Klasifikasi Berdasarkan Pemakaian. Sistem Klasifikasi Tanah Unified

struktur dasar dari mineral lempung.terdiri dari silika tetrahedron dan aluminium oktahedron. Satuan-satuan dasar tersebut bersatu membentuk struktur lembaran. Jenis-jenis mineral lempung tergantung dari komposisi susunan satuan struktur dasar atau tumpuan lembaran serta macam ikatan antara masing-masing lembaran. Umumnya partikel-partikel lempung mempunyai muatan negatif pada permukaannya. Hal ini disebabkan oleh adanya substitusi isomorf dan oleh karena pecahnya keping partikel pada tepi-tepinya. Muatan negatif yang lebih besar dijumpai pada partikel-partikel yang mempunyai spesifik yang lebih besar. Jika ditinjau dari mineraloginya, lempung terdiri dari berbagai mineral penyusun, antara lain mineral lempung kaolinite, montmorillonite dan illite group dan mineral-mineral lain yang mempunyai ukuran sesuai dengan batasan yang ada mika group, serpentinite group Das, 1998.

G. Agregat

Agregat merupakan material yang menempati 70-75 dari total volume betonblock beton maka kualitas agregat sangat berpengaruh terhadap kualitas block beton. Dengan agregat yang baik, beton dapat dikerjakan workable, kuat, tahan lama durable dan ekonomis. Mengingat agregat lebih murah daripada semen maka akan ekonomis bila agregat dimasukkan sebanyak mungkin selama secara teknis memungkinkan, dan kandungan semennya minimum. Meskipun dulu agregat dianggap sebagai material pasif, berperan sebagai pengisi saja, kini disadari adanya kontribusi positif agregat pada sifat beton, seperti stabilitas volume, ketahanan abrasi, dan ketahanan umum durability diakui. Bahkan beberapa sifat fisik beton secara langsung tergantung pada sifat agregat, sepertu kepadatan, panas jenis, dan modulus elastis Nugraha, 2007. Tabel 2.4 Pengaruh Sifat Agregat Pada Sifat Block Beton. Sifat Agregat Pengaruh pada Sifat Beton Bentuk, Tekstur, Gradasi. Block beton cair. Kelecakan. Pengikat dan Pengerasan. Sifat fisik, sifat kimia, sifat mineral. Block Beton keras. Kekuatan, kekerasan, ketahanan durability. Agregat atau granular material adalah material berbutir yang keras dan kompak. Istilah agregat mencakup antara lain batu bulat, batu pecah, abu batu, dan pasir. Agregat mempunyai peranan yang sangat penting dalam dalam perkerasan jalan. Daya dukung perkerasan jalan ditentukan sebagian besar oleh karakteristik agregat yang digunakan. Pemilihan agregat yang tepat dan memenuhi persyaratan akan sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan atau pemeliharaan jalan. Agregat yang diproses adalah batuan yang telah dipecah dan disaring sebelum digunakan. Pemecah agregat dilakukan karena tiga alasan yaitu : 1. Untuk merubah tekstur permukaan partikel dari licin ke kasar. 2. Untuk merubah bentuk partikel dari bulat ke angular. 3. Untuk mengurangi serta meningkatkan distribusi dan rentang ukuran partikel. 4. Khusus untuk batuan krakal yang besar, tujuan pemecahan batuan krakal ini adalah mendapatkan ukuran batu yang dapat dipakai Litbang, 2004. Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat dapat juga didefinisikan sebagai bahan yang digunakan sebagai pengisi yang dipakai bersama dengan bahan perekat, dan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu, yang disebut adukan betonblock beton. Di dalam beton, agregat halus dan kasar mengisi sebagian besar volume beton, yaitu antara 50 sampai 80, sehingga sifat-sifat dan mutu agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat dan mutu beton. Penggunaan agregat dalam pembuatan betonblock beton berfungsi untuk : 1. Menghemat penggunaan semen portland. 2. Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton. 3. Mengurangi susut perkerasan beton. 4. Mencapai susunan yang padat pada beton. Dengan gradasi agregat yang baik, maka akan didapatkan beton yang padat. 5. Mengontrol workability dalam adukan beton. Dengan gradasi agregat yang baik, maka akan didapatkan beton yang mudah dikerjakan atau memiliki workability yang baik. Semakin banyak bahan batuan agregat yang digunakan dalam pembuatan betonblock beton, maka akan semakin hemat dalam penggunaan semen