Pengertian Multi Level Marketing

48 BAB III MULTILEVEL MARKETING SEBAGAI BENTUK KEGIATAN BISNIS

A. Pengertian Multi Level Marketing

Penjualan langsung telah dikenal sejak manusia melakukan pertukaran dalam bentuk natura barter barang dengan barang hingga manusia mengenal uang sebagai alat pembayaran yang dapat diterima secara umum. Pertukaran natura merupakan aktivitas ekonomi yang diterapkan dalam sistem ekonomi pasar. Sistem penjualan langsung berupa pertukaran natura ini kemudian semakin berkembang dengan pesat dan akhirnya memunculkan sistem penjualan langsung yang paling modern, yaitu Multi Level Marketing. 64 Menurut Peter J. Clothier, “Multi Level Marketing MLM adalah suatu metode penjualan barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas ”. 65 Menurut David Roller, “Multi Level Marketing MLM adalah sistem melalui mana sebuah induk perusahaan mendistribusikan barang danatau jasanya lewat suatu jaringan orang-orang bisnis yang independen. Orang-orang bisnis atau 64 Muhammad Fachrur Rozi, Budaya Industri Pemasaran Jaringan di Indonesia, Yogyakarta: Netbooks Press, 2003, hal. x. 65 Peter J. Clothier, Meraup Uang dengan MLM, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1994, hal. 33. Universitas Sumatera Utara para wiraswastawan ini kemudian mensponsori orang-orang lain lagi untuk membantu mendistribusikan barang danatau jasa tersebut ”. 66 Multi Level Marketing MLM dalam Wikipedia ensiklopedia bebas bahasa Indonesia diartikan sebagai “sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sekaligus sebagai tenaga penyalur distributor secara langsung ”. 67 MLM disebut juga sebagai pemasaran jaringan network marketing, yang berarti sistem pemasaran dengan menggunakan jaringan kerja. Istilah pemasaran jaringan menunjuk pada metode dan mekanisme pemasarannya. Pemasaran jaringan merupakan salah satu cara yang dapat dipilih perusahaan atau produsen untuk memasarkan produknya kepada konsumen melalui pengembangan tenaga- tenaga pemasarnya secara independen, tanpa campur tangan perusahaan. 68 MLM seringkali dikenal pula sebagai bisnis penjualan langsung direct selling. Hal ini karena pelaksanaan penjualan produk dalam MLM dilakukan secara langsung oleh wiraniaga kepada konsumen, tanpa melalui perantara, tanpa melalui swalayan, kedai ataupun warung. Penjualan langsung direct selling merupakan istilah formal yang digunakan di dunia internasional dalam penyelenggaraan kegiatan usaha MLM. Hal ini selain disebabkan karena faktor sejarah, juga karena perusahaan MLM pada umumnya memiliki reputasi tergabung dalam Asosiasi Penjualan Langsung 66 David Roller, Menjadi Kaya dengan Multi-Level Marketing, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995, hal. 3. 67 Wikipedia http:id.wikipedia.orgwikiPemasaran_berjenjang, diakses tanggal 5 Maret 2015. 68 Muhammad Fachrur Rozi, Budaya Industri Pemasaran Jaringan di Indonesia, Yogyakarta: Netbooks Press, 2003, hal. 11. Universitas Sumatera Utara Indonesia APLI, yang sekaligus termasuk anggota Asosiasi Penjualan Langsung Dunia yaitu World Federation of Direct Selling Association WFDSA. 69 Ketentuan mengenai penyelenggaraan penjualan langsung di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Permendag Nomor 32M-DAGPER82008 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan dengan Sistem Penjualan Langsung. Adapun definisi dari penjualan langsung berdasarkan Pasal 1 Angka 1 Permendag Nomor 32M- DAGPER82008 adalah “Penjualan langsung direct selling adalah metode penjualan barang danatau jasa tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan mitra usaha yang bekerja atas dasar komisi danatau bonus berdasarkan hasil penjualan kepada konsumen di luar lokasi ece ran tetap.” Penjualan langsung direct selling menurut rumusan WFDSA, “is the marketing and selling of products directly to consumers away from a fixed retail location ”, yang artinya adalah pemasaran dan penjualan produk barangjasa secara langsung kepada konsumen di tempat yang terpisah dari lokasi tetap penjualan eceran. 70 Multi Level Marketing MLM juga sering disebut sebagai sistem penjualan berjenjang. Ketentuan mengenai sistem penjualan berjenjang ini diatur di dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kepmenperindag Republik Indonesia Nomor 73MPPKEP32000 Tentang Ketentuan Kegiatan 69 Andrias Harefa, Menapaki Jalan DS-MLM, Yogyakarta: Gradien Books, 2007, hal. 25. 70 Situs resmi WFDSA http:www.wfdsa.orgabout_dir_sell?fa=whatisds, diakses pada tanggal 5 Maret 2015. Universitas Sumatera Utara Usaha Penjualan Berjenjang yang mulai berlaku efektif sejak tanggal ditetapkannya, yakni pada tanggal 20 Maret 2000. Dalam Pasal 1 Angka 1 Kepmenperindag Nomor 73MPPKEP32000, dinyatakan bahwa : Penjualan Berjenjang adalah suatu cara atau metode penjualan secara berjenjang kepada konsumen melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh perseorangan atau badan usaha yang memperkenalkan barang danatau jasa tertentu kepada sejumlah perorangan atau badan usaha lainnya secara berturut-turut yang bekerja berdasarkan komisi atau iuran keanggotaan yang wajar. Kemudian, Pasal 1 Angka 3 Kepmenperindag Nomor 73MPPKEP32000 meny atakan bahwa “Perusahaan Penjualan Berjenjang adalah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan secara berjenjang”, dimana menurut Pasal 2 Ayat 1 Kepmenperindag Nomor 73MPPKEP32000, “Perusahaan Berjenjang harus berbentuk Badan Hukum Perseroan Terbatas dan wajib memiliki Izin Usaha Penjualan Berjenjang IUPB”, dan dalam Pasal 2 Ayat 2 ditentukan bahwa “IUPB diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dan berlaku untuk seluruh wilayah Republik Indonesia”. Selanjutnya, Pasal 2 Ayat 3 m enentukan bahwa “IUPB berlaku selama 3 tiga tahun dan dapat diperpanjang setiap kali untuk jangka waktu yang sama, dengan memperhatikan hasil evaluasi kinerja perusahaan penjualan berjenjang”. Universitas Sumatera Utara Sistem Multi Level Marketing MLM ini berasal dari Amerika Serikat dan mulai diperkenalkan secara ilmiah oleh dua orang profesor pemasaran dari Universitas Chicago, yakni Karl Ramburg dan Robert Metcalt pada tahun 1945. 71 Menurut sejarahnya, embrio atau cikal bakal sistem MLM berasal dari sistem penjualan langsung direct selling yang dipopulerkan oleh perusahaan- perusahaan di Amerika Serikat pada abad ke-18. Perusahaan pada masa itu menerapkan sistem penjualan langsung karena belum tersedianya sarana seperti televisi, radio, atau internet untuk mengiklankan sebuah produk. Perusahaan umumnya mengirim tenaga penjual sales ke kota-kota untuk memasarkan produk secara langsung kepada konsumen dari rumah ke rumah knock on doors to market and sell products. 72 Keberadaan MLM di Indonesia diawali dengan berdirinya Creative Network International CNI pada tahun 1986 di Bandung dengan nama PT Nusantara Sun-Chlorella Tama NSCT. PT NSCT pada waktu itu mengadopsi sistem MLM untuk mendistribusikan produk tunggal, yaitu makanan kesehatan Sun Chlorela buatan Jepang. Seiring dengan perkembangan usaha dan semakin banyaknya produk yang dipasarkan, maka pada tahun 1992, PT NSCT berganti nama menjadi PT Citra Nusa Insan Cemerlang CNI. CNI tergolong cukup berhasil dalam mengembangkan bisnisnya hingga ke mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, India, dan negeri leluhur MLM, yaitu Amerika Serikat. 71 Jabbar Ibrahim, MLM Bikin Saya Kaya Raya, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal. 10. 72 Susfani Kesuma Maharani, “Analisa Yuridis Penegakan Hukum Pidana Di Indonesia Dalam Menanggulangi Praktek Bisnis Berkedok Multi Level Marketing ”, Skripsi, Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2012, hal. 17-18. Universitas Sumatera Utara Kesuksesan CNI kemudian mendorong tumbuhnya berbagai jenis perusahaan berbasis MLM di tanah air 73 , seperti Amway, Avon, Tupperware, Sophie Martin, Oriflame, Herbalife International, dan lainnya. Untuk menjadi seorang pengusaha maupun distributor MLM yang berhasil dan handal, seseorang tidak cukup hanya dengan memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang MLM, namun yang penting adalah seseorang tersebut harus memiliki jiwa MLM atau jiwa entrepreneur sejati. Untuk masuk dalam jaringan bisnis MLM ini, pada umumnya setiap orang harus menjadi member anggota atau yang diistilahkan juga dengan distributor dengan mengisi formulir keanggotaan dan membayar sejumlah uang pendaftaran. Kadangkala, pendaftaran juga dapat disertai dengan pembelian produk tertentu agar member tersebut memperoleh poin yang nantinya akan dijadikan sebagai ukuran dalam menentukan besar kecilnya poin yang diperoleh, namun, ada juga pendaftaran yang tidak mengharuskan member untuk membeli produk tertentu. Pada prinsipnya, dalam binis MLM, seorang memberdistributor harus mensponsori orang lain agar menjadi memberdistributor, dan orang ini menjadi downline dari orang yang mensponsorinya upline-nya. Begitu seterusnya, upline harus membimbing downline-nya untuk mensponsori orang lain lagi dan membentuk jaringan, sehingga orang yang menjadi upline-nya memperoleh bonus jaringan. 73 Andrias Harefa, Menapaki Jalan DS-MLM, Yogyakarta: Gradien Books, 2007, hal. 30. Universitas Sumatera Utara

B. Jenis-Jenis Multi Level Marketing