commit to user
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Setiap jenis kendaraan memiliki angka penyetara yang berbeda-beda dengan mobil penumpang yang biasa disebut ekuivalensi mobil penumpang emp.
Ekuivalensi mobil penumpang menyatakan tingkat gangguan yang ditimbulkan suatu jenis kendaraan terhadap lalu lintas dibandingkan dengan gangguan yang
ditimbulkan oleh mobil penumpang dalam kondisi lalu lintas yang sama. Angka emp untuk setiap jenis kendaraan secara garis besar dibagi menjadi dua bagian,
yaitu emp pada simpang dan pada ruas jalan. DLLAJR, 1990
Pada umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekuivalensi mobil penumpang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu faktor fisik dan faktor non fisik.
Faktor fisik terdiri dari dimensi kendaraan, daya mesin, geometrik jalan dan karakteristik lalu lintas. Faktor non fisik terdiri fungsi kendaraan dan tingkah laku
pengemudi kendaraan.
Sebagai contoh untuk faktor fisik adalah truk membutuhkan ruang dan waktu yang banyak untuk melewati atau keluar dari kaki persimpangan daripada mobil
penumpang, sedangkan contoh untuk faktor non fisik adalah tingkah laku atau kelakuan pengemudi bus yang biasa mengambil penumpang di sembarang tempat.
Ekuivalensi mobil penumpang dihitung dengan metode sederhana yaitu rasio headway. Pada kecepatan yang sama nilai emp akan berfluktuasi sebanding
dengan peningkatan kendaraan berat. Pada saat kecepatan kendaraan meningkat, intensitas fluktuasi menjadi tinggi pada awalnya dan kemudian menurun. Hal ini
mengakibatkan nilai emp meningkat. Sun, Lv and Paul, 2008
commit to user Nilai headway mobil penumpang dan heavy vehicle meningkat dengan
adanya heavy vehicle dalam arus lalu lintas. Pola yang sama ditemukan untuk faktor emp. Nilai emp dalam kondisi padat dan lebih dari 9 heavy vehicle,
ditemukan menjadi 1,76, yang lebih tinggi dari nilai rekomendasi HCM 2000 yaitu 1,5 untuk jalan bebas hambatan. Umama Ahmed, 2010
Penelitian untuk menentukan nilai emp pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, pada berbagai tipe kendaraan di beberapa daerah. Termasuk di antaranya untuk
menentukan nilai emp di suatu ruas jalan di kota Surakarta. Dalam menentukan nilai emp tersebut digunakan beberapa metode. Hasil dari penelitian-penelitian
tersebut terdapat perbedaan dalam nilai empnya, oleh karena itu diperlukan adanya tinjauan pustaka mengenai nilai emp dari pustaka yang ada dan studi
terdahulu.
Nilai ekuivalensi mobil penumpang emp berdasarkan penelitian 275 kota besar di Indonesia menurut MKJI 1997 adalah 1,0 untuk kendaraan ringan LV, 1,3
untuk kendaraan berat HV, dan 0,5 untuk sepeda motor MC. Metode yang digunakan untuk mendapatkan nila emp dalam MKJI 1997 adalah metode
berdasarkan kecepatan dan metode berdasarkan kapasitas. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Penelitian terdahulu oleh MI Husni Thamrin di kota Yogyakarta dalam penentuan nilai emp berbagai macam kendaraan adalah di ruas Jl. Mayor Jenderal Sutoyo,
DIY. Metode yang dipakai adalah metode “Richard Cutberth” dengan hasil penelitian adalah 1,0 untuk mobil penumpang, 1,6 untuk truk berat, 1,6 untuk truk
ringanmini bus, 1,8 untuk bus, 0,6 untuk sepeda motor, 0,5 untuk sepeda, 0,6 untuk becak, 0,8 untuk andong. MI Husni Thamrin, 1988
Penelitian terdahulu oleh Hasmil Hadis di kota Surakarta dalam penentuan emp bus kota dilakukan pada ruas jalan Yos Sudarso antara Nonongan sampai Jl. Dr.
Rajiman. Metode yang digunakan Hasmil Hadis adalah metode Time Headway
commit to user dengan hasil penelitian adalah 1,5 untuk ruas jalan Yos Sudarso Barat, dan 1,3
untuk ruas jalan Yos Sudarso Timur. Hasmil Hadis, 2002
Dua penelitian sebelumnya penentuan nilai emp juga dilakukan pada ruas jalan, namun pada penelitian pertama nilai emp dicari untuk semua jenis kendaraan dari
kendaran tak bermotor sampai kendaraan berat. Metode yang dipakai yaitu metode Richard Cutberth. Dan pada penelitian kedua nilai emp yang dicari adalah
emp untuk bus kota saja dan menggunakan metode Time Headway. Pada penelitian kali ini perbedaannya adalah nilai emp yang dicari merupakan nilai
emp dari berbagai jenis kendaraan berat heavy vehicle yaitu bus kecil, bus besar, truk 2as, truk 3as dan truk 5as yang melintas di ruas jalan Jenderal Ahmad Yani
Km.7 Jl. Solo-Kartasura yang merupakan jalan arteri dengan empat lajur terbagi. Dan metode yang dipakai adalah metode rasio headway dan metode analisis
regresi linier.
2.2 Dasar Teori