Uji Organoleptik LANDASAN TEORI

commit to user II-29 4. Uji beda nilai tengah jika ragam 1 dan 2 tidak diketahui. 1 1 1 1 2 1 2 2 n n do x x z s s + - - = ...........................................2.40 5. Uji beda nilai tengah jika ragam 1 dan 2 sama dan tidak diketahui. 2 1 1 1 2 1 n n s do x x t p + - - + = , v = n 1 + n 2 ….......................................2.41 dan 2 1 s s = tetapi tidak diketahui 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 - + - + - = n n s n s n s p .........................................2.42 6. Uji beda nilai tengah jika ragam I dan ragam 2 tidak diketahui. 2 2 2 1 2 1 2 1 1 n s n s d x x t + - - = ...........................................2.43 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 ÷ ø ö ç è æ + ÷ ø ö ç è æ + = n s n s n s n s t ............................................2.44

2.1.9. Uji Organoleptik

Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Syarat agar dapat disebut uji organoleptik adalah: ada contoh uji, adanya panelis sebagai pemroses respon dan ada pernyataan respon yang jujur Soekarto, 1981. Tujuan diadakan uji organoleptik terkait langsung dengan selera. Setiap orang disetiap daerah memiliki kecenderungan selera tertentu sehingga produk yang akan dipasarkan harus disesuaikan dengan masyarakat setempat. Tujuan uji organoleptik adalah Soekarto, 1981: 1. Pengembangan produk dan perluasaan pasar. 2. Pengawasan mutu. 3. Perbaikan produk. 4. Membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing. commit to user II-30

2.2 KAJIAN PUSTAKA

Wulandari 2002 melakukan penelitian tentang penentuan perbandingan garam dan air, penentuan tekanan maksimal dan penentuan lama perendaman yang paling optimal. Penentuan perbandingan garam dan air berdasarkan jumlah garam terkecil yang dibutuhkan untuk membuat larutan garam jenuh. Tekanan maksimal yang digunakan berdasarkan tekanan yang menyebabkan mulai terjadinya keretakan telur itik yang dimasukkan di dalam larutan garam jenuh. Penentuan lama perendaman yang paling optimal dilakukan menggunakan uji organoleptik. Pada penelitian ini mengalami perlakuan 11 hari perendaman tanpa tekanan, 7 hari perendaman tanpa tekanan, 4 hari perendaman tanpa tekanan, 10 hari perendaman dengan tekanan dilanjutkan dengan perendaman 1 hari tanpa tekanan, 6 hari perendaman dengan tekanan dilanjutkan dengan perendaman 1 hari tanpa tekanan dan 3 hari perendaman dengan tekanan dilanjutkan dengan perendaman 1 hari tanpa tekanan. Hasil penelitian Wulandari 2002 perbandingan garam dan air yang digunakan adalah 1:4, sedangkan tekanan maksimal yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah 5 kgcm 2 . Metode perendaman tanpa tekanan atau metode tradisional. Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan hasil yang didapat, yaitu baik dengan uji scoring ataupun uji beda pasangan. Rasa masir dari kuning telur dipengaruhi oleh besaran minyak yang keluar, kekuatan gel dari kuning telur dan diameter granula kuning telur. Semakin tinggi nilai ketiga kriteria mutu tersebut, rasa ,asir kuning telur yang dihasilkan semakin tinggi. Besaran minyak yang keluar dan kekuatan gel dari kuning telur hasil perendaman dengan tekanan lebih tinggi dibandingkan besaran minyak yang keluar dan kekuatan gel dari kuning telur hasil perendaman tanpa tekanan. Diameter granula kuning telur baik pada bagian luar dan bagian dalam hasil perendaman dengan tekanan lebih besar dibandingkan diameter granula kuning telur hasil perendaman tanpa tekanan Wulandari 2004 melakukan penelitian melakukan dengan cara merendam telur dalam larutan garam 1:4 BV yang diberi tekanan 4,8 atm Wulandari, 2002 dan tanpa tekanan. Telur asin hasil penggaraman baik dengan tekanan atau tanpa tekanan disimpan selama 4 minggu pada suhu kamar. Analisis dilakukan tiap 1 minggu sekali. Peubah yang dianalisis adalah: kehilangan bobot, pH putih