Terbentuknya JPPA di Kota Medan berdasarkan Keputusan Menteri Pemberdayaan Perempuan republik Indonesia Tanggal 11 September 2003,
Perihal : Panduan Umum Focal Point dan Pokja PUG Pengarus Utamaan gender. Dimana secara tegas diharapkan bahwa dalam rangka melaksanakan
Pengurus Utama Gender PUG perlu dilakukan berbagai upaya. Dalam hal ini upaya yang dirintis Kota Medan adalah membentuk
Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak JPPA dan disyahkan melalui surat tentang: Pembentukan Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak di
Kota Medan.
3. Tugas Pokok JPPA
Dalam menghadapi tantangan dan peluang jangka panjang yang jauh ke depan, maka visi program pembangunan pemberdayaan perempuan
dirumuskan sebagai berikut: Terwujudnya kesetaraan gender dan perlindungan anak dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan
bernegara. Sedangkan visi Kelembagaan Pemberdayan Perempuan adalah:
kesetaraan dan keadilan gender, kesejahteraan dan perlindungan anak dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut Keputusan Menteri Pemberdayaan Perempuan Republik indonesia Nomor B. 110MeiPPDep.III2003, Tanggal 11September 2003,
tugas yang harus dilakukan sebagai berikut: 1.
Peningkatan kualitas hidup perempuan dan menggalakkan sosialisasi kesetaraan dan keadilan gender.
2. Penghapusan segala bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan
dan menegakkan hak asasi manusia bagi perempuan. 3.
Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak. 4.
Pemampuan dan peningkatan kemandirian lembaga dan organisasi. 5.
Meningkatkan mental spiritual, pelaku hidup dengan dasar penghyatan dan pengamalan Pancasila.
6. Meningkatkan kepedulian, kesadaran dan kepekaan masyarakat
terhadap Perlindungan Perempuan dan Anak, melalui pelayanan dan penyuluhan hukum untuk memantapkan sistem perlindungan
hukum bagi masyarakat khususnya Perempuan dan Anak. 7.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia SDM khususnya Perempuan dan Anak dengan berbagai kegiatan pelatihan,
penyuluhan dan ketrampilan. 8.
Meningkatkan kegiatan penelitian dan pendataan masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki Perempuan dan Anak,
mengoptimalkan potensi dan pemberdayaan Perempuan dan Anak Untuk mengatasi masalah Perempuan dan Anak.
4.
Tindak Kekerasan 1. Pengertian Tindak Kekerasan
Pengertian kekerasan secara yuridis dapat dilihat pada Pasal 89 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana, yaitu: “membuat orang pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan.” Yang dimaksud
dengan “kekerasan” atau yang biasa diterjemahkan dari “violence”. Violence