Wawancara Teknik Pengumpulan Data

Ragil Wyda Triana,2014 PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA MUHAMMADIYAH KEDAWUNG DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dalam pelaksanaan penelitian. Hal ini disampaikan Hopkins 2011: 132 mengenai observasi, yaitu: “Observasi juga mendorong kemampuan guru untuk saling berdiskusi tentang pengajaran mereka...” Hal tersebut menandakan bahwa dalam melakukan penelitian tindakan kelas, diperlukan partner untuk melaksanakan beberapa observasi yang diperlukan dalam mengumpulkan data. Kusumah dan Dwitagama 2011: 66 menyatakan bahwa: Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dan di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi interaksi belajar-mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok. Pernyataan di atas diperjelas oleh Ali 2012: 231 yang mengungkapkan dengan jelas bahwa: Observasi sebenarnya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan karena observasi itu dilakukan pada saat tindakan sedang dilaksanakan. Dengan cara ini peneliti dapat mengetahui secara detail apa saja kekurangan dan kelebihan yang ada pada penelitian serta segera mencari cara untuk memperbaki kekurangan yang timbul. Hal inilah yang membuat peneliti merasa perlu untuk melakukan pengamatan atau observasi sebagai salah satu cara dalam pengumpulan data. Dalam Arifin 2011: 232 disebutkan beberapa kelebihan observasi antara lain: ... a observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena, b observasi cocok untuk mengamati orang yang sedang melakukan suatu kegiatan, c banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi justru lebih tepat dengan observasi, dan d tidak terikat dengan laporan pribadi.

2. Wawancara

Ragil Wyda Triana,2014 PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA MUHAMMADIYAH KEDAWUNG DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Wawancara secara umum merupakan suatu cara untuk mengungkapkan kesaksian atau hal-hal nyata yang terjadi yang direkam oleh ingatan seseorang. Sebagaimana yang dinyatakan Nasution 2003: 114 bahwa: Wawancara merupakan alat yang ampuh untuk mengungkapkan kenyataan hidup, apa yang dipikirkan dan dirasakan orang tentang berbagai aspek kehidupan. Wawancara memang menjadi sebuah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berasal dari ingatan seseorang atau sekelompok orang untuk membuktikan sesuatu. Bagi Arifin 2011: 233 wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya-jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks penelitian tindakan kelas menurut Kunandar 2012: 157 wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas. Wawancara memang diperlukan dalam penelitian tindakan agar persepsi yang timbul dari peneliti dapat disesuaikan dengan pandangan dari subjek serta kolaborator. Sehingga pendapat peneliti dapat sesuai dengan hasil yang dirasakan oleh subjek dan kolaborator. Wawancara dilakukan peneliti terhadap siswa sebagai subjek penelitian untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dirasakan dalam berbicara di hadapan teman-teman sekelas dan penyebab dari kesulitan- kesulitan yang dirasakannya tersebut. Wawancara juga diharapkan dapat menggali tingkat keberhasilan dalam penelitian dengan mengemukakan pertanyaan mengenai bagaimana perasaan siswa setelah diberlakukan tindakan di kelas. Ragil Wyda Triana,2014 PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA MUHAMMADIYAH KEDAWUNG DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Studi Dokumentasi

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA : Siswa-siswi kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 di SMA Negeri 1 Tanjungpandan-Belitung.

2 6 8

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Bandung.

0 4 36

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN AKHLAQ TERHADAP TINGKAH LAKU SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1 Pengaruh Manajemen Pembelajaran Akhlaq Terhadap Tingkah Laku Siswa Kelas XI IPA Di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 15

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENUMBUHKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas Dikelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur.

0 0 41

PENERAPAN METODE DISKUSI BUZZ GROUP UNTUK MEMUNCULKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Bandung.

0 1 33

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas XI IPS 2 SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung.

2 31 44

PENERAPAN METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang.

0 4 45

PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS XI IPS 1 SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA DENGAN INKURI TERBIMBING

0 3 14

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN TURUNAN KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH KEDAWUNG CIREBON SKRIPSI

0 0 21

PENGEMBANGAN BLOG UNTUK PEMBELAJARAN EKONOMI SMA KELAS XI IPS

0 6 315