gabah
organik lebih tipis dan berasnya lebih bernas; Pendapatan usahatani padi organik perhektar lahan lebih besar yaitu Rp12.600.000 jika
dibandingkan dengan usahatani padi nonorganik Rp.8.400.000 karena harga jual padi organik lebih mahal.
Keunggulan utama beras organik dibanding beras biasa adalah relatif aman untuk dikonsumsi. Selain itu rasa nasi dari beras organik lebih
empuk dan pulen. Keunggulan lainnya adalah warna dan daya simpannya lebih baik dari beras biasa, beras organik lebih putih dan tahan 24 jam, dan
beras biasa hanya 12 jam Andoko A, 2007.
4. Lembaga Swadaya Masyarakat
commit to user
XXVI Masyarakat sipil berbeda dengan negara atau masyarakat politik
yaitu adalah lingkup privat dari individu. Masyarakat sipil terdiri dari berbagai bentuk organisasi voluntir dan merupakan dunia politik utama,
dimana semuanya itu berada dalam aktivitas ideologis dan intelektual yang dinamis maupun konstruksi hegemoni. Masyarakat sipil adalah konteks
dimana seseorang menjadi sadar, dan dimana seseorang pertama kali ikut dalam aksi politik. Dengan demikian masyarakat sipil adalah suatu
agregasi atau percampuran kepentingan, dimana kepentingan sempit ditransformasi menjadi pandangan yang lebih universal sebagai ideologi
dan dipakai atau diubah, serta dimana aliansi dibentuk. Dalam konteks ini, masyarakat sipil berarti suatu dunia dimana rakyat membuat perubahan
dan menciptakan sejarah. LSM sebagai gerakan sosial yang ada sebagai jembatan dan sarana atau media bagi masyarakat untuk mendapat sebuah
pendidikan. LSM menjadi organisasi yang memberdayakan rakyat untuk mengontrol dan menggunakan pengetahuannya sendiri dalam mengatasi
masalah-masalah yang terjadi disekitarnya Fakih M, 2000.
Menurut Instruksi Menteri Dalam Negeri tahun 1990 yang dimaksud dengan Lembaga Swadaya Masyarakat adalah
organisasilembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia secara sukarela atas kehendak sendiri dan berminat
serta bergerak di bidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasilembaga sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam upaya
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, yang menitikberatkan kepada pengabdian secara swadaya Anonim, 2008.
Lembaga swadaya masyarakat adalah organisasi non pemerintah yang bergerak menurut bidangnya masing-masing, seperti sosial, ekonomi,
pertanian dan lain-lain. LSM biasanya memilliki tenaga-tenaga ahli yang lebih termotivasi dalam memenuhi kebutuhan orang-orang yang menjdi
mitra atau dampingannnya, sehingga mampu melakukan pendekatan yang luwes dan kreatif dengan metode yang lebih bersifat partisipatif. Dengan
berlandaskan keswadayaan maka LSM tidak mudah goyah terhadap benturan-benturan dari luar Mubyarto, 1993.
LSM merupakan agen pembangunan ditingkat grasroot dalam organisasi masyarakat. LSM difokuskan pada kemandirian dan
profesionalisme pelayan kesejahteraan, jaringan kerja, dan kampanye yang menggunakan pendekatan strategis dalam pembangunan melalui
partisipasi masyarakat di tingkat lokal dan regional. Partisipasi masyarakat melalui LSM dapat menjadi kunci efektif untuk mengatasi kemiskinan
Hikmat H, 2006.
Pentingnya kelembagaan masyarakat yang berswadaya di pedesaan adalah karena banyak masalah yang hanya dapat dipecahkan oleh suatu
lembaga, seperti pelayanan perkreditan, pembasmian hama, penyebaran inovasi pertanian dan lain-lain disamping dapat juga berperan sebagai
perantara antara lembaga besar dan warga, karena dapat memberi kelanggengan pada warga desa untuk terus menerus mengembangkan
usahanya, seperti untuk mengembangkan teknologi dan menyebarkannya
commit to user
XXVII karena dapat mengorganisasi warga desa untuk dapat bersaing dengan
pihak luar Mubyarto, 1994. LSM yang ada di tengah masyarakat sebenarnya ingin
menonjolkan ciri yang dia punya, ciri-ciri yang ingin ditonjolkan oleh LSM tersebut antara lain: a Menjangkau si paling miskin, sasaran utama
dari kebanyakan LSM adalah rakyat miskin, walau terkadang sasaran tersebut cukup sulit terjangkau akan tetapi bantuan dari LSM tersebut
adalah mencoba untuk menghidupkan potensi-potensi yang ada di wilayah sasaran; b Mendorong partisipasi yang lebih luas, program-program atau
kegiatan yang diberikan oleh LSM mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dan turut serta dalam pelaksanaan suatu program; c Tidak
birokratis, dikarenakan LSM yang terdiri dari hanya beberapa orang, maka dari itu birokrasi dalam LSM tidak berbelit-belit, terkesan lebih mudah
dibandingkan dengan birokrasi di pemerintahan;d Mampu bereksperimen, merupakan laboratorium sosial yang dapat digunakan
untuk mencoba cara-cara atau gagasan baru yang dapat diterapkan dalam masyarakat;e Membutuhkan biaya yang murah, berbeda dengan
pemerintahan yang mempunyai birokrasi yang cukup panjang, LSM mempunyai jalur birokrasi yang singkat sehingga untuk aliran dana pun
tidak melewati banyak pintu sehingga secara tidak langsung tidak akan banyak potongan. Selain itu tenaga dari LSM banyak menggunakan tenaga
dari masyarakat yang biasanya secara sukarela sehingga dapat menekan biaya tenaga kerja Hagul P, 1992.
Aspek kelembagaan merupakan syarat pokok yang diperlukan agar struktur pembangunan pedesaan dapat dikatakan maju. Menurut Mosher
dalam Soekartawi 1993 ada 5 syarat pokok yang harus ada dikategorikan sebagai aspek kelembagaan dalam “Struktur Pedesaan Maju” yaitu: a
Adanya pasar, kelembagaan ekonomi seperti pasar penting bagi petani untuk dapat membeli saprodi dan menjual hasil pertaniannya; b Adanya
pelayan penyuluhan, kelembagaan penyuluh pertanian adalah penting bagi petani untuk menerapkan teknologi baru yang ingin dicobanya; c Adanya
lembaga perkreditan, lembaga ini harus terjangkau oleh petani, tidak adanya tersedia akan tetapi juga murah ; d adanya jalan di pedesaan
untuk memperlancar transportasi dan e adanya tempat percobaan lokal, untuk menguji teknologi baru di tempat pertanian.
5. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat a. Perkreditan
Pentingnya kelembagaan masyarakat yang berswadaya di pedesaan adalah karena banyak masalah yang hanya dapat dipecahkan
oleh suatu lembaga, seperti pelayanan perkreditan, pembasmian hama, penyebaran inovasi pertanian dan lain-lain disamping dapat juga
berperan sebagai perantara anatara lembaga besar dan warga, karena
commit to user
XXVIII dapat memberi kelanggengan pada warga desa untuk terus menerus
mengembangkan usahanya, seperti untuk mengembangkan teknologi dan menyebarkannya karena dapat mengorganisasi warga desa untuk
dapat bersaing dengan pihak luar Mubyarto, 1994. Menurut Hagul P 1992 ada dua hal yang perlu diperhatikan
oleh LSM di Indonesia dalam membantu pemerintah untuk memecahkan problema pertanian di Indonesia yaitu LSM dapat
membantu pemerintah dalam usaha-usaha yang dapat membuat pemerintah desa lebih mandiri dalam menangani problema pangan
bagi rakyat yang kurang mampu. Dalam hal ini LSM dapat membantu modal bagi pemerintah desa.
Petani-petani yang ada di desa memerlukan perkreditan untuk membantu usahatani mereka. Perkreditan untuk membantu keuangan
petani dalam memerlukan permodalan untuk membeli bibit, pupuk dan sebagainya sangatlah bermanfaat untuk petani. Akan tetapi agar
pinjaman tersebut dapat produktif maka sebaiknya ada bimbingan yang diberikan agar pinjaman petani tersebut tidak digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga akan tetapi dapat menggunakan kredit tersebut secara produktif. Penelitian yang dilakukan oleh Sudjanadi di
Desa Sampadan dan Amarsari menyatakan bahwa kredit yang diambil biasanya bukan untuk memajukan usaha akan tetapi untuk menutup
kekurangan modal biaya-biaya rutin belaka. Kredit yang diambil pada umumnya tidak banyak mengakibatkan kemajuan-kemajuan usahatani
petani, apabila tidak diintegrasikan dengan usaha bimbingan bagi petani tersebut. Menurut ECAFE dan FAO, ciri penting perkreditan
pertanian di Asia adalah bahwa sebagian besar kredit di daerah pedesaan berbentuk kredit perseorangan dari pihak kreditor satu-
satunya syarat yang diperlukan adalah jaminan perseorangan yakni hubungan yang penuh pengertian dan saling percaya antara kreditor
dan debitur Ronodiwinjo, 1969.
commit to user
XXIX Kredit adakalanya diperlukan sebagai suatu jembatan antar
jadwal penerimaan dan jadwal pengeluaran usahatani yang tidak bersamaan jatuhnya. Akan tetapi kredit itu tidak merupakan syarat
mutlak untuk mengembangkan pertanian yang lebih mutlak bagi petani adalah mendorong motivasi petani untuk menggunakan barang-barang
penemuan teknologi baru guna meningkatkan produksi dengan diiringi penyediaan barang-barang modal Tohir K, 1991.
1 Peminjaman modal Diperlukan sumbangan pemikiran dari LSM dalam hal
kriteria kemandirian kelompok berdasarkan pengalaman pendampingan dari Indonesia misalnya dalam pengurusan kredit
dan menabung. Suatu kelompok yang mandiri akan mementingkan pelayanan kredit dan tabungan secara seimbang.
LSM dapat memfasilitasi untuk pengembangan usaha dengan menambah dana dari sumber lain yang bersifat internal Maryono
E, 1993.
Modal dalam usahatani dalam arti mikro merupakan faktor produksi yang disediakan, diolah dan dikontrol didalam
usahatani perusahaan atau dalam usahatani yang masih sederhana. Modal pertanian dapat berbentuk uang atau dalam bentuk barang
yang dipakai dalam kegiatan produksi bidang pertanian. Sumber lain yang dapat menyediakan modal adalah pinjaman modal yang
biasa disebut dengan kredit Kadarsan, 1992.
Menurut Hagul P 1992 ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh LSM di Indonesia dalam membantu pemerintah
untuk memecahkan problema pertanian di Indonesia yaitu LSM dapat membantu pemerintah dalam usaha-usaha yang dapat
membuat pemerintah desa lebih mandiri dalam menangani problema pangan bagi rakyat yang kurang mampu. Salah satunya
yaitu dalam hal ini LSM dapat membantu modal bagi pemerintah desa.
2 Pengawasan dan bimbingan Salah satu tugas pendampingan LSM adalah “mendidik”
penduduk miskin agar lebih mahir dalam mengelola keuangan, antara lain menyangkut segi produksi dan jenis bahaninput
usahatani yang mesti dibeli serta cara mengelola perkembangan konsumsi. LSM hanyalah bertugas sebagai pendamping dan
semua kegiatan berpusat pada individu masyarakat didalam kelompok yang terorganisasi. Pendekatan seperti ini
memungkinkan LSM mengembangkan kegiatan yang dapat menjawab masalah-masalah lokal yang spesifik sehingga
memberi manfaat secara kongkrit dan langsung dirasakan oleh
commit to user
XXX komunitas setempat. LSM juga memberikan perhatian pada upaya
memperkuat kemampuan masyarkat bawah, karena LSM melakukan pelatihan berupa skill training untuk menjawab
masalah praktis sehari-hari Maryono E, 1993.
b. Pengorganisasian Tugas
LSM juga
sebagai fasilitator
pengorganisasian masyarakat, yaitu mengembangkan kebersamaan dalam masyarakat
untuk dapat mengatasi masalah yang terjadi, merencanakan dan melakukan tindakan bersama dalam mengatasi atau mengubah masalah
tersebut. Pengorganisasian tersebut tidak hanya bersifat jangka pendek akan tetapi bersifat jangka panjang dan berkelanjutan Budiharga dkk,
2007. Menurut Hagul P 1992 strategi LSM yang digunakan untuk
mengimplementasikan program-programnya dalam upaya pencapaian tujuan pemberdayaan masyarakat salah satunya adalah berusaha untuk
mengorganisir rakyat dalam kelompok atau organisasi yang bersifat horizontal, tidak birokratis dan hirarkis dengan keanggotaan yang
bersifat terbuka berdasarkan pada kebutuhan yang sama. Selain itu masyarakat diorganisir menjadi unit-unit kecil sehingga anggota-
anggotanya mempunyai akses dalam pengambilan keputusan bersama berdasarkan skala prioritas yang mereka hadapi dengan sumberdaya
yang terbatas.
Tugas-tugas pokok dalam suatu pengorganisasian adalah pembagian tugas kerja, membentuk unit-unit kecil dan penentuan
tingkat otoritas sehingga memunculkan kewibawaan dan kekuasaan bertindak Kartono K, 2002
1 Pembagian unit-unit kecil Pembagian unit-unit kerja kecil membawa pada hirarki kerja.
yaitu ada tugas sebagai koordinator yang mengkoordinasi semua
commit to user
XXXI kinerja dan ada tugas teknis atau sebagai pelaksana. Tugas ini
bergantung pada faktor-faktor perbedaan ketrampilan teknis, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan faktor lain yang
mendukung. Unit-unit kerja ini merupakan segmen-segmen yang dapat diperintah dan melkasanakan tugas secara langsung
Kartono K, 2002.
Usaha pengembangan kepercayaan dan kemampuan perlu dilakukan didalam wadah kelompok-kelompok kecil yang hidup
sedemikian rupa sehingga interaksi antar individu merupakan proses pendidikan saling asah, asih dan asuh. Kelompok-kelompok
kecil ini merupkan tempat mendiskusikan masalah-masalah yang mereka hadapi bersama serta cara-cara mengatasinya Hagul P,
1992.
2 Pembagian kerja Pembagian kerja merupakan salah satu tugas pokok dari
sebuah pengorganisasian. Dari adanya sistem pembagian kerja dalam bentuk tugas-tugas khusus atau spesialisasi bisa tercapai:
- Penghematan waktu
- Ketrampilan yang lebih tinggi - Maksimalisasi kecepatan kerja
Kartono K, 2002 Tugas LSM juga sebagai fasilitator pengorganisasian
masyarakat, yaitu mengembangkan kebersamaan dalam masyarakat untuk dapat mengatasi masalah yang terjadi,
merencanakan dan melakukan tindakan bersama dalam mengatasi atau mengubah masalah tersebut. Pengorganisasian tersebut tidak
hanya bersifat jangka pendek akan tetapi bersifat jangka panjang dan berkelanjutan Budiharga dkk, 2007.
c. Penguatan Kapasitas Petani Kapasitas adalah kemampuan individu, kelompok, organisasi
dan kelembagaan yang lain untuk menunjukkan atau memerankan fungsinya secara efektif, efisien dan berkelanjutan. Penguatan
kapasitas adalah proses peningkatan kemampuan individu, kelompok, organisasi dan kelembagaan yang lain untuk memahami dan
melaksanakan pembangunan dalam arti luas dan berkelanjutan.
commit to user
XXXII Kapasitas bukanlah sesuatu yang pasif, melainkan sesuatu yang
berkelanjutan. Berarti kapasitas petani adalah kemampuan petani dalam memerankan fungsinya dalam usahatani secara efektif, efisien
dan berkelanjutan Mardikanto, 2009. Penguatan kapasitas masyarakat dapat berupa pendidikan dan
pelatihan. Fasilitator dapat memberikan ilmu dan pengalamannya serta dipadukan dengan ilmu dan pengetahuan serta pengalaman dari
masyarakat yang menjadi dampingannya. Pelatihan-pelatihan dapat diberikan kepada masyarakat dampingan untuk meningkatkan
kapasitasnya. Hal-hal tersebut adalah upaya dalam rangka penguatan kapasitas masyarakat Suharto E, 2009.
Salah satu tugas pendampingan LSM adalah “mendidik” penduduk miskin agar lebih mahir dalam mengelola keuangan, antara
lain menyangkut segi produksi dan jenis bahaninput usahatani yang mesti dibeli serta cara mengelola perkembangan konsumsi. LSM
hanyalah bertugas sebagai pendamping dan semua kegiatan berpusat pada individu masyarakat didalam kelompok yang terorganisasi.
Pendekatan seperti ini memungkinkan LSM mengembangkan kegiatan yang dapat menjawab masalah-masalah lokal yang spesifik sehingga
memberi manfaat secara kongkrit dan langsung dirasakan oleh komunitas setempat. LSM juga memberikan perhatian pada upaya
memperkuat kemampuan masyarkat bawah, karena LSM melakukan pelatihan berupa skill training untuk menjawab masalah praktis sehari-
hari Maryono E, 1993. 1 Individu
Menurut Hagul 1992 ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh LSM di Indonesia dalam membantu pemerintah untuk
memecahkan problema pertanian di Indonesia yaitu LSM dapat membantu pemerintah dalam usaha-usaha yang dapat membuat
pemerintah desa lebih mandiri dalam menangani problema pangan bagi rakyat yang kurang mampu. salah satu bantuan tersebut adalah
LSM dapat membantu meningkatkan ketrampilan anak muda desa untuk menjadi tenaga buruh yang profesional. Balai-balai
ketrampilan yang didirikan oleh pemerintah pada saat ini baik
commit to user
XXXIII dalam penanganannya maupun latihan yang diberikan belum
menjamin dicetaknya suatu tenaga professional yang tidak hanya siap pakai akan tetapi juga mandiri.
2 Kelompok Pengembangan kelompok-kelompok dapat dilakukan
melalui beberapa tahapan dan proses, tahapan dan proses tersebut antara lain adalah :
1 Tahap penggalian atau penggugahan minat dan proses penyadaran kelompok
2 Tahap pembentukan organisasi dan pemahaman prinsip- prinsip swadaya dan prinsip kerjasama
3 Tahap konsoloidasi dan stabilisasi organisasi. Penerapan prinsip-prinsip manajemen organisasi dalam pemantapan
kepemimpinan, administrasi pembukuan keuangan serta peraturan-peraturan
lainnya.
4 Tahap peningkatan ketrampilan berusaha dan kewiraswastaan 5 Tahap lepas landas yaitu mampu menjaga kontinuitas hidup
kelompok, mampu membiayai pengembangan kelompok, dan mampu dalam pengembangan usaha di desa dan diluar desa.
Hagul P, 1992. Dengan peningkatan skill, motivasi, percaya diri dan
identifikasi kebutuhan kelompok maka dengan hal tersebut dapat berdampak dalam jangka panjang. Dalam jangka panjang
masyarakat dapat mengelola proses pembangunan ditingkat kelompok secara lebih mandiri mulai dari identifikasi kebutuhan,
perencanan, pelaksanaan dan evaluasi. Tumbuhnya kapasitas masyarakat dalam mengelola pembangunan dilingkungan
kelompoknya maka manfaatnya akan terus dapat dinikmati masyarakat walaupun proyek telah selesai Soetomo, 2006.
Pada suatu masyarakat, tindakan bersama yang berkelanjutan tersebut diwujudkan dalam bentuk aktifitas bersama
yang sudah melembaga, sudah diakui, dihargai, dirasakan manfaatnya dan menjadi pola aktifitas keseharian. Proses menuju
terwujudnya pola aktifitas yang melembaga tersebut juga sering disebut sebagai proses institusionalisasi. Dengan demikian dalam
commit to user
XXXIV masyarakat telah hadir suatu institusi sosial yang dapat
memfasilitasi tindakan bersama dalam upaya peningkatan taraf hidupnya. Oleh sebab itu pengembangan kelembagaan dapat
ditempatkan sebagai salah satu unsur penting dalam pengembangan kapasitas masyarakat Soetomo, 2009.
3 Organsasi Menurut Mardikanto 2009, organisasi dapat diartikan
sebagai himpunan yang terdiri dari kelompok-kelompok orang yang saling bekerjasama di dalam suatu struktur tata hubungan
antar kelompok-kelompok unit-unit kegiatan yang melaksanakan fungsi masing-masing demi tercapainya tujuan bersama tertentu
yang menjadi tujuan organisasi yang bersangkutan
Kapasitas organisasi lokal berkaitan dengan kemampuan bekerjasama, mengorganisir warga masyarakat, serta memobilisasi
sumberdaya untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi Mardikanto, 2009.
d. Kegiatan Teknis Budidaya 1
Pembenihan Pembenihan merupakan salah satu tahap dari budidaya
padi karena pada umumnya ditanam dengan menggunakan benih yang sudah disemaikan terlebih dahulu di tempat lain.
Pembenihan pada padi organik tidak berbeda dengan pembenihan pada padi biasa. Bibit yang baik dan berkualitas
adalah berasal dari benih yang baik. Benih yang bermutu merupakan syarat untuk mendapatkan hasil panen yang
maksimal. Apabila pemilihan benih tidak baik maka hasilnya tidak baik walaupun perawatan seperti pemberian pupuk dan
pemberantasan hama penyakit sudah dilakukan dengan benar Andoko A, 2007.
2 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah pemecahan bongkah-bongkah tanah sehingga menjadi lumpur lunak yang sangat halus.
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan pembajakan tanah, bisa dengan traktor dan juga bisa dengan bantuan kerbau cara
tradisional. Menurut pengalaman petani padi organik, cara pembajakan secara tradisional memberikan hasil lebih baik
karena mata pisau bajak masuk lebih dalam ketanah. Pengolahan tanah ini bertujuan untuk membalikkan tanah dan memberantas
gulma Andoko, 2007.
Menurut Buckett 1988 bahwa tanah merupakan sumber alam paling penting dalam pertanian tapi mempunyai kualitas
jenis tanah yang sangat bervariasi sehingga akan memepengaruhi kualitas kesuburan lahan tersebut. Bebarapa
commit to user
XXXV jenis tersebut memberikan pengaruh besar dalam menentukan
tipe pelatihan pertanian dan menilai hasil pertanian. 3
Pengairan Pengairan juga merupakan salah satu dari perawatan
tanaman, pengairan tidak hanya penggenangan pada lahan saja melainkan pengaturan masuk dan keluarnya air pada lahan.
Ketinggian tanaman perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman. Fase pertumbuhan tersebut meliputi
pada awal pertumbuhan, pertumbuhan anakan, masa bunting dan pembungaan Andoko A, 2007.
4 Pemupukan
Perbedaan yang cukup mencolok antara padi organik dan padi non organik salah satunya adalah pada perawatan tanaman
yaitu pemupukan. Pemupukan yang termasuk ciri utama budidya padi organik adalah dengan tidak menggunakan pupuk kimia,
seluruh pupuk yang digunakan sepenuhnya berupa pupuk organik, mulai dari pemupukan awal atau dasar hingga
pemupukan susulan Andoko A, 2007.
Peningkatan kandungan bahan organik tanah adalah dengan menambahkan bahan yang belum matang yang berupa
pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau. Penggunaan pupuk kandang dapat mendukung pemupukan dan pertanian
berkelanjutan karena dapat meningktakan perlindungan dan konservasi tanah Sutanto, 2002.
5 Penyiangan
Selain pemupukan dan pengairan, penyiangan juga merupakan hal penting dalam perawatan tanaman.Lahan yang
yang diolah sempurna memang tampak sudah bersih dari berbagai macam tanaman pengganggu atau gulma. Namun
biasanya masih sering tumbuh tanaman pengganggu dan tanaman liar yang lain seiring pertumbuhan tanaman padi. Oleh
karena itu, penyiangan perlu dilakukan agar tanaman padi dapat tumbuh sempurna sehingga produktivitasnya menjadi tinggi.
Penyiangan dapat dilakukan dengan pencabutan secara langsung dan dengan menggunakan alat, tanpa menggunakan obat kimia
Andoko A, 2007.
6 Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama terpadu adalah salah satu komponen kearifan tradisional dalam bidang pertanian. Faktor yang cukup
penting dari metode tradisional perlindungan tanaman adalah memanfaatkan perilaku hama, dengan demikian
perkembangannya dapat dihambat, dan mengurangi kemungkinan hama menyerang tanaman utama. perlindungan
selanjutnya dengan memanfaatkan peranan musuh alami.
commit to user
XXXVI Pemahaman prinsip-prinsip perlindungan tanaman melalui
praktek budidaya dilakukan dengan beberapa cara yaitu pengetahuan agroekosistem, pertanman campuran dan
diversivikasi, bentuk lahan, pergiliran tanaman, saat tanam yanng tepat, kesehatan tanaman, pengolahan tanah dan
pemilihan varietas Sutanto, 2002.
Penggunaan pestisida kimia sama sekali tidak dibenarkan dalam pemberantasan hama penyakit pada pertanian organik.
Pemberantasan hama penyakit pada padi organik perlu dilakukan secara terpadu antara teknik budidaya, biologis, fisik
perangkap atau umpan dan pestisida organik Andoko A, 2007.
7 Pemanenan
Pemanenan padi organik tidak berbeda dengan pemanenan padi secara konvensional. Sekitar sepuluh hari
sebelum panen sawah dikeringkan agar masaknya berlangsung serentak, selain itu juga memudahkan pemanenan. Pemanenan
harus dilakukan secara tepat waktu, apabila panen dilakukan terlalu awal maka dapat menyebabkan kualitas butir gabah
menjadi rendah yaitu banyak butir hijau dan berkapur. Namun apabila panen terlambat maka akan banayk bulir padi yang
hilang. Cara pemanenan sama dengan padi biasa yaitu dengan sabit pada waktu panen dan kemudian gabah harus segera
dirontokkan dari malainya Perbedaan yang cukup mencolok antara padi organik dan padi non organik salah satunya adalah
pada perawatan tanaman yaitu pemupukan. untuk kegiatan lain seperti penyiangan dan pengairan tidak terlalu berbeda.
Pemupukan yang termasuk ciri utama budidya padi organik adalah dengan tidak menggunakan pupuk kimia, seluruh pupuk
yang digunakan sepenuhnya berupa pupuk organik, mulai dari pemupukan awal atau dasar hingga pemupukan susulan Andoko
A, 2007.
8 Pasca Panen
Produk yang sudah dipanen maka segera perlu dilanjutkan dengan pengolahan produk. Pengolahan produk
dilakukan dengan cara sederhana maupun cara yang memerlukan pengetahuan yang tinggi. Pengolahan dapat
dilakukan dengan pengeringan, penggaraman, pengasapan tetapi dapat juga dilakukan dengan bantuan mikroorganisme lain.
Adanya proses pengolahan tersebut dapat membuat produk tahan lama dan atau menambah nilai jual dipasaran Soetriono
dkk, 2006.
Penyimpanan produk pertanian dilakukan untuk menunda penjualan produk, sehingga dapat dijual pada waktu
yang tepat yaitu pada harga cenderung tinggi. hal-hal yang
commit to user
XXXVII berpengarruh dalam penyimpanan produk adalah suhu,
kelembaban dan sirkulasi udara ruang simpan, serta kebersihan dan keamanan ruang simpan terkait dengan serangan hama
penyakit. Produk yang disimpan juga harus diperhatikan kebersihannya agar tidak mudah diserang hama atau penyakit
Soetriono dkk, 2006.
9 Pemasaran
Pemasaran adalah segala usaha yang menimbulkan perpindahan hak milik atas barang-barang serta pemeliharaan
penyebarannya. setiap macam hasil pertanian mempunyai saluran pemasaran yang berlainan satu sama lainnya. Saluran
pemasaran barang dapat berubah dan berbeda tergantung pada keadaan daerah, waktu dan kemajuan teknologi Soetriono dkk,
2006.
Ada sejumlah faktor yang perlu untuk dipertimbangkan ketika memutuskan bagaimana cara menjual produk pertanian.
Faktor-faktor tersebut meliputi: 1 permintaan produk untuk diproduksi, 2 persediaan dari produk yang telah tersedia, 3
jenis dan ketersediaan dari menjual di area 4 kompetisi untuk produk yang yang serupa 5 daya beli dari konsumen 6
permintaan yang bervariasi 7 harga dasar dari pemerintah Cooper, 1997.
6. Kelompok Tani Menurut Departemen Pertanian 2008 Gapoktan atau Gabungan
Gapoktan adalah suatu organisasi yang terdiri kumpulan beberapa Gapoktan berdasarkan hamparan lahan yang mempunyai kepentingan
yang sama dalam pengembangan bersama usaha yang lebih besar dalam skala ekonomi. Tujuan utama pembentukan dan penguatan Gapoktan
adalah untuk memperkuat kelembagaan petani yang ada, sehingga pembinaan pemerintah kepada petani akan terfokus dengan sasaran yang
jelas. Sesuai dengan pernyataan tersebut Gapoktan termasuk organisasi. 7. Dinamika Kelompok
Menurut Suhardiyono 1992, dinamika kelompok tani adalah gerakan bersama yang dilakukan oleh anggota kelompok tani secara
serentak dan bersama-sama dalam melaksanakan seluruh kegiatan kelompok tani dalam mencapai tujuan, yaitu peningkatan hasil produksi
dan mutu yang pada gilirannya nanti akan meningkatkan pendapatan.
commit to user
XXXVIII Benedict dalam Santoso 1999 menjelaskan bahwa persoalan yang
ada di dalam dinamika kelompok adalah sebagai berikut : a. Kohesi persatuan
Dalam persoalan kohesi ini akan dilihat tingkah laku anggota dalam kelompok, seperti proses pengelompokan, intensitas anggota, arah
pilihan, nilai kelompok dan sebagainya.
b. Motif dorongan Persoalan motif ini berkisar pada diri pribadi anggota terhadap
kehidupan kelompok, yang terdiri dari kesatuan berkelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok dan sebagainya.
c. Struktur Persoalan ini terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan,
perbedaan kedudukan antar anggota, pembagian tugas dan sebagainya. d. Pimpinan
Persoalan pimpinan tidak kalah pentingnya pada kehidupan kelompok dimana hal ini terlihat pada bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan,
sistem kepemimpinan dan sebagainya.
e. Perkembangan kelompok Perkembangan kelompok dapat pula menentukan kehidupan kelompok
selanjutnya dan hal tersebut terlihat pada perubahan dalam kelompok, rasa senang anggota jika tetap berada di dalam kelompok, perpecahan
dalam kelompok dan sebagainya.
Untuk menganalisis dinamika kelompok menurut Mardikanto 1993 dapat dilakukan melalui dua macam pendekatan, yaitu pendekatan
sosiologis dan pendekatan psiko-sosial. a. Pendekatan Sosiologis
Analisis terhadap komponen atau bagian-bagian organisasi, pada dasarnya merupakan analisis terhadap unsur-unsur yang terdapat di
dalam kelompok yang diatur dan disediakan oleh kelompok yang bersangkutan demi berlangsungnya kegiatan-kegiatan untuk mencapai
tujuan bersama yang merupakan tujuan kelompok itu. Unsur-unsur tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yakni:
1 Tujuan kelompok goal, merupakan hasil akhir yang ingin dicapai kelompok dan diharapkan dapat memuaskan semua anggota
kelompok. Adanya
tujuan kelompok
diharapkan dapat
commit to user
XXXIX menggerakkan semua anggota untuk berperilaku atau melaksanakan
kegiatan demi tercapainya tujuan. 2 Unsur-unsur kelompok yang menyangkut pembagian tugas dan hak
serta kewajiban anggota-anggota kelompok yaitu meliputi: a Jenjang sosial social rank atau stratifikasi kedudukan anggota.
Adanya jenjang sosial akan membedakan nilai atau prestise tertentu dan hal ini akan membedakan penghargaan kehormatan
serta hakwewenang anggota-anggotanya. b Peran-kedudukan status role, merupakan peran yang harus
dilakukan anggota sesuai dengan kedudukannya dalam struktur sosial dalam kelompok.
c Kekuasaan power, merupakan wewenang yang memungkinkan seseorang yang menggerakkan orang lain melaksanakan sesuatu
kegiatan untuk tercapainya tujuan. 3 Unsur-unsur yang berkaitan dengan aturan atau kebiasaan-kebiasaan
yang harus ditaati oleh semua anggota kelompok dalam menunjukkan perilaku, melaksaan perantindakan-tindakan demi
tercapainya tujuan kelompok, yang mencakup: a Kepercayaan belief, dengan adanya kepercayaan, setiap anggota
akan berusaha berperilaku tertentu dan saling menjaga agar kegiatan-kegiatan tidak menyimpang sehingga tujuan dapat
dicapai seperti yang diharapkan. b Sanksi, berupa ganjaran reward bagi yang mentaati atau
melaksanakan secara benar, dan hukuman bagi yang melanggar aturan atau kepercayaan kelompok.
c Norma norm, merupakan aturan perilaku yang harus ditaati dan ditujukan oleh setiap anggota. Bagi yang melanggar akan kena
sanksi sesuai aturan yang ada. d Perasaan-perasaan sentiment, merupakan tanggapan emosional
yang diberikanditunjukkan setiap anggota terhadap kelompok.
commit to user
XL Perasaan dapat berwujud kesetiaan, kekuasaan, rasa senang, dan
lain-lain. 4 Unsur-unsur dalam kelompok yang harus diupayakandisediakan
demi terlaksananya kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yang mencakup:
a Kemudahan facility, merupakan sesuatu yang diperlukan kelompok untuk dapat melakukan kegiatan demi tercapainya
tujuan. Dalam hal ini yang penting bukan hanya mengusahakan kemudahan saja, tetapi usaha agar kemudahan tersebut dapat
tersedia tepat waktu, mudah didapat dan memenuhi kulalifikasi untuk dapat digunakan dengan hasil yang baik. Setiap anggota
harus memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang tersedia semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan.
b Tegangan dan himpitan stress and strain, merupakan tegangan atau tekanan baik berasal dari dalam maupun luar yang dapat
memperkuat persatuan sesama anggota demi tercapainya tujuan. Dalam kelompok perlu diciptakan ketegangan-ketegangan
sepanjang tidak sampai merusak kesatuan kelompok. Ditinjau dari proses sosial, perlu dianalisis mengenai kegiatan yang
dilaksanakan meliputi: 1 Komunikasi communication
2 Pemeliharaan batas boundary maintenance 3 Kaitan sistemik systemic linkage
4 Pelembagaan institutionalization 5 Sosialisai socialization
6 Kontrol sosial social control b. Pendekatan Psiko-sosial
Menurut Feldman 1998 pandangan mengenai kelompok memiliki beberapa ukuran-ukuran dasar bahwa semua anggota kelompok saling
berbagi. Dalam pandangan ini, suatu kelompok terdiri dari dua orang
commit to user
XLI atau lebih, saling berhubungan satu sama lain, merasa diri mereka
sebagai kelompok, dan saling tergantung. Analisis dinamika kelompok dengan pendekatan psiko sosial
dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap segala sesuatu yang akan berpengaruh terhadap perilaku anggota-anggota kelompok dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan kelompok. Faktor-faktor itu adalah:
1 Tujuan kelompok group goal, merupakan hasil akhir atau keadaan yang diinginkan oleh anggota kelompok. Kejelasan tujuan kelompok
akan sangat berpengaruh terhadap perilaku atau tindakan anggota kelompok.
2 Struktur kelompok group structure, yaitu suatu pola yang teratur tentang bentuk tata hubungan antar individu dalam kelompok yang
juga melukiskan kedudukan dan peran masing-masing. 3 Fungsi tugas task function, yaitu tugas yang harus dilaksanakan
setiap anggota kelompok sesuai dengan fungsi masing-masing serta sesuai dengan kedudukannya dalam struktur kelompok.
4 Pembinaan dan pemeliharaan kelompok group building and maintenance, merupakan upaya kelompok untuk memelihara dan
mengembangkan kehidupan kelompok atau memelihara tata kerja dalam kelompok, mengatur, memperkuat dan mengekalkan kelompok.
5 Kekompakan kelompok group cohesiveness, yaitu sebagai rasa keterikatan anggota kelompok terhadap kelompoknya. Rasa ini
ditunjukkan dengan adanya kesamaan tindakan, persamaan nasib, homogenitas perilaku, kesepakatan terhadap tujuan kelompok dan
pengakuan terhadap pemimpinnya. 6 Suasana kelompok group atmosphere, yaitu lingkungan yang
mempengaruhi perasaan anggota terhadap kelompoknya. Suasana dapat berupa keramahan, kesetiakawanan, kebebasan bertindak,
suasana kerapihan, keteraturan dan lain-lain.
commit to user
XLII 7 Tekanan kelompok group pressure, yaitu tekanan atau ketegangan
dalam kelompok, yang menyebabkan dalam kelompok berusaha keras untuk mencapai tujuan kelompok.
8 Keefektifan kelompok group effectiveness, yaitu keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuan.
Agenda terselubung hidden agenda, yaitu tujuan-tujuan kelompok yang diketahui semua anggota, tetapi tidak dinyatakan secara
tertulis. Seringkali agenda terselubung justru sangat penting untuk mendinamiskan kelompok.
8. Pihak yang Mempengaruhi Pengembangan Padi Organik a. Media Massa
Media massa yang didalamnya termasuk media cetak dan elektronik turut berperan dalam pengembangan pertanian organik.
Media cetak
dan elektronik
berperan dalam
membantu menginformasikan kepada petani terkait dengan hal-hal yang
menyangkut pertanian organik. Selain hal tersebut media cetak dan elektronik juga berperan serta dalam mempromosikan produk-produk
organik yang telah dihasilkan petani Sutanto, 2002. b. Pelaku Bisnis
Pelaku bisnis dalam pengembangan pertanian organik dapat berperan dalam mempromosikan dan penyalur atau penjual produk
organik. Promosi produk-produk organik dapat dilakukan oleh toko- toko produk organik, sedangkan untuk memasarkannya dapat
dilakukan oleh pasar tradisional dan swalayan yang ada Sutanto, 2002.
c. PPL Petugas Penyuluh Lapang Penyuluh pertanian yang disini adalah petugas penyuluh lapang
PPL berperan penting dalam pengembangan pertanian organik. Peran
tersebut adalah
sebagai pendamping
petani dan
memasyarakatkan pertanian organik. Pendampingan petani ini nanti
commit to user
XLIII juga akan dibantu oleh pihak LSM dan petani itu sendiri sebagai
pelaku utama Sutanto, 2002.
B. Kerangka Berpikir