Latar Belakang Pengaruh Window Level Dan Window Width Pada Lung Window Dan Mediastinum Window Pada Kualitas Citra CT-Scan Thorax

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Computed Tomography Scan CT Scan telah berkembang menjadi sebuah metode pencitraan medis yang sangat diperlukan dalam pemeriksaan Radiodiagnostik sehari-hari. Teknik pencitraan CT berbeda dengan teknik pencitraan radiologi konvensional, dimana CT mampu menampilkan gambar bagian dalam tubuh manusia yang tidak dapat dipengaruhi oleh super posisi dari struktur anatomi yang berbeda, dapat diproyeksikan pada bidang dua dimensi dengan menggunakan teknik rekontruksi algoritma gambar dan diolah dengan bantuan komputer. Menurut Ballinger, 1999 bahwa data yang diterima komputer berupa data analog yang kemudian akan diubah kedalam citra digital dalam serangkaian angka yang diatur dalam baris dan kolom, yang disebut dengan matriks. Setiap satu buah kotak atau 1 sel informasi dinamakan picture element pixel yang mengandung nilai CT number atau Hounsfield unit HU sebagai perwakilan dari volume jaringan yang digambarkan dalam 2 dimensi. Pemberian nilai CT number berdasarkan air dalam tubuh pasien dengan nilai 0 HU. Untuk tulang mempunyai nilai +1000 HU kadang sampai +3000 HU. Sedangkan untuk kondisi udara nilai yang dimiliki -1000 HU. Diantara rentang tersebut merupakan jaringan atau substansi lain dengan nilai berbeda – beda tergantung pada tingkat perlemahannya. CT image dapat digambarkan pada layar monitor sebagai suatu bentuk yang dapat dikenali yaitu gray scale image. Proses ini didapat melalui konversi tiap digital CT number pada matriks yang sebanding dengan energi yang digunakan. Nilai kecerahan dari gambar gray scale, sesuai dengan pixel dan CT number pada data digital yang mewakilinya. Dikarenakan di dalam data CT image adalah merupakan data asli, proses manipulasi gambar dilakukan untuk menampilkan gambar tambahan, yang disebut dengan windowing atau gray level mapping merupakan suatu metode dengan tujuan untuk dapat menampilkan gambar sesuai dengan apa yang mau ditampilkan, dengan mengubah kontras dari gambar melalui window width dan window level Ballinger, 1999. Window width adalah suatu rentang nilai CT number yang digunakan untuk memberikan citra keabu-abuan pada monitor sedangkan Window Level merupakan titik tengah dari rentang keabuan yang ditampilkan pada monitor. Window level digunakan untuk mengatur pusat dari CT number rentang gray scale pada layar monitor. Menurut Merrill,1999 bahwa window level digunakan untuk menampilkan lebih jelas jaringanorgan yang dimaksud, sedangkan window width digunakan untuk memperjelas gambar tiap organ pada gambar kontras gambar. Pemeriksaan secara radiografi thorax merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan menggunakan CT Scan. Dalam CT Scan thorax, gambar yang dihasilkan biasa dibuat dalam tiga jenis metode window, yaitu mediastinum window, lung window dan bone window. Medistinum window diutamakan untuk melihat jaringan soft tissue yang berada daerah thorax, seperti jantung, pembuluh darah, dan jaringan soft tissue lainnya. Lung window digunakan untuk memperlihatkan lebih jelas organ paru – paru. Sementara bone window digunakan untuk memperlihatkan lebih jelas struktur jaringan tulang yang berada pada daerah thorax. Penggunaan metode windowing ini dilakukan karena pada organ thorax terdapat organ – organ yang mempunyai kerapatan jaringan yang bebeda – beda, sehingga menghasilkan nilai CT number yang berlainan. Sebagai contoh organ jantung yang merupakan jaringan soft tissue yang mempunyai nilai CT number positif, dan organ paru – paru yang mempunyai nilai CT number yang negatif. Menurut Ballinger, 1999 Window width berpengaruh terhadap kontras gambar, semakin tinggi window width yang digunakan maka gambar akan terlihat semakin kurang kontras. Sementara window level akan berpengaruh terhadap tingkat brightness kecerahan pada gambar, semakin tinggi nilai window level yang digunakan maka semakin cerah gambar. Dengan pemilihan window level yang tepat, maka gambar CT Scan yang dihasilkan dapat memberikan informasi diagnostik yang lebih akurat pada tiap organ yang ada diparu atau Thorax yang merupakan suatu bagian dari tubuh manusia yang berfungsi dalam sistim pernafasan yang tersusun atas tulang keras dan tulang rawan, yang berfungsi untuk melindungi organ – organ yang berada dalam rongga thorax yang berfungsi dalam sistim pernafasan, seperti paru - paru, jantung, treachea, bronchus dan organ – organ lainnya. Setiap organ dalam thorax, baik itu tulang, muculus, dan jaringan lunak memiliki kerapatan jaringan yang berbeda – beda. Sehingga dalam citra CT Scan thorax ditunjukkan dalam rentang warna hitam dan putih, tergantung pada daya serap dan daya atenuasi dari tiap organ thorax. Beberapa penelitiaan sebelumnya tentang windowing pada CT Thorax yaitu menurut Paul Batler dkk, 2007, bahwa untuk bone window, window width yang digunakan adalah 1500 dan window level 500 dan penelitian yang lain menyatakan bahwa untuk lung window dengan hasil lung window yang optimal pada nilai window level -450, pada citra anatomis dari CT Scan thorax. Dalam penelitian ini akan dikaji tentang pengaruh Window Level dan window Width Pada Lung Window dan Mediastinum Window terhadap kualitas citra CT-Scan Thorax.

1.2. Rumusan Masalah