G. Sistematika
Agar lebih mudah dimengerti dalam mengikuti uraian proposal ini, maka dapat ditulis dalam sistematika penulisan yaitu sebagai berikut:
Penulis akan menguraikan hasil penelaahan kerangka teoritik yang erat kaitannya dengan kekerasan terhadap perempuan dan penanganan yang dilakukan
oleh JPPA yang dimulai dari Pengertian JPPA Kota Medan, Tugas Pokok JPPA, Tindak Kekerasan, Kekerasan terhadap Perempuan, serta Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan. Dalam Bab ini penulis akan membahas tentang upaya-upaya yang
dilakukan oleh JPPA Kota Medan dalam menangani kasus tindak kekerasan terhadap perempuan, serta kendala-kendala yang menghambat dalam menangani
kasus tindak kekerasan terhadap perempuan tersebut.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Peranan JPPA
Peran dapat diartikan sebagai seperangkat tingkat yang diterapkan dimiliki oleh orang atau lembaga yang berkedudukan dalam masyarakat.
Dalam kapasitasnya sebagai Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak, JPPA memiliki status artinya kedudukan JPPA menyebabkan adanya hak-hak
dan kewajiban. Hak merupakan wewenang untuk berbuat sedangkan kewajiban merupakan tugas yang harus dilaksanakan. Kedudukan merupakan
posisi tertentu didalam struktur kemasyarakatan yang terbagi menjadi 3 tingkatan: 1 Yang mungkin tinggi; 2 Sedang-sedang saja; dan 3 Rendah
Soekanto 2004 : 20. Dari kedudukan tersebut sebenarnya merupakan suatu wadah yang
berisi hak-hak serta kewajiban-kewajiban tertentu, yang menimbulkan adanya peranan. Peranan itu sendiri dibagi menjadi 4 yaitu: 1 Peranan yang ideal
ideal role; 2 Peranan yang seharusnya expected role;3 Peranan yang dianggap ole diri sendiri perceived role; dan 4 Peranan yang sebenarnya
dilakukan actual role Soekanto 2004 : 20. Bahwa peranan yang ideal dan seharusnya datang dari pihak-pihak
lain, kedua peranan tersebut dapat berfungsi apabila seseorang berhubungan dengan pihak lain role sector dengan fokus utamanya adalah dinamika
10