15 suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas dari itu,
yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Menurut Sobur 2003: 218, belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang relativ tetap sebagai hasil adanya pengalaman. Dapat diartikan
bahwa belajar memang selalu berkaitan dengan perubahan tingkah laku baik yang mengarah ke lebih baik maupun sebaliknya, yang diperoleh melalui latihan atau
pengalaman. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan ilmu pengetahuan, tetapi mencakup perubahan kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, watak, harga
diri, minat,dan penyesuaian diri. Menurut Slameto 2010: 3 - 5, ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam
pengertian belajar adalah 1 perubahan terjadi secara sadar yang berarti seseorang menyadari terjadinya perubahan dalam dirinya 2 perubahan dalam belajar
bersifat kontinu dan fungsional berarti perubahan terjadi dalam diri seseorang berlangsung yang secara berkesinambungan 3 perubahan dalam belajar bersifat
positif dan aktif yang berarti bahwa perubahan yang dialami oleh seseorang yang belajar menuju kearah lebih baik dari sebelumnya, 4 perubahan dalam belajar
bukan bersifat sementara atau temporer, perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen, 5 perubahan dalam belajar bertujuan
atau terarah, 6 perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, yaitu aspek sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
2.1.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu 1 faktor internal, yaitu keadaankondisi siswa
16 2 faktor eksternal, yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa 3 faktor
pendekatan belajar Syah,2008: 132-139. 1.
Faktor Internal Siswa Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek yaitu aspek
fisiologis yang bersifat jasmaniah dan aspek psikologis yang bersifat rohaniah. 1
Aspek fisiologis terdiri atas kesehatan secara umum karena anak yang kurang sehat atau kurang gizi, daya tangkap dan kemampuan belajarnya lebih rendah
dibandingkan anak yang sehat. 2
Aspek Psikologis yang meliputi : a
tingkat kecerdasan siswa berbeda-beda satu dengan lainnya. Tingkat kecerdasan sangat menentukan keberhasilan belajar siswa.
b sikap siswa, sikap adalah gejala yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya. Sikap siswa yang positif terutama
kepada guru dan mata pelajarannya, merupakan pertanda awal yang baik dalam proses pembelajaran.
c Bakat siswa, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. d Minat berarti kecenderungan dan keinginan yang besar terhadap sesuatu.
e Motivasi siswa. Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih berperan
adalah motivasi yang datang dari dalam diri siswa intrinsik, sedangkan motivasi ekstrinsik lebih mendorong seorang siswa untuk melakukan
kegiatan belajar. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya
17 mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar .
2. Faktor Eksternal Siswa.
Menurut Slameto 2010: 60 -71, faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a faktor keluarga, yang dimaksud dengan faktor keluarga diantaranya adalah cara
orang tua mendidik anak, hubungan antar anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b faktor sekolah, faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kuikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,
keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c
faktor masyarakat, pengaruh masyarakat terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yaitu bagaimana kegiatan siswa dalam masyarakat.
3. Faktor Pendekatan Belajar.
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai sebagai cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu Syah, 2008 :139.
2.1.1.3. Kedudukan Sejarah dalam IPS
Pembelajaran IPS di tingkat SMA disajikan secara terpisah, namun tetap memperhatikan keterhubungannya antar mata pelajaran sosialnya atau bisa
dilakukan dengan peer teaching atau sharing partner dengan saling mengkaitkan antar guru dalam pembelajaran bidang studi dalam rumpun atau jurusan IPS
18 Pargito, 2010: 35. Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari
karakter merupakan suatu proses yang berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum kewarganegaraan, sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, bahasa Indonesia, IPS, IPA, matematika, agama, pendidikan jasmani dan olahraga, seni, serta keterampilan.
Pembelajaran sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan generalisasi. Mata pelajaran
Sejarah diberikan pada tingkat pendidikan dasar dan sekolah menengah pertama sebagai bagian integral dari IPS, sedangkan pada tingkat pendidikan menengah
atas diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.
2.1.1.4. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono 2013: 297, adalah kegiatan guru secara terpogram dalam desian instruksional, untuk membuat siswa belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Menurut Sagala 2012: 61, pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Sedangkan menurut UUSPN No 20 tahun 2003 dalam Sagala 2012: 62, pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar
untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu, dengan melibatkan atau