Asas-AsasPeradilan Agama Sistematika Penulisan

f. Ijin poligami g. Itsbat nikah.

2.1.5. Asas-AsasPeradilan Agama

Asas umum Peradilan Agama adalah asas hukum terutama dalam bidang hukum acara yang secara khusus dimiliki oleh Peradilan Agama. Asas- asas hukum acara di Pengadilan Agama yang terkadnung dalam Undang-Undang No.7 Tahun 1989 jo.UU No.3 Tahun 2006 jo.UU No.50 Tahun 2009 adalah sebagai berikut : a. Asas tidak boleh menolak perkara Asas hukum ini bermakna bahwa Pengadilan Agama tidak boleh menolak untuk memeriksa dan memutus suatu perkara yang diajukan kepadanya dengan dalih bahwa hukum tidak atau kurang jelas, melainkan wajib memeriksa dan memutusnya vide Pasal 56 b. Asas keadilan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa Asas hukum ini bermakna bahwa peradilan dilakukan demi keadilan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Tiap penetapan dan putusan dimulai dengan kalimat bismillahirrahmanirrahim diikuti demi keadilan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa vide Pasal 57 ayat 1 dan ayat 2. c. Asas sederhana, cepat dan biaya ringan Asas hukum ini bermakna bahwa peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan vide Pasal 57 ayat 3. Pengadilan membantu para pencari keadilan dan berusaha sekeras-kerasnya mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan vide Pasal 58 ayat 2. d. Asas tidak membeda-bedakan Asas hukum ini bermakna bahwa pengadilan menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang vide Pasal 58 ayat 1. e. Asas pemeriksaan terbuka untuk umum Asas hukum ini bermakna bahwa sidang pemeriksaan Pengadilan Agama terbuka untuk umum, kecuali apabila undnag-undang menentukan lainatau jika Hakim dengan Pengadilan Agama mempunyai alasan-alasan penting yang dicatat dalam berita acara sidang, memerintahkan bahwa pemeriksaan secara keseluruhan atau sebagian akan dilakukan dengan sidang tertutup vide Pasal 59 ayat 1. f. Asas kerahasiaan permusyawaratan hakim. Asas hukum ini bermakna bahwa rapat permusyawaratan hakim bersifat rahasia vide Pasal 59 ayat 3. g. Asas penetapan dan putusan terbuka untuk umum. Asas hukum ini bermakna bahwa penetapan dan putusan Pengadilan Agama hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum vide Pasal 60. Syaifuddin, 2013:240-241.

2.1.6. Prinsip-Prinsip Peradilan Agama