commit to user
II-30
2.2 KAJIAN PUSTAKA
Wulandari  2002  melakukan  penelitian  tentang  penentuan  perbandingan garam  dan  air,  penentuan  tekanan  maksimal  dan  penentuan  lama  perendaman
yang  paling  optimal.  Penentuan  perbandingan  garam  dan  air  berdasarkan  jumlah garam  terkecil  yang  dibutuhkan  untuk  membuat  larutan  garam  jenuh.  Tekanan
maksimal  yang  digunakan  berdasarkan  tekanan  yang  menyebabkan  mulai terjadinya  keretakan  telur  itik  yang  dimasukkan  di  dalam  larutan  garam  jenuh.
Penentuan  lama  perendaman  yang  paling  optimal  dilakukan  menggunakan  uji organoleptik. Pada penelitian ini mengalami perlakuan 11 hari perendaman tanpa
tekanan, 7 hari perendaman tanpa tekanan, 4 hari perendaman tanpa tekanan, 10 hari  perendaman  dengan  tekanan  dilanjutkan  dengan  perendaman  1  hari  tanpa
tekanan,  6  hari  perendaman  dengan  tekanan  dilanjutkan  dengan  perendaman  1 hari  tanpa  tekanan  dan  3  hari  perendaman  dengan  tekanan  dilanjutkan  dengan
perendaman 1 hari tanpa tekanan. Hasil  penelitian  Wulandari  2002  perbandingan  garam  dan  air  yang
digunakan  adalah  1:4,  sedangkan  tekanan  maksimal  yang  dapat  digunakan  pada penelitian  ini  adalah  5  kgcm
2
.  Metode  perendaman  tanpa  tekanan  atau  metode tradisional.  Hal  tersebut  ditunjukkan  berdasarkan  hasil  yang  didapat,  yaitu  baik
dengan  uji  scoring  ataupun  uji  beda  pasangan.  Rasa  masir  dari  kuning  telur dipengaruhi oleh besaran minyak yang keluar, kekuatan gel dari kuning telur dan
diameter granula kuning telur. Semakin tinggi nilai ketiga kriteria mutu tersebut, rasa  ,asir  kuning  telur  yang  dihasilkan  semakin  tinggi.  Besaran  minyak  yang
keluar dan kekuatan gel dari kuning telur hasil perendaman dengan tekanan lebih tinggi  dibandingkan  besaran  minyak  yang  keluar  dan  kekuatan  gel  dari  kuning
telur  hasil  perendaman  tanpa  tekanan.  Diameter  granula  kuning  telur  baik  pada bagian  luar  dan  bagian  dalam  hasil  perendaman  dengan  tekanan  lebih  besar
dibandingkan diameter granula kuning telur hasil perendaman tanpa tekanan Wulandari 2004 melakukan penelitian melakukan dengan cara merendam
telur  dalam  larutan  garam  1:4  BV  yang  diberi  tekanan  4,8  atm  Wulandari, 2002 dan tanpa tekanan. Telur asin hasil penggaraman baik dengan tekanan atau
tanpa  tekanan  disimpan  selama  4  minggu  pada  suhu  kamar.  Analisis  dilakukan tiap 1 minggu sekali. Peubah  yang dianalisis adalah: kehilangan bobot, pH putih
commit to user
II-31 dan kuning telur, kadar air putih telur dan kuning telur AOAC, 1984, kadar abu
putih dan kuning telur AOAC, 1984, kadar NaCl putih dan kuning telur AOAC, 1984  dan  total  mikroba  telur.  Rancangan  percobaan  yang  digunakan  adalah
rancangan acak kelompok pola faktorial 2 x 5, yaitu perlakuan perendaman tanpa tekanan dan dengan tekanan dan perlakuan penyimpanan 0 minggu, 1 minggu, 2
minggu,  3  minggu,  dan  4  minggu,  jumlah  kelompok  sebanyak  3  kelompok. Pengaruh  perlakuan  dipelajari  dengan  analisis  ragam  dan  jika  nyata  dilanjutkan
dengan uji Duncan. Hasil dan pembahasan penelitian Wulandari 2004 metode perendaman telur
di dalam larutan dengan tekanan adalah salah satu metode yang dapat digunakan pada  pembuatan  telur  itik  asin.  Hasil  sifat  fisikokimia  selama  penyimpanan
menunjukkan  telur  itik  asin  hasil  perendaman  dengan  tekanan  lebih  baik dibandingkan  telur  itik  asin  hasil  perendaman  tanpa  tekanan,  walaupun  total
mikroba  hasil  perendaman  dengan  tekanan  lebih  tinggi  dibandingkan  total mikroba hasil perendaman tanpa tekanan.
Kastaman,  dkk.,  2008  melakukan  metode  penelitian  yang  digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimental dengan Rancangan acak kelompok
RAK  pola  faktorial  2×5  dengan  3  kali  ulangan.  Kelompok  perlakuan  yang diamati adalah pengasinan dengan metode dehidrasi osmosis dan metode reverse
osmosis.  Masing-masing  faktor  dan  taraf  perlakuan  dalam  penelitian  ini  adalah suhu larutan diukur dengan menggunakan termometer air raksa dengan ketelitian
1
o
C  sebanyak  5  kali  pengukuran,  yaitu  pada  waktu  nol  menit  sebelum  diberi tekanan atau sebelum pengasinan, kemudian diukur kembali setelah 2 jam diberi
tekanan  maksimum.  Kemudian  semua  data  sampel  pengukuran  suhu  larutan tersebut dirata-ratakan.
Larutan  garam  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  larutan  jenuh yang memiliki perbandingan komposisi garam dengan air 1:1,6 Suprapti, 2002.
Densitas  larutan  garam  diukur  dengan  menggunakan  timbangan  analitik  untuk mengukur  massa  dan  gelas  ukur  untuk  mengukur  volume.  Kemudian  semua
data sampel pengukuran densitas tersebut dirata-ratakan. Suhu larutan telur diukur menggunakan termometer digital dengan ketelitian 0,1
o
C. Pengamatan dilakukan terhadap  10  buah  sampel  telur  itik  segar.  Kemudian  semua  data  sampel
commit to user
II-32 pengukuran  suhu  larutan  tersebut  dirata-ratakan,  maka  rata-rata  nilai  inilah  yang
ditetapkan  untuk  dijadikan  sebagai  parameter  difusi  pada  penelitian  utama Kastaman, dkk., 2008.
Penentuan tekanan maksimum pengasinan dilakukan dengan cara mengukur tekanan  yang  berbeda-beda  pada  telur  yang  dicelupkan  ke  dalam  larutan  garam
dalam tabung silinder terbuat dari baja stainless selama 9 jam dimulai dari tekanan terendah 45 psi hingga maksimum 95 psi. Hasil penelitian pendahuluan diketahui
bahwa tekanan maksimum untuk digunakan sebagai perlakuan adalah sebesar 90 psi. Penentuan lama perendaman yang akan dijadikan perlakuan dilakukan dengan
mencelupkan telur itik ke dalam larutan  garam jenuh dengan konsentrasi 38,5, dengan  perbandingan  antara  berat  telur  dan  volume  larutan  garam  adalah  1:10.
Proses  perendaman  dilakukan  berkali-kali  sesuai  dengan  perlakuan  waktu  yang ditentukan  pada  penelitian  pendahuluan  mulai  dari  12  jam  hingga  72  jam.  Dari
percobaan awal dapat diketahui lama perendaman yang dapat dijadikan perlakuan dalam penelitian adalah 50 jam, 52 jam, 54 jam, 56 jam, dan 58 jam Kastaman,
dkk, 2008.
commit to user
III-1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. KERANGKA METODOLOGI
Metode  penelitian  menggambarkan  langkah-langkah  penelitian  yang dilakukan  dalam  pemecahan  masalah.  Adapun  langkah-langkah  penyelesaian
masalah adalah seperti dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kerangka Metodologi
Tahap Perancangan Penelitian
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisis Tahap Kesimpulan dan Saran