Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

1. pengorganisasian data. Semua data hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian ditata dan diberi nomor urut berdasarkan kronologis waktu pengumpulan. 2. Penentuan sistem kategori koding. Semua data yang terekam dalam catatan lapangan akan dibaca dan diteliti, kemudian diidentifikasi topik-topik liputannya, dan dikelompokkan kedalam kategori-kategori. Setiap kategori diberi kode yang menggambarkan cakupan topik. Kode tersebut nantinya dijadikan sebagai alat untuk mengorganisasikan satuan-satuan data. Adapun yang dimaksud dengan satuan-satuan data adalah potongan-potongan catatan lapangan berupa kalimat, satu alinea atau urutan alinea. Secara rinci pengkodean dibuat berdasarkan pada teknik pengumpulan data kelompok informan. Tabel pengokedan dapat terlihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Pengkodean Teknik Pengumpulan Kode Sumber Data Kode Wawancara Observasi Dokumentasi W O D Sekretaris Dinas Pendidikan Kebudayan Pemuda dan Olahraga Pengawas Sekolah Kepala Sekolah Guru Staf Tata Usaha SDPKPO PS KS GR STU Diadaptasi dari Sowiyah 2005:105 Contoh penerapan kode dan cara membacanya: W SDPKPO F1 0910212 Teknik Pengumpulan Data Sekretaris Dikbudpora Fokus Penelitian Tanggal dan Tahun 3. Menyortir data dengan menggunakan The Cut-Up-and-Put-in-Foders Approach pendekatan potong-simpan dalam map, yaitu memotong catatan menurut kategorinya dan menetapkan satuan-satuan data tersebut ke dalama map-map. 4. Membuat format yang menyajikan informasi secara sistematis. Format tersebut berupa matriks. Selanjutnya satuan data dalam laporan penelitian berupa hasil penelitian.

3.8 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga cara yaitu: pengecekan kredibilitas, dependabilitas, dan konfimabilitas Miles dan Huberman, 1992. Pengecekan kredibilitas atau kebenaran data dilakukan untuk membuktikan apakah yang diamatai oleh peneliti benar-benar sesuai dengan sesungguhnya terjadi secara wajar di lapangan. Lincon dan Guba 1985 mengemukakan teknik utama untuk meningkatkan derajat kredibilitas data yang dikumpulkan, yaitu: 1 observasi yang dilakukan secara terus menerus persistent observation, 2 trianggulasi trianggulation, 3 pengecekan anggota member Cheks, diskusi teman sejawat reviewing, dan 5 penegecekan mengenai kecukupan referensial referential adequad. Selain itu Lincon dan Guba 1985 mengemukakan empat strategi mengenai trianggulasi, yaitu: 1 trianggulasi data, 2 trianggulasi metode, 3 trianggulasi sumber, dan 4 trianggulasi teoritik. Observasi yang dilakukan secara terus-menerus agar aspek-aspek yang penting dan relevan dengan topik penelitian. Dalam penelitian ini diadakan pengamatan yang diteliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap event-event yang relevan dengan masalah penelitian. Misalnya kegiatan kunjungan kelas, proses pelaksanaan pembinaan dan supervisi, teknik pengawasan, pendekatan yang dilakukan pengawas terhadap kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan stakeholdeer lainnya. Peniliti melakukan observasi berulang kali untuk mendapatkan data yang akurat dan sesuai dengan topik penelitian. Trianggulasi data dilakukan dengan cara membandingkan kebenaran data atau informasi yang dikumpulkan dari informan lain yang berbeda. Trianggulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi yang diperoleh dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Misalnya hasil wawancara dibandingkan dengan hasil observasi atau dengan dokumen lain yang relevan. Pengecekan dependabilitas atau keajegan data diperoleh melalui trianggulasi sumber. Objek dan isu yang sama ditanyakan kepada 5 sumber yaitu: sekretaris Disdikbudpora, pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, staf tata usaha. Pengecekan konfirmabilitas atau kecocokan data melalui trianggulasi metode, yaitu melalui wawancara dengan informan, pengamatan kegiatan yang terkait dengan penelitian dan pengkajian dokumen. Observasi dan partisifasi pasif dilakukan peneliti pada kegiatan pengawasan dan pembinaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan. Dokumen yang dikaji meliputi kelengkapan bahan pelaksanaan pengawasan oleh pengawas sekolah, buku pedoman dan dokumen yang mendukung proses kegiatan pengawasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan stakeholder yang ada di sekolah menjadi sasaran pembinaan oleh pengawas sekolah. Pembinaan oleh pengawas sekolah dilakukan satu kali dalam sebulan dan telah dijadwalkan, lamanya pembinaan satu sampai dua jam. Pembinaan oleh pengawas sekolah terdiri dari dua aspek utama yaitu pengawasan akademik maupun pengawasan manajerial. Teknik pembinaan dilakukan pengawas sekolah melalui pertemuan rapat dengan kepala sekolah, guru. Setelah selesai melakukan pertemuan, pengawas sekolah melakukan kunjungan kelas, selama kunjungan kelas pengawas sekolah tidak memberikan contoh mengajar, tapi lebih cenderung mengamati guru yang mengajar. Pendekatan yang digunakan pengawas sekolah dengan kekeluargaan. Pada akhir kegiatan pembinaan pengawas sekolah menyusun laporan hasil pembinaan yang harus dilaporkannya ke Kepala Dinas Dikbudpora Kota Metro serta melakukan refleksi hasil pembinaan yang dilakukannya. 2. Kinerja pengawas sekolah dalam rangka penjaminan mutu pendidikan di Kota Metro di lihat dari latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, kebutuhan jumlah pengawas sekolah sudah sesuai dengan Permen PAN dan RB Nomor 21 Tahun 2010 dan Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 dimiliki oleh pengawas sekolah. Peraturan dan pedoman yang digunakan oleh pengawas sekolah hanya menggunakan acuan yang dibuat oleh pemerintah pusat, dan belum seluruh kompetensi pengawas yang dipersyaratkan dalam Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 dimiliki oleh pengawas sekolah. 3. Faktor yang mempengaruhi kinerja pengawas terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri pengawas sekolah terdiri dari motivasi, kemampuan serta keterampilan yang dimiliki pengawas sekolah. Faktor eksternal berasal dari luar berupa dukungan dari dinas atau organisasi, kesempatan untuk menerapkan dan meningkatkan kompetensi, kemudahan dalam mengurus administrasi, imbalan dan insentif, pengalaman kerja pengawas, diklat-diklat yang diikuti. Potensi dan motivasi berasal dari diri sendiri maupun dari lingkungan kerja, kompetensi pengawas sangat berpengaruh terhadap kinerja, serta kesempatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing pengawas sekolah. Selain faktor pendukung tentu saja ada faktor yang menghambat kinerja pengawas sekolah salah satunya usia. Usia merupakan salah satu faktor penghambat ataupun kendala kinerja pengawas, karena pada umumnya motivasi dan semangatnya mulai menurun, serta keinginan tahuan pengawas akan hal-hal yang baru dengan bertambahnya usia semakin berkurang. Semakin tua

Dokumen yang terkait

TARIFF RATIONALIZATION RETRIBUTION THE POTENTIAL IN THE METRO CITY

0 6 1

TARIFF RATIONALIZATION RETRIBUTION THE POTENTIAL IN THE METRO CITY

0 6 1

A STUDY ON THE VALUE ADDED TAX IN METRO CITY TAX OFFICE 2003-2008

0 3 16

THE INFLUENCE OF STRUCTURAL OFFICER PERCEPTION ON OCCUPATIONAL CHANGES TO THE OFFICER’S PERFORMANCE IN METRO MUNICIPAL GOVERNMENT

0 19 180

THE INFLUENCE BETWEEN PRINCIPAL LEADERSHIP AND QUALITY ASSURANCE TOWARD TEACHERS PERFORMANCE ON PUBLIC ELEMENTARY SCHOOLS IN SOUTH TELUK BETUNG DISTRICT BANDAR LAMPUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PENJAMINAN MUTU TERHADAP KINERJA GURU SD NEGER

0 11 109

ANALYSIS OF THE POTENTIAL TAX AS LOCAL REVENUE SOURCES IN THE CITY METRO

2 24 95

VISION AND MISSION METRO CITY AS CITY OF EDUCATION (STUDY EVALUATION ABOUT DEVELOPMENT PROGRAM OF AN INTEREST FOR READING THROUGH SUBDISTRICT LIBRARY OR SMART HOUSE IN WEST OF METRO SUBDISTRICT) VISI DAN MISI KOTA METRO SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN (STUDI EVAL

0 14 105

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

PERFORMANCE OF PRIMARY SCHOOL SUPERVISORS IN EDUCATION QUALITY ASSURANCE SYSTEM IN THE METRO CITY (CASE STUDY ON THREE PRIMARY SCHOOLS IN THE METRO CITY) KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR DALAM SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI KOTA METRO (STUDI KASUS PAD

0 7 85

STANDARISASI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR MENENGAH ISLAM DI INDONESIA STANDARD OF QUALITY ASSURANCE OF BASIC ISLAMIC SECONDARY IN INDONESIA

0 0 14