Tujuan orang melakukan perjalanan atau kunjungan sangat beraneka ragam tergantung dari tujuan yang direncanakan. Mengetahui tujuan perjalanan
seseorang atau sekelompok orang akan dapat dipahami konteksnya dalam pariwisata.
Ismayanti 2010 mengelompokkan tujuan kunjungan wisatawan menjadi tiga yaitu:
1 Leisure and recreation vakansi dan rekreasi
Segala kegiatan yang memiliki tujuan: a mengunjungi event budaya, b kunjungan bermotif terapi kesehatan, c olahraga aktif amatir, dan d tujuan
berlibur. Semua kegiatan yang bertujuan seperti itu termasuk kegiatan bersenang-senang, bergembira dan bersifat hiburan.
2 Business and professional bisnis dan professional
Kegiatan bisnis dan professional bertujuan untuk mengikuti kegiatan rapat meeting, misi, perjalanan insentif, bisnis. Kegiatan pertemuan inilah seperti
seminar, kongres atau mengikuti kegiatan rapat kerja dan lain-lain. 3
Other tourism purposes tuuan wisata lain Kunjungan dalam rangka belajar widya wisata, pemulihan kesehatan, transit
dan berbagai tujuan lain yang tidak terkait dengan mencari nafkah dapat digolongkan sebagai wisata tujuan lain.
2.2.3 Tinjauan Tentang Destinasi Pariwisata
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwiataan pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa daerah tujua wisata yang
selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada
dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilita, serta masyarakat yang
saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
2.2.4 Tinjauan Destinasi Sebagai Produk Wisata
Menurut Pitana 2009, Selama wisatawan berada di daerah tujuan wisata destinasi wisata, mereka memerlukan pelayanan akomodasi dan tranportasi
untuk menjelajahi destinasi tersebut, makanan, took souvenir, dan sesuatu yang akan dilakukan dan yang akan dilihatnya. Singkatnya, mereka akan
mengkonsumsi produk. Istilah produk mencakup segala sesuatu yang dibeli atau dikosumsi oleh orang yang disebut pengunjung atau wisaawan. Menurut UN-
WTO, produk pariwisata didefinisikan sebagai: ‘’any good or service purchaced by, or consumed by, a person defined as
a visitor ’’.
Sedangkan pelayanan service didefinisikan sebagai: ‘’any activity or benefit one party can offer to another that is essentially
intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical product
’’ricardson dan Fluker, 2004:49.
Wisatawan membeli produk yang di produksi khusus untuk mereka wisatawan seperti souvenir, tetapi kebanyakan bisnis perjalanan dan bisnis
pariwisata lainnya menyediakan pelayanan service seperti tiket, nasihat, tranportasi, akomodasi, ur ke tempat tertentu, dan sebagainya. Tidak seperti
produk-produk manufaktur atau yang dihasilkan oleh sebuah pabrik, kta tidak dapat secara nyata dapat melihat pelayanan service.
Sebagaimana terlihat dalam definisi di atas, pelayanan bersifat tak terlihat intangible dan didapat bukan berdasarkan kepemilikan atas sesuatu yang
mungkin atau tidak mungkin berhubungan dengan suatu produksi tertentu. Sebuah pelayanan service mempunyai empat karakteristik sebagai berikut Ricardson
dan Fulker 2004: 1.
Intangiblity : Karekteristiknya tidak dapat dibaui, didengar, dilihat, dirasakandan dicicipi
2. Inseparability : Sebuah pelayanan tidak dapat dipisahkan dari pihak yang
menyediakannya. Jika layanan tidak ada maka pelayanan tidak akan bias
dilakukan.
3. Variability : Sebuah produk layanan atau penyedia layanan pariwisata tidak
dapat menstandarisasi output-nya. Bagaimanapun keras usaha sebuah maskapai penerbangan, mereka tidak dapat mejamin akan dapat memberikan
kualitas pelayanan yang sama dalam setiap penerbanganya.
4. Perishability : Pelayanan tidak dapat disimpan. Tempat tidur di sebuah hotel
yang tidak terjual selama seminggu berarti tidak ada pendapatan dan tidak
dapat diapa-apakan lagi. 2.2.5 Tinjauan Tentang Produk Wisata
Pada umumnya yang dimaksud dengan product adalah sesuatu yang dihasilkan melalui suatu proses produksi. Dalam pengertian ini ditekankan bahwa
tujuan akhir dari suatu proses produksi tidak lain adalah suatu produk yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia.
Usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia, di dalam ilmu ekonomi, dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu production, Marketing, dan
consumption. 1.
Production produksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang bertalian dengan penciptaan sesuatu barang atau jasa dalam bentuk yang diinginkan Form
Utility. 2.
Marketing pemasaran adalah kegiatan dalam rangka penciptaan yang tidak hanya kegunaan tempat place Utility dan kegunaan wakt, tetapi juga
penciptaan kegunakan pemilikan. 3.
Consumption, bias disebut dengan pemakaian, yang tidak lain ialah untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Yang dimaksud dengan Utility adalah kapasitas sesuatu barang atau jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata. Produk ini merupakan suatu rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat
ekonomis, tetapi juga yang bersifat sosial, psikologis dan alam, walaupun produk wisata itu sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh tingkah laku ekonomi
Suwantoro, 1997:47-48. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling
terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan segi ekonomis, jasa masyarakat segi sosialpsikologis dan jasa alam.
1. Jasa yang disediakan perusahaan antara lain jasa angkutan, penginapan,
pelayanan makan minum, jasa tour, dan sebagainya. 2.
Jasa yang disediaka masyarakat dan pemerintah antara lain berbagai prasarana utilitas umum, kemudahan, keramah-tamahan, adat istiadat, seni budaya, dan
sebagainya. 3.
Jasa yang disediakan alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, goa alam, taman laut, dan sebagainya.
2.2.6 Tinjauan Tentang Potensi dan Daya Tarik Wisata 1.