22 Selanjutnya, dalam Pasal 17 UUPM ditentukan:
penanaman modal yang mengusahakan sumber daya alam tidak terbarukan wajib mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi
standar kelayakan lingkungan hidup, yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
D. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
1. Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
dalam Perkembangannya
Corporate Social Responsibility atau Sosial Responsibility of Corporation disingkat CSR adalah istilah lain dari tanggung jawab perusahaan. Istilah ini
umum dikenal di berbagai negara terutama Amerika. Meskipun corporate identik dengan korporasiperusahaan, sesungguhnya pengertian korporasi tidak semata-
mata dimaknai sebagai perusahaan besar, tetapi lebih luas lagi yaitu badan hukum.
35
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan pertama kali dikemukakan Howard R.
Bowen 1953 dengan diterbitkan buku Social Responsibilities of the Businessman, dan Carroll menyebut Bowen sebagai The Father
’s of Corporate Social Responsibility.
36
Periode awal tahun 1970-an mencatat babak penting
35
I Gede AB Wiranata, 2009, Hukum-Bangun Teori dan Telaah dalam Implementasinya, Universitas Lampung: Bandar Lampung, hlm. 327. Istilah CSR atau tanggung jawab sosial
korporat, yang sering dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial perusahaan kepada seluruh stakeholders. Istilah korporat diartikan sebagai tingkat manajemen puncakCEO pada setiap
organisasi laba atau nirlaba; skala kecil, menengah atau besar; skala lokal, nasional, regional, atau global. Oleh karena itu apabila ada istilah tanggung jawab sosial perusahaan dimaksudkan sebagai
tanggung jawab sosial korporat di perusahaan bisnis berorientasi pada laba. Dwi Kartini, 2009, Corporate Social Responsibility-Transformasi Sustainability Management dan Implementasi di
Indonesia, Refika Aditama: Bandung, hlm. 1.
36
Ismail Solihin, op. cit., hlm. 15-19., Dwi Kartini, op. cit., hlm. 5-7.,
http:www.csrindonesia.comdataarticles20070823075915-a.pdf diakses Tanggal 28 Desember 2009, pukul 15:06:13 WIB. Prinsip derma charity principle, prinsip perwalian stewardship
principle merupakan faktor pendorong lahirnya konsep CSR di era 1950-1960an. Ismail Solihin, op. cit., hlm. 17-19.
23 perkembangan konsep tanggung jawab sosial perusahaan, yakni dibentuknya
Committee for Economic Development dengan laporannya 1971 yang berjudul Social Responsibilities of Business Corporations.
37
Archie B. Carroll 1979 menjelaskan model evaluasi kinerja tanggung jawab
sosial perusahaan ke dalam empat kategori, yaitu: 1
tanggung jawab ekonomi economic responsibility, karena lembaga bisnis terdiri atas berisi aktivitas ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa bagi
masyarakat secara menguntungkan. 2
tanggung jawab aturan atau hukum legal responsibility, bisnis dijalankan dengan menaati hukum dan peraturan yang berlaku di mana hukum dan
peraturan tersebut pada hakikatnya dibuat oleh masyarakat melalui lembaga legislatif.
3 tanggung jawab etika ethical responsibility, perusahaan menjalankan bisnis
secara etis, kebijakan dan keputusan perusahaan didasarkan pada keadilan, bebas dan tidak memihak, menghormati hak-hak individu serta memberikan
perlakuan berbeda untuk kasus yang berbeda menyangkut tujuan perusahaan.
4 tanggung jawab diskresioner discretionary responsibility, kebijakan yang
murni sukarela dan didasarkan pada keinginan perusahaan untuk memberi kontribusi sosial yang tidak memiliki kepentingan timbal balik secara
langsung, namun secara tidak langsung membantu membangun atau meningkatkan citra perusahaan.
38
Di penghujung tahun 1980an, The World Commission on Environment and Development The Brundtland Commission mengeluarkan laporan yang
dipublikasikan Oxford University Press berjudul Our Common Future, dengan point penting konsep pembangunan berkelanjutan sustainability development.
39
Pada Earth Summit di Rio de Janeiro 1992 menetapkan pendekatan pembangunan
37
Ibid., hlm. 20-21. Perkembangan CSR pada periode ini dipengaruhi oleh konsep stakeholders management Standford Research Institute 1963, sehingga ikut memperjelas kepada bagian
masyarakat society mana perusahaan memiliki kewajiban. Ibid., hlm. 48 dan Dwi Kartini, op. cit., hlm. 7-8.
38
Archie B. Carroll, 1979, A Three-Dimensional Conceptual Model of Corporate Performance, dan 1991, The Pyramid of Corporate Responsibility: Toward the Moral Management of Corporate
Stakeholders, sebagaimana dikutip oleh Poerwanto, op. cit., hlm. 177-181. Lihat Ismail Solihin op. cit., hlm. 21-22., Reza Rahman,, 2009, Corporate Social Responsibility Antara Teori dan
Kenyataan, Media Presindo: Jakarta, hlm. 37-41., Dwi Kartini, op. cit., hlm. 14-16.
39
Ismail Solihin, op. cit., hlm. 26-27.
24 berkelanjutan sebagai isu global dalam konteks penyelamatan bumi.
40
Pengenalan konsep ini memberikan dampak besar perkembangan konsep tanggung jawab
sosial perusahaan selanjutnya. Beberapa organisasi internasional memberikan rumusan tanggung jawab sosial perusahaan sejalan dengan konsep tersebut.
John Elkington 1997 melalui bukunya Cannibals with Forks, The Triple Bottom
Line of Twentieth Century Business mengembangkan konsep triple bottom line economic prosperity, environmental quality and social justice. Elkington
berpandangan jika perusahaan ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka selain mengejar keuntungan profit, perusahaan juga harus memperhatikan
dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat people dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan planet.
41
2. Pengertian dan Lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan