Syarat-Syarat Berlakunya Maslahah Mursalah

Hadits ini kemudian dikenal sebagai landasan pokok persepsi At Thufi tentang maslahah mursalah dimana is memberi porsi lebih besarlonggar tentang pembentukan hukum berdasarkan prinsip maslahah. c. Perbuatan Para Sahabat dan Ulama Salaf Guna memberikan contoh maslahah mursalah di muka telah dijelaskan, bahwa para sahabat seperti Abu Bakar As Shidik, Umar bin Khathab dan para imam madzhab telah mensyariatkan aneka ragam hukum berdasarkan prinsip maslahah. Di samping dasar-dasar tersebut di atas, kehujahan maslahah musrsalah juga didukung dalil-dalil aqliyah alasan rasional sebagaimana dikemukakan oleh Abdul Wahab Kholaf dalam kitabnya Ilmu Ushulil Fiqh sebagai Berikut : Kemaslahatan manusia itu selalu actual yang tidak ada habisnya, karenanya, kalau tidak ada syariah hukum yang berdasarkan maslahat manusia berkenaan dangan maslahah baru yang terus berkembang dan pembentukan hukum hanya berdasarkan prinsip maslahah yang mendapat pengakuan syar saja, maka pembentukan hukum akan berhenti dan kemeaslahatan yang dibutuhkan manusia di setiap masa dan tempat akan terabaikan. Supriadi, 2010

2.5.4. Syarat-Syarat Berlakunya Maslahah Mursalah

Zakariya Al Bary dalam kitabnya Mashodirul Ahkam Al Islamiyyah mengemukakan beberapa syarat yang yang harus dipenuhi dalam penerapan maslahah mursalah sebagai sumber hukum, yaitu: 1. Hendaklah maslahah itu bersifat hakiki bukan bersifat dugaan wahmiyah dalam arti, apabila orang-orang yang berkompeten ahlul halli wal aqdi itu yakin, bahwa pembentukan hukum berdasarkan maslahah tersebut, akan mendatangkan maslahat dan menolak madlorot. 2. Kemaslahatan itu hendaklah bersifat universal dan tidak parsial. 3. Kemaslahatan itu harus sesuai dan sejalan dengan tujuan syari 4. Hendaklah kemaslahatan itu bukan maslahah yang mulghoh yang jelas ditolak oleh nash syari. Mengemukakan dasar-dasar dan syarat-syarat penerapan maslahah mursalah, dapatlah diketahui hakekat maslahah musalah. Dengan demikian, bahwa setiap maslahah yang benar-benar esensial hakiki selamanya akan mendapatan pengakuan dari syariat Islam, maka ini berarti pula bahwa maslahah mursalah dengan semua syarat-syarat penerapannya yang telah didukung oleh nash-nash syari dan alasan-alasan lain dapat diterima sebagai sumber hukum. Diterimanya maslahah mursalah sebagai sumber hukum ini, akan memberi gerak yang lebih luwes lagi bagi hukum Islam, terutama dalam menghadapi berbagai peristiwa dan kasus yang begitu komplek yang tidak seluruhnya diatur dalam Al Quran dan As Sunah, sehingga hukum Islam sebagai suatu sistem tata hukum akan mampu menjawab tantangan modernisasi dan perkembangan manusia di sepanjang zaman. Maslahah Mursalah sebagai metode berfikir untuk memformulasikan hukum yang bersifat praktis Fiqh, meskipun secara formal tidak digunakan oleh Ulama Indonesia, namun secara faktual ia mempunyai peranan yang cukup berarti dalam pembinaan dan perkembangan hukum di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dan beberapa ketentuan dalam perundang-undangan dan peraturan pemerintah yang berlaku di negara kita, juga dalam peraturan-peraturan dan keputusan hukum lainnya. Cholil, 2013

2.5.5. Contoh-Contoh Maslahah Mursalah