Fungsi Pengawas Sekolah Pengawas Sekolah

antara lain: 1 memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi, 2 menetapkan kinerja guru dan tenaga lain yang diawasi serta faktor- faktor yang mempengaruhinya, 3 menetapkan dan atau mengusulkan program pembinaan secara langsung. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas sekolahsatuan pendidikan, setiap pengawas memiliki kewenangan dan hak-hak yang melekat pada jabatannya. Beberapa kewenangan yang ada pada pengawas adalah kewenangan untuk: 1. Bersama pihak sekolah yang dibinanya, menentukan program peningkatan mutu pendidikan di sekolah binaannya. 2. Menyusun program kerjaagenda kerja kepengawasan pada sekolah binaannya dan membicarakannya dengan kepala sekolah yang bersangkutan, 3. Menentukan metode kerja untuk pencapaian hasil optimal berdasarkan program kerja yang telah disusun. 4. Menetapkan kinerja sekolah, kepala sekolah dan guru serta tenaga kependidikan guna peningkatan kualitas diri dan layanan pengawas. Sudjana, 2006: 22-23 Hak yang seharusnya diperoleh pengawas sekolah yang profesional adalah : 1. Menerima gaji sebagai pegawai negeri sipil sesuai dengan pangkat dan golongannya, 2. Memperoleh tunjangan fungsional sesuai dengan jabatan pengawas yang dimilikinya, 3. Memperoleh biaya operasionalrutin untuk melaksanakan tugas-tugas kepengawasan seperti; transportasi, akomodasi dan biaya untuk kegiatan kepengawasan. 4. Memperoleh tunjangan profesi pengawas setelah memiliki sertifikasi pengawas. 5. Menerima subsidi dan insentif untuk menunjang pelaksanaan tugas dan pengembangan profesi pengawas. 6. Memperoleh tunjangan khusus bagi pengawas yang bertugas di daerah terpencil, rawan kerusuhan dan atau daerah bencana alam. Sudjana, 2006: 22-23

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan teori-teori yang telah disampaikan, peneliti mengasumsikan bahwa kinerja pengawas sekolahakan baik jika ditunjang dengan kompetensi individu, dukungan manajemen, dan dukungan organisasi. Kompetensi pengawas sekolah akan teruji melalui pemenuhan tuntutan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Tuntutan pekerjan yang jelas dan sesuai dengan kompetensi yang dikuasai oleh pengawas sekolah akan memperlancar tugas yang telah dibebankan. Dukungan manajemen dalam bentuk kebijakan juga akan mempengaruhi kinerja kinerja pengawas sekolah. Penentuan uraian tugas dapat memudahkan pengawas sekolah untuk berkinerja secara optimal. Selanjutnya kinerja pengawas sekolah akan terukur dengan adanya standar kinerja yang jelas seperti ditentukan oleh organisasi berdasarkan apa yang telah dilakukan. Penentuan uraian tugas berdasarkan misi dan tujuan yang dicapai oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Disdikbudpora dan Pemerintah Kota Pemkot Metro dengan kejelasan tugas tersebut apa yang menjadi kewajiban dapat terukur secara jelas. Demi mendukung pencapaian visi dan misi Disdikbudpora dan Pemkot Metro berbagai upaya harus ditempuh oleh Disdikbudpora dan Pemkot Metro untuk meningkatkan kinerja anggota organisasi yang berada di dalamnya. Selain itu iklim organisasi yang kondusif akan mendukung kinerja pengawas sekolah. Kerangka pikir digambarkan sebagai berikut. Gambar 2.6 Kerangka Pikir Penelitian INPUT OUTPUT PROSES - Kebijakan - Sumber Daya Pengawas Sekolah - Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan oleh pengawas sekolah - Kinerja pengawas sekolah dalam rangka penjaminan mutu pendidikan - Faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi kinerja pengawas sekolah - Upaya-upaya pengembangan dalam meningkatkan kompetensi pengawas sekolah - Harapan terhadap peranan pengawas sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan Peningkatan kinerja pengawas sekolah

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Rancangan Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan teori fenomenologi. Frnomenologi pada dasarnya berpandangan bahwa apa yang tampak di permukaan, termasuk pola perilaku sehari-hari hanyalah suatu gejala atau fenomena dari apa yang tersembunyi di “kepala” sang pelaku. Perilaku apa pun yang tampak di tingkat permukaan baru bisa dipahami atau dijelaskan manakala bisa mengungkap atau membongkar apa yang tersembunyi dalam dunia kesabaran atau dunia pengetahuan si manusia pelaku Burhan Bungin, 2008:9. Dalam pandangan fenomenologis peneliti berusaha untuk memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu.Moleong, 2004:9. Ciri-ciri penelitian kualitatif adalah: 1 mempunyai latar belakang alami, 2 peneliti merupakan instrumen utama dalam usaha pengumpulan data, 3 analisis data secara induktif, 4 bersifat deskriptif, 5 lebih mementingkan proses dari pada hasil, 6 ada batas yang ditentukan oleh fokus, 7 menggunakan teori dasar, 8 ada kriteri khusus untuk keabsahan data, 9 desain bersifat sementara, 10 hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama Moleong, 2004:4-8. Erickson dalam Susan Stainback 2003 diungkapkan kembali oleh Sugiyono 2011:22 menyatakan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: 1. Intesive, long term participation in field setting 2. Careful recordinfg of what happens in the setting by writing field notes and interview notes by collecting other kinds of documentary evidance 3. Analytic reflection on the documentary records obtained in the field 4. Reporting the result by means of detailed dscriptions, direct quotes from interview, and interpretative commentary Penelitian ini diperlukan pengamatan secara mendalam dan menyeluruh, dan data yang diungkap bukan berupa angka-angka tetapi berupa kata-kata dan dokumen. Penggunaan teori fenomenologis dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dapat mengungkapkan fenomena dan peneliti akan berupaya menemukan peristiwa- peristiwa yang dapat dipahami peneliti dan berbagai pendapat dan isu yang ada, dan fenomena-fenomena yang nampak pada obyek penelitian ini yaitu untuk mengetahui kinerja pengawas sekolah dasar pada Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Dikbudpora Kota Metro.

3.1.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan studi kasus dengan desain studi kasus tunggal single-case-studies. Rancangan studi kasus dipilih dengan tujuan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan how dan why dalam mengetahui kinerja pengawas sekolah dasar di kota Metro. Yin 2009 yang menyatakan secara umum, studi kasus merupakan strategi yang cocok bila pokok pernyataan suatu penelitian berkenaan dengan pertanyaan how dan why, bila

Dokumen yang terkait

TARIFF RATIONALIZATION RETRIBUTION THE POTENTIAL IN THE METRO CITY

0 6 1

TARIFF RATIONALIZATION RETRIBUTION THE POTENTIAL IN THE METRO CITY

0 6 1

A STUDY ON THE VALUE ADDED TAX IN METRO CITY TAX OFFICE 2003-2008

0 3 16

THE INFLUENCE OF STRUCTURAL OFFICER PERCEPTION ON OCCUPATIONAL CHANGES TO THE OFFICER’S PERFORMANCE IN METRO MUNICIPAL GOVERNMENT

0 19 180

THE INFLUENCE BETWEEN PRINCIPAL LEADERSHIP AND QUALITY ASSURANCE TOWARD TEACHERS PERFORMANCE ON PUBLIC ELEMENTARY SCHOOLS IN SOUTH TELUK BETUNG DISTRICT BANDAR LAMPUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PENJAMINAN MUTU TERHADAP KINERJA GURU SD NEGER

0 11 109

ANALYSIS OF THE POTENTIAL TAX AS LOCAL REVENUE SOURCES IN THE CITY METRO

2 24 95

VISION AND MISSION METRO CITY AS CITY OF EDUCATION (STUDY EVALUATION ABOUT DEVELOPMENT PROGRAM OF AN INTEREST FOR READING THROUGH SUBDISTRICT LIBRARY OR SMART HOUSE IN WEST OF METRO SUBDISTRICT) VISI DAN MISI KOTA METRO SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN (STUDI EVAL

0 14 105

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

PERFORMANCE OF PRIMARY SCHOOL SUPERVISORS IN EDUCATION QUALITY ASSURANCE SYSTEM IN THE METRO CITY (CASE STUDY ON THREE PRIMARY SCHOOLS IN THE METRO CITY) KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR DALAM SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI KOTA METRO (STUDI KASUS PAD

0 7 85

STANDARISASI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR MENENGAH ISLAM DI INDONESIA STANDARD OF QUALITY ASSURANCE OF BASIC ISLAMIC SECONDARY IN INDONESIA

0 0 14