Sistem Kerja Multi Level Marketing

benar-benar mengusahakan bagaimana caranya agar tidak ada MLM binary yang terdaftar di Indonesia. 83 Dalam sistem binary, hanya ada dua downline tepat di bawah upline dan harus seimbang agar profit atau keuntungan maksimal. Kelemahan vital dari sistem binary ini adalah penghasilan downline pasti dibawah upline-nya, berbeda dari MLM murni, yang bekerja keraslah yang akan mendapatkan hasil yang lebih banyak, entah itu downline ataupun upline. 84

C. Sistem Kerja Multi Level Marketing

Perusahaan MLM dibangun berdasarkan konsep kemitraan sehingga sistem MLM baru dapat berjalan apabila terdapat mitra usaha. Kemitraan dalam sebuah perusahaan MLM diawali dari kemitraan diantara pendiri perusahaan MLM itu sendiri. Artinya, distributor yang pertama kali bergabung sebagai mitra usaha disponsori langsung oleh pendiri perusahaan. 85 Distributor inilah yang nantinya mengembangkan jaringan dan melahirkan distributor-distributor baru melalui perekrutan yang dilakukan oleh dirinya sendiri maupun anggotanya. Pengembangan jaringan tersebut selanjutnya akan membentuk satuan networking diantara organisasi distributor. 86 83 Hati-Hati MLM http:www.oocities.orghubungan_bisnishati-hati_mlm.htm, diakses pada tanggal 6 Maret 2015. 84 Ibid. 85 Amway, Panduan Pemesanan dan Pengembalian Produk, Jakarta: PT. Amindoway Jaya, 2008, hal. 14. 86 Andrias Harefa, Menapaki Jalan DS-MLM, Yogyakarta: Gradien Books, 2007, hal. 192-198. Universitas Sumatera Utara Langkah pertama yang dilakukan oleh setiap mitra usaha dalam sistem MLM adalah bergabung dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan oleh perusahaan. Calon distributor harus menuliskan keterangan mengenai siapa sponsornya di dalam formulir pendaftaran tersebut. Hal ini berguna untuk menentukan keberadaan dirinya dalam suatu jaringan kerja networking. 87 Setiap mitra usaha pada saat awal bergabung di suatu perusahaan MLM akan dikenakan biaya pendaftaran administrasi. Biaya pendaftaran ini nilainya relatif kecil dan umumnya dapat dijangkau oleh semua orang. Biaya tersebut dikenakan untuk memperoleh apa yang biasanya disebut starter kit, starter pack, sales kit atau business pack. Starter kit adalah peralatan yang disediakan oleh perusahaan MLM bagi setiap distributornya sebagai peralatan untuk menawarkan produk kepada konsumen. Starter kit biasanya berisi sekumpulan brosurkatalog produk dan daftar harga, rancangan bisnis marketing plan, kaset audio video tentang company profile profil perusahaan, produk dan kisah-kisah orang yang sukses dari perusahaan tersebut. 88 Distributor berbekal starter kit menawarkan produk dengan cara mempresentasikan serta menjelaskan produk kepada konsumen yang umumnya adalah orang-orang yang dikenalnya sendiri. Jika distributor tersebut kemudian berhasil menawarkan suatu produk kepada seseorang, maka langkah berikutnya adalah memesan langsung produk yang dimaksud melalui upline-nya atau 87 Amway, op.cit., hal. 19. 88 MLM Leaders, The Secret Book Of MLM, Jakarta: Mic Publishing, 2007, hal. 202. Universitas Sumatera Utara perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya ketika produk yang dipesan telah disediakan, maka distributor tadi bertanggungjawab untuk mengambil dan menyerahkannya langsung kepada pembeli konsumen. 89 Distributor perusahaan MLM disamping menjual produk secara eceran langsung kepada konsumen juga dapat membangun jaringannya dengan cara merekrut orang lain untuk menjadi distributor baru perusahaan. Distributor yang baru direkrut tersebut disebut sebagai downline, dan downline ini kemudian dapat merekrut orang lain lagi untuk menjadi distributor baru perusahaan. 90 Sistem kerja MLM juga meliputi sistem pelatihan support system berupa pengajaran materi serta motivasi yang bertujuan untuk memudahkan setiap distributor dalam menjalani sistem. 91 Pelatihan biasanya dilakukan oleh pembangun jaringan network builderachiever yang telah berhasil mencetak prestasi tertentu. 92 Hal yang paling mendasar dan perlu digarisbawahi dalam sistem MLM, bahwa kegiatan penjualan produk adalah yang utama, sebab omset perusahaan dan komisi para distributor bergantung pada banyaknya penjualan produk yang berhasil dilakukan para distributor ke konsumen akhir. Kegiatan perekrutan atau 89 Andrias Harefa, Menapaki Jalan DS-MLM, Yogyakarta: Gradien Books, 2007, hal. 11. 90 Amway, Panduan Pemesanan dan Pengembalian Produk, Jakarta: PT. Amindoway Jaya, 2008, hal. 19. 91 Mark Yarnell Rene Reid Yarnell, Tahun Pertama Anda Dalam Network Marketing, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999, hal. 207. 92 Andrias Harefa, Menapaki Jalan DS-MLM, Yogyakarta: Gradien Books, 2007, hal. 194. Universitas Sumatera Utara pembangunan jaringan adalah ciri khas dari sistem MLM, namun hal ini tidak lain ditujukan untuk memasarkan produk kepada konsumen. 93 Kesimpulannya, antara perusahaan sebagai unit penghasil dan penyedia produk dengan organisasi distributor dan konsumen akhir merupakan subsistem yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan dalam proses kerja sistem MLM untuk mencapai tujuan dari masing-masing subsistem tersebut.

D. Keunggulan dan Kelemahan Multi Level Marketing