PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM

66

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM

TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MULTI LEVEL MARKETING Sebelum masuk pada pembahasan masalah, sebelumnya akan dipaparkan terlebih dahulu mengenai sejarah dari Tupperware serta profil dari PT Kartika Swarna Dwipa sebagai distributor Tupperware. Tupperware adalah perusahaan multinasional yang memproduksi dan memasarkan produk plastik berkualitas untuk rumah tangga. Kantor pusat Tupperware berkedudukan di Orlando, Amerika Serikat. Perusahaan Tupperware ini menjalankan bisnisnya dengan menggunakan sistem penjualan langsung Direct Selling. 96 Kini, Tupperware berkembang dengan sangat pesat dan menjangkau pasar di lebih dari 100 seratus negara. Di banyak negara, Tupperware selalu menempati peringkat ranking atas di antara perusahaan-perusahaan direct selling lainnya. 97 Berawal dari penemuan material plastik yang telah diperbaharui oleh Earl Tupper pada tahun 1938 Amerika yang kemudian di dikembangkan pada tahun 1946. Maka lahirlah produk-produk inovatif dengan merek Tupperware yang mempermudah kehidupan ibu-ibu rumah tangga di Amerika. Cara penjualan yang 96 Situs resmi Tupperware http:tupperware.co.idPagesArticlestatic1901100019profil-perusahaan.aspx, diakses pada tanggal 20 Maret 2015. 97 Situs resmi Tupperware http:tupperware.co.idPagesArticlestatic1901100019profil-perusahaan.aspx, diakses pada tanggal 20 Maret 2015. Universitas Sumatera Utara unik diperkenalkan oleh Brownie Wise melalui Home Party yang informatif dan menyenangkan. Di berbagai belahan dunia, Home Party Tupperware kini lebih dikenal dengan nama Tupperware Party. 98 Dalam hal produk, Tupperware selalu melahirkan produk-produk baru yang inovatif dan berkualitas, selalu jeli memanfaatkan teknologi dan tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua produk Tupperware memiliki desain unik dan inovatif dengan warna-warna yang khas, trendi, dan menarik. Produk Tupperware juga menggunakan bahan berkualitas terbaik yang aman bagi kesehatan, ramah lingkungan, dan dijamin dengan garansi produk apabila rusak dalam pemakaian normal. Hal tersebutlah yang menjadi keistimewaan Tupperware yang sekaligus menjadi komitmen dari Tupperware, yaitu memberikan kepuasan maksimal kepada semua pencinta dan pengguna produk Tupperware dimanapun mereka berada. 99 Secara resmi, Tupperware dipasarkan di Indonesia pada tahun 1991, dan PT Alif Rose di Jakarta merupakan distributor resmi Tupperware yang pertama. Hingga saat ini, sudah terdapat lebih dari 73 tujuh puluh tiga distributor resmi yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia dengan didukung oleh 98 Situs resmi Tupperware http:tupperware.co.idPagesArticlestatic1901100019profil-perusahaan.aspx, diakses pada tanggal 20 Maret 2015. 99 Situs resmi Tupperware http:tupperware.co.idPagesArticlestatic1901100019profil-perusahaan.aspx, diakses pada tanggal 20 Maret 2015. Universitas Sumatera Utara lebih dari 190.000 seratus sembilan puluh ribu tenaga penjual independen yang menjadikan produk Tupperware berhasil menembus berbagai kalangan. 100 Dalam menjalankan bisnisnya, Tupperware memiliki visi dan misi. Adapun visi dari Tupperware adalah untuk menjadi Company of Coice dan Brand of Choice, sedangkan misi dari Tupperware adalah untuk mengubah hidup banyak orang dan keluarganya menjadi lebih baik. 101 Dari banyaknya distributor Tupperware yang tersebar di beberapa negara, salah satunya adalah PT Kartika Swarna Dwipa yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara. PT Kartika Swarna Dwipa bermula dari bisnis peralatan rumah tangga yaitu produk Tupperware pada tahun 1994, yang dikelola oleh Ibu Susan Erlina Hayati Rompies di Medan, yang beranggotakan 3 tiga orang karyawan. Seiring semakin banyaknya permintaan akan produk dari Tupperware, maka pada tahun 1996, tepatnya pada tanggal 29 Maret, PT Tupperware Indonesia menunjuk Ibu Susan sebagai distributor sehingga didirikanlah perusahaan dengan nama PT Kartika Swarna Dwipa yang beralamat di Jalan Kolonel Sugiono Nomor 29 B, dimana makin bertambahnya permintaan akan produk Tupperware sehingga bertambah pula memberagen sebanyak 10 sepuluh orang. 102 100 Situs resmi Tupperware http:tupperware.co.idPagesArticlestatic1901100019profil-perusahaan.aspx, diakses pada tanggal 20 Maret 2015. 101 Situs resmi Tupperware http:tupperware.co.idPagesArticlestatic1901100019profil-perusahaan.aspx, diakses pada tanggal 20 Maret 2015. 102 Hasil wawancara dengan Saudari Rafika Saputri selaku staff dari PT Kartika Swarna Dwipa pada tanggal 14 Maret 2015. Universitas Sumatera Utara Dikarenakan produk Tupperware banyak diminati ibu-ibu rumah tangga khususnya ibu-ibu yang berkarier di bisnis ini, pada tahun 2002, PT Kartika Swarna Dwipa pindah ke Jalan Juanda Nomor 31 AA. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya minat ibu-ibu akan produk Tupperware dan permintaan akan produk semakin tinggi serta semakin banyak anggota yang masuk untuk menjadi memberagen. Pada tahun 2002, staff karyawan bertambah menjadi 7 tujuh orang, untuk General Manager GM 4 empat orang, dan Konsultan 50 lima puluh orang. 103 Untuk mengantisipasi kemajuan di masa yang akan datang, PT Kartika Swarna Dwipa pindah ke Jalan Brigjend Katamso Komplek Istana Business Center Nomor 7-8 pada tahun 2010 sampai dengan sekarang. Saat ini, jumlah staff di PT Kartika Swarna Dwipa adalah sebanyak 30 tiga puluh orang, General Manager GM 18 delapan belas orang, Manager 200 dua ratus orang, Assistant General Manager AGM 1 satu orang, dan Konsultan 1.000 seribu orang. PT Kartika Swarna Dwipa telah banyak menerima penghargaan dari PT Tupperware Indonesia, dimana salah satunya adalah menduduki peringkat ke-39 tiga puluh sembilan dunia pada tahun 2014. Saat ini, PT Kartika Swarna Dwipa dipimpin oleh Ibu Brenda Marta Cristina sebagai distributor. 104 Sebagai sebuah perusahaan, PT Kartika Swarna Dwipa dalam menjalankan bisnisnya memiliki visi dan misi. Adapun visi dan misi dari PT Kartika Swarna 103 Hasil wawancara dengan Saudari Rafika Saputri selaku staff dari PT Kartika Swarna Dwipa pada tanggal 14 Maret 2015. 104 Hasil wawancara dengan Saudari Rafika Saputri selaku staff dari PT Kartika Swarna Dwipa pada tanggal 14 Maret 2015. Universitas Sumatera Utara Dwipa adalah sama dengan visi dan misi dari Tupperware, dimana visi dari PT Kartika Swarna Dwipa sebagai distributor Tupperware adalah untuk menjadi Company of Coice dan Brand of Choice, sedangkan misi dari PT Kartika Swarna Dwipa sebagai distributor Tupperware adalah untuk mengubah hidup banyak orang dan keluarganya menjadi lebih baik. 105 Dari sejarah Tupperware dan profil PT Kartika Swarna Dwipa yang telah dipaparkan diatas, dapat dilihat bahwa perusahaan Tupperware dalam menjalankan usaha penjualan berjenjang telah memenuhi sebagian besar ketentuan-ketentuan yang mendasari usaha penjualan berjenjang. Misalnya saja, dalam Pasal 4 Kepmenperindag Nomor 73MPPKEP32000 disebutkan bahwa : Untuk dapat melakukan kegiatan usaha Penjualan Berjenjang, perusahaan harus memenuhi ketentuan sekurang-kurangnya : 1. Mempunyai alamat kantor yang jelas; 2. Mempunyai barang danatau jasa yang memenuhi ketentuan standar mutu barang danatau jasa yang berlaku; 3. Mempunyai program pemasaran barang danatau jasa yang jelas, transparan, dan sesuai dengan kode etik; dan 4. Membuka peluang usaha, dan kesempatan memperoleh penghasilan bagi penjual. Selain itu, dalam Pasal 7 Kepmenperindag Nomor 73MPPKEP32000 juga terdapat pengaturan tentang ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnis penjualan berjenjang, yaitu : 105 Hasil wawancara dengan Saudari Rafika Saputri selaku staff dari PT Kartika Swarna Dwipa pada tanggal 14 Maret 2015. Universitas Sumatera Utara 1. Menerbitkan daftar harga jual barang danatau jasa yang dinyatakan dalam rupiah RP untuk diperlihatkan kepada konsumen; 2. Memberikan jaminan atas mutu dan pelayanan guna jual kepada konsumen terhadap barang danatau jasa yang dijual; 3. Memberikan tenggang waktu selama 7 tujuh hari kerja kepada penjual atau konsumen untuk mengembalikan barang danatau jasa, apabila ternyata barang danatau jasa tersebut tidak sesuai dengan yang diperjanjikan; 4. Membatalkan penjualan barang danatau jasa yang tidak terjual oleh penjual yang terhenti melakukan kegiatan penjualan berjenjang dengan mengembalikan uang sebesar harga jual perusahaan ke penjual dikurangi biaya administrasi sehubungan dengan penjualan barang danatau jasa sesuai dengan kesepakatan; 5. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan untuk membentuk penjual yang profesional; 6. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua penjual untuk berprestasi. Selain Pasal 7, ada pula pasal yang dianggap penting, yaitu Pasal 8 Kepmenperindag Nomor 73MPPKEP32000 yang berbunyi : Sebelum membuat perjanjian, Perusahaan Penjualan Berjenjang wajib menyampaikan keterangan secara lisan atau tertulis dengan benar kepada calon penjual sekurang-kurangnya mengenai : 1. Identitas perusahaan; 2. Mutu barang danatau jasa serta spesifikasinya yang akan dipasarkan; 3. Program pemasaran barang danatau jasa; 4. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi penjual; 5. Program pembinaan, bantuan pelatihan dan fasilitas yang diberikan Perusahaan Penjualan Berjenjang; 6. Perjanjian Penjualan Berjenjang; dan 7. Hal-hal lain yang perlu diketahui dalam rangka pelaksanaan usaha Penjualan Berjenjang. Kemudian pasal yang tak kalah pentingnya adalah Pasal 9 Kepmenperindag Nomor 73MPPKEP32000 yang mengatur tentang larangan Universitas Sumatera Utara atau hal yang tidak boleh dilakukan oleh suatu perusahaan penjualan berjenjang. Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut : Dalam melakukan kegiatan usaha Penjualan Berjenjang, Perusahaan Penjualan Berjenjang dilarang : 1. Menjual barang danatau jasa secara tidak benar atau berbeda atau bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya; 2. Menarik danatau mendapatkan keuntungan melalui uang pendaftaran keanggotaan dalam jumlah yang besar, tidak rasional, dan lebih dari satu kali; 3. Mengharuskan penjual untuk membeli barang danatau jasa guna dipasarkan atau pemakaian sendiri dalam jumlah besar atau melebihi kemampuan penjual; 4. Melakukan perdagangan yang berkaitan dengan penghimpunan dana masyarakat, pemberian imbalan atau kompensasi yang tidak wajar; dan 5. Melakukan usaha perdagangan diluar izin yang diberikan.

A. Mekanisme Transaksi Multi Level Marketing pada PT Kartika Swarna