Latar Belakang ANALISIS KEMAMPUAN GURU SD MEMUNCULKAN ASPEK INKUIRI DALAM RENCANA PEMBELAJARAN IPA DAN KESESUAIANNYA DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : Studi Kasus Pada Lima Guru SD Di Kota Banda Aceh.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa menyiapkan masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Pada abad informasi ini tingkat kemampuan suatu negara diukur dari tingkat kemajuan dalam bidang sains dan teknologi. Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah juga mengatakan dalam kurikulum 2004 Depdiknas, 2003 bahwa pengembangan kemampuan siswa dalam bidang IPA merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan memasuki dunia teknologi. Untuk mengembangkan kemampuan IPA siswa dengan baik maka pengembangannya harus mulai dilakukan pada jenjang Sekolah Dasar melalui pembelajaran yang tepat. karena pembelajaran IPA di Sekolah Dasar memegang peranan penting bagi pembelajaran IPA di jenjang-jenjang berikutnya. Pembelajaran IPA yang tepat di Sekolah Dasar akan berperpengaruh pada minat dan kecendrungan siswa untuk belajar IPA. Dengan kata lain jika minat siswa pada saat pembelajaran IPA di SD sudah tinggi maka kemungkinan untuk jenjang selanjutnya hal yang sama akan terjadi. Badan Standar Nasional Pendidikan atau BSNP 2006, menyebutkan bahwa mata pelajaran IPA di SDMI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan diantaranya mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat dan mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka BSNP 2006 menyebutkan pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah scientific inquiri untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SDMI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan mengembangan keterampilan proses dan sikap. Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas dan pemberian pengalaman belajar secara langsung pada siswa. Pembelajaran berbasis inkuiri ini akan membawa dampak besar bagi perkembangan mental positif siswa, sebab melalui pembelajaran ini siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya terutama dalam pembelajaran yang bersifat abtrak. Sehubungan dengan itu Sund dalam Hamalik, 2004 mengatakan, penemuan terjadi apabila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Seorang siswa harus menggunakan segenap kemampuannya dan bertindak sebagai ilmuan scientist yang melakukan eksperimen dan mampu melakukan proses mental berinkuiri yang digambarkan dengan tahapan-tahapan yang dilalui. Selain itu, melalui penerapan model ini siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan yang bersifat ilmiah. Dalam hal ini siswa dapat memperoleh kesempatan untuk mengamati, menanyakan, menjelaskan, merancang, dan menguji hipotesis, menganalisis dan menarik kesimpulan. Dengan demikian, pembelajaran IPA yang dilakukan dapat melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis, logis, analitis dan dapat merumuskan sendiri penemuannya. Untuk dapat melaksanakan model pembelajaran ini, diperlukan guru yang profesional karena hanya guru yang profesional yang memiliki kompetensi untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPA berbasis inkuiri. Menurut Uno 2008 guru yang profesional harus memiliki tiga kompetensi dasar yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional mengajar. Dalam kompetensi profesional mengajar, guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pembelajaran, kemampuan ini diperlukan supaya pembelajaran yang dilakukan terarah dan tujuan pembelajaran dapat dicapai. Ginting 2008 juga menambahkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran salah satu peran utama guru adalah merencanakan pembelajaran, hal ini bertujuan agar kegiatan belajar dan pembelajaran terarah dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Subroto 2002 bahwa pada hakekatnya bila suatu kegiatan direncanakan terlebih dahulu, maka tujuan dari kegiatan tersebut akan lebih terarah dan berhasil. Itulah sebabnya seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pembelajaran. Perencanaan juga merupakan suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang absah dan bernilai. Menurut Sukmadinata 2003 kegiatan pembelajaran berkenaan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar dan bagaimana murid belajar. Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang disadari oleh karena itu harus direncanakan terlebih dahulu. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran merupakan hal yang sangat penting karena menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu peran utama guru. Mulyasa 2008 juga menambahkan bahwa hakekat dari perencanaan pembelajaran adalah perkiraan jangka pendek untuk memperkirakan apa yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran, dengan demikian rencana pelaksanaan pembelajaran RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan apa yang akan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. jadi bagaimana gambaran dari kegiatan pembelajaran yang akan diterapkan dikelas sangat tergantung pada apa yang telah dituangkan guru dalam RPP. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran IPA yang berbasis inkuiri guru harus mampu menyusun sebuah rencana pembelajaran IPA yang memunculkan aspek-aspek inkuiri. Dalam NRC 1996 disebutkan bahwa Perencanaan program pembelajaran IPA harus berdasarkan pada inkuiri. Berdasarkan studi pendahuluan pada 5 guru kelas V SD yang akan diteliti ditemukan bahwa RPP dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru tersebut belum mengintegrasikan semua aspek inkuiri yang seharusnya di kembangkan di kelas V. Penelitian terdahulu oleh Hedracipta 2008 tentang kemunculan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA pada sepuluh SD di Bandung dengan melihat hubungan antara kemampuan guru berinkuiri dengan kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan inkuiri guru dengan kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA. Penelitian tentang dampak kemampuan inkuiri guru terhadap ketrampilan proses sains siswa yang dilakukan pada sepuluh SD di Bandung melalui metode eksperimen menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan inkuiri guru SD terhadap kemunculan aspek inkuiri dan penggunaan model pembelajaran inkuiri secara siqnifikan dapat meningkatkan ketrampilan proses sains siswa Alpusari, 2008. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian untuk mendapatkan data tentang kemampuan guru SD di Banda Aceh dalam memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA dan kesesuaiannya dengan pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas perlu dilakukan. Dengan demikian, kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPA, dan bagaimana kesesuaian kemunculan aspek tersebut dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas dapat terungkap.

B. Rumusan Masalah