Manfaat Penelitian Sistematika PENDAHULUAN
dimana korban bisa mengadukan apa yang dialaminya, mengumpulkan kembali tenaganya untuk kemudian bangkit dan berjuang merebut kembali hak-haknya.
Dengan terbentuknya JPPA, penanganan terhadap tindak kekerasan terhadap perempuan dilakukan melalui pendidikan dan latihan, penyadaran masyarakat,
kerjasama dengan aparat penegak hukum, unsur medis, LSM dan Ormas. Walaupun begitu pihak JPPA banyak sekali menghadapi kendala-kendala
antara lain faktor internal yaiu kurangnya tenaga ahli yang profesional di dalam Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak JPPA Selain itu sumber keuangan
di JPPA hanya mengandalkan hanya dari APBD. Sedangkan faktor eksternalnya yaitu masih ada anggapan dari masyarakat bahwa korban tindak kekerasan masih
dianggap tabu untuk diketahui pihak luar. Dengan terbentuknya Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak JPPA
di kota medan ini, menandakan bahwa para pemerhati perempuan di dalam JPPA tersebut berupaya menangani kasus tersebut. Hal ini terdorong oleh suatu tugas
dan tanggung jawabnya yaitu meningkatkan kesejahteraan perempuan. Dan terlindunginya Hak Asasi Manusia bagi perempuan. Jika tugas dan tanggung
jawabnya telah tecapai berarti tugas pokok dari Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak JPPA sesuai surat keputusan tentang pembentukan Jaringan
Perlindungan Perempuan dan Anak JPPA di Kota Medan yang telah tercapai. Kerjasama yang dilakukan oleh Jaringan Perlindungan Perempuan dan
Anak JPPA dengan pihak lain dimungkinkan korban tindak kekerasan terhadap perempuan mendapatkan perlindungan serta menindak lanjuti kasus tersebut
sampai pada tingkat Pengadilan, sehingga pelaku tindak kekerasan terhadap
perempuan dapat ditindak tegas dan dihukum seadil-adilnya sesuai dengan kesalahannya.