Dasar-Dasar Berlakunya Maslahah Mursalah.

tujuan syara‟ secara umum, namun tidak terdapat dalil yang secara khusus menerima atau menolaknya. Manfaat itu adalah kenikmatan atas sesuatu yang akan mengantarkan pada kenikmatan. Dengan kata lain tahsil al- ibqa‟. Maksud tahsil adalah penghimpunan kenikmatan secara langsung, sedangkan yang dimaksud ibqa‟ adalah penjagaan terrhadap kenikmatan tersebut dengan cara menjaganya dari kemadharan dan sebab-sebabnya. Cholili, 2013. 2.5.2.3.Maslahah menurut Imam al-Ghazali Imam al-Gazali memberikan penjelasan maslahah mursalah pada dasarnya ialah meraih menfaat dan menolak kemadharatan dalam rangkamemelihara tujuan- tujuan syara‟. Tujuan syara‟ yang dimaksud, lanjut al-Ghazali ada lima bentuk, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Apabila seseorang melakukan suatu perbuatan yang pada intinya untuk memelihara kelima aspek tujuan syara‟ tersebut, maka dinamakan mashlahah. Di samping itu, upaya untuk menolak segala bentuk kemadharatan yang berkaitan dengan kelima aspek tujuan syara‟di atas, juga dinamakan mashlahah. Cholili, 2013.

2.5.3. Dasar-Dasar Berlakunya Maslahah Mursalah.

Ulama yang mengakui maslahah mursalah sebagai hujjah syariyah mengemukakan beberapa dalildasar dan alasan untuk memperkuat pendidriannya, yaitu : a. Dalil Al Quran. Di antara ayat-ayat yang dijadikan dasar berlakunya maslahah mursalah adalah firman Allah SWT, yaitu : Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam Q.S. Al Anbiya : 107 Dan Firman Allah : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Q.S. Yunus : 57. Najmuddin At Thufi mencoba membuktikan bahwa maslahah benar- benar diperhatikan dan dijamin perwujudannya, kemudian ditempuhlah jalan pemikiran yang handal dengan cara menguraikan kandungan ayat tersebut secara harfiyah dan hasilnya merupakan pembuktian yang legalistik dan syariat Islam yang benr-benar memperhatikan dan menjamin perwujudan kemaslahatan umat manusia. b. Dalil Hadits Hadits yang dikemukakan sebagai landasan syari atas kehujahan maslahah mursalah adalah sabda Nabi saw. Tidak boleh berbuat madhorot dan pula saling memadhorotkan H.R. lbnu Majah dan Daruquthni dan lainnya. Hadits ini berkualitas hasan Hadits ini kemudian dikenal sebagai landasan pokok persepsi At Thufi tentang maslahah mursalah dimana is memberi porsi lebih besarlonggar tentang pembentukan hukum berdasarkan prinsip maslahah. c. Perbuatan Para Sahabat dan Ulama Salaf Guna memberikan contoh maslahah mursalah di muka telah dijelaskan, bahwa para sahabat seperti Abu Bakar As Shidik, Umar bin Khathab dan para imam madzhab telah mensyariatkan aneka ragam hukum berdasarkan prinsip maslahah. Di samping dasar-dasar tersebut di atas, kehujahan maslahah musrsalah juga didukung dalil-dalil aqliyah alasan rasional sebagaimana dikemukakan oleh Abdul Wahab Kholaf dalam kitabnya Ilmu Ushulil Fiqh sebagai Berikut : Kemaslahatan manusia itu selalu actual yang tidak ada habisnya, karenanya, kalau tidak ada syariah hukum yang berdasarkan maslahat manusia berkenaan dangan maslahah baru yang terus berkembang dan pembentukan hukum hanya berdasarkan prinsip maslahah yang mendapat pengakuan syar saja, maka pembentukan hukum akan berhenti dan kemeaslahatan yang dibutuhkan manusia di setiap masa dan tempat akan terabaikan. Supriadi, 2010

2.5.4. Syarat-Syarat Berlakunya Maslahah Mursalah