Penggunaan media audio-visual untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015 dalam mata pelajaran IPS.

(1)

ix

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS I SD NEGERI SARIKARYA TAHUN AJARAN 2014/2015 DALAM MATA PELAJARAN

IPS

Angela Cory Dian Pertiwi Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Sarikarya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) penggunaan media audio-visualguna meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS;(2) peningkatkan motivasibelajar IPSsiswa kelas I semester 2 SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015; dan (3) peningkatkan prestasi belajar IPSsiswa kelas I semester 2 SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 31 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara, lembar observasi motivasi, lembar kuesioner motivasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan media audio-visualtelahterlaksana dengan langkah-langkah sebagai berikut: menonton tayangan audio-visual, diskusi, dan presentasi hasil latihan; (2) penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan motivasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata skor motivasi siswa sebesar 67,2 (rendah) pada siklus I meningkat menjadi 78,9 (cukup) kemudian pada siklus II meningkat menjadi 88,6 (tinggi); (3) penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 63,5 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 43,4%, pada siklus I menjadi 63,6 dengan persentase pencapaian KKM 67%, kemudian pada siklus II menjadi 88,5 dengan persentase pencapaian KKM 100%.


(2)

x

ABSTRACT

THE USE OF AUDIO-VISUAL MEDIA TO INCREASE MOTIVATION AND STUDENT LEARNING ACHIEVEMENTSGRADE I PUBLIC PRIMARY SCHOOLS SARIKARYA THE ACADEMIC YEAR 2014/2015

IN SUBJECTS SOCIAL SCIENCE

Angela Cory Dian Pertiwi Sanata Dharma University

2015

Research drop was triggered by a lack of motivation and learning achievements of grade 1student of Public Elementary School Sarikarya. The research aims to know (1) the use of audio-visual media in order to improve motivation and achievement learn of social science; (2) the increase motivation learn social science of grade 1 students second semester of State Elementary Schools Sarikarya academic year 2014/2015; and (3) the increase achievement learn social science of grade 1 students second semester of State Elementary Schools Sarikarya academic year 2014/2015.

The type of this research was the act of class research (PTK). The subject of this research weregrade 1 students of Public Elementary School Sarikarya academic year 2014/2015 with 31 students. The object of this research was to increase the motivation and students’ achievement learn in social science. The instrument that used in this research were sheets of interview, sheets of observation motivation, sheets of questionnaires motivation, and test. Data analysis technique that used in this research were analysis of quantitative and qualitative analysis descriptive.

The results of the research indicated that: (1) the effort to increased motivation and social science learning achievements use audio-visual media has implemented with: watched the audio-visual impressions, discussion, and presentation of the result of the exercise; (2) the use of audio-visual media can increased student motivation. It can be seen from the average baseline score of 67.2 student motivation (low) in the first cycle increased to 78.9 (enough) and then on the second cycle increased to 88.6 (height); (3) the use of audio-visual media can improved student achievement. It can be seen from the initial conditions the average test scores of students amounted to 63.5 KKM with the percentage achieved by 43.4%, in the first cycle to 63.6 with 67% KKM percentage achieved, then the second cycle become 88.5 with KKM achievement percentage of 100%.


(3)

i

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS I SD NEGERI SARIKARYA TAHUN AJARAN

2014/2015 DALAM MATA PELAJARAN IPS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Angela Cory Dian Pertiwi NIM : 111134238

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan tulus karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa menjadi sumber

doa dan kekuatan bagiku.

Kedua orang tuaku tercinta Bapak Ignatius Guntoro dan Ibu Lucia Wahyu

Eko Prasetyo Jati yang tak kenal lelah mendoakanku, mendampingi

setiap langkahku, mendidikku, memfasilitasi kebutuhanku, dan

memberikan kasih sayang yang luar biasa.

Kakakku tersayang Mathias Andika Setyantara yang selalu memberikan

semangat bagiku dalam menjalani studi.

Mbahkung Thomas Tukidjan dan Alm. Ibu Theresia Sri Sujati yang selalu

mendukungku dan memfasilitasiku, kalian idolaku.

Yustinus Cahyadi Tresnantyo yang selalu menemaniku, menghiburku,

serta memberikan motivasi dan perhatiannya.

Tanteku Betty, Heny, Yuli, omku Bowo, Tantya, Ari, Didit, dan adik

sepupuku tersayang Delfiana yang selalu memberikan perhatian dan

motivasi untuk menyelesaikan studiku.

Geng Koplak yang selalu kompak, Sundosari Pratiwi, Anna Ventalensi,

Brigita Wahyu Aprianingsih, dan Yustinus Cahyadi Tresnantyo yang

selalu jadi tempat ternyaman dalam berbagi kepedihan maupun

kebahagiaan.


(7)

v

Orang-orang yang pernah menyakitiku, kalian membuatku semakin kuat

menghadapi masa depanku.

Teman-teman Prodi PGSD angkatan 2011, khususnya kelas F yang

selalu memberikan hiburan dalam setiap kesedihan, dukungan dalam

setiap keputus asaan, dan kehangatan layaknya sebuah keluarga.

Segenap almamater Universitas Sanata Dharma yang memberikanku

motivasi hingga terselesaikannya karya ini.

Segenap warga SD Negeri Sarikarya.


(8)

vi

MOTTO

“Yen arep dadi wong sukses iku kudu sugih tanpa bandha, digdaya

tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake.

-Thomas Tukidjan-

“A lot of people are afraid to say what they want. That’s why they don’t get

what they want.” -Madonna-

Study while others are sleeping; work while others are loafing;

prepare while others are playing; and dream while others are

wishing.

William Arthur Ward-

“Come to me, all you who are weary and burdened, and I

will give you rest.” –

Matthew 11:28-


(9)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Penulis,


(10)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Angela Cory Dian Pertiwi

NIM : 111134238

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGGUNAAN

MEDIA

AUDIO-VISUAL

UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS I SD NEGERI SARIKARYA TAHUN AJARAN

2014/2015 DALAM MATA PELAJARAN IPS

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu persetujuan dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 13 Agustus 2015

Yang menyatakan,


(11)

ix

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS I SD NEGERI SARIKARYA TAHUN AJARAN 2014/2015 DALAM MATA PELAJARAN

IPS

Angela Cory Dian Pertiwi Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Sarikarya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) penggunaan media audio-visual guna meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS; (2) peningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas I semester 2 SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015; dan (3) peningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas I semester 2 SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 31 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara, lembar observasi motivasi, lembar kuesioner motivasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan media audio-visual telah terlaksana dengan langkah-langkah sebagai berikut: menonton tayangan audio-visual, diskusi, dan presentasi hasil latihan; (2) penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan motivasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata skor motivasi siswa sebesar 67,2 (rendah) pada siklus I meningkat menjadi 78,9 (cukup) kemudian pada siklus II meningkat menjadi 88,6 (tinggi); (3) penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 63,5 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 43,4%, pada siklus I menjadi 63,6 dengan persentase pencapaian KKM 67%, kemudian pada siklus II menjadi 88,5 dengan persentase pencapaian KKM 100%.


(12)

x

ABSTRACT

THE USE OF AUDIO-VISUAL MEDIA TO INCREASE MOTIVATION AND STUDENT LEARNING ACHIEVEMENTS GRADE I PUBLIC PRIMARY SCHOOLS SARIKARYA THE ACADEMIC YEAR 2014/2015

IN SUBJECTS SOCIAL SCIENCE

Angela Cory Dian Pertiwi Sanata Dharma University

2015

Research drop was triggered by a lack of motivation and learning achievements of grade 1 student of Public Elementary School Sarikarya. The research aims to know (1) the use of audio-visual media in order to improve motivation and achievement learn of social science; (2) the increase motivation learn social science of grade 1 students second semester of State Elementary Schools Sarikarya academic year 2014/2015; and (3) the increase achievement learn social science of grade 1 students second semester of State Elementary Schools Sarikarya academic year 2014/2015.

The type of this research was the act of class research (PTK). The subject of this research were grade 1 students of Public Elementary School Sarikarya academic year 2014/2015 with 31 students. The object of this research was to increase the motivation and students’ achievement learn in social science. The instrument that used in this research were sheets of interview, sheets of observation motivation, sheets of questionnaires motivation, and test. Data analysis technique that used in this research were analysis of quantitative and qualitative analysis descriptive.

The results of the research indicated that: (1) the effort to increased motivation and social science learning achievements use audio-visual media has implemented with: watched the audio-visual impressions, discussion, and presentation of the result of the exercise; (2) the use of audio-visual media can increased student motivation. It can be seen from the average baseline score of 67.2 student motivation (low) in the first cycle increased to 78.9 (enough) and then on the second cycle increased to 88.6 (height); (3) the use of audio-visual media can improved student achievement. It can be seen from the initial conditions the average test scores of students amounted to 63.5 KKM with the percentage achieved by 43.4%, in the first cycle to 63.6 with 67% KKM percentage achieved, then the second cycle become 88.5 with KKM achievement percentage of 100%.


(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul Penggunaan Media Audio-Visual untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas I SD Negeri Sarikarya Tahun Ajaran 2014/2015 dalam Mata Pelajaran IPS

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing, mendampingi, dan memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Eny Winarti, Ph.D. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing, mendampingi, dan memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.


(14)

xii

6. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen penguji yang telah menguji skripsi yang ditulis peneliti.

7. Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang penuh kesabaran mendidik dan membimbing peneliti selama menempuh kuliah.

8. Jaka Triyana, S.Pd. SD. selaku Kepala SD Negeri Sarikarya yang telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti.

9. Luqiana Ulya, S. Pd, selaku guru kelas I SD Negeri Sarikarya yang telah membantu peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini.

10. Para guru SD Negeri Sarikarya yang telah meluangkan waktu dan membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.

11. Siswa/siswi SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015 yang telah memberikan waktu dan kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung. 12. Keluargaku tercinta, Papa Ignatius Guntoro, Mama Lucia Wahyu Eko

Prasetyo Jati, Kakakku Mathias Andika Setyantara, Tante Bety Amperawati, Tante Heny Susilowati, dan Adik Sepupuku Delfiana Widyowati.

13. Sahabatku tersayang Sundosari Pratiwi, Anna Ventalensi, Brigita Wahyu Aprianingsih, Yustinus Cahyadi Tresnantyo, dan Retno Cahyaningtyas. 14. Teman-teman bermain (Abil, Arin, Lela, Hendi, Yoyok, Danang, Om

Marsel, Amah, Shinta, Putri, Elta, Utami, dan Eny) yang telah memberikan motivasi dan membantu dalam penyusunan skripsi serta pelaksanaan penelitian.


(15)

xiii

15. Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya kelas F, berjuang dalam suka dan duka bersama menempuh pendidikan di PGSD.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan perhatian, terimakasih untuk semuanya.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti berharap saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju kesempurnaan karya ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Penulis,


(16)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Batasan Pengertian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 12

1. Media Pembelajaran Audio-Visual ... 12

a. Definisi Media Audio-Visual ... 12

b. Jenis Media Audio-Visual ... 14


(17)

xv

Halaman

2. Motivasi Belajar ... 17

a. Definisi Motivasi Belajar ... 17

b. Sumber Motivasi ... 18

c. Prinsip Dasar Motivasi ... 21

d. Indikator Motivasi ... 22

3. Prestasi Belajar ... 23

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 23

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 24

4. Anak Kelas I SD ... 25

a. Karakteristik Anak Kelas I SD ... 25

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembangan Potensi Anak ... 25

5. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 28

a. Definisi IPS ... 28

b. Konsep IPS ... 29

c. Tujuan IPS dalam Pendidikan ... 30

B. Penelitian yang Relevan ... 32

C. Kerangka Berpikir ... 35

D. Hipotesis Tindakan ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Setting Penelitian ... 41

1. Tempat Penelitian ... 41

2. Subjek Penelitian ... 41

3. Objek Penelitian ... 41

4. Waktu Penelitian ... 41

C. Rencana Tindakan Penelitian ... 41

1. Persiapan ... 42

2. Rencana Tindakan Tiap Siklus ... 43

D. Indikator Keberhasilan ... 52

E. Teknik Pengumpulan Data ... 53

F. Instrumen Penelitian ... 56

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 66

H. Teknik Analisis Data ... 76

I. Jadwal Penelitian ... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 82


(18)

xvi

Halaman

1. Gambaran Umum Penelitian Tindakan Kelas ... 82

2. Hasil Penelitian ... 95

B. Pembahasan ... 101

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 117

B. Keterbatasan ... 119

C. Saran ... 119

DAFTAR REVERENSI ... 121

LAMPIRAN ... 125


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Daftar Topik Wawancara Tidak Terstruktur ... 57

Tabel III.2 Hasil Wawancara ... 57

Tabel III.3 Rubrik Instrumen Observasi Motivasi Siswa ... 59

Tabel III.4 Ketentuan Skor dalam Skala Likert ... 60

Tabel III.5 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Siswa Sebelum Validasi ... 61

Tabel III.6 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Siswa Setelah Validasi ... 62

Tabel III.7 Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 63

Tabel III.8 Rincian Pemmberian Skor Soal Evaluasi ... 65

Tabel III.9 Kriteria Validasi Lembar Observasi ... 67

Tabel III.10 Skor Hasil Perhitungan Validasi Lembar Observasi ... 68

Tabel III.11 Kriteria Validasi Kuesioner ... 68

Tabel III.12 Skor Hasil Perhitungan Validasi Kuesioner ... 69

Tabel III.13 Hasil Uji Validitas Soal Siklus I ... 70

Tabel III.14 Hasil Uji Validitas Soal Siklus II... 71

Tabel III.15 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 73

Tabel III.16 Rata-rata Validasi Perangkat Pembelajaran ... 74

Tabel III.17 Kriteria Reliabilitas Instrumen ... 75

Tabel III.18 Kriteria Penilaian Skor Motivasi Siswa ... 78

Tabel III.19 Jadwal Penelitian ... 81

Tabel IV.1 Ketercapaian Siklus I ... 88

Tabel IV.2 Ketercapaian Siklus II ... 90

Tabel IV.3 Data Motivasi Siswa Siklus I ... 96

Tabel IV.4 Data Motivasi Siswa Siklus II ... 97

Tabel IV.5 Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 99

Tabel IV.6 Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 100

Tabel IV.7 Perbandingan Motivasi Siswa ... 104

Tabel IV.8 Perbandingan Prestasi Belajar Siswa ... 107 Tabel IV.9 Rangkuman Pencapaian Indikator Penelitian Siklus I dan II . 110


(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Bagan Kerangka Berpikir ... 36

Gambar III.1 Model Siklus PTK ... 40

Gambar IV.1 Grafik Capaian Peningkatan Motivasi Siswa ... 106

Gambar IV.2 Grafik Capaian Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 109

Gambar IV.3 Grafik Capaian Siswa Lulus KKM ... 109

Gambar IV.4 Kegiatan Awal Pelajaran ... 112

Gambar IV.5 Siswa Menonton Tayangan Media Audio-Visual ... 113

Gambar IV.6 Siswa Mewarnai Gambar ... 113

Gambar IV.7 Siswa Membuat Jadwal Membersihkan Rumah ... 114

Gambar IV.8 Siswa Mengerjakan Lembar Kerja Evaluasi ... 115


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ... 120

Lampiran 2a RPP Siklus I... 124

2b RPP Siklus II ... 140

Lampiran 3 Daftar Nilai Ulangan Kelas I Tahun Pelajaran 2013/2014... 156

Lampiran 4 Lembar Observasi Motivasi Siswa ... 158

Lampiran 5 Lembar Kuesioner Motivasi Siswa ... 161

Lampiran 6a Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 165

6b Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 172

Lampiran 7a Soal Evaluasi Siklus I ... 180

7b Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 182

Lampiran 8a Soal Evaluasi Siklus II ... 183

8b Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 185

Lampiran 9a Hasil Perhitungan Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran Siklus I ... 186

9b Hasil Perhitungan Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran Siklus II ... 189

Lampiran 10 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 192

Lampiran 11 Hasil Validasi Lembar Observasi Motivasi Siswa ... 208

Lampiran 12 Hasil Validasi Lembar Kuesioner Motivasi Siswa... 212

Lampiran 13a Hasil Perhitungan Skor Observasi Motivasi Kondisi Awal . 214 13b Hasil Perhitungan Skor Kuesioner Motivasi Kondisi Awal . 216 Lampiran 14a Hasil Perhitungan Skor Observasi Motivasi Siklus I ... 218

14b Hasil Perhitungan Skor Kuesioner Motivasi Siklus I ... 219

Lampiran 15a Hasil Perhitungan Skor Observasi Motivasi Siklus II ... 221

15b Hasil Perhitungan Skor Kuesioner Motivasi Siklus II ... 222

Lampiran 16a Sampel Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus I ... 224

16b Sampel Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus II ... 228

Lampiran 17a Sampel Hasil Pengerjaan Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 232


(22)

xx

Halaman Lampiran 18 Surat Izin Penelitian ... 248 Lampiran 19 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 249 Lampiran 20 Foto Kegiatan Penelitian ... 250 Lampiran 21 BIOGRAFI ... 252


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang berisi data awal, pengalaman peneliti, hasil wawancara singkat, dan judul penelitian. Batasan masalah berisi indikator motivasi, SK dan KD mata pelajaran IPS, dan media yang digunakan. Rumusan masalah berisi pertanyaan tentang pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. Tujuan penelitian berisi tentang apa yang sebenarnya ingin peneliti hasilkan dari penelitian ini. Manfaat penelitian berisi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Batasan pengertian membahas tentang beberapa istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda.

A. Latar Belakang

Standar Isi (2006) memuat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Standar Isi (2006) juga memuat bahwa mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Proses pembelajaran dalam IPS menekankan pada


(24)

pemberian pengalaman secara langsung sebagai contoh konkret dari kehidupan masyarakat yang ada di lingkungan nyata.

Menurut Sardiman (2008) belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Juga belajar akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Sadiman (2008) juga memberikan pernyataan bahwa mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Suatu proses belajar-mengajar dikatakan baik bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Jadi, dalam proses belajar-mengajar guru berperan sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek belajar yang harus difasilitasi agar pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat ditangkap dan dipahami oleh siswa serta meminimalkan kesalahan tafsir pada pembelajaran.

Tindakan yang dilakukan sebagai usaha untuk meminimalkan kesalahan tafsir pada siswa dalam pembelajaran adalah menyusun strategi pembelajaran dengan memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Majid (2013) yaitu, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, yakni tujuan pembelajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran IPS kelas I SD,


(25)

namun model yang paling cocok digunakan adalah model pembelajaran kontekstual. Pemilihan tersebut didasari pada materi yang akan diberikan kepada siswa harus bisa memberikan contoh yang mewakili isi dari materi pembelajaran untuk dibawa ke dalam kehidupan nyata di lingkungan sekitar siswa. Hal tersebut sesuai dengan muatan dalam Depdiknas (2003) bahwa pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut Widodo (2008) media cukup penting dalam proses belajar-mengajar karena media akan dapat digunakan untuk mendukung aktivitas instruksional, antara lain media dapat meningkatkan perhatian peserta didik pada materi yang sedang diberikan sehingga pengalaman/kesan/memori akan lebih banyak. Berdasarkan pernyataan tersebut, ada beberapa media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPS, namun jenis media belajar yang akan digunakan untuk menyampaikan materi pada mata pelajaran IPS kelas I SD adalah media audio-visual karena dirasa lebih cocok dengan tingkat perkembangan siswa dan menarik.

Menurut Rinanto (1982) media audio-visual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar-mengajar. Atau dengan kata lain, media audio-visual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara, yang


(26)

mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang menonton. Jadi, media audio-visual dapat menghasilkan gambar bergerak yang bersuara atau berbicara. Gambar bergerak yang akan dipertontonkan kepada siswa pada mata pelajaran IPS dapat disesuaikan dengan isi materi yang ingin disampaikan oleh guru. Melalui media ini guru dapat menyampaikan materi atau bahkan contoh yang ingin diperlihatkan dengan cara yang konkret. Penggunaan media ini membutuhkan peralatan-peralatan yang mendukung, seperti LCD dan proyektor. Hampir setiap sekolah saat ini sudah mempunyai peralatan tersebut sehingga tidak sulit untuk menggunakan media audio visual.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas I SD Negeri Sarikarya, belum terlihat penggunaan media pada proses pembelajarannya. Metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah dengan penjelasan yang bersifat abstrak. Sebagian siswa yang duduk di barisan depan mendengarkan penjelasan materi dari guru yang sedang mengajar menggunakan metode ceramah, sedangkan barisan belakang melakukan aktivitas lain seperti menggambar, mengobrol dengan teman sebangkunya, bahkan ada yang berjalan menghampiri meja teman yang lain.

Observasi dilakukan sebanyak tiga kali. Setelah observasi pertama, peneliti melakukan observasi lanjutan saat jam pelajaran IPS. Guru kembali menerangkan materi dengan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Siswa barisan depan duduk rapi dan diam, sedangkan siswa barisan belakang mulai gaduh. Saat guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan, siswa barisan depan masih duduk diam dan tidak mengeluarkan alat tulis, sedangkan siswa barisan belakang mulai maju


(27)

ke meja guru untuk bertanya bagaimana mengerjakan soal tersebut. Peneliti mencoba bertanya kepada seorang siswa kenapa tidak mengeluarkan alat tulisnya. Siswa tersebut berbalik memberikan pertanyaan apakah harus mengeluarkan alat tulis, dan apakah soal tersebut harus dikerjakan. Peneliti merasa siswa kurang fokus terhadap perintah yang diberikan oleh guru untuk segera mengeluarkan alat tulis untuk mengerjakan soal latihan, sedangkan perintah yang diberikan cukup jelas dan terdengar sampai barisan tempat duduk paling belakang. Setelah melakukan observasi sebanyak tiga kali di kelas tersebut, peneliti berasumsi bahwa siswa kurang memperhatikan dalam mengikuti proses pembelajaran dikarenakan kurangnya penggunaan media belajar pada proses pembelaran yang mereka ikuti. Untuk membuktikan asumsi tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih banyak pengalaman belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan keingintahuan tersebut peneliti mencoba melakukan wawancara singkat kepada guru kelas.

Guru mengatakan bahwa pada tahun ajaran baru ini guru belum aktif menggunakan media pada proses pembelajarannya. Hal itu disebabkan persiapan dalam pembuatan media cukup memakan waktu sehingga guru tidak dapat setiap hari melakukan pembelajaran menggunakan media. Guru berpendapat bahwa siswa akan bersikap lebih aktif, memperhatikan, dan dapat berimajinasi mengenai materi ketika dalam proses pembelajaran disisipkan media belajar yang mendukung, selain itu materi pun dapat tersampaikan kepada siswa. Sebaliknya apabila pembelajaran dilakukan tanpa menggunakan media, siswa akan tampak bosan, malas, pekerjaannya terabaikan karena siswa tidak tertarik dengan proses


(28)

pembelajaran sehingga materi tidak dapat tersampaikan dengan baik. Hasil wawancara kepada guru memperkuat asumsi peneliti bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran dan motivasi siswa adalah kurangnya penggunaan media belajar.

Gambaran nilai yang diperoleh dari nilai Ulangan kelas I semester genap tahun ajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa KKM pelajaran IPS adalah 64, nilai tertinggi siswa adalah 80, nilai terendah siswa 41, dan nilai rata-rata siswa yaitu 63,5. Siswa yang nilainya lulus mencapai KKM sebanyak 43,4 % dan siswa yang nilainya belum mencapai KKM sejumlah 56,5 %. Dari hasil tersebut diketahui bahwa persentase siswa yang belum mencapai KKM lebih banyak daripada siswa yang mencapai KKM, maka perlu adanya perlakuan baru guna meningkatkan prestasi belajar IPS.

Pada kesempatan lain saat peneliti melakukan kegiatan PPL untuk mengajar mandiri di kelas I. Kesempatan mengajar ini sekaligus peneliti gunakan untuk melakukan kegiatan observasi. Peneliti mencoba mengajar menggunakan media pendukung untuk melakukan proses pembelajaran. Saat itu media yang peneliti gunakan adalah gambar dua orang anak kecil untuk bercerita dan mengajarkan siswa menjaga kebersihan mulut. Siswa tampak tenang dan memperhatikan jalannya cerita, namun masih ada beberapa yang mengobrol dengan teman. Setelah selesai bercerita, peneliti menunjuk seorang anak yang mengobrol untuk menceritakan kembali yang telah peneliti ceritakan sebelumnya. Siswa tersebut kesulitan untuk bercerita karena kurang fokus mengikuti cerita yang telah peneliti sampaikan.


(29)

Melalui observasi dan wawancara singkat itu peneliti berasumsi bahwa siswa akan lebih fokus dan termotivasi mengikuti proses pembelajaran bila ada media belajar yang mendukung jalannya kegiatan tersebut. Asumsi tersebut diperkuat oleh pernyataan yang diungkapkan oleh Anitah (2011) bahwa guru pada umumnya sering menggunakan media pembelajaran dengan tujuan agar informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima dan diserap dengan baik oleh para siswa dibuktikan dengan terjadinya perubahan-perubahan perilaku baik berupa pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

Menurut Majid (2013), perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Majid (2013) menambahkan bahwa bayi dan anak-anak mempunyai motivasi untuk belajar dari rasa ingin tahu secara alami, didorong oleh keinginan untuk berinteraksi, mengenal dan memahami lingkungan sekitar mereka. Menurut Anita (2011) motivasi berfungsi sebagai motor penggerak, bila motornya tidak ada maka aktivitas tidak terjadi; dan bila motornya lemah, aktivitas yang terjadi pun lemah pula. Jadi, motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui hal-hal menarik seperti media belajar yang dapat mendorong rasa ingin tahu untuk mempelajari isi dari suatu materi.

Langkah selanjutnya peneliti ingin melakukan sebuah penelitian menggunakan media audio-visual dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sekolah Dasar, karena mata pelajaran ini dianggap membutuhkan contoh konkret dalam pelaksanaan pembelajarannya. Selain itu penggunaan media audio-visual yang disesuaikan dengan minat siswa


(30)

terhadap film kartun diharapkan dapat menumbuhkan motivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal tersebut dilatar belakangi oleh pernyataan Widodo (2008) bahwa media dapat meningkatkan perhatian peserta didik pada materi yang sedang diberikan sehingga pengalaman/kesan/memori akan lebih banyak. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Penggunaan Media Audio-Visual Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas I SD Negeri Sarikarya Tahun Ajaran 2014/2015 dalam Mata Pelajaran IPS”.

B. Batasan Masalah

Suatu penelitian harus dibatasi agar penelitian terarah dan tujuan penelitian dapat tercapai. Adapun yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah: Target penelitian meningkatkan motivasi dan prestasi belajar adalah siswa kelas I SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015. Mata pelajaran dan materi ajar akan difokuskan pada:

1. Prestasi belajar yang dimaksudkan dalam penelitian adalah mengacu pada prestasi belajar ranah kognitif pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas I SD/MI, SK 2, KD 2.3.

2. Motivasi siswa yang diamati dalam penelitian ini dibatasi pada indikator motivasi menurut Aritonang (2008).


(31)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan media audio-visual dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas I semester 2 SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015?

2. Apakah penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas I semester 2 SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015? 3. Apakah penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar

IPS siswa kelas I semester 2 SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui penggunaan media audio-visual dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas I semester 2 SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015.

2. Mengetahui peningkkatan motivasi belajar IPS siswa kelas I semester 2 SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015 dalam penggunaan media audio-visual.

3. Mengetahui peningkkatan prestasi belajar IPS siswa kelas I semester 2 SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015 dalam penggunaan media audio-visual.


(32)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan praktis yang diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan mengenai penggunaan media audio-visual terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas I dalam mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan mengenai penggunaan media belajar, khususnya media audio-visual untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

b. Bagi siswa

Hasil penelitian menggunakan media audio-visual ini diharapkan dapat memberi pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas I.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengalaman meneliti dan sebagai pemikiran awal guru guna melakukan penelitian lanjutan.


(33)

F. Batasan Pengertian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Beberapa istilah itu adalah:

1. Media audio-visual adalah salah satu dari berbagai jenis media belajar yang dapat menghasilkan gambar bergerak dan bersuara. Gambar bergerak dan bersuara tersebut bisa berupa gambar kartun atau seperti yang biasa dilihat secara langsung pada lingkungan namun ditayangkan di dalam layar.

2. Motivasi belajar adalah keinginan untuk mencapai suatu tujuan melalui dorongan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang untuk meningkatkan kemauan dalam belajar dan menambah pengetahuan.

3. Prestasi belajar adalah hasil yang telah siswa capai dalam suatu penilaian proses pembelajaran. Prestasi belajar siswa dapat dikatakan baik apabila nilai siswa dalam proses pembelajaran mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

4. Siswa kelas I adalah anak berusia 6 sampai 8 tahun yang tingkat perkembangan kognitifnya masih pada tahap konkret ke abstrak. Anak sesusia ini biasanya membutuhkan contoh nyata yang bisa dilihat dalam penyajian materi ajar supaya bisa menyelesaikan tugas tertulisnya.

5. IPS adalah mata pelajaran yang membahas tentang kegiatan sehari-hari manusia dan lingkungan tempat tinggalnya menggunakan ilmu-ilmu sosial.


(34)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Kajian pustaka berisi uraian teori-teori yang dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu media audio-visual, motivasi belajar, prestasi belajar, siswa kelas I SD, dan IPS. Penelitian yang relevan berisi tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Kerangka berpikir berisi jalan pikiran peneliti mengenai penggunaan media audio-visual dengan materi Rumah Sehat dalam mata pelajaran IPS kelas I untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Selanjutnya, bagian terakhir hipotesis tindakan berisi tentang dugaan sementara atas hasil penelitian yang dilakukan.

A. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran Audio-Visual a. Definisi Media Audio-Visual

Menurut Arsyad (2007) media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Sedangkan menurut Gagne dalam (Sadiman, Rahardjo, Haryono, & Rahardjito, 2009) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sadiman, Rahardjo, Haryono, & Rahardjito (2009) menambahkan bahwa media adalah segala sesuatu yang


(35)

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Jadi media dapat diartikan sebagai alat komunikasi antara guru dan siswa saat berlangsungnya proses pembelajaran agar maksud dari materi tersampaikan kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Banyak hal dan atau benda-benda yang bisa dimanfaatkan sebagai media, mulai dari yang sederhana sampai yang pembuatannya sulit. Seiring dengan berkembangnya teknologi, media belajar yang dibuat pun semakin berkembang. Menurut Hamalik (1986) guru-guru diisyaratkan agar menggunakan alat-alat yang murah, efisien, dan mampu dimiliki / diperoleh oleh sekolah, dengan tidak menolak kemungkinan atas penggunaan alat-alat modern yang sesuai dengan tuntutan teknologi modern. Teknologi modern yang sedang berkembang saat ini sangat beragam, mulai dari radio yang mengasilkan suara, televisi yang menghasilkan gambar bergerak, komputer yang multifungsi sebagai alat ketik, melihat gambar bergerak, dan menyimpan data, serta alat-alat lain yang mendukung.

Menurut Arsyad (2007) teknologi audio-visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual. Berdasarkan pernyataan tersebut pesan-pesan audio-visual dapat tersampaikan dengan adanya mesin-mesin yang mendukung penggunaannya. Mesin yang biasa


(36)

digunakan untuk penayangan audio-visual adalah televisi, LCD, proyektor, speaker, dan lain-lain.

Rinanto (1982) berpendapat bahwa media audio-visual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar-mengajar. Atau dengan kata lain, media audio-visual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara, yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang menonton. Berdasarkan dua pendapat tersebut, melalui media ini siswa tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan. Maka media ini dapat memberikan dua jenis manfaat dari segi audio sendiri serta visualnya. Hal ini akan mempermudah siswa dalam proses pembelajaran karena siswa mendapatkan contoh konkret dari materi yang mereka pelajari tanpa harus membayangkannya secara abstrak, namun dapat menontonnya melalui media audio-visual tersebut.

b. Jenis Media Audio-Visual

Ada beberapa jenis media audio-visual menurut Anitah (2009), yaitu: 1) Slide Suara. Slide suara merupakan jenis media audio-visual yang menampilkan sejumlah slide, dipadukan dalam suatu cerita atau suatu jenis pengetahuan yang diproyeksikan pada layar dengan iringan suara; 2) Televisi. Program televisi menghadirkan suatu peristiwa yang berada jauh dari dari tempat pemirsa melalui program-programnya.


(37)

Dari kedua jenis media audio-visual di atas dapat dilihat perbedaannya. Untuk jenis slide suara, gambar yang dihasilkan tidak selalu bergerak, misalnya foto. Namun juga diiringi dengan suara yang bisa dimasukkan ketika melakukan penyusunan foto atau slide. Dalam televisi ditayangkan gambar bergerak yang bersuara. Penayangannya bisa dilakukan kapan saja setelah pengeditan. Namun keduanya sama-sama sering digunakan sebagai media belajar yang membantu jalannya proses pembelajaran di kelas sesuai dengan kebutuhan guru menyampaikan materi ajarnya. Media audio-visual yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis slide suara, karena film kartun merupakan slide gambar yang dibuat tampak bergerak dan suara yang terdapat pada tayangan media merupakan hasil dubing.

c. Peranan Media Audio-Visual dalam Pendidikan

Menurut Rinanto (1982) peranan media audio-visual dalam pendidikan adalah: 1) media audio-visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki anak didik; 2) media audio-visual dapat melampaui batasan ruang dan waktu; 3) media audio-visual sangat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungannya; 4) media audio-visual memberikan keseragaman pengamatan; 5) media audio-visual dapat menanamkan konsep dasar yang besar, konkret, dan realistis; 6) media audio-visual membangkitkan keinginan dan minat baru; 7) media audio-visual memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret sampai ke abstrak.


(38)

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dari: 1) media audio-visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki anak didik, yaitu melalui media audio-visual keberagaman pengalaman yang dimiliki setiap siswa dapat diseragamkan; 2) media audio-visual dapat melampaui batasan ruang dan waktu, yaitu dapat menunjukkan hal-hal yang tidak bisa dialami secara langsung saat berada di dalam kelas; 3) media audio-visual sangat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungannya, yaitu siswa diajak untuk berkontak langsung dengan objek pelajaran melalui media; 4) media audio-visual memberikan keseragaman pengamatan, yaitu pengamatan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa melalui media audio-visual dapat diarahkan pada butir-butir penting yang tercakup dalam tujuan intruksional; 5) media audio-visual dapat menanamkan konsep dasar yang besar, konkret, dan realistis, yaitu siswa dapat merasakan pengalaman yang jelas, konkret, dan realistis tanpa harus keluar dari ruang kelas; 6) media audio-visual membangkitkan keinginan dan minat baru, yaitu pengalaman yang didapatkan dari tayangan media audio-visual menambah pengetahuan baru bagi siswa sehingga menimbulkan keinginan dan minat untuk belajar; 7) media audio-visual memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret sampai ke abstrak, yaitu imajinasi atau pertanyaan-pertanyaan tentang suatu materi dapat siswa dapatkan melalui penayangan media audio-visual dan setelah


(39)

imajinasi itu terjawab, siswa akan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.

Jadi, peranan media audio-visual bisa mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar. Hal tersebut tampak dalam poin-poin peranan media audio-visual dalam pendidikan yang menunjukkan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang bisa didapatkan siswa melalui media tersebut dan tayangan menarik yang membuat siswa ingin tahu lebih banyak tentang materi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar.

2. Motivasi Belajar

a. Definisi Motivasi Belajar

Majid (2013) mengungkapkan bahwa motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Menurut Anitah (2009) motivasi belajar berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar itu sendiri. Bila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya, maka motivasi belajar akan muncul dengan kuat. Menurut Nuryanti (2008), motivasi bisa tumbuh dari dalam diri sendiri namun bisa juga karena pengaruh dari luar diri. Sedangkan untuk motivasi belajar, akan lebih mengacu pada tujuan mencapai hasil yang lebih baik dalam bidang pendidikan.


(40)

Jadi, motivasi dapat diumpamakan sebagai motor penggerak yang memacu diri siswa untuk menggali kemauan belajar lebih dalam guna mencapai tujuan. Tujuan utama siswa dalam belajar adalah hasil belajar yang baik dan memuaskan.

b. Sumber Motivasi

Menurut Majid (2013), perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Majid (2013) menambahkan bahwa ada dua macam model motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Majid (2013) juga menjelaskan bahwa motivasi intrinsik adalah model motivasi dimana siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas karena dorongan dari dalam dirinya sendiri, memberikan kepuasan tersendiri dalam proses pembelajaran atau memberikan kesan tertentu saat menyelesaikan tugas. Motivasi ekstrinsik adalah model motivasi dimana siswa yang terpacu karena berharap ada imbalan atau untuk menghindari hukuman, misalkan untuk mendapatkan nilai, hadiah stiker atau untuk menghindari hukuman fisik.

Berdasarkan dua model motivasi tersebut, faktor sumber motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Majid (2013) faktor internal terdiri dari: 1) adanya kebutuhan. Orang tua harus mengetahui kebutuhan anaknya untuk memberikan alternatif pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut; 2) persepsi individu mengenai diri sendiri. Maksudnya adalah apabila seorang anak


(41)

menilai dirinya mampu maka dia akan berusaha meraih apa yang menjadi keinginannya, namun bila anak menilai dirinya kurang mampu maka dia akan mencari tujuan lain yang dapat diraih; 3) harga diri dan prestasi. Hal ini akan mendorong siswa untuk tidak selalu puas dengan apa yang diperolehnya karena anak akan mempunyai daya saing tinggi dan kemauan yang tinggi pula untuk menjadi berprestasi diantara teman-temannya; 4) adanya cita-cita dan harapan masa depan. Dari pernyatan keempat dapat dijelaskan bahwa kebutuhan siswa akan terlihat dari cita-cita dan harapan anak di masa depan, hal itu akan memotivasi siswa untuk terus meningkatkan prestasinya; 5) keinginan tentang kemajuan dirinya. Maksudnya adalah hal yang mendukung terciptanya motivasi dari dalam diri siswa adalah keinginan untuk menjadikan dirinya lebih baik daripada sebelumnya, misalnya jika sekarang mendapat nilai ulangan 8, pada ulangan berikutnya harus 9 atau 10; 6) minat. Artinya siswa akan termotivasi jika ada minat dari dalam dirinya terhadap suatu hal, misalnya minat terhadap mata pelajaran matematika. Melalui minat itu siswa akan mengembangkan diri untuk mengetahui rumus-rumus matematika dan lain sebagainya; 7) kepuasan kinerja. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa akan selalu termotivasi memperbaiki pekerjaannya untuk mencapai kepuasan yang diinginkan.

Faktor eksternal meliputi: 1) pemberian hadiah. Hal yang dimaksudkan adalah melalui pemberian hadiah, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan meningkatkan prestasinya. Pemberian hadiah


(42)

dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu; 2) kompetisi. Kompetisi biasanya terjadi di sekolah. Guru dapat melakukan kompetisi di kelas dengan pemberian skor tambahan kepada setiap siswa yang nilainya tinggi; 3) hukuman. Faktor ini dapat diartikan bahwa siswa akan termotivasi melakukan hal baik untuk menghindari hukuman yang telah disepakati sebelumnya; 4) pujian. Faktor ini hal yang paling sering dilakukan yang bertujuan untuk membesarkan hati siswa agar termotivasi untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran; 5) situasi lingkungan pada umumnya. Hal ini berkaitan dengan dukungan dari orang-orang di sekitar siswa yang mendorong rasa mampunya dalam melakukan kegiatan pemenuhan tujuannya; 6) sistem imbalan yang diterima. Faktor ini dapat diumpamakan jika siswa melakukan perbuatan baik atau nilainya bagus, siswa akan menerima imbalan sesuai yang telah disepakati.

Anitah (2009) menyatakan bahwa memunculkan motivasi intrinsik di kalangan siswa-siswa kelas rendah memang agak sulit, karena pada umumnya mereka belum menyadari pentingnya pelajaran yang mereka pelajari. Namun, Anitah (2009) menambahkan, bahwa memunculkan motivasi ekstrinsik dapat dilakukan antara lain dengan cara memberi pujian atau hadiah, menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, memberi nasihat, kadang-kadang teguran.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi intrinsik dapat digali melalui hal-hal yang berkaitan dengan diri siswa dengan maksud mengembangkan apa yang sudah ada


(43)

dalam dirinya, sedangkan motivasi ekstrinsik dapat digali melalui reward dan punishment yang menjadi kesepakatan antara siswa dan guru sebelumnya.

c. Prinsip Dasar Motivasi

Menurut Forum Human Capital Indonesia (2007) motivasi dapat didefinisikan sebagai faktor yang diperlukan untuk memulai, mendorong, dan berkembang secara terus menerus. Untuk melihat motivasi seseorang, perlu dipahami tiga prinsip dasar manusia: Pertama, harus dipahami bahwa dalam mengerjakan sesuatu, setiap orang mempunyai alasan tertentu, mengapa dan apa kepentingan untuk dirinya. Misalnya, seorang siswa akan menyimak isi pelajaran dari awal hingga akhir apabila siswa memiliki rasa ketertarikan terhadap materi, gaya mengajar guru, atau rasa ingin tahu yang besar mengenai materi tersebut. Kedua, setiap orang berusaha mencapai sesuatu apa yang telah menjadi tujuannya. Misalnya, seorang siswa merasa dirinya mengalami penurunan pada prestasi belajarnya dan ingin meningkatkannya kembali, maka ia akan berusaha mencapai keinginannya itu dengan cara belajar atau mengikuti bimbel di luar sekolah. Ketiga, setiap orang unik, berbeda, karena mempunyai turunan dan lingkungan yang berbeda. Maksudnya, keinginan, semangat juang, dan cara mencapai tujuan setiap orang ditunjukkan dngan cara yang berbeda-beda karena faktor lingkungan keluarga dan masyarakatnya pun berbeda.


(44)

Menurut Pratisti (2008), anak sering termotivasi untuk memperbaiki kelemahannya apabila anak dapat mengenali jurang pemisah antara bidang yang lemah dan bidang yang kuat yang ada pada dirinya, dan bagaimana caranya membangun jembatan di atas jurang tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa cara membangun jembatan itu tentu saja harus melalui refleksi dan intropeksi diri sehingga anak menemukan solusi yang akan digunakan sebagai jembatan.

Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi akan terbentuk dengan sendirinya ketika anak merasa berkeinginan untuk memperbaiki dirinya. Perasaan ingin itu pun semata-mata bisa terbentuk karena teguran dan dukungan dari lingkungan sekitarnya seperti guru, teman, dan orang tuanya. Dari situ anak merefleksikan dan mendapatkan apa yang sebenarnya dia butuhkan dalam belajar. Misalnya ketika anak kesulitan dalam menghafal pelajaran, maka dengan dukungan media yang disediakan guru, anak akan merasa termotivasi dan prestasi belajarnya dapat meningkat dari sebelumnya. d. Indikator Motivasi

Menurut Aritonang (2008), indikator motivasi adalah: 1) ketekunan dalam belajar; 2) ulet dalam mengahadapi kesulitan; 3) minat dan ketajaman perhatian dalam belajar; 4) partisipasi dalam belajar; 5) mandiri dalam belajar. Dari kelima indikator tersebut, yang dimaksud dengan ketekunan dalam belajar adalah siswa mampu mengerjakan semua soal yang diberikan guru. Ulet dalam menghadapi kesulitan dapat diartikan


(45)

bahwa siswa mampu memecahkan masalah pada soal yang sedang dikerjakan. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar adalah siswa bertanya, menjawab pertanyaan dari guru, dan mengamati penjelasan dari guru. Partisipasi dalam belajar adalah siswa mampu mengikuti arahan guru selama proses pembelajaran. Mandiri dalam belajar adalah siswa berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan guru tanpa bantuan teman maupun guru.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Krisdianto dalam Arifin (2012), prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan, sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Sedangkan menurut Gagne dalam Baharuddin (2002), prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa, hasil belajar siswa tersebut dapat berupa keterampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas. Jadi, prestasi belajar merupakan nilai akhir atau final yang mampu dihasilkan oleh siswa dari suatu proses pembelajaran. Siswa yang mampu mengambil makna pelajaran akan menuai prestasi belajar yang baik pada tes-tes yang diberikan oleh guru.

Darsono (2000) mengungkapkan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan yang berhubungan dengan tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor yang ada akibat interaksi dengan lingkungan. Chosiyah (2001) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan rangkaian hasil usaha yang telah dilatih dalam suatu sistem atau rangkaian kegiatan pendidikan yang


(46)

dinyatakan dengan nilai. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dapat meningkat seiring dengan keterlibatan siswa dalam rangkaian kegiatan pembelajaran. Peningkatan prestasi tersebut selain melalui penilaian kognitif juga didukung dengan penilaian afektif dan psikomotornya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Mulyasa (2006) berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu yang pertama, pengaruh faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non sosial. Yang dimaksud dengan faktor sosial pada pernyataan ini adalah peranan lingkungan sekitar seperti keluarga, teman sepermainan, dan sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Jika dalam keluarga, orang tua berperan penting sebagai fasilitator, maka dalam lingkup sekolah guru lah yang memegang kendali sebagai fasilitator pada peningkatan prestasi belajar siswa. Kedua, pengaruh faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti banyak pengaruh atau rangsangan dari faktor eksternal yang mendorong individu belajar, keberhasilan belajar ditentukan oleh faktor diri (internal) beserta usaha yang dilakukannya. Dari pernyataan kedua dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh faktor eksternal akan mendorong siswa untuk mengembangkan diri sebagai usaha mencapai prestasi belajar.


(47)

4. Anak Kelas I SD

a. Karakteristik Anak Kelas I SD

Santrock (2003) berpendapat bahwa anak kelas I SD merupakan anak berusia kurang lebih 6-8 tahun yang cara berpikirnya masih konkret-abstrak. Anak seusia ini akan lebih cepat menangkap pelajaran jika menggunakan media pembelajaran yang konkret dan dapat melihat sendiri secara nyata. Dari hal yang telah mereka lihat itu barulah mereka bisa membayangkan dan menangkap apa yang mereka pelajari dalam memorinya. Menurut Yusuf (2011) karakteristik anak pada usia sekolah dasar adalah perkembangan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan.

Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa anak di usia ini kognitif, afektif, psikomotoriknya sudah mulai berkembang sehingga akan lebih mudah bagi guru dan orang tua dalam mengasah bakat dan minatnya. Uapaya pengasahan bakat dan minat tersebut dapat dilakukan dengan memberikan motivasi agar anak semakin semangat mengejar apa yang menjadi tujuannya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembangan Potensi Anak Menurut Reni Akbar-Hawadi (dalam Nuryanti, 2008) faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan potensi anak dibagi menjadi dua bagian, yaitu:


(48)

1) Faktor Internal (berasal dari dalam diri anak):

a) Kecerdasan: menunjukkan kemampuan berpikir anak, menggunakan nalar, dan memecahkan masalah menggunakan logika. Hal ini bisa ditunjukkan secara tidak langsung saat siswa menghitung uang sakunya dan berapa sisa uang saku setelah dipergunakan untuk membeli makanan.

b) Konsep diri: menunjukkan cara pandang terhadap kemampuan dan pribadi. Maksudnya, setiap siswa mempunyai pendapat yang berbeda mengenai suatu masalah dan cara menyelesaikannya pun beragam. c) Motivasi berprestasi: dorongan pada diri seseorang untuk mencapai

tujuan di bidang tertentu, khususnya akademik. Misalnya, seorang siswa mempunyai harapan untuk memenangkan sebuah lomba cerdas cermat antar sekolah, maka ia akan belajar dengan sungguh untuk memenangkannya dan mengharumkan nama sekolahnya. d) Minat: kecenderungan seseorang pada bidang tertentu atau kesukaan

seseorang yang menarik untuk dilakukan. Misalnya, seorang siswa suka dengan kegiatan olahraga, maka untuk memenuhi kesukaannya tersebut ia akan mengikuti ekstrakurikuler olahraga.

e) Bakat: kemampuan yang muncul ketika telah melalui latihan dan pengembangan. Misalnya seorang siswa yang telah mengikuti ekstrakurikuler olahraga akan terlihat sejauh mana kemampuannya di bidang olahraga dan akan diuji dengan kegiatan pertandingan persahabatan antar sekolah maupun lomba-lomba di luar sekolah.


(49)

f) Sikap: cara seseorang untuk menolak dan menerima sesuatu yang menurutnya baik atau tidak baik untuk dirinya. Maksudnya seorang siswa akan mengukur kemampuannya dan menentukan hal mana yang lebih diminati sesuai dengan kebutuhannya.

g) Sistem nilai: keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap kemampuannya dan hasil akhir yang diinginkan dari kemampuannya tersebut. Dengan belajar dan berlatih, siswa akan menempuh ujian penentu untuk mengukur tingkat kemampuannya.

Berdasarkan uraian tersebut, perkembangan potensi siswa sangat dipengaruhi oleh faktor internalnya. Bagaimanapun hal yang menentukan potensi akan berkembang atau tidak adalah diri sendiri. Apabila seorang siswa mempunyai potensi namun tidak menyadarinya, potensi tersebut tidak akan berkembang.

2) Faktor Eksternal (Berasal dari Luar Diri Anak): a) Lingkungan keluarga.

Poin ini menjelaskan tentang perkembangan potensi siswa di dalam keluarga. Pendidikan pertama yang diterima seorang siswa adalah dalam keluarga, maka potensi siswa akan diketahui pertama kali oleh orang tua. Orang tua akan menjadi fasilitator utama dalam pembentukan dan perkembangan potensi siswa.

b) Lingkungan sekolah.

Pada poin ini, lingkungan sekolah adalah tempat ke dua siswa memperoleh pendidikan. Siswa akan diarahkan kepada


(50)

bidang-bidang tertentu untuk mengetahui potensinya. Guru terlibat sebagai fasilitator yang mengawasi perkembangan potensi pada tiap siswa. c) Lingkungan masyarakat.

Poin terakhir, lingkungan masyarakat. Lingkungan ini juga merupakan tempat untuk memperoleh pendidikan. Pada lingkungan ini siswa akan belajar bermasyarakat dan mengenali kebiasaan-kebiasaan yang terjadi di sekitarnya. Melalui pergaulan dan kebiasaan yang diikuti siswa dari lingkungannya memungkinkan siswa untuk mengenali potensinya pula.

Kesimpulan dari pernyataan tersebut adalah bahwa potensi siswa dapat dikembangkan jika ada yang mengarahkan dan memfasilitasi. Baik eksternal maupun internal semuanya saling berkaitan, tergantung siswa dalam mengenali potensinya dan faktor eksternal dari keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai fasilitatornya.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Definisi IPS

Daldjoeni (1981) mendefinisikan IPS sebagai ilmu pengetahuan tentang manusia di dalam kelompok yang disebut masyarakat, dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan sebagainya. Sedangkan menurut Ralf Dahrendorf dalam (Supardan, 2007), IPS merupakan suatu konsep ambisius untuk mendefinisikan seperangkat disiplin akademis yang memberikan perhatian pada aspek-aspek kemasyarakatan manusia. Dari kedua pendapat tersebut


(51)

IPS dapat didefinisikan sebagai pengetahuan tentang manusia dalam masyarakat dan lingkungan sekitarnya berdasarkan beberapa disiplin akademis. Semua yang membahas tentang manusia dan relasinya dengan lingkungan tempat tinggalnya akan dibahas di dalam mata pelajaran ini. b. Konsep IPS

Menurut Solihatin & Raharjo (2008), konsep Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia antara lain: 1) interaksi; 2) saling ketergantungan; 3) kesinambungan dan perubahan; 4) keragaman / kesamaan / perbedaan; 5) konflik dan consensus; 6) kekuasaan; 7) nilai kepercayaan; 8) keadilan dan pemerataan; 9) budaya.

Berdasarkan pion-poin konsep Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut dapat diuraikan bahwa yang dimaksud dengan 1) Interaksi adalah menjalin komunikasi secara verbal maupun non verbal untuk mencapai kesepakatan bekerjasama memecahkan masalah. 2) Saling ketergantungan yaitu manusia akan selalu membutuhkan manusia lain dalam hidupnya karena manusia merupakan makhluk sosial. 3) Kesinambungan dan perubahan adalah inti dan muatan nilai, simbol, dan kebiasaan masyarakat pada umumnya akan diteruskan secara berkesinambungan, namun akan selalu terjadi perubahan atau perkembangan. 4) Keragaman/kesamaan/perbedaan dalam arti sempit dapat diuraikan bahwa manusia satu dengan manusia lainnya akan selalu mempunyai karakteristik yang berbeda, namun perbedaan tersebut akan selalu dipersatukan dalam kesamaan. 5) Konflik dan consensus. Dalam sebuah konflik akan selalu ada kesepakatan. Hidup


(52)

bersama dalam keragaman akan menimbulkan banyak konflik, maka cara untuk menghindarinya adalah dengan membuat kesepakatan/konsensus. 6) Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu seesuai dengan kehendaknya. 7) Nilai kepercayaan adalah sesuatu yang dianggap berharga serta dipercaya dan memiliki karakteristik tertentu. 8) Keadilan dan pemerataan adalah hal yang dilakukan untuk mencari titik pencapaian sebuah tujuan dan akan selalu berlangsung untuk memperbaikinya sampai tujuan itu dianggap tercapai dan adil. 9) Budaya adalah kebiasaan masyarakat dari jaman dulu yang sampai sekarang masih dilanjutkan oleh generasi penerusnya guna melestarikan kebiasaan tersebut.

c. Tujuan IPS dalam Pendidikan

Menurut BSNP (2006), mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis atau kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial serta kemanusiaan. 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Berdasarkan pernyataan tersebut, setelah siswa mempelajari IPS siswa diharapkan dapat menjadi seorang yang bermasyarakat, mampu beradaptasi dengan lingkungannya, taat pada


(53)

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, dan mampu bersosialisasi dengan baik antar individu.

Sedangkan menurut Daldjoeni (1981), IPS memiliki tujuan sebagai berikut: 1) IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang social sciences. 2) IPS bertujuan untuk mendidik warga negara yang baik. 3) Pembelajaran IPS juga bertujuan untuk meningkatkan cara berpikir demokratis. 4) Kegiatan pembelajaran IPS diarahkan untuk: (a) Membina warga negara Indonesia atas dasar moral pancasila/ undang-undang dasar (UUD) 45, nilai dan sikap sehingga terpupuk kemauan serta tekad untuk hidup secara bertanggung jawab; (b) Dapat memahami dan selanjutnya mampu memecahkan masalah sosial dengan pandangan yang terbuka dan rasional. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran IPS, siswa terbentuk menjadi pribadi yang hidup dengan mengamalkan pancasila.

Pada mata pelajaran IPS kelas I SD peneliti melakukan penelitian tentang materi rumah sehat yang diambil dari standar kompetensi mendeskripsikan lingkungan rumah dengan kompetensi dasar menjelaskan lingkungan rumah sehat dan perilaku dalam menjaga kebersihan rumah. Peneliti memilih materi ini karena banyak contoh-contoh yang seharusnya dapat siswa lihat langsung saat penjelasan di dalam kelas. Contoh diberikan untuk mempermudah siswa mengimajinasikan keadaan nyata di lingkungannya.


(54)

B. Penelitian yang Relevan

Sumarni, Soeprodjo, dan Rahayu (2009) melakukan penelitian kualitatif berjudul Efektivitas Penerapan Metode Kasus Menggunakan Media Audio-Visual Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA dengan subjek kelas XI IPA-4 SMA Negeri 4 Semarang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan uji dokumentasi, tes, observasi, dan angket. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas, uji kesamaan varians, dan uji efektivitas pembelajaran. Pengambilan sampel dilakukan secara acak menggunakan teknik cluster random sampling yaitu XI IPS-4 sebagai kelas eksperimen yang mendapat perlakuan dengan menerapkan metode kasus menggunakan media audio-visual setelah dilakukan uji homogenitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan dari penerapan metode kasus menggunakan media audio-visual terhadap hasil belajar kimia ditinjau berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dari hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan metode kasus menggunakan media audio-visual efektif terhadap pembelajaran kimia materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan pada siswa kelas XI IPA semester II SMA Negeri 4 Semarang yang ditunjukkan dengan estimasi rata-rata ketuntasan belajar pada kelas XI IPA-4 sebesar 74,24 – 78,54 dan estimasi proporsi sebesar 93,7% - 100%. Sedangkan jika ditinjau dari ranah afektif dan psikomotorik diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 65,18 dan 67,8.

Selain penelitian tersebut, ada juga penelitian serupa yang dilakukan oleh Sulistyarsi (2011). Sulistyarsi melakukan penelitian tindakan kelas berjudul Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Model Stopping


(55)

and Thinking dengan Media Video. Subjek penelitiannya berjumlah 26 anak yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes, checklist, angket, dan observasi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Biologi siswa melalui Implementasi Metode Stoping and Thinking Menggunakan Media Video di SMPN 1 Jiwan Kelas VII D. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I prestasi belajar siswa sebanyak 61,54% tuntas dan pada siklus II prestasi belajar siswa meningkat menjadi 96,15%, sehingga menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar sekitar 34,62%. Peningkatan motivasi belajar sebesar 23,08% dari siklus I sebesar 76,92% menjadi 100% pada siklus II. Data keaktifan siswa meningkat sebesar 26,92% dari siklus I sebesar 73,08% menjadi 100% pada siklus II. Sedangkan data kualitas pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 11,25% dari siklus I sebesar 78,13% menjadi 89,38% pada siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi metode stopping and thinking dengan menggunakan media video melalui kolaborasi antara guru dengan mahasiswa PPL dapat meningkatkan prestasi, motivasi, keaktifan dan kualitas pembelajaran Biologi siswa kelas VII D SMPN I Jiwan Kabupaten Madiun.

Penelitian yang relevan selanjutnya adalah penelitian milik Suwarto, Hadiyah, dan Amir (2011) yang melakukan penelitian tindakan kelas berjudul Penggunaan Media Audio-Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn dengan subjek sejumlah 43, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes, observasi,


(56)

dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui proses pembelajaran PKn yang terjadi dengan menggunakan media audio-visual. 2) Untuk membuktikan

bahwa hasil belajar PKn dalam materi ‘pengenalan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat’ dapat meningkat dengan proses pembelajaran yang menggunakan media audio-visual. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan pengenalan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat pada siswa kelas III SD Negeri Dadapsari No. 129 Pasar Kliwon Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 54,51; siklus pertama 72,42; dan pada siklus kedua naik menjadi 85,93. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 60) pada tes awal 46,51%, tes siklus pertama 86,95%, dan pada tes siklus kedua siswa belajar tuntas mencapai 100%.

Ketiga penelitian tersebut memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yang berjudul Penggunaan Media Audio-Visual untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas I SD Negeri Sarikarya Tahun Ajaran 2014/2015 dalam Mata Pelajaran IPS. Ketiga penelitian di atas sama-sama membahas tentang media audio-visual sama seperti media yang akan peneliti gunakan. Sedangkan perbedaan ketiga penelitian tersebut yaitu dalam hal variabel dan jenis penelitian. Variabel dalam dua dari tiga penelitian tersebut tentang hasil belajar. Selain itu, satu dari tiga penelitian tersebut juga merupakan


(57)

penelitian kualitatif. Setelah membaca dan memahami hasil serta kekurangan dari penelitian sebelumnya, maka peneliti akan melakukan langkah-langkah perbaikan dari kegiatan penelitian sebelumnya.

C. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran IPS di kelas I SD Negeri Sarikarya masih menggunakan metode ceramah dan penyampaian materi serta pemberian contoh kasus pun masih disampaikan secara abstrak. Yang dimaksud dengan abstrak adalah penyampaian yang diberikan guru berupa contoh verbal tanpa ada media yang digunakan sebagai penghubung antara guru dan siswa. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, metode ceramah belum menumbuhkan motivasi dalam diri siswa saat proses pembelajaran IPS berlangsung di kelas I SD Negeri Sarikarya sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa. Dampak yang disebabkan oleh kurangnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran IPS adalah rendahnya nilai ulangan IPS pada siswa kelas I SD Negeri Sarikarya.

Widodo (2008) megungkapkan bahwa media cukup penting dalam proses belajar-mengajar karena media akan dapat digunakan untuk mendukung aktivitas intruksional, antara lain media dapat meningkatkan perhatian peserta didik pada materi yang sedang diberikan sehingga pengalaman/kesan/memori akan lebih banyak. Ungkapan tersebut menunjukkan besarnya pengaruh media dalam proses pembelajaran. Selain dapat meningkatan perhatian siswa agar termotivasi dan fokus dalam proses pembelajaran, media juga bisa memberikan berbagai


(58)

pengalaman langsung kepada siswa dalam suatu peristiwa yang tidak dapat dialami siswa secara langsung.

Berdasarkan pengamatan dan ungkapan tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas menggunakan media audio-visual. Pemilihan media tersebut didasari oleh tingkat perkembangan siswa kelas I yang masih melihat suatu hal dari contoh nyata yang bisa dilihat ke abstrak yang hanya bisa dibayangkan. Peneliti berasumsi bahwa media audio-visual dapat meningkatkan motivasi pada siswa kelas I SD Negeri Sarikarya sehingga memberikan dampak positif bagi prestasi belajar siswa. Maka dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Sarikarya pada mata pelajaran IPS, peneliti menggunakan media audio-visual sebagai alat penyampaian materi. Alur kerangka berpikir dapat peneliti ilustrasikan pada Gambar II.1.

Gambar II.1 Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Guru belum

menggunakan media

audio-visual.

Guru menggunakan media audio-visual.

Guru telah

menggunakan media

audio-visual.

Motivasi dan prestasi belajar IPS rendah.

Siswa belajar menggunakan media

audio-visual.

Motivasi dan prestasi belajar IPS meningkat.


(59)

D. Hipotesis Tindakan

Media audio-visual memberikan informasi serta pengalaman secara jelas dan langsung kepada siswa tanpa harus mengalami peristiwa tersebut. Alur cerita yang disajikan dari media audio-visual mengajarkan siswa untuk mengambil makna dari sebuah cerita yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Selain itu, gambar bergerak disertai suara yang dikeluarkan dapat meningkatkan perhatian siswa pada proses pembelajaran IPS. Adanya perhatian dari siswa tersebut menumbuhkan kemauan untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Jadi, penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Sarikarya semester 2 tahun ajaran 2014/2015.


(60)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan penelitian, indikator keberhasilan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Jenis penelitian berisi jenis penelitian yang akan digunakan. Setting penelitian berisi tempat, subjek, objek, dan waktu penelitian. Rencana tindakan penelitian membahas tentang rencana yang akan dilakukan pada siklus I dan siklus II. Indikator keberhasilan membahas tentang ketercapaian indikator pada instrumen observasi dan instrumen tes evaluasi. Instrumen penelitian berisi tentang instrumen apa saja yang dibutuhkan untuk pengumpulan data. Teknik pengumpulan data membahas tentang teknik apa saja yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Teknik analisis data membahas tentang urutan analisis data deskriptif. Jadwal penelitian berisi detil urutan kegiatan beserta waktunya.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas. Peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas I semester II SD Negeri Sarikarya Tahun ajaran 2014/2015. Tujuan tersebut diperkuat oleh pernyataan Kemmis dan McTaggart dalam (Suparno, 2008) yang menjelaskan bahwa riset tindakan sebagai bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh para partisipan


(61)

dalam situasi sosial dengan tujuan untuk memajukan produktifitas rasionalitas, keadilan pada persoalan sosial, atau praktik pendidikan. Partisipannya adalah guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, anggota masyarakat.

Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah belum optimalnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Sarikarya pada mata pelajaran IPS. Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, maka peneliti menggunakan media audio-visual sebagai tindakan dengan pertimbangan usia perkembangan siswa kelas I SD. Menurut Arikunto, Suhadjono, & Supardi (2006), penelitian tindakan kelas adalah salah satu cara untuk mencermati kegiatan belajar mengajar sekelompok peserta didik dengan memberikan tindakan. Oleh karena itu, melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Sarikarya dapat meningkat.

Penelitian yang akan peneliti lakukan ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas model Kemmis dan McTaggart, yaitu setiap siklus meliputi perencanaan – pelaksanaan – observasi/pengamatan – refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan apabila perlu ada pengulangan setelah membaca refleksi sebelumnya, maka akan diadakan siklus selanjutnya dengan rencana tindakan dan pelaksanaan yang sama. Siklus penelitian menurut model penelitian Kemmis dan McTaggart ditunjukkan dalam Gambar III.1 berikut ini:


(62)

Gambar III.1 Model Siklus PTK

Berdasarkan pada gambar III.1 dapat dijelaskan bahwa pada tahap perencanaan, peneliti membuat rencana tindakan dan merancang instrumen-instrumen yang akan digunakan untuk melakukan penelitian. Tahap pelaksanaan, peneliti dan guru melaksanakan penelitian sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan pada tahap perencanaan. Tahap pengamatan, peneliti melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dan kekurangan pada penelitian. Tahap refleksi, peneliti melakukan refleksi berdasarkan data yang telah diperoleh apakah tujuan penelitian sudah tercapai ataukah belum.


(63)

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sarikarya, Jalan Asemgede No 48, Kragilan, Condong Catur, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I semester II SD Negeri Sarikarya Tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran IPS menggunakan media audio-visual pada siswa kelas I semester II SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 dimulai dari bulan Oktober 2015 sampai dengan Juli 2015.

C. Rencana Tindakan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berawal dari permasalahan yang ada dalam pembelajaran siswa di kelas. Penelitian ini mengupayakan peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Sarikarya pada mata pelajaran IPS. Siklus I difokuskan pada SK 2. mendeskripsikan lingkungan rumah pada KD 2.3 menjelaskan lingkungan rumah


(1)

(2)

Surat Izin Penelitian Lampiran 18


(3)

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 19


(4)

Foto Kegiatan Penelitian Siklus I

(doa pembukaan) (menonton tayangan audio-visual)

(menjawab isi tayangan media audio-visual) (mewarnai gambar rumah)

(mempresentasikan hasil mewarnai gambar) (menunjukkan cara pengerjaan LKS)

(mengerjakan LKS) (menjawab lembar kuesioner)


(5)

Foto Kegiatan Penelitian Siklus II

(doa pembuka) (menonton tayangan audio-visual)

(mewarnai gambar) (membuat jadwal kegiatan)


(6)

BIOGRAFI

Angela Cory Dian Pertiwi lahir di Bantul, 27

Januari 1993. Anak kedua dari dua bersaudara. Putri

dari Bapak Ignatius Guntoro dan Ibu Lucia Wahyu

Eko Prasetyo Jati. Tinggal di Kernen RT05/RW03,

Ngunut, Playen, Gunungkidul. Pendidikan Dasar

ditempuh selama 6 tahun di SD Negeri Playen I pada

tahun 1999-2005. Setelah lulus SD melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri I Playen yang ditempuh selama 3 tahun pada tahun

2005-2008. Pendidikan pada Sekolah Menengah Atas ditempuh selama 3 tahun di

SMA Dominikus Wonosari tahun 2008-2011. Penulis melanjutkan jenjang

pendidikan di Universitas Sanata Dharma dan mengambil jurusan Pendidikan

Guru Sekolah Dasar untuk meneruskan cita-cita orang tua. Masa pendidikan

selama 4 tahun di Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul

“PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS I SD NEGERI SARIKARYA TAHUN AJARAN 2014/2015 DALAM MATA PELAJARAN IPS”.


Dokumen yang terkait

Hubungan pemberian biasiswa terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran biologi siswa kelas II SLTP Negeri se Kabupaten Bondowoso tahun ajaran 2000/2001

0 4 61

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

0 5 96

Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar PKN pada siswa kelas III di MI Dakwah Islamiyah Cawang Jakarta Timur Tahun pelajaran 2013/2014

0 8 103

Penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fikih di MTS Fatahillah Buncit Jakarta Selatan

3 20 116

Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SD Negeri Ciherang 01: penelitian tindakan kelas

1 8 0

Campur kode dalam karangan siswa kelas III SD Negeri Kereo 02 Tangerang tahun pelajaran 2014/2015

0 20 121

Penggunaan media pembelajaran flipchart dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di MA Nurul Falah Pagedangan

0 17 165

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia pada siswa kelas IX MTS Izzatul Islam Tajurhalang, Bogor Tahun ajaran 2014/2015

0 9 112

Efektivitas manajemen pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

0 0 9