Kekerasan terhadap Perempuan 1. Pengertian Kekerasan pada Perempuan
sikap dan prilaku pasrah yang diterimanya sebagai bentuk pengabdiannya, termasuk pasrah jika terjadi kekerasan terhadapnya.
b. Teori Kontrol Sosial Teori ini pada asasnya menjelaskan bahwa moralitas dan nilai-nilai
susila merupakan varianel yang tersebar tidak merata diantara manusia berkaitan dengan pergaulan hidup maka akan terdapat empat unsur
pengikat yang akan dikembangkan lebih lanjut: 1 Attachment atau ikatan
Berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan, orang memiliki hubungan terikat dengan lingkungan sekitar dapat menimbulkan sinergi
saling mendukung satu sama lain. Kuatnya kontrol lingkungan akan membatasi keinginan melakukan perbuatan menyimpangtindak kekerasan
terhadap perempuan. 2 Commitment atau keterikatan dalam subsistem konvensional.
Asumsi yang dikemukakan pada kemampuan seseoranguntuk selalu berusaha melakukan aksitindakan yang terbaik. Hal ini berkaitan
dengan kesadaran untuk mempertimbangkan untung dan rugi dari perilaku konfirmitis. Kejahatan kekerasan yang ditimbulkan berkaitan dengan
rendahnya subsistem konvensional seperti sekolah, pekerjaan, organisai yang kurang optimal. Asumsinya adalah seseorang dengan sendirinya akan
memperoleh hadiah award, uang, pengakuan bahkan status sosial bila semua subsistem konvensional berfungsi dengan baik. Dengan demikian
peluang untuk melakukan kekerasan semakin kecil karena tingginya
penghargaan terhadap dirinya sendiri yang diwujudkan dari subsistem konvensional.
3 Involvement atau berfungsi aktif dalam subsistem konvensional Semakin senggangluang waktu yang dimiliki seseorang maka
semakin tinggi
kecenderungannya untuk
menimbulkan perilaku
menyimpangkekerasan. Reaksi positif lebih sering muncul pada perilaku seseorang yang menjaga diri dengan kualitas dan prestasi terbaik bagi
dirinya. Produk yang unggul selalu mendapat tempat dimasyarakatnya dengan kedudukan dan penghargaan sesuai dengan tingkat keunggulannya.
Hal ini disebabkan tingginya penghargaan terhadap peluang waktu senggang yang semakin pendek sehinnga seseorng menyadari betapa
pentingnya pemanfaatan waktu secara optimal. Dengan demikian kemungkinan untuk melakukan perbuatan menyimpangkekerasan
semakin rendah frekuensinya. 4 Beliefs atau percaya pada nilai-nilai moral dari norma-norma dan nilai-
nilai pergaulan hidup. Perilaku menyimpangkekerasan terhadap perempuan tidak akan
terjadi jika seseorang dibentengi oleh nilai-nilai ritual, ibadah, nilai-nilai kepercayaan, dan norma yang mengikat bagi dirinya. Kepercayaan dan
keyakinan yang kuat selanjutnya dapat di pompa kedalam perilaku yang tertata baik oleh nilai moral dan agama. Kecenderungan untuk melakukan
kekerasan semakin kecil akibat tingginya keyakinan dan kuatnya