Pemakaian paving jenis ini dapat digunakan untuk keperluan non struktural maupun untuk keperluan struktural yang berfungsi untuk
menahan beban yang berat yang dilalui diatasnya, seperti: areal jalan lingkungan hingga sebagai perkerasan lahan pelataran terminal peti
kemas di pelabuhan Wintoko, 2007.
2. Klasifikasi Paving Block Berdasarkan Penggunaan
Paving block memiliki beragam kekuatan dan klasifikasi penggunaan bila diukur dengan standar SNI.
Tabel 2.1 Klasifikasi Paving Block Menurut Kuat Tekan SNI.
MUTU Kekuatan Mpa
Ketahanan Aus Penyerapan
air rata-rata
maksimal Rata
–rata Minimal Rata-rata Minimal
A 40
35 0,090
0,103 3
B 20
17 0,130
0,149 6
C 15
12,5 0,160
0,184 8
D 10
8,5 0,219
0,251 10
Keterangan : MPa = Mega Pascal 1 MPa = 10 kgcm = K 10
Berdasarkan SNI 03-0691-1996 klasifikasi paving block dibedakan menurut kelas penggunaannya sebagai berikut :
1. Paving block mutu A digunakan untuk jalan.
2. Paving block mutu B digunakan untuk pelataran parkir
3. Paving block mutu C digunakan untuk pejalan kaki.
4. Paving block mutu D digunakan untuk taman dan kegunaan lain.
Paving block yang diproduksi secara manual biasanya termasuk dalam mutu beton kelas D atau C yaitu untuk pemakaian non struktural seperti
untuk taman dan penggunaan lain yang tidak diperlukan untuk menahan beban diatasnya. Mutu paving block yang pengerjaannya dengan
menggunakan mesin pres dapat dikategorikan ke dalam mutu beton kelas C sampai A dengan kuat tekan diatas 125 Kgcm
2
bergantung pada perbandingan campuran bahan yang digunakan.
C. Semen Portland
Semen portland adalah semen yang diperoleh dari hasil proses pabrik dan tergolong sebagai bahan pengikat hidroulis, yatu bila dicampur dengan air,
maka akan terjadi proses pengerasan. Semen portland dicampur dengan pasir, kerikil, dan air membentuk suatu adukan beton, yang merupakan bahan
bangunan penting dan banyak digunakan pada konstruksi bangunan besar Gunawan, 1994.